mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Secara umum metode di artikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus metode
pembelajaran dapat di artikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan
berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar
terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajaran. Prinsip dasar pendidikan yang dimaksud
di antaranya prinsip psikologis pendidikan dan prinsip pedagogis.
Metode Tutorial.
Sejatinya metode tutorial adalah metode pembelajaran dengan mana guru memberikan
bimbingan belajar kepada siswa secara individual. Oleh sebab itu metode ini sangat cocok
diterapkan dalam model pembelajaran mandiri seperti pada pembelajaran jarak jauh dengan
mana siswa terlebih dahulu diberi modul untuk dipelajari.
1. Sulit dilaksanakan pembelajaran klasikal karena guru harus melayani siswa dalam
jumlah yang banyak.
2. Jika tetap dilaksanakan, diperlukan teknik mengajar dalam tim atau “team teaching”
dengan pembagian tugas di antara anggota tim.
3. Apabila tutorial ini dilaksanakan, untuk melayani siswa dalam jumlah yang banyak,
diperlukan kesabaran dan keluasan pemahamann guru tentang materi.
Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara
perorangan atau kelompok kecil siswa.
Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar,
metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja
kelompok.
1. Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan
oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya
2. Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
- Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama
digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang
teori dan prinsip.
- Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas pokok
bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.
- Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru
berkeliling diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing
mereka untuk memecahkan problemanya.
- Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana
mencari informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri.
Perhatian guru dapat diberikan lebih intensif kepada siswa yang sedang
mengoperasikan alat-alat yang belum biasa digunakan.
multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended
problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan
utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana
sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara
dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang mungkin
pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan
yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada
terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam
menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang
benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses
2003; 124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik
siswa melalui problem posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola
pikir matematik siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
setiap siswa.
meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan
matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-
kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang
membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa
mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban.
Menurut Suherman dkk (2003:124) mengemukakan bahwa dalam kegiatan matematik dan
Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus
mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai
kehendak mereka.
Kegiatan matematik adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari
sebaliknya.
c. Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan
berpikir matematika sesuai dengan kemampuan individu. Meskipun pada umumnya guru
matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan matematika yang
semacam ini dapat dikatakan terbuka terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka terhadap
ide-ide matematika.
Pada dasarnya, pendekatan Open-Ended bertujuan untuk mengangkat kegiatan kreatif
siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan
adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan
kemampuan, sikap, dan minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi
matematika siswa.
masalah Open-Ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan tingkat kemampuan yang
beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalam
jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam
Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat
membuat suatu konjektur.
Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan
matematika.
Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa
mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat dari contoh itu untuk
menemukan sifat-sifat yang umum.
Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasai dari
pekerjaannya.
dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran sebelum masalah itu
Masalah Open-Ended harus medorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang.
Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai untuk
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punya. Jika guru memprediksi bahwa
masalah itu di luar jangkauan kemampuan siswa, maka masalah itu harus diubah/diganti
yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan rencana
masalah dengan berbagai cara sudut pandang. Oleh karena itu, guru harus menyiapkan
atau menuliskan daftar antisipasi respons siswa terhadap masalah. Kemampuan siswa
terbatas dalam mengekpresikan ide atau pikirannya, mungkin siswa tidak akan mampu
menjelaskan aktivitasnya dalam memecahkan masalah itu. Tetapi mungkin juga siswa
mampu menjelaskan ide-ide matematika dengan cara yang berbeda. Dengan demikian,
antisipasi guru membuat atau menuliskan kemungkinan repsons yang dikemukakan siswa
menjadi penting dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan masalah
2) Tujuan dari masalah itu diberikan kepada siswa harus jelas.
