Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KARBOHIDRAT
Disusun Oleh :
Kelompok Ganjil
2011
KARBOHIDRAT
A. TUJUAN
1. Analisis kualitatif
2. Analisis kuantitatif
B. DASAR TEORI
Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa jika karbohidrat ditambahkan dalam
asam sulfat pekat maka akan dihasilkan arang. Melalui kenyataan ini diperkirakan
bahwa karbohidrat merupakan hidrat dari arang atau hidrat karbon. Analisis unsur
karbohidrat menunjukkan bahwa pada umumnya terdiri atas atom-atom karbon,
hidrogen, dan oksigen, dengan rumus umum adalah CnH2nOn atau Cn(H2O)m. namun
demikian, nama seperti ini kurang tepat, karena di dalam karbohidrat tidak terdapat
adanya molekul air.
Saat ini telah banyak di temukan senyawa organik dengan perbandingan jumlah atom
karbon, hidrogen terhadap oksigen seperti pada rumus diatas namun bukan
karbohidrat. Untuk menghindarkan kesalahan pengertian maka para ahli biokimia
cenderung menggunakan nama sakarida. Berdasarkan struktur kimianya karbohidrat
lebih tepat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid bagi karbohidrat yang memiliki
gugus fungsional aldehid dan polihidroksi keton bagi senyawa karbohidrat yang
memiliki gugus fungsional keton.
1. Monosakarida
2. Disakarida
3. Polisakarida
1. Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Ke dalam tabung reaksi yang
berisi larutan yang akan diselidiki ditambahkan larutan α naftol yang baru dibuat.
Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dengan hati-hati melalui dinding tabung.
Apabila terdapat karbohidrat maka akan timbul warna violet. Reaksi yang terjadi
adalah mula-mula glukosa bereaksi dengan H2SO4 pekat membentuk hidroksi metal
furfural, yang selanjutnya bereaksi dengan α naftol membentuk senyawa berwarna
violet.
HC CH HC CH
HC C CHO C C CHO
O HOH2C O
furfural hidroksimetilfurfural
2. Uji Benedict
3. Uji Barfoed
4. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah uji spesifik untuk menguji adanya senyawa ketosa.
Fruktosa sebagai contoh akan bereaksi dengan asam klorida membentuk
hidroksimetilfurfural. Selanjutnya senyawa terakhir ini akan berkondensasi dengan
resorsinol membentuk kompleks berwarna merah.
5. Uji Iodin
Uji Iodin dapat dipakai untuk membedakan amilum dari glikogen. Pada uji
iodine, kondensasi iodin dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat
menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodin dapat membentuk kompleks
biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah.
a. Analisis Kualitatif
- Tabung reaksi
- Pipet
- Penjepit
- Pembakar spiritus
- Gelas ukur
b. Analisis Kuantitatif
- Tabung reaksi
- Kuvet
- Pipet
- Sentrifuge
- Spektrofotometer
- Gelas beker
- Kompor listrik
a. Analisis Kualitatif
- Larutan laktosa
- Larutan fruktosa
- Larutan glukosa
- Larutan amilum
- Reagen molish
- Reagen benedict
- Reagen barfoed
- Reagen seliwanoff
- H2SO4 pekat
- NaOH 6 N
- HCl 6 N
b. Analisis kuantitatif
- Aquadest
- Ba(OH)2 0,3 N
- ZnSO4 5%
- Reagen alkalis
- Reagen arsenomolibdat
D. CARA KERJA
Menambahkan 0,1 ml larutan santan yang berisi 1,9 ml akuades dalam sentrifuge.
- Uji Molisch
- Uji Benedict
- Uji Seliwanoff
- Uji Iodin
E. HASIL PENGAMATAN
a. Analisis Kualitatif
1. Uji Molisch
2. Uji Benedict
3. Uji Barfoed
4. Uji Seliwanoff
5. Uji Iodin
b. Analisis Kuantitatif
Data Absorbansi Sampel Santan
No Larutan A
1 Blanko 0.000
2 Sampel 1 0.168
3 Sampel 2 0.200
No Konsentrasi mg/ml A
1 0.01 0.144
2 0.02 0.280
3 0.03 0.489
4 0.04 0.634
5 0.05 0.757
6 0.06 0.895
7 0.07 0.999
8 0.08 1.184
9 0.09 1.381
10 0.10 1.420
F. ANALISIS DATA
Konsentrasi sampel yang telah diketahui absorbansinya :
- Sampel I
A = 0.168
Y = a + bx
x = 0.01 mg/ml
- Sample II
A = 0.200
Y = a + bx
x = 0.0123 mg/ml
x rata-rata =
=
= 0.01115 mg/ml
= 0.1115 mg/ml
PEMBAHASAN
a. Analisis Kualitatif
HC CH HC CH
O O
Furfural Hidroksi Metil Furural
HC CH
HOH2C C C CHO +
O OH
HC CH
HOH2C C C CH2 O
O HO3S
OH SO3H
Terbentuknya cincin violet ini bisa terjadi karena adanya reaksi kondensasi
antara furfural dengan α-naptol. Dalam uji ini glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan
santan positif terhadap uji Molisch dengan terbentuknya cincin violet menunjukkan
adanya karbohidrat dalam sampel tersebut. Uji ini kurang spesifik untuk karbohidrat,
namun bisa digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam reaksi analisis kualitatif
karbohidrat. Glukosa, fruktosa, laktosa, dan amilum membentuk tiga lapisan yaitu
lapisan bawah berwarna kuning jernih, lapisan atas bening tidak berwarna dan
terdapat gelembung, sedangkan cincin violet berada pada lapisan tengah. Untuk
santan juga terbentuk cincin violet pada lapisan tengahnya.
Pada uji Barfoed, pereaksi yang digunakan merupakan larutan kupriasetat dan
asam asetat dalam air, digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan yang
bukan monosakarida. Ion Cu- dari pereaksi barfoed dalam suasana asam akan
direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida. Ion Cu-
yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna asemolibdat sehingga
menghasilkan warna biru yang menunjukkan adanya monosakarida. Disakarida
dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Setelah bahan yang
bereaksi dengan pereaksi barfoed dipanaskan dalam penangas air maka adanya
monosakarida dalam bahan ditunjukkan dengan adanya endapan merah. Pereaksi
barfoed terdiri dari larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air. Dari percobaan ini
tidak ada satu pun sampel yang menunjukkan hasil positif. Semua larutan sampel baik
glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan santan memberikan hasil yang negatif, yaitu
tidak terjadi perubahan baik sebelum dipanaskan ataupun sesudah dipanaskan warna
larutan tetap biru.
C5H10 C H + Cu(CH3COO)2 Cu2O + C5H10 C OH
O O
Uji ini bertujuan untuk menentukan kadar glukosa dalam suatu sampel
yaitu santan. Teori yang mendasari uji ini adalah hasil reduksi ion kupri oleh sakar
(glukosa) dalam suasana basa dengan arsenomolibdat memberikan warna biru yang
kekuatan intensitasnya sesuai dengan konsentrasi glukosa. Ekstingsi dari larutan ini
diukur pada panjang gelombang tertentu dengan spektrofotometer.
Ada dua langkah yang harus dikerjakan pada uji ini. Pertama membuat filtrat
santan bebas protein. Filtrat ini diencerkan sebanyak 10 kali pengenceran. Langkah
selanjutnya setelah filtrat dibuat adalah membuat larutan blanko. Filtrat yang sudah
dibuat diberi dengan reagen warna arsenomolibdat dan warnanya menjadi biru.
Larutan filtrat dan larutan blanko selanjutnya diukur ekstingsinya dengan
spektrofotometer. Setelah dilakukan pengukuran diperoleh data absorbansi sampel I
adalah 0,168 dan sampel II adalah 0,200. Dengan data yang diperoleh, selanjutnya
dapat dihitung konsentrasi sampel dengan persamaan regresi linier dari kurva baku
larutan standar. Grafik yang digunakan adalah grafik antara absorbansi dengan
konsentrasi standar. Diperoleh persamaan :
Y = 14,484X + 0,0217
H. KESIMPULAN
Togu Gultom, dkk. 2009. Petunjuk Praktikum Biokimia. Yogyakarta: FMIPA UNY
Asisten, Praktikan
J. JAWABAN PERTANYAAN
a. Uji Molisch
1. Warna yang terlihat diantara permukaan dua larutan adalah warna ungu,
sehingga membentuk cincin ungu.
2. Gugus dari karbohidrat yang memberikan uji Molisch adalah gugus aldehid dan
keton
3. Banyak protein yang memberikan uji Molisch yang positif, karena memilki
senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa
furfural atau hidroksi furfural.
b. Uji Benedict
1. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata.
2. Senyawa selain koper yang dapat dipakai yaitu natrium sitrat kerena berfungsi
sebagai pengompleks.
3. Fungsi natrium sitrat adalah untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam
larutan natrium karbonat.
4. Reagen Benedict adalah larutan pereaksi yang mengandung kupri sulfat,
natrium karbonat, dan natrium sitrat. Sedangkan reagen Fehling adalah pereaksi
yang dapat direduksi selain karbonat yang mempunyai sifat mereduksiyang
dapat direduksi oleh reduktor lainnya.
5. Senyawa dalam urine yang dapat mengganggu uji Fehling adalah senyawa yang
memiliki gugus aldehid atau gugus keton bebas dan biasanya berupa asam urat
dan kreatinin.
c. Uji Barfoed
1. Larutan gula yang mudah dioksidasi yaitu galaktosa, akan teroksidasi menjadi
galaktonat, dan glukosa akan menjadi asam glukonat.
2. Bila terlalu panas maka akan terjadi perubahan warna, sehingga hasil yang
didapat bisa menjadi positif palsu.
3. Reagen Barfoed adalah pereaksi yeng terdiri dari kupri sulfat dan asam asetat
dalam air dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan
disakarida. Sedangkan reagen Benedict adalah pereaksi yang mengandung kupri
sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat.
4. Uji Barfoed dan uji Benedict dapat digunakan untuk penentuan gula dalam urine
karena keduanya memiliki dasar reduksi dari Cu2+ menjadi Cu+
d. Uji Seliwanoff
1. Uji yang memberikan hasil positif pada uji Seliwanoff adalah sukrosa karena
jika sukrosa dihidrolisis maka akan terpecah dan menghasilkan glukoasa dan
fruktosa.
2. Uji Seliwanoff dapat membedakan sukrosa dan fruktosa karena fruktosa akan
direaksikan dengan asam klorida panas menjadi asam levulinat dan
hidroksimetil furfural. Sedangkan sukrosa mudah dihidrolisis menjadi glukosa
dan fruktosa memberikan rekaksi yang positif.
3. Bila larutan glukosa dan maltosa yang mengandung reagen Seliwanoff
dipanaskan secara berlebihan maka akan mengakibatkan aldosa-aldosa yang
terkandung akan diubah oleh HCl menjadi laktosa.
e. Uji Iodin
1. Zat yang memberi warna dengan iodin adalah suatu zat yang berada dalam
suasana asam
2. Kondisi terbaik adalah :
5 NaI + NaIO3 + 6 HCl 3 I2 + 6 NaOH + 3 H2O
Karena pada suasana asam warna biru/ungu tetap ada.
3. Keampuhan/ketelitian uji iodin dengan uji Antron ialah untuk membedakan
amilum dan glikogen.