Stroke
Stroke
Definisi Stroke
Suatu stroke, atau cerebrovascular accident (CVA), terjadi ketika penyediaan darah ke bagian
dari otak terganggu, menyebabkan sel-sel otak mati. Ketika aliran darah ke otak terganggu
atau terhalangi, oksigen dan glukose tidak dapat disampaikan ke otak. Aliran darah dapat
dikompromikan oleh suatu keanekaragaman mekanisme-mekanisme.
Penyempitan dari arteri-arteri kecil didalam otak dapat menyebabkan suatu yang
disebut lacunar stroke, (lacune=ruang yang kosong). Halangan/rintangan dari suatu
arteriole tunggal dapat mempengaruhi suatu area yang kecil dari otak menyebabkan
jaringan itu mati (infarct).
Pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis) yang menjurus ke otak. Ada empat
pembuluh-pembuluh darah utama yang menyediakan otak dengan darah. Anterior
circulation dari otak yang mengontrol kebanyakan motor, aktivitas, sensasi, pikiran,
kemampuan bicara, dan emosi disuplai oleh arteri-arteri karotid. Posterior circulation,
yang mensuplai batang otak (brainstem) dan cerebellum, yang mengontrol bagian-
bagian automatik dari fungsi dan koordinasi otak, disuplai oleh arteri-arteri
vertebrobasilar.
Jika arteri-arteri ini menjadi sempit sebagai suatu akibat dari atherosclerosis, plak atau
kolesterol, runtuhan (puing-puing) dapat terlepas dan mengambang menghilir,
menyumbat penyediaan darah ke suatu bagian dari otak. Berlawanan dengan stroke-
stroke lacunar, bagian-bagian yang lebih besar dari otak dapat kehilangan suplai
darah, dan ini mungkin menghasilkan lebih banyak gejala-gejala daripada suatu stroke
lacunar.
Cerebral hemorrhage (perdarahan didalam unsur otak). Sebab yang paling umum
mendapatkan perdarahan didalam otak adalah tekanan darah tinggi yang tidak
terkontrol. Situasi-situasi lain termasuk aneurysms yang bocor atau pecah atau
arteriovenous malformations (AVM) dimana ada suatu koleksi abnormal dari
pembuluh-pembuluh darah yang adalah mudah pecah dan dapat berdarah.
Embolic stroke
Tipe lain dari stroke mungkin terjadi ketika bekuan darah atau suatu potong dari plak
atherosclerotic (endapan-endapan dari kolesterol dan kalsium pada dinding dalam dari
jantung atau arteri) putus terlepas, berjalan melalui arteri-arteri yang terbuka, dan memondok
pada suatu arteri dari otak. Ketika ini terjadi, aliran dari darah yang kaya oksigen ke otak
terhalang dan suatu stroke terjadi. Tipe stroke ini dirujuk sebagai suatu embolic stroke.
Contohnya, suatu bekuan darah mungkin terbentuk didalam kamar/bilik jantung sebagai
suatu akibat dari irama jantung yang tidak teratur, seperti yang terjadi pada atrial fibrillation.
Biasanya, bekuan-bekuan atau gumpalan-gumpalan ini tetap melekat pada lapisan dalam dari
jantung, namun adakalanya mereka dapat putus tiba-tiba, berjalan melalui aliran darah,
membentuk suatu sumbatan (embolism) pada suatu arteri otak, dan menyebabkan suatu
stroke. Suau embolism dapat juga berasal pada suatu arteri besar (contohnya, arteri karotid,
suatu arteri utama pada leher yang mensuplai darah ke otak) dan kemudian berjalan menghilir
untuk menyumbat sebuah arteri kecil didalam otak.
Cerebral hemorrhage
Suatu cerebral hemorrhage terjadi ketika sebuah pembuluh darah didalam otak pecah dan
berdarah kedalam jaringan otak yang mengelilinginya. Suatu cerebral hemorrhage
(perdarahan di otak) dapat menyebabkan suatu stroke dengan mencabut atau merampas darah
dan oksigen pada bagian-bagian dari otak. Darah juga adalah sangat mengiritasi pada otak
dan dapat menyebabkan pembengkakan jaringan otak (cerebral edema). Edema dan
akumulasi dari darah dari suatu cerebral hemorrhage meningkatkan tekanan didalam
tengkorak dan menyebabkan lebih jauh kerusakan dengan menekan otak terhadap tengkorak
yang bertulang.
