Anda di halaman 1dari 16

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pengertian Metode Pembelajaran.

Secara umum metode di artikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus metode
pembelajaran dapat di artikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan
berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar
terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajaran. Prinsip dasar pendidikan yang dimaksud
di antaranya prinsip psikologis pendidikan dan prinsip pedagogis.

Metode Tutorial.

Sejatinya metode tutorial adalah metode pembelajaran dengan mana guru memberikan
bimbingan belajar kepada siswa secara individual. Oleh sebab itu metode ini sangat cocok
diterapkan dalam model pembelajaran mandiri seperti pada pembelajaran jarak jauh dengan
mana siswa terlebih dahulu diberi modul untuk dipelajari.

Keunggulam Metode Tutorial.

1. Siswa memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual sehingga permasalahan


spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik pula.
2. Seorang siswa dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan lemampuannya
tanpa harus dipengaruhi oleh kecepatan bel;ajar siswa yang lain atau lebih dikenal
dengan istilah “Slef Paced Learning”.

Kelemahan Metode Tutorial.

1. Sulit dilaksanakan pembelajaran klasikal karena guru harus melayani siswa dalam
jumlah yang banyak.
2. Jika tetap dilaksanakan, diperlukan teknik mengajar dalam tim atau “team teaching”
dengan pembagian tugas di antara anggota tim.
3. Apabila tutorial ini dilaksanakan, untuk melayani siswa dalam jumlah yang banyak,
diperlukan kesabaran dan keluasan pemahamann guru tentang materi.

Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara
perorangan atau kelompok kecil siswa.
Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar,
metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja
kelompok.
1. Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan
oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya
2. Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
- Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama
digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang
teori dan prinsip.
- Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas pokok
bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.
- Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru
berkeliling diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing
mereka untuk memecahkan problemanya.
- Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana
mencari informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri.
Perhatian guru dapat diberikan lebih intensif kepada siswa yang sedang
mengoperasikan alat-alat yang belum biasa digunakan.

Pengertian Pendekatan Open-Ended

Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki

multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended

problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan

utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana

sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode

dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.

Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara

dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang mungkin

untuk masalah tersebut. Contoh penerapan masalah Open-Ended dalam kegiatan

pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan

yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada

jawaban (hasil) akhir.

Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended diawali dengan memberikan masalah

terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam

menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang

benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses

menemukan sesuatu yang baru.

Tujuan dari pembelajaran Open-Ended problem menurut Nohda (Suherman, dkk,

2003; 124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik
siswa melalui problem posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola

pikir matematik siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan

setiap siswa.

Pendekatan Open-Ended menjanjikan kepada suatu kesempatan kepada siswa untuk

meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan

mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada lain adalah agar kemampuan berpikir

matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-

kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang

menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan Open-Ended, yaitu pembelajaran yang

membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa

untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.

Dalam pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended, siswa diharapkan bukan hanya

mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban.

Menurut Suherman dkk (2003:124) mengemukakan bahwa dalam kegiatan matematik dan

kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:

a.   Kegiatan siswa harus terbuka

Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus

mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai

kehendak mereka.

b.   Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir

Kegiatan matematik adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari

pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau

sebaliknya.
c.   Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan

Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat mengangkat pemahaman dalam

berpikir matematika sesuai dengan kemampuan individu. Meskipun pada umumnya guru

akan mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan

pertimbangan masing-masing. Guru bisa membelajarkan siswa melalui kegiatan-kegiatan

matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan matematika yang

mendasar untuk melayani siswa yang kemampuannya rendah. Pendekatan uniteral

semacam ini dapat dikatakan terbuka terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka terhadap

ide-ide matematika.

            Pada dasarnya, pendekatan Open-Ended bertujuan untuk mengangkat kegiatan kreatif

siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan

adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan

kemampuan, sikap, dan minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi

matematika siswa.

b.   Mengkonstruksi Masalah Open-Ended

Menurut Suherman, dkk (2003 : 129-130) mengkonstruksi dan mengembangkan

masalah Open-Ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan tingkat kemampuan yang

beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalam

jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam

mengkonstruksi masalah, antara lain sebagai berikut:

   Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di mana konsep-konsep


matematika dapat diamati dan dikaji siswa.

       Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
       Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat
membuat suatu konjektur.

       Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan
matematika.

       Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa
mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat dari contoh itu untuk
menemukan sifat-sifat yang umum.

       Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasai dari
pekerjaannya.

c.       Menyusun Rencana Pendekatan Open-Ended

Apabila guru telah mengkonstruksikan atau menformulasi masalah Open-Ended

dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran sebelum masalah itu

ditampilkan di kelas adalah:

1)      Apakah masalah itu kaya dengan konsep-konsep matematika dan berharga?

Masalah Open-Ended harus medorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang.

Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai untuk

siswa berkemampuan tinggi maupun rendah dengan menggunakan berbagai strategi

sesuai dengan kemampuannya.

2)      Apakah tingkat matematika dari masalah itu cocok untuk siswa?

Pada saat siswa menyelesaikan masalah Open-Ended, mereka harus menggunakan

pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punya. Jika guru memprediksi bahwa

masalah itu di luar jangkauan kemampuan siswa, maka masalah itu harus diubah/diganti

dengan masalah yang berasal dalam wilayah pemikiran siswa.

3)      Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut?

Masalah harus memiliki keterkaitan atau hubungan dengan konsep-konsep matematika

yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan rencana

pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut:

1)      Tuliskan respon siswa yang diharapkan.

Pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended, siswa diharapkan merespons

masalah dengan berbagai cara sudut pandang. Oleh karena itu, guru harus menyiapkan

atau menuliskan daftar antisipasi respons siswa terhadap masalah. Kemampuan siswa

terbatas dalam mengekpresikan ide atau pikirannya, mungkin siswa tidak akan mampu

menjelaskan aktivitasnya dalam memecahkan masalah itu. Tetapi mungkin juga siswa

mampu menjelaskan ide-ide matematika dengan cara yang berbeda. Dengan demikian,

antisipasi guru membuat atau menuliskan kemungkinan repsons yang dikemukakan siswa

menjadi penting dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan masalah

sesuai dengan cara kemampuannya.

2)      Tujuan dari masalah itu diberikan kepada siswa harus jelas.

Guru memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana

pembelajaran. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik yang tertentu, seperti dalam

pengenalan konsep baru kepada siswa, atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajara

siswa. Berdasarkan pengalaman, masalah Open-Ended efektif untuk pengenalan konsep

baru atau rangkuman kegiatan belajar.

3)      Sajikan masalah semenarik mungkin bagi siswa

Konteks permasalahan yang diberikan atau disajikan harus dapat dikenal baik oleh siswa,

dan harus membangkitkan keingintahuan serta semangat intelektual siswa. Oleh karena

masalah Open-Ended memerlukan waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan strategi

pemecahannya, maka masalah itu harus mampu menarik perhatian siswa.


4)      Lengkapi prinsip formulasi masalah, sehingga siswa mudah memahami maksud masalah
itu

Masalah harus diekspresikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya

dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami

kesulitan, bila eksplanasi masalah terlalu singkat. Hal itu dapat timbul karena guru

bermaksud memberikan terobosan yang cukup kepada siswa untuk memilih cara dan

pendekatan pemecahan masalah. Atau dapat pula diakibatkan siswa memiliki sedikit atau

bahkan tidak memiliki pengalaman belajar karea terbiasa megikuti petunjuk-petunjuk

dari buku teks.

5)      Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengekplorasi masalah.

Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan masalah,

memecahkannya, mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian,, dan merangkum dari apa

yang telah dipelajari siswa. Karena itu, guru harus memberi waktu yang cukup kepada

siswa untuk mengekplorasi masalah. Berdiskusi secara aktif antar sesama siswa dan

antara siswa dengan guru merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran

dengan pendekatan Open-Ended.

d.      Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open-Ended

Keunggulan Pendekatan Open-Ended

            Pendekatan Open-Ended ini menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki beberapa

keunggulan antara lain:

a.    Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.

b.    Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan matematik secara komprehensif.
c.    Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara
mereka sendiri.

d.   Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.

e.    Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.

