Dalam rangka menunjang peningkatan kompetensi peserta diklat untuk SMK Bisnis dan
Manajemen pada bidang keahlian Akuntansi khususnya yang berkaitan dengan kompetensi pada
“Pengelolaan Kartu Persediaan “ dibutuhkan alat yang antara lain disebut Buku Diktat.
Buku Diktat merupakan bahan pembelajaran yang diuraikan menjadi beberapa unit yang
saling berkaitan berisi satu kesatuan kompetensi/sub kompetensi yang utuh , dimana untuk
mempelajarinya peserta diklat harus memenuhi persyaratan awal ( entry level ).
Dengan Buku Diktat ini diharapkan peserta diklat lebih mudah dan sistimatis dalam
mempelajari, menyerap dan memiliki keterampilan dalam hal mengelola kartu persediaan, sesuai
dengan waktu pembelajaran . Disamping itu Buku Diktat ini dapat dijadikan alat bagi Fasilitator
untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam penyusunan Buku Diktat ini masih jauh dari sempurna , untuk itu saran dan kritikkan
yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Semoga Buku Diktat ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi peserta diklat maupun bagi
fasilitator.
JAP. TA02.003.01
Entry Jurnal
JAP. TA02.008.01
Kartu Aktiva JAP.TA02.015.01
Menyiapkan SPT
Spreadsheet
JAP.TA03.001.01
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PRANCIS…………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
PETA KEDUDUKAN BUKU DIKTAT ……………………………………………. iii
GLOSARIUM………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………….…..
A. Deskripsi ………………………………………………………..…
B. Prasarat ………………………………………………………....….
C. Petunjuk Penggunaan Buku Diktat …………………………………......
1. Penjelasan bagi Peserta Didik
2. Penjelasan bagi Fasilisator/guru
D. Tujuan Akhir ………………………………………………….….
E. Kompetensi …………………………………………………….....
F. Cek Kemampuan ……………………………………………....….
III. EVALUASI
IV.PENUTUP.
Daftar pustaka…………………………………………………………….
1. Receipt or goods statemen : Laporan penerimaan barang
A. Deskripsi
Buku Diktat ini merupakan bahan ajar yang akan digunakan peserta didik pada progran keahlian
akuntansi pada sekolah menengah kejuruan,dengan harapaan dapat mempermudah bagi siswa dalam
memahami pengetahuan keterampilan dan kompetensi yang telah digariskan dalam SKNI.
Ruang lingkup pembahasan Buku Diktat ini terdiri dari bahasan mengelola kartu persediaan pada perusahaan
yang bergerak dalam bidang perdagangan ,dengan lingkup belajar mengenai prosedur penanganan
persediaan,jenis persediaan,pungsi kartu persediaan,pencatan kartu persediaan laporan persediaan dan
perhitungan fisik persediaan pada akhir periode.
Dengan mempelajari Buku Diktat ini diharapkan peserta diidik mampu mengaplikasikan dalam
dunia kerja cara mengelola kartu persediaan dan menangani pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
di perusahaan.
B. PRASYARAT
Agar dapat mendapai tujuan di atas,peserta diklat hendaknya memahami:
1. Standard operating prosedur [sop] untuk pengelolaan kartu persediaan barang dagangan.
2. Pengoperasian peralatan manual atau komputer.
3. Memahami lembar-lembar formulir pada persediaan barang dagangan.
4. Buku Diktat ini digunakan bagi peserta diklat yang telah memahami prosedur pembelian,penjualan dan
gudang.
D.TUJUAN AKHIR.
Setelah mempelajari Buku Diktat ini dan mengikuti seluruh kegiatan belajar maka kinerja yang
diharapkan dapat dikuasai;
1. Mempersiapkan pengelolaan kartu persediaan.
2. Mengidentifikasi data mutasi persediaan.
3. Membukukan mutasi persediaan ke kartu persediaan.
4. Membuat laporqan persediaan.
5. Membukukan selisih persediaan.
SILABUS
KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI
Dalam upaya untuk mempermudah peserta didik menguasai Kompetensi Mengelola Kartu Persediaan
Barang Dagangan, maka diperlukan perencanaan pengalaman belajar yang diorganisir dalam satu satuan aktivitas
belajar yang tertuang dalam Rencana Kegiatan Belajar berikut ini:
Fasilitator,
……………………………..
B. Kegiatan Belajar
Pengelolaan Kartu Persediaan pada suatu perusahaan dagang merupakan salah satu kegiatan yang sangat
penting dan memerlukan suatu ketelitian dalam pelaksanaannya. Untuk itu dalam pelaksanaannya peserta didik
harus memiliki kemampuan yang komplek dalam penanganan pengelolaan persediaan barang dagangan.
Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian persediaan
b. Siswa dapat menjelaskan fungsi kartu persediaan
c. Siswa dapat menjelaskan sistim pencatatan persediaan
d. Siswa dapat menyediakan peralatan yang dibutuhkan
e. Siswa dapat menyediakan data transaksi persediaan
C. Uraian Materi
1. Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi
barang-barang yang akan dijual. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persediaan
merupakan aktiva berikut :
a) Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal, seperti :
Persediaan barang dagangan ( untuk perusahaan dagang )
Persediaan barang jadi ( untuk perusahaan industri )
b) Yang ada dalam proses produksi atau dalam perjalanan, disebut barang dalam proses
c) Yang masih berbentuk bahan baku/pembantu, yang akan dimasukkan ke proses produksi untuk
dijadikan barang jadi
d) Barang konsinyasi (barang titipan ) dilaporkan sebagai bagian dari persediaan barang dagangan ke
pemiliknya (yang menitipkan) sampai barang tersebut laku dijual.
2. Fungsi Kartu Persediaan
Kartu persediaan berfungsi untuk mencatat mutasi barang dagangan yang terjadi di perusahaan,
baik dikarenakan pembelian maupun penjualan dalam suatu periode tertentu. Pencatatan dengan Kartu
Persediaan dilakukan dengan system perpectual, dimana setiap perubahan barang dagangan dicatat
dalam pembukuan yang disebut kartu persediaan. Sehingga saldo persediaan barang setiap waktu dapat
diketahui melalui kartu persediaan.
3. Jenis Persediaan
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan, sangat bervariasi tergantung jenis usaha yang
dilakukan. Apabila perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan, industri, maupun jasa. Pada
perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, persediaan yang dimiliki meliputi:
Sedangkan untuk perusahaan industri jenis persediaan lebih bervariasi, dimana jenis persediaan yang
dimiliki meliputi:
Persediaan Bahan Baku
Persediaan barang dalam Proses
Persediaan Barang Jadi
Persediaan perlengkapan
Persediaan Bahan Penolong
4. Fungsi Persediaan adalah sebagai pengawasan dalam mencegah terjadinya kerugiaan akibat kekurangan
persediaan
5. Sistem Pencatatan adalah :
a) Sistem periodik/berkala (periodical system /physical system)
Dalam sistim ini penentuan nilai persediaan dilakukan pada akhir periode dengan melakukan
perhitungan secara fisik dengan menghitung, mengukur/menimbang.
b) Sistem perpetual/permanent/terus-menerus (perpetual system)
Dalam sistem ini pengelolaan persediaan dilakukan secara terus menerus/continue, setiap transaksi
yang mempengaruhi persediaan.
6. Nama dan Jenis Peralatan yang harus disediakan dalam pencatatan adalah :
a) Perlengkapan kantor dan kalkulator
b) HVS folio bergaris
7. Data transaksi yang harus disediakan dalam pencatatan persediaan adalah sebagai berikut :
a) Surat permintaan pembelian
b) Surat order pembelian
c) Laporan penerimaan barang
d) Faktur pembelian
e) Surat order pengiriman barang
f) Faktur penjualan
g) Memo kredit
8. Prosedur Penanganan Persediaan
Berdasarkan dokumen faktur pembelian dan faktur penjualan serta nota retur yang diterima dari
bagian pembelian dan penjualan. Bagian pembukuan dalam hal ini pemegang Kartu Persediaan
melakukan pencatatan kartu persediaan mengenai penerimaan dan pengeluaran barang dagang dengan
pencatatan secara perpectual.
Untuk pengendalian terhadap persediaan barang dagangan, perusahaan pada umumnya
melakukan perhitungan fisik persediaan secara periodek. Tujuan dari perhitungan fisik barang dagangan
adalah untuk mencocokkan jumlah fisik persediaan dengan catatan perpectual dalam kartu persediaan.
Hasil perhitungan persediaan akan menjadi dasar untuk mengkoreksi catatan dalam buku persediaan.
Apabila terjadi selisih dan untuk memisahkan unsure biaya dan aktiva yang terkandung bercampur
dalam nilai persediaan. Perbedaan yang timbul antara hasil perhitungan fisik persediaan dan catatan
persediaan antara lain disebabkan kerusakan, aus, atau susut barang, kehilangan serta kesalahan dalam
pencatatan.
Frekuensi perhitungan persediaan sangat tergantung pada jenis bisnis yang dilakukan perusahaan,
tingkat internal check yang terjalin dalam perusahaan, serta kebijakan manajemen mengenai frekuensi
laporan yang perlu dibuat. Perhitungan persediaan bias dilakukan tahunan, semesteran, triwulan,
bulanan, dua mingguan atau bahkan seminggu sekali. Perhitungan dengan frekuensi tinggi dapat
dilakukan untuk sebagian departemen. Sedangkan perhitungan keseluruhan dapat dilakukan dengan
frekuensi yang lebih rendah. Bahkan perhitungan fisik dapat dilakukan tiap hari, apabila nilai barang
yang dimiliki tinggi dan jumlahnya terbatas.
