Ê Ê
Ê
Cairan amnion mempunyai peranan penting dalam menunjang proses
kehamilan dan persalinan. Di sepanjang kehamilan normal . Kompartemen
dari cairan amnion menyediakan ruang bagi janin untuk tumbuh bergerak dan
berkembang. Tanpa cairan amnion rahim akan mengerut dan menekan janin,
pada kasus ± kasus dimana tejadi kebocoran cairan amnion pada awal
trimester pertama janin dapat mengalami kelainan struktur termasuk distrorsi
muka , reduksi tungkai dan cacat dinding perut akibat kompresi
rahim.Menjelang pertengahan kehamilan cairan amnion menjadi semakin
penting untuk perkembangan dan pertumbuhan janin , antara lain
perkembangan paru-parunya , bila tidak ada cairan amnion yang memadai
selama pertengahan kehamilan janin akan sering disertai hipoplasia paru dan
berlanjut pada kematian. Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif
pada janin .
c
c
c
amnion pada awal kehamilan, janin akan mengalami berbagai kelainan seperti
gangguan perkembangan anggota gerak, cacat dinding perut, dan sindroma
Potter , suatu sindrom dengan gambaran wajah berupa kedua mata terpisah
jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang
rendah dan dagu yang tertarik ke belakang. Pada pertengahan usia kehamilan,
cairan amnion menjadi sangat penting bagi perkembangan paru janin. Tidak
cukupnya cairan amnion pada pertengahan usia kehamilan akan menyebabkan
terjadinya hipoplasia paru yang dapat menyebabkan kematian.
Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin, cairan
ini mengandung agen-agen anti bakteria dan bekerja menghambat
pertumbuhan bakteri yang memiliki potensi patogen. .Selama proses
persalinan dan kelahiran cairan amnion terus bertindak sebagai medium
protektif pada janin untuk memantau dilatasi servik. Selain itu cairan amnion
juga berperan sebagai sarana komunikasi antara janin dan ibu. Kematangan
dan kesiapan janin untuk lahir dapat diketahui dari hormon urin janin yang
diekskresikan ke dalam cairan amnion.
c
c
c
c
c
c
Ê Ê
Ê
! "
Ê& "
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai G .
Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).
sal cairan amnion : diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion
/ plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang
diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion
c
c
c
c
c
c
!)
*+ ,- * .
/-*
, ,- )
)**--*),
*+,-*.
Cairan amnion pada keadaan normal berwarna putih agak keruh karena
adanya campuran partikel solid yang terkandung di dalamnya yang berasal dari
lanugo, sel epitel, dan material sebasea. Volume cairan amnion pada keadaan
aterm adalah sekitar ÿ ml, atau antara 4 ml -5 ml dalam keadaan normal.
Pada kehamilan minggu rata-rata volume adalah 3 ml, dan kehamilan 2
minggu 3 ml, 3 minggu 6 ml. Pada kehamilan 3 minggu, cairan amnion
lebih mendominasi dibandingkan dengan janin sendiri.
Cairan amnion diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki
peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan amnion
sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion.
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
*#*
Sumber utama cairan amnion adalah urin janin. Ginjal janin mulai memproduksi
urin sebelum akhir trimester pertama, dan terus berproduksi sampai kehamilan
aterm. Wladimirof dan Campbell mengukur volume produksi urin janin secara 3
dimensi setiap 5 menit sekali, dan melaporkan bahwa produksi urin janin adalah
sekitar 23 ml / hari sampai usia kehamilan 36 minggu, yang akan meningkat
sampai 655 ml/hari pada kehamilan aterm.
Rabinowitz dan kawan-kawan, dengan menggunakan teknik yang sama
dengan yang dilakukan Wladimirof dan Campbell, namun dengan cara setiap 2
sampai 5 menit, dan menemukan volume produksi urin janin sebesar 224
ml/hari. Pada tabel menunjukkan rata-rata volume produksi urin per hari yang
didapatkan dari beberapa penelitian. Jadi, produksi urin janin rata-rata adalah
sekitar -2 ml/ hari pada kehamilan aterm.
(((5(6(7
&*
Cairan paru janin memiliki peran yang penting dalam pembentukan cairan
amnion. Pada penelitian dengan menggunakan domba, didapatkan bahwa paru-
paru janin memproduksi cairan sampai sekitar 4 ml/hari, dimana 5 % dari
produksi tersebut ditelan kembali dan 5 % lagi dikeluarkan melalui mulut.