Subarachnoid hemorrhage
Pada suatu subarachnoid hemorrhage, darah berkumpul pada ruangan dibawah selaput
arachnoid yang melapisi otak. Darah berasal dari suatu pembuluh darah abnormal yang bocor
atau pecah. Seringkali ini adalah dari suatu aneurysm (suatu penonjolan keluar yang
abnormal dari dinding pembuluh). Subarachnoid hemorrhages biasanya menyebabkan suatu
sakit kepala yang mendadak yang berat dan leher yang kaku. Jika tidak dikenali dan dirawat,
konsekwensi-konsekwensi neurologi utama, seperti koma, dan kematian otak akan terjadi.
Vasculitis
Penyebab lain yang jarang dari stroke adalah vasculitis, suatu kondisi dimana pembuluh-
pembuluh darah menjadi meradang.
Nampaknya sangat sedikit peningkatan kejadian dari stroke pada orang-orang dengan sakit
kepala migraine. Mekanisme untuk migraine atau sakit-sakit kepala vascular termasuk
penyempitan dari pembuluh-pembuluh darah otak. Beberapa episode-episode sakit kepala
migraine dapat bahkan meniru stroke dengan kehilangan fungsi dari satu sisi tubuh atau
penglihatan atau persoalan-persoalan kemampuan berbicara. Biasanya, gejala-gejala
menghilang ketika sakit kepala hilang.
Gangguan-gangguan irama jantung seperti atrial fibrillation, patent foramen ovale, dan
penyakit klep jantung dapat juga sebagai penyebab.
Ketika stroke-stroke terjadi pada individu-individu yang lebih muda (kurang dari 50 tahun
umurnya), faktor-faktor risiko yang lebih kurang umum dipertimbangkan termasuk obat-obat
terlarang, seperti cocaine atau amphetamines, aneurisme-aneurisme yang pecah, dan
kecenderungan-kecenderungan pada penggumpalan atau pembekuan darah yang diturunkan
atau diwariskan (secara genetik).
Suatu contoh dari suatu kecenderungan genetik pada stroke terjadi pada suatu kondisi yang
jarang yang disebut homocystinuria, dimana ada tingkat-tingkat yang berlebihan dari kimia
homocystine didalam tubuh. Ilmuwan-ilmuwan sedang mencoba untuk menentukan apakah
kejadian yang tidak diturunkan dari tingkat-tingkat yang tinggi dari homocystine pada segala
umur dapat cenderung ke stroke.
Beberapa TIA-TIA berkembang secara perlahan, dimana yang lain-lain berkembang secara
cepat. Secara definisi, semua TIA-TIA hilang dalam 24 jam. Stroke-stroke yang memakan
waktu lebih lama untuk hilang daripada TIA-TIA, dan dengan stroke-stroke, fungsi yang
sepenuhnya mungkin tidak akan kembali dan mencerminkan suatu persoalan yang lebih
permanen dan serius. Walaupun kebanyakan TIA-TIA seringkali berlangsung hanya beberapa
menit, semua TIA-TIA harus dievaluasi dengan urgensi yang sama seperti suatu stroke dalam
suatu usaha untuk mencegah kekambuhan-kekambuhan dan atau stroke-stroke. TIA-TIA
dapat terjadi sekali, berkali-kali, atau mendahului suatu stroke permanen. Suatu serangan
transient ischemic harus dipertimbangkan sebagai suatu keadaan darurat karena tidak
ada garansi bahwa situasinya akan hilang dan fungsi akan kembali.
