Jurusan Teknik Elektro, Surabaya 60111, email : januar@elect-eng.its.ac.id Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Indonesia
Abstrak – Pada sistem transmisi , ada beberapa
parameter penting yang harus diperhatikan karena Selama ini ada pemahaman bahwa yang transmisi adalah hal yang penting dalam Sistem dimaksud transmisi adalah proses penyaluran energi Tenaga Listrik. Adapun parameter tersebut adalah listrik dengan menggunakan tegangan tinggi saja. panjang saluran, karakteristik saluran dan Bahkan ada yang memahami bahwa transmisi adalah kapasitansi. Masing-masing mempunyai pengaruh proses penyaluran energi listrik dengan menggunakan tersendiri bagi performa pada saluran transmisi. tegangan tinggi dan melalui saluran udara (over head line). Namun sebenarnya, transmisi adalah proses Kata Kunci: Transmisi,Kapasitansi penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), 1. PENDAHULUAN Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan Rendah (LV). Sistem transmisi merupakan rantai penghubung antara pusat pembangkit dan sistem Berupa kawat-kawat yang di pasang pada distribusi melalui hubungan-hubungan antar sistem menara atau tiang dan bisa juga melalui kabel yang di dapat pula menuju ke sistem-sistem tenaga yang lain. pendam di bawah permukaan tanah, saluran transmisi Komponen-komponen utama system transmisi antara berfungsi menyalurkan energi listrik dari pusat lain: pembangkit, yang umumnya terletak jauh dari pusat Pusat Pembangkit Listrik beban, ke gardu induk penurun tegangan yang Merupakan tempat energi listrik pertama kali memiliki transformer penurun tegangan dari tegangan dibangkitkan, dimana terdapat turbin sebagai transmisi ke tegangan distribusi (menengah). Saluran penggerak mula (prime mover) dan generator yang transmisi ini mempunyai tegangan yang tinggi agar membangkitkan listrik. dapat meminimalkan rugi-rugi daya (power losses) Transmisi Tenaga Listrik disaluran. Contoh dari saluran transmisi di Indonesia Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari adalah : SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi, tempat pembangkit tenaga listrik (power plant) hingga dengan tegangan kerja 70--150 kV), SUTET (Saluran saluran distribusi listrik (substation distribution), Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan tegangan kerja sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen 500 kV). pengguna listrik. Sistem Distribusi Sedangkan Penurunan tegangan dari tingkat Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : tegangan transmisi pertama-pertama Pusat Pengatur (Distribution Control Center/DCC), dilakukan pada gardu induk (GI), saluran tegangan menengah yang juga biasa disebut dimana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih tegangan distribusi primer yang merupakan saluran rendah, misalnya dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 udara atau kabel tanah, gardu distribusi tegangan kV ke 70 kV. Kemudian penurunan kedua dilakukan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur pada gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel- dari 70 kV ke 20 kV. Tegangan 20 kV ini disebut panel tegangan rendah (380 V, 220V) yang tegangan distribusi primer. menghasilkan tegangan kerja atau tegangan jala-jala untuk industri dan konsumen. Yang dimaksud dengan karakteristik listrik Beban dari saluran transmisis adalah konstanta-konstanta Merupakan