Persiapan Perhitungan Fisik
Karena perhitungan fisik persediaan pasti akan mengganggu jalannya kegiatan operasional
perusahaan, maka pelaksanaannya sebaiknya dilakukan ketika kegiatan perusahaan dalam jumlah
persediaan tenggah turun. Selain itu sebelum perhitungan dilaksanakan perlu dilakukan beberapa
persiapan sebagai berikut:
1. Membentuk tim khusus yang benar-benar menguasai tehnik penghitungan barang.
2. Barang-barang yang akan dihitung sebaiknya dipersiapkan dan disusun rapi dan lengkap.
3. Menggunakan formulir perhitungan persediaan sebagai alat control.
Pelaksanaan Perhitungan
Perhitungan dilakukan oleh tim yang menghitung, menimbang, mengukur atau mengestimasi
jumlah berbagai kelompok persediaan di berbagai departemen, serta mencatat hasil. Dalam proses
perhitungan fisik hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan anggota tim
Anggota tim terdiri dari petugas bukan pengelola persediaan disertai petugas persediaan. Namun
yang penting anggota tim yang dipilih hendaknya benar-benar memahami tahapan procedure dan
alur penanganan persediaan
2. Penyusunan procedure perhitungan
Ketua Tim yang biasanya adalah Manajer Akuntansi atau pimpinan satuan pengawas intern
(internal auditor), harus membuat kerangka prosedur yang harus diikuti dalam proses perhiutngan.
Prosedure harus dibuat tertulis dan di instruksikan agar anggota tim benar-benar memahami dan
mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam prosedur.
3. Petugas Penghitung
Perhitungan tidak boleh dilakukan oleh petugas pengelola persediaan seluruhnya, Melainkan harus
dilakukan oleh dua pihak, dimana salah satu pihak adalah petugas bukan pengelola persediaan.
4. Barang Berkualitas Rendah
Jika dalam penghitungan itu ditemukan barang-barang yang berkualitas rendah atau rusak,
hendaknya barang-barang tersebut dipisahkan dan dilaporkan secara terpisah pula, untuk
memperoleh keputusan lebih lanjut oleh manajemen.
5. Pergerakan Barang
Selama proses perhitungan, setiap pergerakan barang, baik masuk ataupun keluar lingkungan
perhitungan, dapat diijinkan sepanjang memang benar-benar diperlukan, dan pergerakan itu harus
dicatat dalam suatu formulir khusus. Pergerakan barang harus benar-benar diawasi sehingga
kemungkinan terjadinya perhitungan dua kali atau luputnya barang dari perhiutngan di dua lokasi
dapat dihindari.
6. Penyusunan Barang
Barang hendaknya ditata dengan rapi sedemikian rupa sehingga memudahkan perhitungan, barang-
barang titipan dan konsinyasi, barang rusak, barang usang, serta barang lain yang tidak termasuk
dalam persediaan harus diberikan tanda yang jelas.
7. Pengawasan Perhitungan
Ketua tim perhitungan harus senantiasa mengawasi proses perhitungan dan memperoleh keyakinan
bahwa procedure perhitungan dilaksanakan dengan baik.
8. Penggunaan “Blind Copy”
Agar proses perhitungan bias terjamin kecermatannya, dapat digunakan perhitungan ulang tanpa
petunjuk (blind second count). Dua hasil perhitungan itu harus dicocokan oleh petugas ketiga dan
perbedaan yang muncul harus diselesaikan dengan melakukan penghitungan ulang yang segera
dilaksanakan.
9. Formulir Perhitungan
Formulir yang digunakan sebagai alat pencatat hasil perhitungan harus diberi nomor tercetak
(prenumbered) terlebih dahulu dan semua nomor harus dipertanggungjawabkan segera setelah
formulir-formulir bersangkutan dikumpulkan, sehingga tidak ada formulir yang tidak tercatat pada
nilai persediaan final.
10. Penyelesaian selisih hasil perhitungan dengan catatan.
Jika perusahaan mempergunakan system perpectual dalam pencatatan persediaan. Selisih antara
hasil perhitungan dengan catatan persediaan harus ditelaah. Ada kemungkinan bahwa perbedaaan
itu timbul karena persediaan disimpan di dua lokasi dan salah satu lokasi luput dari perhitungan, ada
penerimaan atau pengiriman yang tidak tercatat atau ada barang yang tidak diidentifikasi dengan
baik.
11. Pemberian Harga
Setelah perhitungan fisik persediaan, setiap jenis barang dapat diberi harga dan dikalikan dengan
kuantitas penghitung. Nilai Persediaan yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan master file
persediaan.
D. Rangkuman
Prosedur penanganan persediaan merupakan langkah-langkah kegiatan yang dibuat perusahaan
dalam upaya untuk pengendalian persediaan, sehingga dapat memperkecil kehilangan, kerusakan dan
ketidakefisienan dalam pengelolaan persediaan. Untuk mencapat pengelolaan persediaan yang baik
diperlukan perhitungan fisik barang secara berkala, untuk membandingkan kondisi barang menurut catatan
dengan kondisi barang yang sesungguhnya agar data persediaan menunjukkan nilai yang riel/sesungguhnya.
