Anda di halaman 1dari 5

MELAKSANAKAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KOMPLIKASI KELAINAN

PENYAKIT DALAM MASA KEHAMILAN

Deteksi Dini Terhadap Kelainan, Komplikasi Dan Penyakit Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan
untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,persalinan dan nifas
sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi
dan penyakit yang biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati. Dengan
demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang.

1. Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection)


Idealnya wanita yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-
kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat kelainan pada kehamilannya tersebut akan lekas diketahui dan
segea dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap wanita hamil sebaiknya melakukan kunjungan antenatal sedikitnya 1
kali pada trimester 1 ( sebelum minggu ke 14 ).

Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu :


a.Anamnesa
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari anamnesa ini banyak keterangan yang
diperoleh guna membantu menegakkan diagnosa dan prognosakehamilan.
- Anamnesa Sosial ( biodata dan latar belakang sosial
- Anamnesa Keluarga
- Anamnesa Medik

- Anamnesa Haid

- Anamnesa Kebidanan

b. Pemeriksaan Umum

1)Tinggi badan

Pada wanita hamil yang pertama kali memeriksakan perlu diukur tinggi badannya. Seorang wanita
hamil yang terlalu pendek, yang tinggi badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi karena
kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang lancar. Perbandingan tinggi dan berat badan memberi
gambaran mengenai keadaan gizi dan balita.

2) Berat badan
Pada tiap pemeriksaan wanita hamil baik yang pertama kali atau ulangan, berat badan perlu
ditimbang. Kenaikan berat badan yang mendadak dapat merupakan tanda bahaya komplikasi kehamilan
yaitu preeklampsi. Dalam trimester I berat badan wanita hamil biasanya belum naik bahkan biasanya
menurunkarena kekurangan nafsu makan. Dalam trimester terakhit terutama karena pertumbuhan janin dan
uri berat badan naik sehingga pada akhir kehamilan berat badan wanita hamil bertambah kurang lebih 11
kg dibanding sebelum hamil. Pada trimester terakhir berat badan kurang lebih 0.5 kg seminggu, bila
penambahan berat badan tiap minggu lebih dari 0.5 kg harus diperhatikan kemungkinan preeklampsi.
3) Tanda-tanda vital
Dalam keadaan normal tekanan darah daloam kehamilan trimester terakhir sistolik tidak melebihi 
140 mmHg, dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Bila terdapat tekanan darah melebihi diatas maka
kemungkinan adanya preeklampsi.

4) Pemeriksaan kepala dan leher


Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan inspeksi. Pemeriksaan ini
meliputi seluruh bagian kepala dan leher. Jika pada pemeriiksaan mata sklera ikterik dan konjungtiva
anemis maka kemungkinan anemia.
5) Pemeriksaan payudara
Pada wanita hamil payudara terlihat besar dan tegang serta sedikit nyeri. Hal ini karena
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Pemeriksan
payudara dengan cara palpasi meliputi bentuk dan ukuran payudara, putting susu menonjol atau tidak,
adanya retraksi, masa dan pembesaran pembuluh limfe.
6) Pemeriksaan jantung, paru dan organ dalam tubuh lainnya
7) Pemeriksaan abdominal
Pemeriksaan abdominal dilakukan dengan palpasi. Dari pemeriksaan ini diperoleh mengenai ukuran dan
bentuk uterus.
8) Pemeriksan genetalia
Untuk memeriksa genetalia biasanya dengan pemeriksaan ginekologi. Pada pemeriksaan ini vulva,
vagina dan porsio diperiksa dan dilihat inspekulo.

9) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya varises dan oedema.

c. Pemeriksaan laboratorium
Test laboratorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksan ini ditujukan untuk memeriksa golongan
darah, Hb, protein urine, dan glukosa urine. Pemeriksaan urine pada awal kehamilan bertujuan untuk mengetahui
adanya kehamilan. Selain itu pemeriksaan urin juga bertujuan untuk mengetahui adanya protein urine dan glukosa
urine. Protein dalam urine merupakan hasil kontaminasi dair vagina atau dari infeksi saluran kencing atau penyakit
ginjal. Pada saat hamil jika dihubungkan dengan hipertensi dan oedem, hal ini akan menjadi tanda serius dari
preeklampsi. Untuk glukosa urin berhubungan dengan diabetes.

2. Kontak Dini Kehamilan Trimester I


Pada trimester I, menurunnya keinginan untuk melakukan hubungan seksual sangat wajar. Apabila dalam
anamnesis ada riwayat abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16
minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya
koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala
sudah masuk panggul koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

3. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.


