Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah
kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga
timbul akibat aktivitas manusia.
Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat
penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua.
Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan
manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan
pembakaran material organik (seperti tumbuhan).
Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk
digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan
melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Uap air
• 2 Karbondioksida
• 3 Metana
• 4 Nitrogen Oksida
• 5 Gas lainnya
• 6 Referensi
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap
sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional,
dan aktivitas manusia tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali
pada skala lokal.
Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah
kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di
troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap
air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya
temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini
terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu,
uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang
melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2[1]. Perubahan dalam jumlah uap air di udara
juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.
[sunting] Karbondioksida
[sunting] Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia
merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu
bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah
organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-
hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan
revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat
satu setengah kali lipat.
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22)
terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan
(furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara
berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin
yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang
melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah
terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan
dalam Protokol Montreal tentang Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon,
konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke udara.
Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses
manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para
ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer.
Bahan tersebut adalah trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer
meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi
gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah
dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum
teridentifikasi.
[sunting] Referensi
Detil Protokol
Menurut rilis pers dari Program Lingkungan PBB:
Sebagian besar ketetapan Protokol Kyoto berlaku terhadap negara-negara maju yang
disenaraikan dalam Annex I dalam UNFCCC.
Menurut syarat-syarat persetujuan protokol, ia mulai berlaku "pada hari ke-90 setelah
tanggal saat di mana tidak kurang dari 55 Pihak Konvensi, termasuk Pihak-pihak dalam
Annex I yang bertanggung jawab kepada setidaknya 55 persen dari seluruh emisi karbon
dioksida pada 1990 dari Pihak-pihak dalam Annex I, telah memberikan alat ratifikasi
mereka, penerimaan, persetujuan atau pemasukan." Dari kedua syarat tersebut, bagian
"55 pihak" dicapai pada 23 Mei 2002 ketika Islandia meratifikasi. Ratifikasi oleh Rusia
pada 18 November 2004 memenuhi syarat "55 persen" dan menyebabkan pesetujuan itu
mulai berlaku pada 16 Februari 2005.
Hingga 3 Desember 2007, 174 negara telah meratifikasi protokol tersebut, termasuk
Kanada, Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia dan 25 negara anggota Uni
Eropa, serta Rumania dan Bulgaria.
Ada dua negara yang telah menanda tangani namun belum meratifikasi protokol tersebut:
Pada awalnya AS, Australia, Italia, Tiongkok, India dan negara-negara berkembang telah
bersatu untuk melawan strategi terhadap adanya kemungkinan Protokol Kyoto II atau
persetujuan lainnya yang bersifat mengekang. [5] Namun pada awal Desember 2007
Australia akhirnya ikut seta
Banyak orang yang mempunyai masalah dengan bau badan atau bau
keringat yang tidak sedap sehingga mempengaruhi rasa percaya diri. Namun ada juga
yang tidak menyadari akan keadaan tubuhnya yang mengeluarkan aroma yang kurang
sedap tersebut dan bersikap cuek saja. Bau badan adalah masalah yang peka dan dapat
menimbulkan gangguan dalam kehidupan sosial seseorang, baik dalam pergaulan secara
umum maupun dengan pasangan. Orang yang mempunyai masalah bau badan seringkali
merasa rendah diri atau minder dan membatasi pergaulan. Selain itu, orang lain juga
’segan’ untuk berdekatan dengannya karena aroma tubuhnya membuat pusing/puyeng.
Kondisi tersebut tentunya dapat menghambat dalam pengembangan potensi dirinya.
Aroma tubuh yang dikeluarkan setiap orang bervariasi, ada yang tidak berbau, bau asam
sampai yang berbau menyengat. Bau badan umumnya disebabkan oleh pengeluaran
keringat yang berlebihan terutama di daerah ketiak. Namun ada juga orang yang aroma
tubuhnya tidak sedap walaupun tidak berkeringat dan baunya akan bertambah menyengat
ketika berkeringat. Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat, yaitu kelenjar apokrin
yang menghasilkan cairan yang kental serta keruh, dan kelenjar ekrin yang menghasilkan
cairan yang encer serta jernih, merupakan unsur utama/paling banyak dalam air keringat.
Sekresi keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin adalah yang sering menimbulkan
aroma tubuh yang tidak sedap terutama ketika bercampur dengan bakteri. Pada dasarnya
ada orang yang mengeluarkan banyak keringat dan ada juga yang sedikit. Keaktifan
kelenjar keringat mempengaruhi jumlah keringat yang diproduksi. Dibandingkan dengan
bagian tubuh lainnya, kelenjar keringat paling aktif pada kulit ketiak. Pada orang-orang
tertentu mempunyai kelenjar keringat yang aktif sejak lahir/bawaan sehingga selalu
berkeringat.
Keringat sebenarnya bagian dari mekanisme pengaturan suhu tubuh agar tetap stabil,
yaitu sebagai reaksi untuk menyejukkan diri. Ketika suhu tubuh meningkat akibat cuaca
panas atau kegiatan fisik, kedua kelenjar tersebut akan terstimulasi untuk menghasilkan
keringat dan keluar melalui permukaan kulit. Kemudian keringat tersebut mengalami
penguapan sehingga panas tubuh berkurang. Produksi keringat yang berlebih juga dapat
dipicu oleh faktor ketegangan emosi.