Media yang digunakan untuk membukukan persediaan barang dagangan secara continue,
berdasarkan terjadinya transaksi adalah kartu persediaan yang sekaligus berfungsi untuk mengetahui mutasi
persediaan dan saldo yang dimiliki setiap waktu.
E. Tugas
Peserta Didik melakukan observasi ke perusahaan secara berkelompok untuk mengetahui beberapa hal yang
berhubungan dengan penanganan persediaan yang meliputi:
Jenis barang dagangan yang terdapat di perusahaan yang dikunjungi
Format Kartu Persediaan yang dipergunakan
Prosedure Penanganan persediaan yang diterapkan dalam perusahaan
Observasi yang dilakukan dilengkapi dengan Bukti Belajar /Fortofolio
F. Test Formatif
Tuliskan jawaban pertanyaan berikut ini, dengan singkat dan jelas:
1. Apa yang di maksud persediaan barang dagangan ?
2. Apa Fungsi Kartu Persediaan ?
3. Ada berapa jenis Persediaan yang terdapat pada perusahaan dagang?
4. Apa yang dimaksud dengan Sistem Perpectual ?
G. Kunci Jawaban
1. Persediaan barang dagangan adalah sejumlah barang/asset yang dibeli dan dimiliki oleh perusahaan
untuk dijual tanpa pengolahan lebih lanjut.
2. Kartu Persediaan berfungsi untuk mencatat mutasi persediaan baik dikarenakan pembelian maupun
penjualan serta retur yang terjadi selama periode tertentu.
Kegiatan Belajar 2:
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengidentifikasi saldo awal persediaan
b. Siswa dapat mencocokkan saldo awal persediaan dengan daftar saldo persediaan
c. Siswa dapat menguraikan prosedur pencatatan persediaan
d. Siswa dapat mengidentifikasi data penerimaan persediaan
e. Siswa dapat mengidentifikasi retur penjualan
f. Siswa dapat mengidentifikasi retur pembelian
g. Siswa dapat mengidentifikasi data pengeluaran persediaan
B. Uraian Materi 2:
1. Saldo awal persediaan adalah saldo persediaan yang didapat dari perkiraan awal pada buku besar di
kolom saldo pada awal suatu periode
2. Daftar saldo persedian adalah sebagai daftar yang memuat semua saldo persediaan dari kartu persediaan
masing-masing perusahaan (debitur/kreditur).
3. Prosedur pencatatan persediaan meliputi :
pencatatan transaksi mutasi persediaan yang telah dianalisis kebenaran isi dokumen pada buku
jurnal dan buku pembantu.
Pembuatan daftar saldo persediaan dari masing-masing kartu persediaan untuk sistem perpetual atau
penghitungan secara fisik pada akhir periode untuk dibuatkan berita acara penghitungan
persediaan .
4. Retur Penjualan adalah pengembalian barang persediaan dari penjualan oleh kostumer karena barang
rusak, cacat, tidak sesuai spesifikasi, kelebihan/kurang.
Penjualan :
Kas/Piutang Dagang (harga jual) Rp. XXXX
Penjualan (harga jual) Rp. XXXX
Retur Penjualan :
Retur penjualan dan pengurangan (harga jual) Rp. XXXX
Kas/piutang dagang (harga jual) Rp. XXXX
5. Retur Pembelian adalah pengembalian barang persediaan dari pembelian oleh kostumer karena barang
rusak, cacat, tidak sesuai spesifikasi kelebihan/kurang.
Pembelian :
Pembelian (harga jual) Rp. XXXX
Kas/utang dagang Rp. XXXX
Retur pembelian :
Kas/utang dagang Rp. XXXX
Retur pembelian Rp. XXXX
Dalam pencatatan sistem perpectual, transaksi pembelian, penjualan dan retur dicatat secara kronologis,
berdasarkan tanggal transaksinya, baik dilakukan dalam jurnal maupun dalam kartu persediaan.
Kartu persediaan dibuat untuk tiap jenis barang dagangan yang dimiliki, untuk mempermudah melakukan
pengendalian persediaan dan memudahkan dalam proses pencatatan persediaan. Selain itu untuk mencatat
transaksi yang berhubungan dengan persediaan, bagian pembukuan harus melakukan identifikasi terhadap bukit
transaksi yang digunakan sebagai dasar pencatatan, baik bukti faktur penjulan, pembelian maupun Nota Retur,
agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan ke dalam kartu persediaan.
C. Rangkuman
Dalam pencatatan transaksi persediaan, bagian pembukuan perlu melakukan identifikasi
terhadap bukti transaksi yang diterima, baik transaksi pembelian, penjualan maupun retur. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kesalahan pencatatan baik itu kesalahan pencatatan angka, dua kali/double
pencatatan, maupun tidak tercatatnya bukti transaksi yang diterima.
E. Kunci Jawaban :
1. Saldo awal persediaan adalah saldo persediaan yang didapat dari perkiraan awal pada buku besar di
kolom saldo pada awal suatu periode
2. Daftar saldo persedian adalah sebagai daftar yang memuat semua saldo persediaan dari kartu persediaan
masing-masing perusahaan (debitur/kreditur).
