Anda di halaman 1dari 1

dAFTAR PERATURAN BATUBARA DI INDONESIA, 2010

Juli, 2010

Kebutuhan energi nasional semakin meningkat seiiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya
aktifitas ekonomi. Saat ini kontribusi batubara pada energi mix sebesar 15% dan ditargetkan akan menjadi 33% pada tahun
2025. Hal ini mengingat sumber daya batubara Indonesia cukup melimpah yang diperkirakan mencapai 93,4 miliar ton.

Memasuki babak baru dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara (Minerba). UU ini menggantikan UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan Umum. Berdasarkan UU
Minerba No. 4/2009, maka kebijakan pengelolaan batubara diarahkan untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi,
meningkatkan nilai tambah dan kompetisi industri batubara, menerapkan pengelolaan pertambangan batubara yang baik dan
benar (best mining practice), serta pengelolaan industri batubara berkelanjutan yang peduli lingkungan hidup.

Sistem PKP2B yang berlaku selama ini sudah tidak tersedia bagi investor baru. Namun, dalam UU yang baru itu
juga menyatakan bahwa PKP2B yang ada akan tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya kontrak. Dalam hal ini,
bagi pemegang PKP2B yang telah memulai kegiatannya satu tahun sejak diberlakukannya UU No. 4/2009, wajib
menyerahkan rencana kegiatan pertambangan untuk keseluruhan area kontrak. Jika rencana ini tidak dilakukan, maka area
kontrak dapat dikurangi menjadi hanya seluas area yang diperbolehkan untuk Izin Usaha Pertambangan (TUP) berdasarkan
UU No. 4/2009.

Terkait hal itu, pada Februari 2010 pemerintah melalui KESDM telah menerbitkan dua Peraturan Pemerintah
(PP) yaitu PP No. 22/2010 dan 23/2010. PP No. 22 yang mengatur pembentukan area pertambangan dengan menggunakan
ijin usaha pertambangan (TUP) yang baru. Sedangkan PP No. 23 menetapkan prosedur untuk memperoleh IUP. Sementara
itu, mengikuti terbitnya UU No.4/2009, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menerbitkan
Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya
kepada pelanggan domestik (Domestic Market Obligation/DMO). Untuk itu, pada tahun 2010, pemerintah telah menetapkan
DMO batubara sebesar 75 juta ton atau sedikit lebih kecil dibanding usulan semula yang sebesar 78 juta ton. Selain DMO,
juga telah ditetapkan kuota ekspor batubara sebesar 150 juta ton.

Terbitnya Permen No. 34/2009, erat kaitannya dengan meningkatnya kebutuhan batubara untuk program
percepatan pembangunan PLTU 10 ribu MW tahap I (2006- 2011) yang seluruhnya membutuhkan bahan bakar batubara.
Sedangkan untuk PLTU 10 ribu MW tahap II (2011-2014) membutuhkan bahan bakar batubara sebesar 30%, sementara
selebihnya akan memanfaatkan energi lain terutama potensi panas bumi. Berdasarkan hal itu, selama tahun 2010-2018, total
kebutuhan barubara untuk pembangkit listrik diproyeksikan meningkat dan 52,4 juta ton pada tahun 2010 menjadi 107,1 juta
ton pada tahun 2018.

Daftar Peraturan Batubara di Indonesia, 2010 setebal lebih kurang 400 halaman ini kami tawarkan Rp 4.000.000
(empat juta rupiah) per-copy untuk versi Bahasa Indonesia. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut silahkan
menghubungi PT Media Data Riset melalui Telepon (021) 809-

6071, 809-3140, Fax (021) 809-6071,

Anda mungkin juga menyukai