pengguna atau konsumen listrik. saluran, yaitu tahanan, induktansi, konduktansi, dan kapasitansi. Pada saluran udara konduktansi sangat kecil sehingga dengan mengabaikan kanduktansi itu perhitungan-perhitungan akan jauh lebih mudah dan Kompensasi Pada Saluran Transmisi pengaruhnya pun masih dalam batas-batas yang dapat Alat-alat kompensasi pada saluran-saluran diabaikan. transmisi adalah reactor shunt, kaparitor seri, Tahanan kapasitor seri, atau kombinasi antara keduanya. Kompensasi dengan reactor shunt biasanya digunakan Tahanan pada suatu kawat penghantar pada saluran transmisi jarak menengah dan diberikan oleh : kompensasi dengan kapasitor atau kombinasi reactor R=ρ l/A shunt dan kapasitor seri digunakan pada saluran yang Dimana : ρ = resistivitas, lebih panjang. l = panjang kawat, A = luas penampang kawat. Kompensasi Reaktor Shunt
Dalam table yang sering kita jumpai,
penampang kawat diberikan dalam satuan “Circular Mil”, disingkat CM. definisi dari CM adalah penampang kawat yang mempunyai diameter 1 mil. Induktansi
Dalam penurunan rumus-rumus untuk Kompensasi reactor shunt dilakukan dengan
induktansi dan reaktansi induktip dari suatu konduktor memasang reactor shunt pada salah satu ujung atau biasanya diabaikan dua factor, yaitu : pada kedua ujung saluran. Bila saluran itu panjang a. Efek kulit (skin effect) dan sekali, maka saluran dibagi dalam beberapa bagian b. Efek sekitar (proximity effect) dan setiap bagian dikompensasi Efek kulit adalah gejala pada arus bolak-balik, bahwa kerapatan arus dalam penampang konduktor tersebut makin besar kea rah permukaan kawat. Tetapi bila kita hanya meninjau frekuensi kerja maka pengaruh efek kulit itu sangat kecil dan dapat diabaikan. Efek sekitar ialah pengaruh dari kawat lain yang berada di samping kawat yang pertama (yang ditinjau) sehingga distribusi fluks tidak simetris lagi. Tetapi bila radius konduktor kecil terhajap jarak antara kedua kawat maka efek sekitar ini sangat kecil dan dapat Kompensasi Seri diabaikan. Kompensasi seri dilakukan dengan kapasitor seri. Kapasitor seri dipasang pada salah satu ujung Kapasitansi saluran dan bila saluran lebih panjang maka dipasang Kapasitansi suatu saluran transmisi adalah pada kedua ujung saluran. Pemasangan kapasitor akibat beda potensial antara konduktor (penghantar); ditengah-tengah saluran adalah lebih baik tetapi lebih kapasitansi mengakibatkan penghantar tersebut mahal karena harus menambah gardu khusus untuk bermuatan seperti yang terjadi pada pelat kapasitor instalasi kapasitor tersebut. bila terjadi beda potensial diantaranya. Kapasitansi antara penghantar adalah muatan per unit beda Kapasitor seri lebih efektif untuk potensial. Kapasitansi antara penghantar sejajar suatu menkompensasikan reaktansi seri, dengan demikian konstanta yang tergantung pada ukuran dan jarak menaikkan limit daya statis atau menaikkan stabilitas pemisah antara penghantar.untuk saluran daya yang saluran. Kompensasi seri dilengkapi dengan suatu panjangnya kurang dari 80 km, pengaruh “spark gap” untuk perlindungan terhadap hubung kapasitansinya kecil dan biasanya dapat diabaikan. singkat. Salah satu yang perlu diperhatikan dengan Untuk saluran-saluran yang lebih panjang dengan kompensasi seri adalah derajat kompensasi. Derajat tegangan yang lebih tinggi, kapasitansi bertambah kompensasi tidak boleh terlalu besar, karena akan lebih penting. menimbulkan resonansi seri.