Pelayanan ANC yang diberikan petugas kesehatan kepada setiap ibu  hamil berbeda – beda tergantung
dari kebutuhan dan kondisi dari setiap individunya. Misalnya persetujuan ANC yang diberikan terhadap ibu hamil
dengan hipertensi tentunya akan berbeda dengan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil dengan varises.
Pada ibu hamil dengan hipertensi sebaiknya dilakukan pemantauan tekanan darah, urin, dan kondisi janin
setiap minggunya. Anjurkan kepada ibu untuk mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu
dikonsultasikan kepada ahli. Selain itu anjurkan ibu pula untuk cukup istirahat menjauhi emosi dan jangan bekerja
terlalu berat. Pada pola nutrisi sebaiknya ibu dianjurkan untuk diet tinggi protein rendah hidrat arang, rendah
lemak, dan rendah garam. Hal ini bertujuan untuk mencegah pertambahan berat badan yang agresif.
Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa, dapat dilakukan pemeriksaan
monitor janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), Penentuan kadar estriol,
amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya.
Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus dipikirkan bila ada tanda – tanda
hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau pre-eklamsi berat). Apalagi bila janin telah meninggal dalam
kandungan pengakhiran kehamilan ini sebaikanya dirundingkan antar disiplin : dengan ahli penykit dalam ; apakah
ada ancaman terhadap jiwa ibu.
Sedangkan pada ibu hamil dengan varises pelayanan ANC yang diberikan antara lain
- Anjuran ibu untuk jangan berdiri atau duduk terlalu lama dan jangan memakai ikat pinggang
terlalu kencang.
- Anjurkan kepada ibu supaya jalan – jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran
darah.
- Anjurkan ibu untuk memakai kaos kaki atau pembalut tungkai elastis.
- Dapat diberikan obat – obatan : Venosan, Glyvenol, Venoruton, dan Varemoid.

4. Skrining untuk deteksi dini.


a.USG
USG merupakan suatu media diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari
struktur jaringan berdasarkan gambaran ecko dari gelombang ultrasonik. Pemeriksaaan USG saat ini dipandang
sebagai metode pemeriksaan yang aman. Pemeriksaan USG pada kehamilan normal usia 5 minggu struktur
kantong gestasi intrauterin dapat dideteksi dimana diameternya sudah mencapai 5-10 mm. Jika dihubungkan
dengan kadar HCG pada saat itu kadarnya sudah mencapai 6000-6500 mlU/ ml. Dari kenyataan ini bisa juga
diartikan bahwa kadar HCG yang lebih dari 6500 mlU/ ml tidak dijumpai adanya kantong gestasi intrauterin, maka
kemungkinan kehamilan ektopik.
Gambaran USG kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung pada usia kehamilan, ada tidaknya
gangguan kehamiulan (ruptura, abortus) serta banyak dan lamanya perdarahan intra abdomen. Diagnosis pasti
kehamilan ektopik secara USG hanya bisa ditegakkan jika terlihat kantong gestasi berisi janin hidup yang letaknya
diluar kavum uteri.
Pada kehamilan 7 minggu diameter kantong gestasi telah mencapai 25 mm. Panjang embrio mencapai 10 mm dan
menjadi lebih mudah dilihat. Struiuktur kepala sudah dapat dibedakan dari badan. Selain denyut jantuing mungkin
juga dapat dideteksi adanya gerakan embrio yang dapat dirangsang dengan melakukan perkusi pada dinding perut.
Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti yang telah disebutkkan maka kemungkinan terjadi miss abortion. Jika
dijumpai lebih dari 1 embrioyang menunjukkan tanda-tanda kehidupan maka kemungkinan kehamilan multiple.
Pada kehamilan 8 minggu kantong gestasi telah berdiameter 30 mm. Struktur embrio dapat dilihat lebih jelas lagi.
Sering kali terlihat kuning telur dalam ( yolk salk ) berupa struktur vasikuler berdiameter kira-kira 5 mm yang
letaknya diluar selaput amnion. Jika tidak dijumpai adanya struktur embrio dan kantong kuning telur maka
kemungkinan kehamilan anembrionik.

KEHAMILAN DI SERTAI PENYAKIT PERNAFASAN


KEHAMILAN & PENYAKIT ASMA
Pedoman  bagi Wanita Hamil dan yang Menyusui Anak
Lembaran Informasi ini adalah petunjuk bagi wanita yang hamil dan yang menyusui yang menderita asma,
dengan memberikan informasi mengenai pengobatan, tindakan bantuan diri dan pentingnya memiliki sebuah
rancang tindak.
INFORMASI PENTING:
 Adalah penting untuk melanjutkan memakai obat asma selagi Anda hamil.
 Perlu mendiskusikan mengenai sebuah rancang tindak dengan dokter Anda.
 Adalah aman untuk menyusui anak meskipun Anda memakan obat asma.