Suatu TIA dari suatu bekuan pada mata dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang
sementara (amaurosis fugax), yang mana seringkali digambarkan sebagai sensasi dari suatu
gorden atau tabir yang turun kebawah. Suatu TIA yang melibatkan arteri karotid (pembuluh
darah yang paling besar yang mensuplai otak) dapat menghasilkan persoalan-persoalan
dengan gerakan atau sensasi pada satu sisi dari tubuh, yang adalah sisi berlawanan pada
halangan yang sesungguhnya. Seoang pasien yang terpengaruh mungkin mengalami
kelumpuhan tangan, kaki, dan muka, semuanya pada satu sisi. Penglihatan double,
kepeningan (vertigo), dan kehilangan kemampuan berbicara, mengerti, dan keseimbangan
dapat juga sebagai gejala-gejala tergantung pada bagian mana dari otak yang kekurangan
suplai darah.
Gejala-Gejala Stroke
Ketika sel-sel otak dicabut atau dirampas oksigennya, mereka berhenti melakukan tugas-
tugas biasa mereka. Gejala-gejala yang mengikuti suatu stroke tergantung pada area otak
yang telah dipengaruhi dan jumlah kerusakan jaringan otak.
Stroke-stroke kecil mungkin tidak menyebabkan gejala-gejala apa saja, namun tetap dapat
merusak jaringan otak. Stroke-stroke ini yang tidak menyebabkan gejala-gejala dirujuk
sebagai silent strokes. Menurut the U.S. National Institute of Neurological Disorders and
Stroke (NINDS), ini adalah lima tanda-tanda utama dari stroke:
1. Kematian rasa (kekebasan) atau kelemahan-kelemahan yang mendadak dari muka,
tangan atau kaki, terutama pada satu sisi dari tubuh. Kehilangan dari gerakan sukarela
(voluntary movement) dan/atau sensasi mungkin adalah sepenuhnya atau sebagian.
Mungkin juga ada suatu sensasi kegelian (kesemutan) yang berkaitan pada area yang
terpengaruh.
2. Kebingungan atau kesulitan berbicara atau mengerti yang mendadak. Adakalanya
kelemahan pada otot-otot muka dapat menyebabkan pengeluaran air liur.
3. Kesulitan melihat yang mendadak pada satu atau kedua mata
4. Kesulitan berjalan, kepeningan, kehilangan keseimbangan atau koordinasi yang
mendadak
5. Sakit kepala yang parah yang mendadak dengan penyebab yang tidak diketahui
Orang yang terpengaruh harus berbaring rata untuk mempromosikan suatu aliran
darah yang optimal ke otak.
Jika keadaan mengantuk, tidak merespon, atau mual hadir, orang itu harus diletakkan
pada posisi pertolongan pada sisi mereka untuk mencegah tercekik jika muntah
terjadi.
Walaupun aspirin memainkan suatu peran utama dalam pencegahan stroke (lihat
dibawah), sekali gejala-gejala dari suatu stroke mulai, adalah umumnya
direkomendasi bahwa tambahan aspirin jangan diberikan hingga pasien menerima
perhatian medis. Jika stroke adalah tipe dari perdarahan, aspirin dapat secara teori
membuat persoalan-persoalan lebih buruk.
Menurut suatu studi oleh University of North Carolina, tiga perintah-perintah mungkin
digunakan untuk menilai apakah seseorang mungkin mengalami suatu stroke. Orang-orang
awam dapat memerintahkan seorang korban stroke yang berpotensi untuk:
1. Senyum
2. Mengangkat kedua tangan
3. Mengucapkan suatu kalimat sederhana
Hanya karena seseorang telah tidak jelas bicaranya atau kelemahan pada satu sisi tubuh tidak
harus menandakan kejadian dari suatu stroke. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan lain
yang bertanggung jawab untuk gejala-gejala ini. Kondisi-kondisi lain yang dapat meniru
suatu stroke termasuk:
tumor-tumor otak,
suatu bisul otak (suatu koleksi dari nanah didalam otak yang disebabkan oleh bakteri
atau suatu jamur),
sakit kepala migraine,
perdarahan di otak secara spontan atau dari trauma,
meningitis atau encephalitis,
suatu overdosis dari obat-obat tertentu, atau
suatu ketidakseimbangan dari sodium, calcium, atau glucose didalam tubuh dapat juga
menyebabkan perubahan-perubahan dalam sistim syaraf yang dapat meniru suatu
stroke.