Guru memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana
pembelajaran. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik yang tertentu, seperti dalam
pengenalan konsep baru kepada siswa, atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajara
Konteks permasalahan yang diberikan atau disajikan harus dapat dikenal baik oleh siswa,
dan harus membangkitkan keingintahuan serta semangat intelektual siswa. Oleh karena
kesulitan, bila eksplanasi masalah terlalu singkat. Hal itu dapat timbul karena guru
bermaksud memberikan terobosan yang cukup kepada siswa untuk memilih cara dan
pendekatan pemecahan masalah. Atau dapat pula diakibatkan siswa memiliki sedikit atau
5) Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengekplorasi masalah.
yang telah dipelajari siswa. Karena itu, guru harus memberi waktu yang cukup kepada
siswa untuk mengekplorasi masalah. Berdiskusi secara aktif antar sesama siswa dan
antara siswa dengan guru merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran
Pendekatan Open-Ended ini menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki beberapa
a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
b. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan matematik secara komprehensif.
c. Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara
mereka sendiri.
e. Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.
Disamping keunggulan, menurut Suherman, dkk (2003;133) terdapat pula kelemahan
a. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah
pekerjaan mudah.
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga
banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
c. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
d. Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
10
A
1
10
Masalah I
Perhatikan bentuk-bentuk bangun datar yang terdapat dalam kotak di atas, pilih salah
satu atau lebih bangun datar yang memiliki karakteristik yang sama dengan bangun datar A
serta tuliskan karakteristik tersebut. Selanjutnya pilih salah satu atau lebih bangun datar yang
terdapat dalam kotak yang memiliki karakteristik sama dengan bangun datar B dan tuliskan
karakteristiknya.
Konteks pedagogi
mengenai macam-macam bangun datar dan berbagai bentuk garis, misalnya memilih bentuk
bangun datar yang mana yang mempunyai garis yang lurus dan mana bentuk bangun datar
yang memiliki garis yang merupakan lungkungan atau seperti kurva. Soal terbuka seperti ini
disajikan dengan maksud guru dapat mengemukakan permasalahan dalam format sederhana
bentuk bangun datar. Topik ini diberikan secara individual dalam keseluruhan proses
tahap formasi konsep, namum pemahaman bagian-bagian seperti ini tidak akan menjamin
pemahaman konsep secara menyeluruh. Pemahaman yang terintegrasi dari suatu konsep
hanya akan dicapai jika siswa memiliki perspektif yang diperolehnya dari hubungan
Respon
Tabel 2.1: Contoh respon siswa yang diharapkan untuk bangun datar A
Tabel 2.2. : Contoh respon siswa yang diharapkan untuk bangun datar B
Sudut pandang Respon siswa
Memiliki garis lengkung 1, 2, 3, 6, 9, 10.
Memiliki 1 garis lengkung 9, 10.
Memiliki 2 garis lengkung 1,
Memiliki 3 garis lengkung 3, 6,
Memiliki 4 garis lengkung 2,
Semuanya garis lengkung -
Masalah II
Dalam suatu keadaan guru membuat soal yang dibagi menjadi dua masalah.
KELOMPOK A
x -3 -2 -1 0 1 2 3
y 1 0 -1 -2 -3 -4 -5
KELOMPOK B
kelompok B yang tabelnya seperti pada lembar pertanyaan kalian!”, sedangkan pertanyaan
grafik pada kelompok A”. Dan pertanyaan yang sama untuk kedua kelompok, “Dari jawaban
tersebut, jelaskan pendapat kalian dan carilah sebanyak mungkin karakteristik sama yang
lain!.”
Konteks pedagogi
Permasalahan ini mencakup topik fungsi linear. Tujuan pembelajarannya adalah membantu
siswa mengintegrasikan apa yang telah ia pelajari mengenai fungsi linear. Soal terbuka
seperti ini disajikan dengan maksud guru dapat mengemukakan permasalahan dalam format
bentuk tabel, grafik, atau bentuk lain. Topik ini diberikan secara individual dalam
diperlukan pada tahap formasi konsep, namum pemahaman bagian-bagian seperti ini tidak
akan menjamin pemahaman konsep secara menyeluruh. Pemahaman yang terintegrasi dari
suatu konsep hanya akan dicapai jika siswa memiliki perspektif yang diperolehnya dari
Tabel 2. 4: Contoh respon siswa yang diharapkan pada soal kelompok A
Tabel 2.5. Contoh respon siswa yang diharapkan pada soal kelompok B