Meskipun pengukuran secara langsung ke manusia tidak pernah dilakukan, namun
data ini memiliki nilai yang representratif bagi manusia. Pada kehamilan normal,
janin bernafas dengan gerakan inspirasi dan ekspirasi, atau gerakan masuk dan
keluar melalui trakea, paru-paru dan mulut. Jadi jelas bahwa paru-paru janin juga
berperan dalam pembentukan cairan amnion.
!
Pada manusia, janin menelan pada awal usia kehamilan. Pada janin domba,
proses menelan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia kehamilan.
Sherman dan teman-teman melaporkan bahwa janin domba menelan secara
bertahap dengan volume sekitar -3 ml/kg/hari.
c
c
c
8 )+,*
)
Satu penghalang utama dalam memahami regulasi cairan amnion adalah
ketidaksesuaian antara produksi cairan amnion oleh ginjal dan paru janin, dengan
konsumsinya oleh proses menelan. Jika dihitung selisih antara produksi dan
konsumsi cairan amnion, didapatkan selisih sekitar 5 -75 ml/hari, yang tentu
saja ini akan menyebabkan polihidramnion. Namun setelah dilakukan beberapa
c
c
c
c
c
c
""$ %
Merupakan suatu glikoprotein yang disintesa yolk sac janin pada awal
kehamilan Konsentrasinya dalam cairan amnion meningkat sampai kehamilan 3
minggu dan kemudian akan berkurang.
Jika kadar P ini meningkat dan diiringi dengan peningkatan kadar asetil
kolin esterase menunjukan adanya kelainan jaringan syaraf seperti
atau defek janin lainnya.
Jika peningkatan kadar P tidak diiringi dengan peningkatan kadar
asetilkolinesterase menunjukan adanya kemungkinan etiologi lain atau adanya
kontaminasi dari darah janin.
*
*92*+**
Lesitin × merupakan suatu unsur yang
penting dalam formasi dan stabilisasi dari lapisan surfaktan yang mempertahankan
alveolar dari kolaps dan respiratori distress, sebelum minggu ke 34 kadar lesitin
dan sfingomielin dalam cairan amnion sama konsentrasinya. Setelah minggu ke
34 konsentrasi lesitin terhadap sfingomielin relatifmeningkat .
Jika konsentrasi lesitin dalam cairan amnion lebih dari dua kali
kadar sfingomielin ( L/S Ratio ), menunjukan resiko terjadinya gawat nafas pada
janin sangat rendah. Tetapi jika perbandingan kadar lesitinsfingomielin kecil dari
dua resiko terjadinya gawat nafas pada janin meningkat. Karena lesitin
dansfingomielin juga ditemukan pada darah dan mekonium, kontaminasi oleh
kedua substansi tersebut dapat membiaskan hasil. Selama kehamilan sejumlah
agen bioaktif bertumpuk di cairan amnion, kompartemen cairan amnion
merupakan suatu tempat penyimpanan yang luar biasa yang khususnya
bermanfaat dalam kehamilan dan persalinan.
c
c
c
*
+*
Makrofag terdapat dalam cairan amnion dalam jumlah yang kecil sebelum
proses persalinan, sebenarnya leukosit tidak dapat melakukan penetrasi normal
melalui membran janin baik secara in vivo atau in vitro, tetapi dengan adanya
inflamasi dari desidua pada partus , leukosit ibu akan diambil menuju
cairan amnion, fenomena juga pada partus yang aterm, aktivasi leukosit
diakselerasi oleh inflamasi dan memungkinkan melewati membran janin.
*.
:
Interleukin - merupakan sitokin primer, yang diproduksi secara cepat
sebagai respon dari infeksi dan perubahan imunologi dan Interleukin - akan
merangsang sitokin lain dan mediator inflamasi lainnya.
Interleukin - secara normal tidak terdeteksi sebelum proses persalinan,
Interleukin - baru akan muncul pada cairan amnion pada persalinan
yang atau sebagai reaksi dari infeksi pada cairan amnion.
Pada kehamilan aterm, seperti prostaglandin,Interleukin - diproduksi pada
desidua setelah induksi persalinan atau dilatasi servik, yang kemudian akan
didistribusikan pada cairan amnion dan vagina.
Sitokin lainnya yang terdapat dalam cairan amnion adalah Interleukin -6
atau Interleukin -ÿ.