Kapasitansi antara dua penghantar pada
saluran dua kawat didefinisikan muatan pada penghantar itu per unit beda potensial diantara keduanya. Dalam bentuk persamaan, kapasitansi per satuan panjang adalah C = q/v F/m Dengan pemasangan kapasitor seri, reaktansi ekivalen panjang saluran maka rasio U2/U1 nya semakin besar berkurang, dengan demikian jatuh tegangan pula. Selain itu dapat diamati bahwa Semakin panjang berkurang, jadi pengaturan tegangan lebih baik. Selain saluran maka semakin besar pula daya reaktif (Q) itu eraktansi seri berkurang, jadi limit daya statis yang dibutuhkan. bertambah besar. Saluran transmisi juga membutuhkan daya aktif sebab saluran transmisi sendiri merupakan suatu 2. KLASIFIKASI SALURAN TRANSMISI penghantar yang mengandung resistansi, sehingga Ada dua kategori saluran transmisi , saluran dalam saluran transmisi tanpa beban juga udara (overhead lines) dan saluran kabel tanah membutuhkan daya aktif. Nilainya dapat dilihat pada (underground cable). Untuk saluran udara wattmeter yang terpasang. Daya aktif ini timbul akibat menyalurkan tenaga listrik melalui isolator-isolator, adanya rugi-rugi transmisi yang disebabkan oleh sedangkan saluran kabel tanah menalurkan tenaga adanya resistansi saluran yang berbentuk panas. listrik melalui kabel-kabel yang ditanam dibawah permukaan tanah. Kedua cara penyaluran diatas Semakin panjang saluran daya reaktif yang mempunyai untung dan ruginya. Dibandingkan dibutuhkan juga akan semakin besar. Hal ini dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak disebabkan adanya rugi – rugi pada saluran transmisi terpengaruh oleh cuaca buruk, taufan, hujan angin, yang bersifat induktif. bahaya petir. Lagi pula saluran bawah tanah lebih estetis karena tidak mengganggu pandangan. Karena Hasil pengukuran untuk panjang saluran 100% itu saluran bawah tanah banyak digunakan di kota- tanpa menggunakan kapasitansi. Dari data dapat kita kota besar. Namun biaya pembangunannya cukup lihat jika tanpa menggunakan kapsitansi tegangan mahal dibandingkan dengan saluran udara, dan disisi terima tidak terlalu besar tetapi setelah perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan ditambahkan kapasitansi tegangan disisi terima hubungan singkat bertambah besar.
3. PARAMETER SALURAN TRANSMISI 3.2 Karakteristik Beban
3.1. Panjang Saluran a. Beban Ohm-Induktif dan Induktif Murni Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan Karakteristik yang umum untuk tegangan dari data sebagai berikut : semua pengukuran adalah bahwa penurunan beban Transmisi Pendek ohm-induktif tidak berpengaruh dengan besar tegangan kirim, begitu pula dengan tegangan terima. U1 = 355 V U2 = 360 V ratio U2/U1 = 1,014 Qc = 30 Var Dari percobaan yang telah dilakuakan didapatkan data sebagai berikut : Transmisi Menengah L = 1.2 H U1 = 360 V U2 = 380 V ratio U2/U1 = 1,056 Qc = 65 Var Transmisi Panjang R U1 U2 Pt Qt U2 I2 Cos (%) (V) (V) (W) (VAR) (V) (A) φ U1 = 360 V U2 = 395 V ratio U2/U1 = 1.097 Qc = 70 Var 0.5 100 345 0.15 40 20 300 0.3 lag Saluran Transmisi Penambahan Kapasitansi 0.6 U1 = 370 V U2 = 445 V ratio U2/U1 = 1.203 80 345 0.15 50 30 300 0.4 lag Qc = 110 Var 0.7 60 345 0.2 60 35 300 0.45 lag Berdasarkan data dari percobaan terlihat bahwa 0.8 panjang saluran mempengaruhi besar kenaikan 40 340 0.4 85 50 285 0.57 lag tegangan di sisi terima. Semakin panjang salurannya maka tegangan di sisi terima semakin besar pula. Hal ini karena adanya line charging. Kemudian semakin Berdasarkan data yang diperoleh melalui suatu kirim semakin kecil, begitu pula dengan tegangan di percobaan Dengan nilai R yang berbeda didapatkan sisi terima yang semakin