Aroma tubuh yang tidak sedap dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kurang menjaga
kebersihan badan, jenis makanan yang dikonsumsi dan adanya ketegangan emosi. Sisa
keringat yang tidak menguap yaitu yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin akan melekat
pada badan, bila dibiarkan lama akan diuraikan oleh bakteri pada tempat tersebut
sehingga menimbulkan bau badan yang menyengat. Jenis makanan yang tinggi kalori
seperti makanan berlemak dan berprotein tinggi terutama jika dikonsumsi berlebihan
dapat menimbulkan bau keringat yang kurang sedap. Jenis makanan tersebut dapat
merangsang kelenjar mengeluarkan lebih banyak keringat dibandingkan dengan jenis
makanan yang rendah kalori. Ketegangan yang memicu emosi negatif seperti kecemasan,
gelisah, stres, dan kemarahan juga dapat mengaktifkan kelenjar keringat dan
mempertajam aroma tubuh yang tak sedap.
Pencegahan
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
bau badan yang tak sedap, antara lain :
• Selalu menjaga kebersihan badan, dianjurkan untuk lebih sering mandi dan
mengelap bagian tubuh yang sering mengeluarkan keringat. Sebaiknya rambut
ketiak dibersihkan/dicukur agar tidak lembab dan memicu bau.
• Ganti pakaian yang basah oleh keringat dengan pakaian yang kering dan bersih.
• Hindari atau kurangi makanan yang memicu aroma tubuh yang kurang sedap.
• Perbanyak konsumsi makanan yang berserat dan rendah kalori seperti buah dan
sayuran serta minum cukup air putih (8-12 gelas/hari).
• Hindari emosi negatif dan usahakan untuk lebih santai.
• Gunakan sabun mandi yang berkhasiat antibakteri.
Ada beberapa jenis herbal yang digunakan untuk mengatasi bau badan. Berbagai jenis
tanaman tersebut telah lama digunakan dan diwariskan secara turun temurun, antara lain:
daun sirih (Piper betle), beluntas (Pluchea indica), kemangi (Ocimum basilicum var
citratum), bunga kecombrang (Nicolaia speciosa), kunyit (Curcuma longa), temu giring
(Curcuma heyneana), bunga kenanga (Canangium odorata), akar wangi (Andropogon
zizanoides), nilam (Pogostemon cablin).
Catatan: untuk perebusan gunakan panci enamel, periuk tanah, panci kaca/pyrex. Untuk
hasil optimal lakukan secara teratur, baik pemakaian dalam maupun pemakaian luar.
Ada dua jenis kelenjar yang menghasilkan keringat. Ada yang memproduksi keringat
bening dan tidak berbau yang dikeluarkan sejak bayi seperti keringat di dahi, di tangan.
Dan ada kelenjar yang memproduksi keringat yang mengandung asam lemak jenuh
dengan cairan lebih kental dan berminyak. Biasanya terdapat di tempat-tempat tertentu,
terutama di daerah akar rambut, seperti ketiak, kemaluan, dan di dalam hidung. Kelenjar
ini bersifat aktif setelah masa pubertas.
Mengapa terjadi bau badan ? Sebenarnya, cairan yang dihasilkan oleh kelenjar hanya
berbau lemak. Namun, karena di setiap helai rambut terdapat satu kelenjar dan
mengandung bakteri yang berperan dalam proses pembusukan, maka timbullah bau
badan yang tak sedap. Bau badan juga dipengaruhi oleh faktor keturunan, walaupun tidak
menjamin 100%. Kebiasaan membersihkan badan 2 kali sehari, lalu jenis pakaian yang
kita pakai dan makanan yang kita makan justru sangat berpengaruh terhadap munculnya
masalah Bau Badan. Satu hal lagi, stress juga menjadi pemicu keringat keluar lebih
banyak dari biasa. Dan ini bisa memunculkan bau badan yang lebih dari biasa pula.
Banyak cara yang dilakukan untuk menghilangkan bau badan atau menyamarkan bau
keringat. Mulai penggunaan deodorant, antiperspiran, serta cara tradisional. Sebelum
menggunakan salah satu cara, kenali dulu fungsi masing masing dari ketiga cara tersebut.
Deodorant berfungsi untuk menutupi bau dengan keharuman dan membunuh bakteri
yang menyebabkan bau badan. Sementara antiperspiran dirancang untuk menghentikan
keringat bahkan sebelum terjadi. Kedua produk ini banyak beredar di pasaran dan banyak
digunakan oleh hampir keseluruhan pemakai. Tingkat keberhasilannya tergantung pada
cocok atau tidaknya. Bagi yang ingin mencoba cara menghilangkan bau badan secara
tradisional, atau cara alami, ada beberapa tips yang bisa dicoba.
• Minum rebusan air daun sirih sebanyak 1 gelas dari 10 lembar daun sirih, cukup
seminggu dua kali, karena manfaat daun sirih mengandung antiseptik berfungsi
membunuh kuman dan bakteri. Daun sirih juga bermanfaat untuk menghilangkan
segala jenis bau lainnya seperti bau mulut, dan bau di sekitar alat vital wanita.
• Biasakan makan daun kemangi tiap hari, kemangi memberi efek menetralisir bau
keringat termasuk bau mulut juga.
• Oleskan irisan mentimun ke sekitar ketiak sehabis mandi, mentimun memberi
efek mendinginkan dan menyegarkan.
Agar produksi keringat tidak berlebihan, hindari makanan yang berlemak terutama
daging, kurangi menyantap makanan pedas, hindari juga minum kopi. Jika ingin badan
wangi, gunakan deodorat yang berbentuk spray agar mudah menyerap dan tidak
meninggalkan bekas di baju. Jangan lupa untuk memakai pakaian yang bisa menyerap
keringat seperti dari bahan katun ringan.