Kelemahan Pendekatan Open-Ended

            Disamping keunggulan, menurut Suherman, dkk (2003;133) terdapat pula kelemahan

dari pendekatan Open-Ended, diantaranya:

a.    Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah
pekerjaan mudah.

b.    Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga
banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.

c.    Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.

d.   Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.

e.    Contoh-contoh Masalah Pendekatan Open-Ended

10

A
1

10

Masalah I

                                                                                                       

 
 

Gambar 2.2. Berbagai Macam Bentuk Bangun Datar

Perhatikan bentuk-bentuk bangun datar yang terdapat dalam kotak di atas, pilih salah

satu atau lebih bangun datar yang memiliki karakteristik yang sama dengan bangun datar A

serta tuliskan karakteristik tersebut. Selanjutnya pilih salah satu atau lebih bangun datar yang

terdapat dalam kotak yang memiliki karakteristik sama dengan bangun datar B dan tuliskan

karakteristiknya.

Konteks pedagogi

Permasalahan ini berkaitan langsung dengan topik bangun datar. Tujuan

pembelajarannya adalah membantu siswa mengintegrasikan apa yang telah ia pelajari

mengenai macam-macam bangun datar dan berbagai bentuk garis, misalnya memilih bentuk

bangun datar yang mana yang mempunyai garis yang lurus dan mana bentuk bangun datar

yang memiliki garis yang merupakan lungkungan atau seperti kurva. Soal terbuka seperti ini

disajikan dengan maksud guru dapat mengemukakan permasalahan dalam format sederhana

sehingga dapat direspon siswa dengan cepat.

Dalam pembelajaran biasa, seringkali siswa disuruh menggambarkan berbagai macam

bentuk bangun datar. Topik ini diberikan secara individual dalam keseluruhan proses

pembelajaran. Meskipun pendekatan langkah-demi-langkah ini mungkin diperlukan pada

tahap formasi konsep, namum pemahaman bagian-bagian seperti ini tidak akan menjamin

pemahaman konsep secara menyeluruh. Pemahaman yang terintegrasi dari suatu konsep
hanya akan dicapai jika siswa memiliki perspektif yang diperolehnya dari hubungan

keterkaitan antar komponen-komponen yang berelasi.

Respon

Tabel 2.1:   Contoh respon siswa yang diharapkan untuk bangun datar A

Sudut pandang Respon siswa


Memiliki garis lurus 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.
Memiliki 1 garis lurus -
Memiliki 2 garis lurus 1, 3, 6.
Memiliki 3 garis lurus 9, 10.
Memiliki 4 garis lurus 2
Semuanya garis lurus 4, 5, 8, 7

Tabel 2.2. : Contoh respon siswa yang diharapkan untuk bangun datar B
Sudut pandang Respon siswa
Memiliki garis lengkung 1, 2, 3, 6, 9, 10.
Memiliki 1 garis lengkung 9, 10.
Memiliki 2 garis lengkung 1,
Memiliki 3 garis lengkung 3, 6,
Memiliki 4 garis lengkung 2,
Semuanya garis lengkung -

Masalah II
Dalam suatu keadaan guru membuat soal yang dibagi menjadi dua masalah.

Kelompok A membahas masalah grafik dan tabel, sedangkan kelompok B membahas

masalah bentuk aljabar yang menyatakan fungsi.

KELOMPOK A

Tabel 2.3: Tabel Fungsi

x -3 -2 -1 0 1 2 3
y 1 0 -1 -2 -3 -4 -5
 

(1)                                            (2)


 

Gambar 2. 3: Grafik Fungsi

KELOMPOK B

(a) y = 2/3 x         (b) y = x               (c) y = 2x + 1             (d) y = x2

(e) y = 1/x            (f) y = x + 2          (g) y = ½ x – 1

Pertanyaan untuk kelompok A, “Manakah fungsi-fungsi bentuk aljabar pada

kelompok B yang tabelnya seperti pada lembar pertanyaan kalian!”, sedangkan pertanyaan

untuk kelompok B, “Manakah diantara fungsi-fungsi aljabar yang grafiknya merupakan

grafik pada kelompok A”. Dan pertanyaan yang sama untuk kedua kelompok, “Dari jawaban

tersebut, jelaskan pendapat kalian dan carilah sebanyak mungkin karakteristik sama yang

lain!.”

Konteks pedagogi

Permasalahan ini mencakup topik fungsi linear. Tujuan pembelajarannya adalah membantu

siswa mengintegrasikan apa yang telah ia pelajari mengenai fungsi linear. Soal terbuka

seperti ini disajikan dengan maksud guru dapat mengemukakan permasalahan dalam format

sederhana sehingga dapat direspon siswa dengan cepat.