mengecil. Hanya saja karena untuk nilai induktor (L) yang sama, maka nilai daya panjangnya saluran dan bebannya yang kapasitif pada sisi primer (aktif dan reaktif) akan semakin besar menyebabkan tegangan terima menjadi lebih besar jika nilai R semakin kecil. dari tegangan kirim, hal ini berkebalikan dengan beban induktif. Tegangan sisi primer dan sisi sekunder tidak mengalami perubahan untuk nilai resistansi yang Untuk nilai setiap beban kapasitor yang berubah, sedangkan tegangan antara sisi sumber akan diberikan, tegangan sisi sekunder selalu lebih besar mengalami drop tegangan sehingga tegangan pada sisi daripada sisi primer. beban akan lebih kecil daripada tegangan sisi sumber, Pada saat diberikan beban C sebesar 2 µ F, Nilai cos ϕ akan semakin besar jika nilai semakin kecil beban resistifnya maka semakin besar resistansi semakin kecil. Hal ini dikarenakan semakin nilai cos ϕ - nya, tegangan di sisi sekunder menurun kecil nilai R maka beban akan semakin induktif dan sedangkan arusnya meningkat. tegangan akan menjadi drop. Dapat dilihat dari data yang didapat bahwa Terlihat bahwa penurunan beban ohm-induktif dengan adanya beban yang bersifat kapasitif akan sebanding dengan besar tegangan kirim, begitu pula menyebabkan daya yang ada pada sisi terima dengan tegangan terima. Hanya saja karena memiliki power factor minus yaitu leading. Ini artinya panjangnya saluran transmisi dan bebannya induktif daya pada sisi terima berlawanan phasa dengan pada menyebabkan tegangan pada sisi terima mengalami sisi kirim. Hal ini disebabkan pada sisi kirim harus drop tegangan. Hal ini sesuai dengan teori bila beban memenuhi beban yang berupa rugi-rugi sepanjang L-nya semakin dinaikkan maka pada tegangan terima saluran yang dilaluinya yang bersifat induktif mengalami drop, namun bila saluran transmisinya sedangkan pada beban bersifat kapasitif maka nilainya panjang maka drop tegangan dapat dikurangi dengan akan berlawanan phasa. adanya line charging. Pelepasan Beban Resistif dengan C = 2 µ F, Beban induktif mengkonsumsi daya reaktif terlihat pada data bahwa tegangan dan arus di sisi karena daya reaktif besarnya dipengaruhi oleh beban penerima mengalami kenaikan. Jadi sesuai dengan L, di mana semakin besar beban L maka daya teori bahwa dengan penambahan kapasitor akan reaktifnya semakin kecil. Hal ini dikarenakan beban memperbaiki cos ϕ . Beban yang bersifat kapasitif induktif menyerap daya reaktif. Oleh karena daya merupakan beban yang sifatnya berlawanan dengan reaktif yang menurun maka cos φ nya menjadi naik. beban induktif sehingga beban ini hanya akan bersifat sebagai pengurang bagi beban induktif b. Beban Ohm-Kapasitif dan Kapasitif Murni Dari percobaan yang telah dilakuakan didapatkan 3.3PENGKOMPENSASIAN data sebagai berikut : Dari percobaan yang telah dilakuakan C = 2µF didapatkan data sebagai berikut : R U1 U2 Pt Qt U2 I2 Cos Kompensasi Paralel (%) (V) (V) (W) (VAR) (V) (A) φ L = 2.4 H dan C = 4µF 0.9 100 360 0.51 60 75 410 0.25 R U1 U2 Pt Qt U2 I2 Cos lead (%) (V) (V) (W) (VAR) (V) (A) φ 0.92 80 360 0.55 75 65 410 0.25 0.98 lead 100 355 0.4 63 55 390 0.2 lead 0.95 60 360 0.62 90 50 400 0.3 0.97 lead 80 360 0.45 75 50 390 0.25 lead 0.97 40 350 0.65 130 15 370 0.6 0.99 lead 60 355 0.55 90 35 380 0.35 lead
Berdasarkan percobaan diperoleh penurunan 0.99
