Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Sabun pertama kali ditemukan oleh orang Mesir kuno beberapa ribu tahun yang lalu.
Pembuatan sabun oleh suku bangsa Jerman dilaporkan oleh Julius Caesar. Teknik
pembuatan sabun dilupakan orang dalam zaman kegelapan (Dark Ages), namun
ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan sabun mulai meluas pada abad ke -
18.
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada
zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi
(natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium
dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu (yang mengandung basa seperti kalium
karbonat) sebagai ganti lindi (lye = larutan alkali). (Fessenden,1992)
2.2 Saponifikasi
Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak di campur dengan
larutan alkali. Dengan kata lain saponifikasi adalah proses pembuatan sabun yang
berlangsung dengan mereakasikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan sintesa
dan air serta garam karbonil (sejenis sabun). Sabun merupakan salah satu bahan yang
digunakan untuk mencuci baik pakaian maupun alat-alat lain. Alkali yang biasanya
digunakan adalah NaOH dan Na2CO3 maupun KOH dan K2CO3 . Ada dua produk yang
dihasilkan dalam proses ini, yaitu sabun dan gliserin. Secara teknik, sabun adalah hasil
reaksi kimia antara asam lemak dan alkali. Asam lemak diproleh dari lemak hewan dan
nabati. Ada beberapa jenis minyak yang dipakai dalam pembuatan sabun, antara lain :
Minyak zaitun (olive oil), minyak kelapa (coconut oil), minyak sawit (palm oil), minyak
kedelai (soy bean oil) dan lain-lain. Masing-masing mempunyai karakter dan fungsi
yang berlainan. (wikipedia, 2007)
Sabun berperan sebagai emulsi antara monomer terdispersi dan fasa larutan
selama polimerisasi didalam produksi SBR (Stirena-butadinea rubber). Sabun secara
Reaksi saponifikasi dan struktur dasar senyawa sabun yang dihasilkan ialah sebagai
berikut:
Asam lemak bebas adalah hasil samping dari pengolahan minyak kelapa sawit.
Dalam pembuatan lilin, asam lemak bebas digunakan sebagai pengganti lemak lilin.
Asam lemak bebas dapat juga digunakan dengan menggunakan sebagai bahan baku
pembuatan detergent, industri kosmetik, cat, tekstil dan lain-lain.
Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh proses hidrolisa dan oksidasi biasanya
bergabung dengan lemak netral dan pada konsentrasi sampai 15 persen belum
menghasilkan flafor yang tidak disenangi. Lemak dengan dengan kadar asam lemak
bebas dari 1 persen, jika dicicipi akan terasa membentuk film pada permukaan lidah dan
tidak berbau tengik, namun intensitasnya bertambah dengan bertambahnya jumlah asam
lemak bebas. Walaupun asam lemak bebas dalam jumlah kecil dapat mengakibatkan
rasa yang tidak enak. Dan dapat menghasilkan bau tengik. Asam lemak bebas juga dapat
mengakibatkan karat dan warna gelap jika lemak dipanaskan dalam wajan besi.
(Ketaren, 1986)