+
-*
Prostaglandin terutama PGE2 juga PG2Į di dapatkan pada cairan amnion
pada semua tahap persalinan . Sebelum proses persalinan dimulai prostanoid
dalam cairan amnion dihasilkan dari ekskresi urine janin dan mungkin juga oleh
kulit , paru-paru dan tali pusat. Seiring dengan pertumbuhan janin , kadar
prostaglandin dalam cairan amnion meningkat secara bertahap.
c
c
c
c
c
c
*++**-*+
Derajat hidramnion serta prognosisnya berkaitan dengan penyebabnya.
Banyak laporan yang mengalami bias signifikan karena berasal dari dari
pengamatan terhadap wanita yang yang dirujuk untuk menjalani pemeriksaan
ultrasonografi terarah. Penelitian-penelitian lainnya berbasis populasi, tetapi
mungkin masih belum mencerminkan insidensi yang sebenarnya kecuali apabila
dilakukan penapisan ultrasonografi secara universal. Bagaimanapun, hidramnion
yang jelas patologis sering berkaitan dengan malformasi janin, terutama susunan
saraf pusat atau saluran cerna. Sebagai contoh, hidramnion terdapat pada sekitar
separuh kasus anensefalus dan atresia esophagus. Dalam penelitian oleh Hill dan
kawan-kawan (9ÿ7) terhadap pasien-pasien prenatal nonrujukan di Mayo Clinic,
kausa hidramnion ringan teridentifikasi hanya pada sekitar 5 persen kasus.
Sebaliknya pada peningkatan volume cairan amnion derajat sedang atau berat,
kausa teridentifikasi pada lebih dari 9 persen kasus.
Secara spesifik, pada hampir separuh kasus hidramnion sedang dan berat,
ditemukan adanya anomali janin. Namun , hal yang sebaliknya tidak berlaku, dan
dalam×
×
terhadap lebih dari 27 janin dengan anomali, hanya 3,7 persen yang
mengalami hidramnion. Tiga persen lainnya mengalami oligohidramnion.
)
Ê),-0-,
0))*-*+
+*
+*)
+*+*
*)
- Obstruksi gastrointestinal
+
+
- bnormalitas sistem saraf pusat -*+,
*
- Higroma kistik
- Hidrops non imun
- neuploidi
c
c
c
c
c
c
c
c
c
akibat penekanan sistem vena besar oleh uterus yang sangat besar, terutama di
ekstremitas bawah, vulva, dan dinding abdomen. Walaupun jarang, dapat terjadi
oligouria berat akibat obstruksi ureter oleh uterus yang sangat besar.
Pada hidramnion kronik, penimbunan cairan berlangsung secara bertahap
dan wanita yang bersangkutan mungkin mentoleransi distensi abdomen yang
berlebihan tanpa banyak mengalami rasa tidak nyaman. Namun pada hidramnion
akut, distensi abdomen dapat menyebabkan gangguan yang cukup serius dan
mengancam. Hidramnion akut cenderung muncul pada kehamilan dini
dibandingkan dengan bentuk kronik dan dapat dengan cepat memperbesar uterus.
Hidramnion akut biasanya akan menyebabkan persalinan sebelum usia gestasi 2ÿ
minggu, atau gejala dapat menjadi demikian parah sehingga harus dilakukan
intervensi. Pada sebagian besar kasus hidramnion kronik, tekanan cairan amnion
tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan pada kehamilan normal.
Gejala klinis utama pada hidramnion adalah pembesaran uterus disertai
kesulitan dalam meraba bagian-bagian kecil janin dan mendengar denyut jantung
janin. Pada kasus berat, dinding uterus sangat tegang.Membedakan antara
hidramnion, asites, atau kista ovarium yang besar biasanya mudah dilakukan
dengan evaluasi ultrasonografi. Cairan amnion dalam jumlah besar hampir selalu
mudah diketahui sebagai ruang bebas-echo yang sangat besar di antara janin dan
dinding uterus atau plasenta. Kadang mungkin ditemui kelainan janin misalnya
anensefalus atau defek tabung syaraf lain, atau anomali saluran cerna.
Penyulit tersering pada ibu yang disebabkan oleh hidramnion adalah solusio
plasenta, disfungsi uterus dan perdarahan pasca persalinan. Pemisahan dini
plasenta yang luas kadang-kadang terjadi setelah air ketuban keluar dalam jumlah
yang besarkarena berkurangnya luas permukaan uterus di bawah plasenta.
Disfungsi uterus dan perdarahan pasca persalinan terjadi akibat atonia uteri karena
overdistensi.
c
c
c
air dan garam juga biasanya kurang efektif. Baru-baru ini dilakukan terapi
indometasin untuk hidramnion simtomatik.
*+
*
Tujuannya adalah untuk meredakan penderitaan ibu, dan cukup efektif
untuk tujuan ini. Namun amniosentesis kadang memicu persalinan walaupun
hanya sebagian kecil cairan yang dikeluarkan. Elliot dan kawan-kawan (994)
melaporkan hasil-hasil dari 2 amniosentesis pada 94 wanita dengan hidramnion.
Kausa umum adalah transfusi antar kembar (3ÿ %), idiopatik (26 %), anomali
janin (7 %) dan diabetes (2%).,
Cara melakukan amniosentesis adalah dengan memasukkan sebuah kateter
plastikyang menutupi secara erat sebuah jarum ukuran ÿ melalui dinding
abdomen yang telah dianestesi lokal ke dalam kantung amnion. Jarum ditarik dan
set infus intravena disambungkan ke kateter. jung selang yang berlawanan
diturunkan ke dalam sebuah silinder berskala yang diletakkan setinggi lantai dan
kecepatan aliran air ketuban dikendalikan dengan klem putar sehingga
dikeluarkan sekitar 5 ml/jam. Setelah sekitar 5 -2 ml dikeluarkan, ukuran
uterus biasanya cukup berkurang sehingga kateter dapat dikeluarkan. Dengan
menggunakan teknik aseptik ketat, tindakan ini dapat diulang sesuai kebutuhan
agar wanita yang bersangkutan merasa nyaman. Elliott dan kawan-kawan (994)
menggunakan penghisap di dinding dan mengeluarkan ml dalam 2 menit
(5 ml/menit).
,*-+
*
Dalam ulasan terhadap beberapa penelitian,Kramer dan kawan-kawan
(994) menyimpulkan bahwa indometasin mengganggu produksi cairan paru atau
meningkatkan penyerapannya, mengurangi produksi urin janin, dan meningkatkan
perpindahan cairan melalui selaput janin. Dosis yang digunakan oleh sebagian
besar peneliti berkisar dari ,5 ± 3 mg/kg/hari. Cabrol dan kawan-kawan (9ÿ7)
mengobati ÿ wanita dengan hidramnion idiopatik sejak usia gestasi 24-35 minggu
dengan indometasin selama 2- minggu .
Hidramnion, yang didefinisikan sebagai minimal kantung cairan ukuran
ÿcm, membaik pada semua kasus. Tidak terjadi efek samping serius dan hasil
semua kasus baik. Kirshon dan kawan-kawan (99 ) mengobati ÿ wanita
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
Ê Ê
*,
Cairan amnion diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki
peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Cairan amnion merupakan komponen
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Telah
diketahui bahwa cairan amnion berfungsi sebagai kantong pelindung di sekitar
janin yang memberikan ruang bagi janin untuk bergerak, tumbuh meratakan
tekanan uterus pada partus, dan mencegah trauma mekanik dan trauma termal.
Volume cairan amnion pada setiap minggu usia kehamilan bervariasi,
secara umum volume bertambah ml per minggu pada minggu ke ÿ usia
kehamilan dan meningkat menjadi 6 ml per minggu pada usia kehamilan 2
minggu, yang kemudian akan menurun secara bertahap sampai volume yang tetap
setelah usia kehamilan 33 minggu. Normal volume cairan amnion bertambah dari
5 ml pada saat usia kehamilan 2 minggu sampai 4 ml pada pertengahan
gestasi dan ± 5 ml pada saat aterm. Terdapat 3 cara yang sering dipakai
untuk mengetahui jumlah cairan amnion, dengan tehnik × , dengan
memakai Indeks Cairanmnion (IC), dan secara subjektif pemeriksa.
Sumber utama cairan amnion adalah urin janin. Ginjal janin mulai
memproduksi urin sebelum akhir trimester pertama, dan terus berproduksi sampai
kehamilan aterm. Cairan paru janin memiliki peran yang penting dalam
pembentukan cairan amnion. Pada penelitian dengan menggunakan domba,
didapatkan bahwa paru-paru janin memproduksi cairan sampai sekitar 4
ml/hari, dimana 5 % dari produksi tersebut ditelan kembali dan 5 % lagi
dikeluarkan melalui mulut. ntuk mencapai keseimbangan dalam regulasi cairan
amnion, janin menelan cairan amnion, dan juga mengabsorbsinya. Sembilan puluh
delapan persencairan amnion adalah air dan sisanya adalah elektrolit, protein,
peptide, karbohidrat, lipid, dan hormon. aktor pertumbuhan epidermis
( , EG) dan faktor pertumbuhan mirip EG, misalnya
transforming growth factor-Į, terdapat di cairan amnion.
c
c
c
c
c