Asma
Terlepas apakah seseorang sedang hamil atau tidak, perawatan asma pada dasarnya sama.Perawatannya
bertujuan untuk mengendalikan asma dan mencegah terjadinya serangan asma. Serangan asma terjadi ketika
saluran pernafasan berhubungan dengan sebuah .faktor pemicu.. Terjadi peradangan (memerah dan terasa sakit)
serta penyempitan saluran pernafasan yang disebabkan oleh membengkaknya lapisan dalam saluran pernafasan,
pembentukan lendir yang berlebihan dan terjadinya kejang otot pada dinding saluran pernafasan.

Asma dan Kehamilan


Asma yang terkendali dengan baik tidak memiliki efek yang berarti pada wanita yang hamil, melahirkan
ataupun menyusui. Asma mungkin membaik, memburuk atau tetap tidak berubah selama masa hamil, tetapi pada
kebanyakan wanita gejala-gejalanya cenderung meningkat selama tiga bulan terakhir dari masa kehamilan. Dengan
bertumbuhnya bayi dan membesarnya rahim, sebagian wanita mungkin mengalami semakin sering kehabisan
nafas. Tetapi ibu-ibu yang tidak menderita asmapun mengalami hal tersebut karena gerakan diafragma/sekat
rongga badan menjadi terbatas. Adalah penting untuk memiliki sebuah rancang tindak asma dan ini harus ditinjau
kembali secara teratur selama masa kehamilan. Dokter spesialis kebidanan perlu diberitahu bila si pasien meminum
obat cortisone. Bagi wanita yang mengalami serangan asma yang dahsyat atau tidak stabil meskipun sudah
diadakan pengendalian asma yang terbaik, rancang tindak mereka harus meliputi apa yang harus dilakukan ketika
melahirkan, termasuk pilihan-pilihan jika dilakukan pembiusan. Hal ini harus diatur dengan konsultasi antara sang
ibu, dokter kebidanan dan dokter ahli. Asma yang tidak dikendalikan ada hubungannya dengan sedikit
meningkatnya kelahiran bayi yang berat badannya rendah dan terjadinya kelahiran sebelum waktunya.
Pengobatan
Pengalaman bertahun-tahun dengan sejumlah besar wanita hamil yang menggunakan obatobatan asma
seperti Ventolin dan Bricanyl telah menunjukkan bahwa obat-obatan ini aman baik  bagi sang ibu maupun si bayi.
Obat-obatan lainnya termasuk tablet-tablet Atrovent, Intal Forte, Becotide, Tilade, Intal Forte, Becloforte, 
Pulmicort,  dan  Prednisolone juga telah digunakan dan tidak menyebabkan peningkatan angka kelahiran bayi
cacat. Obat-obat golongan Theophyllines (Brondecon, Nuelin dan Theodur) tidak lagi sering digunakan sekarang
dalam pengendalian asma, tetapi bila digunakan ketika masa hamil, kadar darah harus diperiksa secara teratur oleh
dokter Anda, karena hal tersebut dapat berubah-ubah selama masa hamil.

Melahirkan
Obat penyakit asma tidak menyebabkan kelahiran tertunda atau waktunya bertambah panjang. Wanita-
wanita yang penyakit asmanya dikendalikan dengan baik mempunyai pilihan sama dalam penggunaan obat
penghilang sakit sewaktu melahirkan dan kemungkinan terjadinya komplikasi waktu melahirkan sama besarnya
seperti pada wanita yang tidak berpenyakit asma. Sangat jarang terjadi serangan asma sewaktu melahirkan, tetapi
kalaupun hal itu terjadi, penanganannya sama dengan penanganan serangan asma pada seseorang yang tidak hamil.
Risiko terhadap bayi dari asma yang tidak dikendalikan lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan risiko (bila
memang ada) dari obat-obatan yang digunakan untuk mengobatinya.
Mengawasi Pengukuran Tiupan Nafas (.Peak Flow Monitoring.)
Pengawasan pengukuran tiupan nafas dapat membantu selama masa hamil karena hal ini memungkinkan
pengukuran perubahan yang terjadi pada fungsi paru-paru. Kekuatan tiupan nafas dapat berkurang pada masa akhir
kehamilan dan ini normal karena rahim tambah membesar dan ruang bagi paru-paru untuk mengembang menjadi
berkurang. Dengan melakukan pengukuran fungsi paru-paru anda, perubahan-perubahan yang terjadi dapat terlihat
dengan mudah, dan, dengan adanya rancang tindak asma, pengobatan dapat diubah dengan mudah dan cepat untuk
memastikan bahwa asma yang Anda derita tetap terkendali.

Gerak badan
Ingat bahwa gerak badan dampak rendah (low impact exercise) yang tingkatnya sedang seperti berjalan dan
berenang dapat membantu selama masa hamil.

.MENYUSUI
Adalah aman untuk menyusui sambil mendapat pengobatan asma. Obat-obat lainnya termasuk beberapa
antibiotik dan obat-obat yang dapat dibeli tanpa memerlukan resep dokter tidak selalu aman. Sebaiknya Anda
selalu merundingkannya dengan dokter atau apoteker anda.

Anda mungkin juga menyukai