3. Prosedur pencatatan persediaan meliputi :
pencatatan transaksi mutasi persediaan yang telah dianalisis kebenaran isi dokumen pada buku
jurnal dan buku pembantu.
Pembuatan daftar saldo persediaan dari masing-masing kartu persediaan untuk sistem perpetual
atau penghitungan secara fisik pada akhir periode untuk dibuatkan berita acara penghitungan
persediaan .
4. Retur Penjualan adalah pengembalian barang persediaan dari penjualan oleh kostumer karena barang
rusak, cacat, tidak sesuai spesifikasi, kelebihan/kurang.
Penjualan :
Kas/Piutang Dagang (harga jual) Rp. XXXX
Penjualan (harga jual) Rp. XXXX
Retur Penjualan :
Retur penjualan dan pengurangan (harga jual) Rp. XXXX
Kas/piutang dagang (harga jual) Rp. XXXX
5. Retur Pembelian adalah pengembalian barang persediaan dari pembelian oleh kostumer karena barang
rusak, cacat, tidak sesuai spesifikasi kelebihan/kurang.
Pembelian :
Pembelian (harga jual) Rp. XXXX
Kas/utang dagang Rp. XXXX
Retur pembelian :
Kas/utang dagang Rp. XXXX
Retur pembelian Rp. XXXX
Kegiatan Belajar 3:
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memverifikasi data mutasi persediaan
2. Siswa dapat menghitung data mutasi persediaan
3. Siswa dapat membukukan persediaan barang sesuai dengan SOP perusahaan
B. Uraian Materi 3:
KARTU PERSEDIAAN
PD HARUN Nama Barang :
Jenis :
:
Metode Average
Pembelian Penjualan Saldo
Tanggal Harga/uni Harga/uni
Unit Harga/unit Jumlah Unit Jumlah Unit Jumlah
t t
Rp Rp
Sept 1 1.500 7.000,00 10.500.000,00
Rp Rp Rp Rp
4 2.000 7.250,00 14.500.000,00 3.500 7.125,00 24.937.500,00
Rp Rp Rp Rp
8 1.000 7.125,00 7.125.000,00 2.500 7.125,00 17.812.500,00
Rp Rp Rp Rp
13 3.000 7.500,00 22.500.000,00 5.500 7.312,50 40.218.750,00
Rp Rp Rp Rp
16 3.000 7.312,50 21.937.500,00 2.500 7.312,50 18.281.250,00
Rp Rp Rp Rp
20 1.500 7.312,50 10.968.750,00 1.000 7.312,50 7.312.500,00
Rp Rp Rp Rp
25 3.500 7.400,00 25.900.000,00 4.500 7.356,50 33.104.250,00
Rp Rp Rp Rp
28 1.500 7.356,50 11.034.750,00 3.000 7.356,50 22.069.500,00
Rp Rp
31 3.000 7.356,50 22.069.500,00
Sistem pencatatan persediaan barang dagangan pada perusahaan dagang ada 2 (dua) system
pencatatan yaitu:
a) Pencatatan dengan Sistem Fisik, adalah suatu system pencatatan dimana setiap perubahan yang berhubungan
dengan persediaan dicatat dengan menggunakan perkiraan sendiri ; seperti ada perkiraan pembelian,
penjualan, retur penjualan, retur pembelian, potongan pembelian dan lain sebagainya, serta mengharuskan
perhitungan fisik yang dilakukan pada akhir periode untuk menentukan persediaan akhir.
b) Pencatatan dengan Sistem Perpectual, adalah suatu system pencatatan dimana setiap perubahan yang
berhubungan dengan persediaan baik transaksi pembelian, penjualan maupun transaksi lainnya dicatat pada
satu perkiraan yaitu persediaan dan dicatat secara terus menerus perubahannya didalam kartu persediaan.
Untuk memperjelas mengenai system pencatatan persediaan dengan menggunakan system perpectual
berikut ini, akan disajikan contoh kasus, yaitu:
UD. CAHAYA yang berkedudukan di Jakarta mempunyai kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang
perdagangan, transaksi yang terjadi berhubungan dengan persediaan selama bulan Juni 2005 adalah sebagai
berikut:
02 Juni : Persediaan 6.000 unit @ Rp. 270,00
05 Juni : Pembelian 9.000 unit @ Rp. 300,00
10 Juni : Penjualan 10.000 unit @ Rp. 600,00
16 Juni : Pembelian 10.000 unit @ Rp. 315,00
20 Juni : Pembelian 6.000 unit @ Rp. 320,00
24 Juni : Penjualan 14.000 unit @ Rp. 650,00
Diminta:
a. Lakukan identifikasi dari transaksi yang berhubungan dengan persediaan diatas.
b. Tentukan Saldo akhir persediaan dengan metode penilain First in First Out. (FIFO)
Pembahasan:
a. Melakukan identifikasi dari bukti transaksi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap kartu persediaan apakah
harus mengurangi atau menambah persediaan
b. Membuat mutasi persediaan berdasarkan data transaksi yang ada dengan hasil pembahasan sebagai berikut:
KARTU PERSEDIAAN
Metode : FIFO
Pembelian Penjualan Saldo
Tgl Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
2/6 6.000 270 1.620.000
5/6 9.000 300 2.700.000 9.000 300 2.700.000
10/6 6.000 270 1.620.000
4.000 300 1.200.000 5.000 300 1.500.000
16/6 10.000 315 3.150.000 10.000 315 3.150.000
20/6 6.000 320 1.920.000 6.000 320 1.920.000
24/6 5.000 300 1.500.000 1.000 315 315.000
9.000 315 2.835.000 6.000 320 1.920.000
Untuk mempermudah perhitungan dan melakukan pengendalian terhadap persediaan barang dagangan perlu
dilakukan suatu control secara continue untuk mengetahui kondisi barang baik secara kuantitas maupun
kualitas, untuk itu diperlukan Kartu Persediaan yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang
mempengaruhi perubahan kuantitas persediaan diperusahaan. Sehingga dengan kartu persediaan jumlah
persediaan setiap saat dapat diketahui dan pihak perusahaan dapat mengambil suatu keputusan apabila stock
barang sudah mencapai standar minimal.
D. Tugas:
Melakukan observasi ke perusahaan untuk mengidentifikasi format kartu persediaan yang dipergunakan
oleh perusahaan yang diobservasi.
Mengumpulkan bukti belajar yang terkait dengan pengelolaan kart persediaan.
Mendiskusikan temuan-temuan yang terkait dengan penanganan pengelolaan persediaan diperusahaan.
Melakukan sharing informasi mengenai hasil diskusi kepada fasilitator.
E. Test Formatif
Berikut transaksi yang berhubungan dengan transaksi persediaan pada UD.KARTIKA di Jakarta selama
bulan April Tahun 2005, yaitu:
2005 adalah sebagai berikut:
01 April : Persediaan 4.000 unit @ Rp. 800,00
3.000 unit @ Rp 850,00
07 April : Penjualan 5.000 unit @ Rp.
13 April : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 875,00
19 April : Penjualan 5.000 unit @ Rp.
22 April : Pembelian 2.000 unit @ Rp. 900,00
26 April : Penjualan 2.000 unit @ Rp.
30 April : Pembelian 5.000 unit @ Rp. 850,00
Diminta:
a. Lakukan identifikasi dari transaksi yang berhubungan dengan persediaan diatas.
. b. Tentukan Saldo akhir persediaan dengan metode penilain First in First Out. (FIFO)
a. Melakukan identifikasi dari bukti transaksi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap kartu persediaan
apakah harus mengurangi atau menambah persediaan
b. Membuat mutasi persediaan berdasarkan data transaksi yang ada dengan hasil pembahasan sebagai
berikut:
KARTU PERSEDIAAN
Metode : FIFO
Pembelian Penjualan Saldo
Tgl Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
‘1/4 4.000 800 3.200.000
3.000 850 2.550.000
7/4 4.000 800 3.200.000
1.000 850 850.000 2.000 850 1.700.000
13/4 4.000 875 3.500.000 4.000 875 3.500.000
19/4 2.000 850 1.700.000
3.000 875 2.625.000 1.000 875 875.000
22/4 2.000 900 1.800.000 2.000 900 1.800.000
26/4 1.000 875 875.000
1.500 900 1.350.000 500 900 450.000
30/4 5.000 850 4.250.000 5.000 850 4.250.000
B. Uraian Materi.
1. Laporan persediaan barang adalah laporan yang dibuat pada akhir periode yang memuat
semua informasi yang berkaitan dengan mutasi persediaan, mulai dari persediaan awal,
pembelian, penjualan, dsb.
2. Informasi yang harus ada dalam laporan persediaan, adalah saldo awal periode, mutasi
persediaan selama periode, dan saldo akhir periode. Dapat juga dibuat dengan hanya
menginformasikan saldo akhir periode.
3. Tugas dari Bagian Kartu Persediaan adalah secara periodik membuat laporan sediaan
barang.
4. Prosedur apa yang digunakan untuk meminimalkan kesalahan dalam penghitungan fisik
persediaan, yaitu :
a) perhitungan harus dilakukan oleh orang-orang yang tidak ditugasi untuk menyimpan
persediaan (pembagian tugas)
b)tiap bagian mendapat tugas yang jelas mengenai bagian yang menjadi tanggung jawabnya
(penetapan tanggung jawab)
c) harus dilakukan penghitungan kedua oleh orang lain (pemeriksaan intern secara
independent)
d)harus digunakan kartu persediaan yang bernomor urut tercetak dan kartu tersebut diawasi
pemakainya (prosedur dokumentasi)
e) harus ditunjuk pengawas yang bertugas untuk menentukan (pada akhir perhitungan), bahwa
semua jenis persediaan harus diberi kartu dan tidak ada satu jenis persediaan pun yang
diberi lebih dari satu kartu (pemeriksaan intern)
5.
PD Sinarsari mencatat persediaan dengan sistem inventarisasi fisik.
Hasil pemeriksaan fisik barang yang
dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Nama Jenis No. Jumlah satuan dalam kondisi
NO Satuan
Barang Barang Kode Baik Rusak
1. A A-1 1101 Unit 2.800 12
A-2 1102 Unit 3.300 21
A-3 1103 Unit 2.650 15
2. B B-1 2101 Kg 1.480 -
B-2 2102 Kg 1.540 -
Menurut data kartu sediaan harga barang-barang tersebut adalah sebagai berikut :
Barang A-1 2.000 Unit @ Rp. 4.500,00 dan 800 unit @ Rp. 4.250,00
Barang A-2 3.000 Unit @ Rp. 3.500,00 dan 300 unit @ Rp. 3.250,00
Barang A-3 2.650 Unit @ Rp. 2.500,00
Barang B-1 1.480 Unit @ Rp. 4.500,00
Barang B-2 1.540 Unit @ Rp. 4.000,00
Berdasarkan data di atas buatlah laporan persediaan per 31 Desember 2008 !
Laporan persediaan PD Sinarsari yaitu :
LAPORAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
PER 31 DESEMBER 2008
KONDISI BAIK
Nama Jenis No. Jumlah Harga Jumlah Jumlah satuan
NO Satuan
Barang Barang Kode Satuan Satuan Rp Rusak
1. A A-1 1101 Unit 2.000 Rp4.500,00 Rp 9.000.000,00 12
A-1 1101 Unit 800 Rp4.250,00 Rp 3.400.000,00 -
A-2 1102 Unit 3.000 Rp3.500,00 Rp 10.500.000,00 21
A-2 1102 Unit 300 Rp3.250,00 Rp 975.000,00 -
A-3 1103 Unit 2.650 Rp2.500,00 Rp 6.625.000,00 15
Rp -
2. B B-1 2101 Kg 1.480 Rp4.500,00 Rp 6.660.000,00 -
B-2 2102 Kg 1.540 Rp4.000,00 Rp 6.160.000,00 -
JUMLAH Rp 43.320.000,00
Laporan persediaan barang dagangan adalah laporan yg menyajikan sisa atau saldo persediaan akhir
barang dagangan dari kartu persediaan untuk masing- masing barang pada suatu periodi tertentu.
Laporan ini disusun atas dasar jenis dan jumlah barang yg tercantum dalam kartu persediaan
barang dagangan. Kartu persediaan barang dagangan merupakan buku pembantu yg berisi informasi baik
mengenai kuantitas maupun harga pokok produk berbagai persediaan. Kartu persediaan ini digunakan utk
mencatat mutasi persediaan dan saldo tiap jenis persediaan baik kuantitas maupun harga pokoknya.
PT. TOKO :
Bulan :
No. Urut Kode Barang Nama Barang Jumlah
C. Rangkuman.
Laporan persediaan barang dagangan dapat digunakan pada semua metode pencatatan, baik secara
fisik atau perpectual. Laporan ini disusun atas catatan saldo kartu Persediaan barang dagangan berdasarkan
jenis dan kuantitas barang pada suatu periode tertentu
D. Tugas.
1. Lakukan observasi ke salah satu perusahaan untuk mengidentifikasi bentuk laporan persediaan
barang dagangan yangdigunakan oleh perusahaan tersebut.
2. Dapatkan bukti belajar yang terkait dengan laporan persediaan barang dagangan yang digunakan
oleh perusahaan.
3. diskusikan temuan-temuan yang terkait dengan laporan persediaan yang digunakan oleh
perusahaan dalam kelompok.
4. Konfirmasikan hasil diskusi tersebut dengan guru.
E. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan laporan persediaan barang dagangan?
2. Buatlah contoh format laporan persediaan barang dagangan!
2. Contoh:
No urut Kode Barang Nama barang Jumlah
G. Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan : Kalkulator, kertas, pensil, bolpoin, penghapus, penggaris
2. Langkah Kerja :
a. Kumpulkan data-data persediaan barang dagangan
b. Dapatkan bukti laporan rekapitulasi saldo persediaan barang dagangan
c. Membuat laporan persediaan persediaan barang dagangan
Kegiatan Belajar 5
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Peserta diklat mampu :
Siswa dapat menghitung saldo persediaan barang dagangan
Siswa dapat menyusun berita acara hasil perhitungan fisik
Siswa dapat menyajikan berita acara hasil perhitungan fisik persediaan
Siswa dapat mengidentifikasi selisih persediaan (kurang/lebih)
B. Uraian Materi
1. Saldo persediaan barang adalah saldo terakhir yang terdapat pada kartu persediaan set.
2. Waktu yang ideal dalam melakukan penghitungan fisik, adalah pada setiap akhir periode.
3. Berita acara persediaan adalah suatu surat yang memuat semua isi laporan lengkap secara
detail menggambarkan tentang perkembangan mutasi persediaan yang ditujukan untuk
pihak tertentu.