Pada evaluasi stroke akut, banyak hal-hal akan terjadi pada saat yang bersamaan. Ketika
dokter sedang mengambil sejarah dan melaksanakan pengujian fisik, staf-staf perawat akan
mulai memonitor tanda-tanda vital dari pasien, mendapatkan tes-tes darah, dan melakukan
suatu electrocardiogram (EKG atau ECG).
Bagian dari pengujian fisik yang telah menjadi standar adalah penggunaan suatu skala stroke.
The American Heart Association telah mempublikasikan suatu petunjuk pada pengujian dari
sistim syaraf untuk membantu orang-orang penyedia perawatan menentukan keparahan dari
suatu stroke dan apakah intervensi yang agresif mungkin diberikan.
Ada suatu kerangka waktu yang sempit untuk intervensi dalam suatu stroke akut dengan
obat-obat untuk membalikan kehilangan dari suplai darah pada bagian dari otak (silahkan
lihat TPA dibawah). Pasien perlu dievaluasi dan distabilkan secara tepat sebelum obat-obat
penghancur bekuan atau gumpalan dapat digunakan secara potensial.
Metode-metode lain dari teknologi MRI: Suatu MRI scan dapat juga digunakan untuk
secara khusus melihat pembuluh-pembuluh darah secara non-invasif (tanpa menggunakan
tabung-tabung atau suntikan-suntikan), suatu prosedur yang disebut suatu MRA (magnetic
resonance angiogram). Metode MRI lain yang disebut diffusion weighted imaging (DWI)
sedang ditawarkan pada beberapa pusat-pusat medis. Teknik ini dapat mendeteksi area
kelainan beberapa menit setelah aliran darah ke suatu bagian dari otak telah berhenti,
sedangkan suatu MRI konvensional mungkin tidak mendeteksi suatu stroke hingga sampai
enam jam setelah ia telah mulai, dan suatu CT scan adakalanya tidak dapat mendeteksinya
sampai ia berumur 12 sampai 24 jam. Sekali lagi, ini adalah bukan tes garis pertama dalam
mengevaluasi seorang pasien stroke, ketika waktu adalah sangat penting.
Angiogram Konvensional: Suatu angiogram adalah tes lain yang adakalanya digunakan
untuk melihat pembuluh-pembuluh darah. Suatu tabung kateter yang panjang dimasukkan
kedalam suatu arteri (biasanya di area pangkal paha) dan dye disuntikan ketika x-rays secara
simultan diambil. Dimana suatu angiogram memberikan beberapa dari gambar-gambar yang
paling detil dari anatomi pembuluh darah, ia juga adalah suatu prosedur invasif dan
digunakan hanya ketika diperlukan secara mutlak. Contohnya, suatu angiogram dilakukan
setelah suatu hemorrhage ketika sumber perdarahan yang tepat perlu diidentifikasi. Ia juga
adakalanya dilaksanakan untuk secara akurat mengevaluasi kondisi dari suatu arteri karotid
ketika operasi untuk membuka halangan pembuluh darah itu direnungkan.
Carotid Doppler ultrasound: Suatu carotid Doppler ultrasound adalah suatu metode non-
invasif yang menggunakan gelombang-gelombang suara untuk menyaring/melihat
penyempitan-penyempitan dan pengurangan aliran darah pada arteri karotid (arteri utama
pada leher yang mensuplai darah ke otak).
Tes-Tes Darah: Tes-tes darah seperti suatu angka pengendapan (sedimentation rate) dan C-
reactive protein dilakukan untuk mencari tanda-tanda dari peradangan yang dapat
menyarankan arteri-arteri yang meradang. Protein-protein darah tertentu yang dapat
meningkatkan kesempatan stroke dengan menebalkan atau mengentalkan darah diukur. Tes-
tes ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab stroke yang dapat dirawat
atau untuk membantu mencegah luka yang lebih jauh. Tes-tes penyaringan darah yang
mencari infeksi yang potensial, anemia, fungsi ginjal, dan kelainan-kelainan elektrolit
mungkin juga dipertimbangkan.
Perawatan Stroke
Tissue plasminogen activator (TPA)
Ada kesempatan untuk menggunakan alteplase (TPA) sebagai suatu obat penghancur bekuan
atau gumpalan untuk memecahkan bekuan darah yang menyebabkan stroke. Ada suatu
jendela yang sempit dari kesempatan untuk menggunakan obat ini. Lebih awal ia diberikan,
lebih baik hasilnya dan lebih kurang berpotensi untk komplikasi perdarahan kedalam otak.
Untuk posterior circulation strokes yang melibatkan sistim vertebrobasilar, kerangka waktu
untuk perawatan dengan TPA mungkin diperlebar bahkan lebih jauh ke 18 jam.
Kontrol tekanan darah dan kolesterol adalah kunci untuk pencegahan dari kejadian-kejadian
stroke dimasa depan. Pada serangan-serangan transient ischemic, pasien mungkin
dipulangkan dengan obat-obat bahkan jika tingkat-tingkat tekanan darah dan kolesterol bisa
diterima. Pada suatu stroke akut, tekanan darah akan dikontrol secara ketat untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut.
Pada pasien-pasien dengan diabetes, tingkat gula darah (glucose) seringkali terangkat setelah
suatu stroke. Mengontrol tingkat glucose pada pasien-pasien ini mungkin mengecilkan
ukuran dari suatu stroke. Akhirnya, oksigen mungkin dimasukkan ke pasien-pasien stroke
ketika diperlukan.
Rehabilitasi
Ketika seorang pasien tidak lagi sakit akut setelah suatu stroke, staf pelayanan kesehatan
fokus pada memaksimalkan kemampuan-kemampuan fungsional pasien. Ini paling sering
dilakukan dalam suatu rumah sakit rehabilitasi pasien dalam atau dalam suatu area khusus
dari suatu rumah sakit umum. Rehabilitasi dapat juga mengambil tempat pada suatu fasilitas
perawatan.
Proses rehabilitasi dapat memasukkan beberapa atau semua dari yang berikut:
Tujuannya adalah supaya pasien-pasien mendapat kembali sebanyak mungkin, jika tidak
seluruhnya, dari aktivitas-aktivitas dan fungsi-fungsi sebelum stroke mereka. Karena suatu
stroke melibatkan kehilangan permanen dari sel-sel otak, suatu pengembalian total pada
keadaan sebelum stroke pasien sayangnya, adalah suatu tujuan yang tidak realistik pada
banyak kasus-ksus.
Ketika seorang pasien stroke siap untuk pulang kerumah, seorang perawat mungkin datang
kerumah untuk suatu periode waktu sampai keluarganya akrab dengan perawatan untuk
pasien dan prosedur-prosedur untuk memberikan beragam obat-obat. Terapi fisik mungkin
berlanjut di rumah. Akhirnya, pasien biasanya ditinggal dirumah dengan seorang atau
beberapa orang pemberi perawatan, yang sekarang menemukan kehidupan-kehidupan mereka
telah berubah pada cara-cara utamanya. Merawat pasien stroke dirumah mungkin adalah
mudah atau hampir sangat mendekati tidak mungkin. Pada waktu-waktu, itu menjadi jelas
bahwa pasien harus ditempatkan pada suatu rumah perawatan atau suatu fasilitas perawatan
yang terampil karena perawatan yang tepat tidak dapt diberikan di rumah meskipun dengan
maksud-maksud yang baik dari keluarga.
Karena suatu stroke seringkali dapat berakibat pada kelumpuhan, bekuan-bekuan darah dapat
berkembang pada suatu vena kaki (deep vein thrombosis). Ini merupakan suatu risiko untuk
suatu bekuan yang berjalan keatas ke dan memondok didalam paru-paru - suatu situasi yang
secara potensial mengancam nyawa (pulmonary embolism). Ada sejumlah cara-cara dimana
dokter yang merawat dapat membantu mencegah bekuan-bekuan vena kaki ini. Kelumpuhan
yang berkepanjangan dapat juga menjurus pada luka-luka atau lecet-lecet tekanan (suatu
pecahnya kulit, yang disebut decubitus ulcers), yang dapat dicegah dengan seringkali
mereposisi (membalikan) pasien oleh perawat atau penjaga-penjaga lain.
Prognosis yang mengikuti suatu stroke dihubungkan pada keparahan dari stroke dan berapa
banyak dari otak yang telah dirusak. Beberapa pasien-pasien kembali ke suatu kondisi yang
mendekati normal dengan kekakuan yang minimal atau kerusakan-kerusakan kemampuan
berbicara. Banyak pasien-pasien stroke ditinggalkan dengan persoalan-persoalan yang
permanen seperti hemiplegia (kelemahan pada satu sisi tubuh), aphasia (kesulitan atau
ketidakmampuan untuk berbicara), atau incontinence (tidak dapat menahan) dari usus besar
dan/atau kandung kemih. Suatu jumlah yang signifikan dari orang-orang menjadi tidak
sadarkan diri dan meninggal setelah suatu stroke utama.
Jika suatu stroke adalah secara besar-besaran atau membinasakan pada kemampuan
seseorang untuk berpikir atau berfungsi, keluarga ditinggalkan dengan beberapa keputusan-
keputusan yang sangat sulit. Pada kasus-kasus ini, adakalanya sebaiknya membatasi
intervensi medis yang lebih jauh. Adalah seringkali tepat untuk dokter dan keluarga pasien
untuk mendiskusikan dan menerapkan perintah-perintah untuk tidak menyadarkan pasien
pada kasus dari suatu cardiac arrest (berhentinya kerja jantung), karena kwalitas hidup untuk
pasien akan begitu buruk. Pada banyak kasus-kasus, keputusan ini dibuat sedikit banyaknya
lebih mudah jika pasien telah membuat permintaan semacam ini ketika masih baik.
Tekanan Darah Tinggi: Kemungkinan menderita suatu stroke dapat dengan jelas dikurangi
dengan mengontrol faktor-faktor risiko. Faktor risiko yang paling penting untuk stroke adalah
tekanan darah tinggi. Jika tekanan darah seseorang adalah terlalu tinggi secara gigih, secara
kasar lebih besar dari 130/85, risiko dari suatu stroke meningkat dalam proporsi ke derajat
dimana tekanan darah terangkat. Mengontrol tekanan darah dalam batasan normal
mengurangi kesempatan-kesempatan dari suatu stroke.
Merokok: Faktor risiko penting lain adalah rokok atau penggunaan tembakau lain. Rokok-
rokok menyebabkan arteri-arteri karotid mengembagkan atherosclerosis yang berat, yang
dapat menjurus pada penutupan mereka dan menghalangi aliran darah ke otak.
Atherosclerosis pada umumnya, termasuk keterlibatan dari arteri-arteri yang mensuplai darah
ke jantung, dipercepat oleh merokok. Jadi, ketika seorang individu merokok, pertanyaan
utama menjadi - yang mana akan terjadi pertama; suatu stroke, serangan jantung, atau kanker
paru?
Diabetes: Faktor risiko lain untuk mengembangkan suatu stroke adalah diabetes mellitus.
Diabetes menyebabkan pembuluh-pembuluh kecil untuk menutup secara prematur. Ketika
pembuluh-pembuluh darah ini tertutup diotak, stroke-stroke kecil (lacunar) mungkin terjadi.
Kontrol gula darah yang baik adalah penting dalam mengurangi risiko stroke pada pasien-
pasien diabetic. Suatu tingkat kolesterol darah yang naik adalah juga suatu faktor risiko untuk
suatu stroke disebabkan oleh akhirnya halangan dari pembuluh-pembuluh darah
(atherosclerosis). Suatu diet yang sehat dan obat-obat dapat membantu membuat normal
suatu tingkat kolesterol darah yang naik.
Pengencer Darah/Warfarin: Suatu denyutan jantung yang tidak teratur (terutama atrial
fibrillation) dihubungkan dengan suatu risiko yang meningkat dari suatu embolic stroke,
dimana bekuan darah berjalan dari jantung, melalui aliran darah, dan kedalam otak. Warfarin
(Coumadin) adalah suatu "pengencer" darah yang mencegah darah membeku/menggumpal.
Obat ini seringkali digunakan pada pasien-pasien dengan atrial fibrillation untuk mengurangi
risiko ini. Warfarin juga adakalanya digunakan untuk mencegah kekambuhan dari suatu
stroke pada situasi-situasi lain, seperti dengan kondisi-kondisi jantung lain yang tertentu dan
kondisi-kondisi dimana darah mempunyai suatu tendensi untuk membeku dengan sendirinya
(hypercoagulable states). Pasien-pasien yang mengkonsumsi warfarin perlu untuk
mendapatkan check-check darah secara periodik untuk memastikan bahwa dosis mereka
sekarang menghasilkan efek yang diinginkan. Pasien-pasien pada warfarin juga perlu untuk
mengetahui bahwa mereka berada pada risiko yang meningkat untuk perdarahan, secara
eksternal atau internal.
Aspirin dan Terapi Antiplatelet Lain: Banyak pasien-pasien stroke yang tidak memerlukan
warfarin dapat menggunakan kelompok dari obat-obat yang disebut obat-obat "antiplatelet"
untuk mengurangi risiko mereka menderita stroke lainnya. Obat-obat ini mengurangi
kecenderungan dari darah untuk membeku (clog) didalam arteri-arteri. Sebagai suatu efek
sampingan, pasien-pasien pada obat-obat ini biasanya mempunyai suatu kemungkinan
perdarahan yang lebih tinggi, namun risiko ini adalah lebih kecil daripada ketika
mengkonsumsi suatu anticoagulant seperti warfarin. Yang paling umum diresepkan agent
antiplatelet pilihan pertama untuk mencegah suatu kekambuhan stroke adalah aspirin. Jika
pasien mempunyai suatu rekasi yang kurang baik terhadap aspirin atau mempunyai suatu
stroke meskipun berada pada aspirin, preparat-preparat antiplatelet yang lebih baru dapat
digunakan [clopidogrel (Plavix), dipyridamole (Persantine)].
Obat-obat baru juga sedang diuji yang membantu memperlambat degenerasi dari sel-sel
syaraf yang dicabut atau dirampas oksigennya sewaktu suatu stroke. Obat-obat ini dirujuk
sebagai "neuroprotective" agents, suatu contoh darinya adalah sipatrigine. Contoh lain
adalah chlormethiazole, yang bekerja dengan memodifikasi ekspresi dari gen-gen didalam
otak. (Gen-gen menghasilkan protein-protein yang menentukan suatu pembentukan individu.)
Akhirnya, sel-sel induk (stem cells), yang mempunyai potensi untuk berkembang kedalam
suatu keanekaragaman dari organ-organ yang berbeda, sedang digunakan untuk mencoba
menggantikan sel-sel otak yang dirusak oleh suatu stroke sebelumnya. Pada banyak pusat-
pusat akademi medis, beberapa dari agent-agent percobaan ini mungkin ditawarkan pada
tatacara dari suatu percobaan klinik. Dimana terapi-terapi baru untu perawatan dari pasien-
pasien setelah suatu stroke berada pada horison, mereka masih belum sempurna dan mungkin
tidak memugar kembali fungsi sepenuhnya pada seorang korban stroke.
Tekanan Darah Tinggi: Kemungkinan menderita suatu stroke dapat dengan jelas dikurangi
dengan mengontrol faktor-faktor risiko. Faktor risiko yang paling penting untuk stroke adalah
tekanan darah tinggi. Jika tekanan darah seseorang adalah terlalu tinggi secara gigih, secara
kasar lebih besar dari 130/85, risiko dari suatu stroke meningkat dalam proporsi ke derajat
dimana tekanan darah terangkat. Mengontrol tekanan darah dalam batasan normal
mengurangi kesempatan-kesempatan dari suatu stroke.
Merokok: Faktor risiko penting lain adalah rokok atau penggunaan tembakau lain. Rokok-
rokok menyebabkan arteri-arteri karotid mengembagkan atherosclerosis yang berat, yang
dapat menjurus pada penutupan mereka dan menghalangi aliran darah ke otak.
Atherosclerosis pada umumnya, termasuk keterlibatan dari arteri-arteri yang mensuplai darah
ke jantung, dipercepat oleh merokok. Jadi, ketika seorang individu merokok, pertanyaan
utama menjadi - yang mana akan terjadi pertama; suatu stroke, serangan jantung, atau kanker
paru?
Diabetes: Faktor risiko lain untuk mengembangkan suatu stroke adalah diabetes mellitus.
Diabetes menyebabkan pembuluh-pembuluh kecil untuk menutup secara prematur. Ketika
pembuluh-pembuluh darah ini tertutup diotak, stroke-stroke kecil (lacunar) mungkin terjadi.
Kontrol gula darah yang baik adalah penting dalam mengurangi risiko stroke pada pasien-
pasien diabetic. Suatu tingkat kolesterol darah yang naik adalah juga suatu faktor risiko untuk
suatu stroke disebabkan oleh akhirnya halangan dari pembuluh-pembuluh darah
(atherosclerosis). Suatu diet yang sehat dan obat-obat dapat membantu membuat normal
suatu tingkat kolesterol darah yang naik.
Pengencer Darah/Warfarin: Suatu denyutan jantung yang tidak teratur (terutama atrial
fibrillation) dihubungkan dengan suatu risiko yang meningkat dari suatu embolic stroke,
dimana bekuan darah berjalan dari jantung, melalui aliran darah, dan kedalam otak. Warfarin
(Coumadin) adalah suatu "pengencer" darah yang mencegah darah membeku/menggumpal.
Obat ini seringkali digunakan pada pasien-pasien dengan atrial fibrillation untuk mengurangi
risiko ini. Warfarin juga adakalanya digunakan untuk mencegah kekambuhan dari suatu
stroke pada situasi-situasi lain, seperti dengan kondisi-kondisi jantung lain yang tertentu dan
kondisi-kondisi dimana darah mempunyai suatu tendensi untuk membeku dengan sendirinya
(hypercoagulable states). Pasien-pasien yang mengkonsumsi warfarin perlu untuk
mendapatkan check-check darah secara periodik untuk memastikan bahwa dosis mereka
sekarang menghasilkan efek yang diinginkan. Pasien-pasien pada warfarin juga perlu untuk
mengetahui bahwa mereka berada pada risiko yang meningkat untuk perdarahan, secara
eksternal atau internal.
Aspirin dan Terapi Antiplatelet Lain: Banyak pasien-pasien stroke yang tidak memerlukan
warfarin dapat menggunakan kelompok dari obat-obat yang disebut obat-obat "antiplatelet"
untuk mengurangi risiko mereka menderita stroke lainnya. Obat-obat ini mengurangi
kecenderungan dari darah untuk membeku (clog) didalam arteri-arteri. Sebagai suatu efek
sampingan, pasien-pasien pada obat-obat ini biasanya mempunyai suatu kemungkinan
perdarahan yang lebih tinggi, namun risiko ini adalah lebih kecil daripada ketika
mengkonsumsi suatu anticoagulant seperti warfarin. Yang paling umum diresepkan agent
antiplatelet pilihan pertama untuk mencegah suatu kekambuhan stroke adalah aspirin. Jika
pasien mempunyai suatu rekasi yang kurang baik terhadap aspirin atau mempunyai suatu
stroke meskipun berada pada aspirin, preparat-preparat antiplatelet yang lebih baru dapat
digunakan [clopidogrel (Plavix), dipyridamole (Persantine)].
Akhirnya, sel-sel induk (stem cells), yang mempunyai potensi untuk berkembang kedalam
suatu keanekaragaman dari organ-organ yang berbeda, sedang digunakan untuk mencoba
menggantikan sel-sel otak yang dirusak oleh suatu stroke sebelumnya. Pada banyak pusat-
pusat akademi medis, beberapa dari agent-agent percobaan ini mungkin ditawarkan pada
tatacara dari suatu percobaan klinik. Dimana terapi-terapi baru untu perawatan dari pasien-
pasien setelah suatu stroke berada pada horison, mereka masih belum sempurna dan mungkin
tidak memugar kembali fungsi sepenuhnya pada seorang korban stroke.