Dalam pembelajaran biasa, seringkali siswa disuruh menggambarkan fungsi dalam

bentuk tabel, grafik, atau bentuk lain. Topik ini diberikan secara individual dalam

keseluruhan proses pembelajaran. Meskipun pendekatan langkah-demi-langkah ini mungkin

diperlukan pada tahap formasi konsep, namum pemahaman bagian-bagian seperti ini tidak

akan menjamin pemahaman konsep secara menyeluruh. Pemahaman yang terintegrasi dari

suatu konsep hanya akan dicapai jika siswa memiliki perspektif yang diperolehnya dari

hubungan keterkaitan antar komponen-komponen yang berelasi.

Tabel 2. 4:  Contoh respon siswa yang diharapkan pada soal kelompok A

Sudut pandang Respon siswa


Perubahan rasio (1) Bila x naik maka y pun naik
  (2) Kemiringannya sama
  (3) Tingkat perubahannya tetap
  (4) Gradiennya positif
  (5) Grafik naik ke kanan atas
  (6) Terdapat perbandingan tetap antara y dan x
Pernyataan (7) Fungsi tersebut berbentuk y = ax
  (8) Y merupakan fungsi linear terhadap x
Grafik (9) Grafik berupa garis lurus
  (10) Grafik melalui titik asal
  (11) Grafik simetri terhadap titik pusat
  (12) Grafik melalui kuadran pertama dan ketiga
  (13) Grafik melalui titik (2,4)
Range (14) Rangenya tak hingga

Tabel 2.5.   Contoh respon siswa yang diharapkan pada soal kelompok B

Sudut pandang Respon siswa


Perubahan rasio (1) Bila x naik maka y pun naik
  (2) Kemiringannya sama
  (3) Tingkat perubahannya tetap
  (4) Gradiennya negatif
  (5) Grafik turun ke kanan bawah
Pernyataan (6) Fungsi tersebut berbentuk y = ax + b
  (7) Y adalah jumlah dari perbandingan tertentu
terhadap x dengan konstanta
  (8) Y merupakan fungsi linear terhadap x
Grafik (9) Grafik berupa garis lurus
  (10) Grafik melalui titik asal
  (11) Grafik sumbu y pada titik yang sama
  (12) Perpotongan dengan sumbu y negatif
  (13) Grafik melalui titik (-2,1)
Range (14) Rangenya tak hingga

Contoh Judul Skripsi Matematika yang Sudah di Setujui


 MENINGKATKAN PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI KHUSUS
LIMIT PADA SISWA KELAS XI SMA
 PENGARUH PEMBERIAN TES DIAKHIRI PEMBELAJARAN PADA
MATERI POKOK PERBANDINGAN TRIGONOMETRI TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X SMAN
 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND
EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN MATERI POKOK
HIMUPUNAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI [tulis nama sekolahnya
disini]
 STUDI ANTARA TINGKAT PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-
SOAL PERHITUNGAN ZAKAT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI [tulis
nama sekolahnya disini]
 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOW BALL THROWING
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MTS NEGERI [tulis nama sekolahnya disini]
 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI
MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SYSTEM PERSAMAAN LINIER
MELALUI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
PADA SISWA KELAS VII SMP [tulis nama sekolahnya disini]
 PENERAPAN METODE GNT (GUIDE NOTE TAKING) DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SEGITIGA KELAS VIII SMP
[tulis nama sekolahnya disini]
 EFEKTIVITAS KOMPARASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL
PEMBELAJARAN STAD DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA
POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT PADA SISWA KELAS
VII MTS [tulis nama sekolahnya disini]
 KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA DISTRIBUSI CURAH HUJAN DI
DAERAH MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN)
DENGAN METODE BACKPROPAGATION
 KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN
PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA
KELAS XI SMA NEGERI [tulis nama sekolahnya disini]
 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VII MA [tulis nama sekolahnya disini]
 KARAKTERISTIK BUTIR SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL (UN) KOTA
[tulis nama kotanya disini] TAHUN 2011 DENGAN MENGGUNAKAN
ANALISIS ITEMAN
 STUDI TENTANG PEMANFAATAN WAKTU LUANG MAHASISWA DI
KAMPUS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA
MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA TAHUN 2010/2011
 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A
MACH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN
PENALARAN MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN
HIMPUNAN KELAS VII MTS NEGERI [tulis nama sekolahnya disini]

Anda mungkin juga menyukai