4. Fungsi dari Berita acara persediaan adalah sebagai laporan dari kegiatan mutasi
persediaan.
Nilai barang X yang dikeluarkan tanggal 10 Mei adalah :
4.000 kg dari sediaan 1 Mei @Rp 4.000,00 = Rp. 16.000.000,00
5.000 kg dari barang yang dibeli 4 Mei @ Rp. 4.200,00 = Rp. 21.000.000,00
1.000 kg dari barang yang dibeli 8 Mei @ Rp4.500,00 = Rp. 4.500.000,00 –
Jumlah Rp. 41.500.000,00
Dalam mengelola kartu persediaan barang dagangan dibutuhkan perhitungan fisik persediaan
barang dagangan secara periodik dengan membuat berita acara hasil perhitungan fisik persediaan barang
dagangan.
Formulir perhitungan bisa dibuat satu jenis saja yang dapat digunakan untuk mencatat hasil perhitungan
kuantitas maupun untuk mencatat harga. Namun demikian formulir juga bisa dibuat beberapa jenis, yaitu
untuk mencatat hasil perhitungan fisik, untuk mencatat akumulasi informasi yang tercantum pada
formulir hasil perhitungan fisik dan unt6uk mencatat harga dan ikhtisar total persediaan.
Untuk memudahkan hasil perhitungan dan memperkuat pengendaliann intern , perhitungan
persediaan dilakukan dengan menggunakan alat Bantu formulir perhitungan yang disesuaikan dengan cara
kerja.
Formulir terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Bagian pertama memuat data hasil perhitungan yang dilakukan kelompok pertama.
2. Bagian kedua memuat data hasil perhitungan kelompok kedua.
3. Bagian ketiga, apabilla perhitungan telah selesai akan ditinggal pada barang dan akan berfungsi
sebagai tanda bahwa barang bersangkutan telah selesai dihitungdan tertulis atasnya rata-rata
selesai dihitung.
Selanjutnya kelompok pertama melakukan perhitungan pertama dan mengisi data antara lain :
1. Nomor persediaan
2. Uraian barang
3. Hasil perhitungan jumlah barang
Data pertama, kedua dan ketiga dicatat pada formulir bagian kedua, sedangkan data keempat ditulis pada
formulir bagian pertama .
Contoh formulir perhitungan fisik persediaan :
Nomor : 1765
Selesai dihitung
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nomor : 1765
Hasil perhitungan kedua
Nomor kode barang ------------------------------------------------------------------------------------------------
Uraian barang ------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi ---------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah barang kuantitas -------------------------------------------------------------------------------------------
Satuan ---------------------------------------------------------------------------------------
Dihitung oleh
Nomor 1765
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hasil Perhitungan Pertama
Jumlah Barang Kuantitas
Satuan
Dihitung oleh
Setelah melakukan perhitungan persediaan selanjutnya petugas perhitungan persediaan membuat berita
acara pemeriksaan seperti di bawah ini. :
Keterangan
Data barang sebelum Data Setelah
No. Kode Barang Jenis Barang Selisih
pemeriksaan diperiksa
Kasus Soal :
PD Kurnia menjual barang jenis C-1, C-2 dan C-3. Data mengenai persediaan barang jenis C-1 selama
bulan Juli 2004 sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan fisik di gudang jumlah barang yang tersisa sebesar 180 unit dan Buatlah kartu
persediaan dengan metode masuk pertama keluar pertama.
Kunci Jawaban :
D. Test Formatif
Kasus Soal I
PD Sarinah menjual barang dagangan jenis F-1, F-2,dan F-3. Data mengenai persediaan barang jenis F-1
selama bulan Juli 2004 sbb:
4 Persediaan 80 @ Rp 40.000 = Rp 3.200.000
6 Pembelian 60 @ RP 41000 =Rp 2.460.000
8 Penjualan 70
10 Pembelian 60@ Rp 42.000= Rp 2.520.000
12 Pembelian 30 @ Rp 43.000= Rp 1.290.000
14 Penjualan 80
16 Pembelian 40 @ Rp. 44.000= Rp1.760.000
18 Penjualan 30
Diminta : Catatlah transaksi diatas dalam kartu persediaan dengan metode rata-rata bergerak !
Kasus soal II
Berikut ini transaksi yang terjadi selama bulan Maret 2004. pada perusahaan PD Sumber Asih :
1 Maret Persediaan 120 unit @ Rp 10.000 = Rp 1.200.000
4 Maret Pembelian 180 unit @ Rp11.000 = Rp 1.980.000
6 Maret Retur Pembelian 10 unit
10 Maret Penjualan 200 unit
12 Maret Retur Penjualan 10 unit
20 Maret Pembelian 200 unit @ Rp12.000=Rp. 2.400.000
26 Maret Penjualan 120 unit
Diminta : Catat transaksi di atas dalam kartu persediaan dengan menggunakan metode FIFO !
KUNCI JAWABAN :
Soal no. 1.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Fahri Husein, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : UPP AMP