40 350 0.71 125 5 360 0.57 beban ohm-kapasitif menyebabkan tegangan sisi lead Kompensasi seri Transmisi Tenaga Listrik Merupakan proses penyaluran tenaga listrik C = 4µF dari tempat pembangkit tenaga listrik (power plant) L R U1 U2 Pt Qt U2 I2 Cos hingga saluran distribusi listrik (substation (H) (%) (V) (V) (W) (VAR) (V) (A) φ distribution), sehingga dapat disalurkan sampai pada 0.85 konsumen pengguna listrik. 2.4 80 365 0.5 20 100 435 0.1 lag 0.83 Sistem Distribusi 1.2 40 370 0.5 12 100 440 0.1 lag Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri 0.8 dari : Pusat Pengatur (Distribution Control 1.0 30 370 0.5 10 100 440 0.1 lag Center/DCC), saluran tegangan menengah yang juga biasa disebut tegangan distribusi primer yang Berdasarkan percobaan di atas diperoleh merupakan saluran udara atau kabel tanah, gardu Kesimpulan sebagai berikut : distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel- panel pengatur tegangan menengah dan trafo sampai Percobaan Pengkompensasian (Kompensasi dengan panel-panel tegangan rendah (380 V, 220V) Pararel) yang menghasilkan tegangan kerja atau tegangan jala- Kompensasi yang dipasang pararel akan jala untuk industri dan konsumen. meningkatkan power factor yang dimiliki system. Sehingga dengan turunnya nilai R sedang nilai L dan Beban C tetap, power factor beban akan semakin baik. Selain Merupakan pengguna atau konsumen listrik. itu dengan diturunkannya nilai kapasitor maka daya reaktif yang disalurkan pada saluran juga akan Dari seluruh percobaan dapat disimpulkan : semakin kecil. 1. Panjang saluran mempengaruhi besar kenaikan tegangan di sisi terima. Semakin panjang Percobaan Pengkompensasian (Kompensasi Seri) salurannya maka tegangan di sisi terima semakin Dari data percobaan terlihat bahwa dengan besar pula. semakin bertambahnya nilai L, maka daya reaktif 2. Penurunan beban ohm-induktif sebanding dengan yang disalurkan pada sisi terima juga akan semakin besar tegangan kirim, begitu pula dengan tegangan besar sehingga daya aktif yang diterima menjadi terima. semakin kecil. Selain itu dengan kompensasi seri, 3. penurunan beban ohm-kapasitif menyebabkan power factor akan semakin kecil dengan berkurangnya tegangan sisi kirim semakin kecil, begitu pula resistensi. dengan tegangan di sisi terima yang semakin mengecil. 4. KESIMPULAN Sistem transmisi merupakan rantai DAFTAR PUSTAKA penghubung antara pusat pembangkit dan sistem distribusi melalui hubungan-hubungan antar sistem [1] www.elektroindonesia.com dapat pula menuju ke sistem-sistem tenaga yang lain. [2] www.dunialistrik.blogspot.com Komponen-komponen utama system transmisi antara lain:
Pusat Pembangkit Listrik RIWAYAT HIDUP PENULIS
Merupakan tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula (prime mover) dan generator yang Januar Adi Perdana lahir di membangkitkan listrik. Surabaya pada tanggal 27 Januari 1990. Penuis memulai pendidikannya di SD Negeri Wonokusumo 5 Surabaya pada tahun 1995 dan lulus pada tahun 2002. Setelah itu melanjutkan pendidikannya ke SMP Negaeri 11 Surabaya pada tahun2002 dan lulus pada tahun 2005. Setelah menyelesaikan pendidikan SMP, Januar melanjutkan untuk jenjang SMA di SMA Negeri 8 Surabaya pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama yaitu 2008, Januar melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan diterima di jurusan teknik elektro hingga saat ini dan pada tahun 2010 Januar menetapkan hatinya untuk memilih bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Januar memilih bidang studi Teknik Sistem Tenaga karena bidang studi ini merupaka n bidang studi yang terbaik dibandingkan dengan universitas lain. Sejak masa pendidikannya, Januar pernah meraih Juara II Patroli Keamanan Sekolah dan Harapan I Drum Band se-Surabaya pada masa SD nya. Menjadi delegasi SMA Negeri 8 untuk mengikuti IMO (Olimpiade Matematika) se-Jawa Timur. Dan pada masa perkuliahannya telah 2 kali menerima dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa.