Anda di halaman 1dari 6

BAB III

SOLUTIO PLASENTA

A. Pendahuluan(1,2
Terdapat beberapa istilah untuk penyakit ini antara lain solution placentae, abruption
placentae, ablatio placentae, dan accidental hemorrhage. Secara definitive diagnosisnya baru
dapat ditegakkan setelah partus jika terdapat hematoma pada permukaan maternal plasenta.
Definisi dari solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
plasenta yg letaknya normal sebelum janin lahir.

B. Epidemiologi (1
Frekuensi rata-rata solusio plasenta adalah 1 diantara 200 persalinan. Sedangkan
berdasarkan data dari US angka kejadian solusio plasenta adalah 1 dari 185 persalinan. Pada
Rumah Sakit Parkland dari tahun 1988-2003 angka kejadian rata-rata dari solution plasenta
adalah 1 dari 189 kelahiran.
Klasifikasi :
1. Solutio plasenta ringan
 Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau kurang dari 1/6 bagian

26
 Jumlah darah yang keluar kurang dari 250 ml
 Komplikasi pada ibu dan bayi belum ada
2. Solutio plasenta sedang
 Luas plasenta yang terlepas melebihi 25% sampai <50%
 Jumlah darah yang keluar antara 250-1000 ml
 Rasa nyeri terus menerus
 Djj meningkat
 Hipotensi
 Takikardia
3. Solutio plasenta berat
 Luas plasenta yang terlepas > 50%
 Jumlah darah yang keluar > 1000 ml
 Keadaan umum penderita buruk disertai syok
 Janin pada umumnya telah meninggal
 Komplikasi gagal ginjal yang ditandai dengan oliguria

C. Etiologi (1,2
Penyebab dari solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti. Tetapi diduga ada
beberpa faktor resiko terjadinya solusio plasenta.
Faktor Resiko tinggi untuk solutio plasenta :
 Usia muda
 Primi paritas
 Single-parent
 Pendidikan yang rendah
 Solutio plasenta rekurens
Faktor resiko tinggi kategori fisik :
 Trauma tumpul pada perut
 Kecelakaan atau trauma
Faktor resiko tinggi kategori kelainan pada rahim
 Mioma
Faktor resiko tinggi kategori penyakit ibu :
 TD tinggi

27
Faktor resiko tinggi kategori iatrogenic :
 Merokok
 Kokain

Predisposisi : usia ibu tua, multiparitas, hipertensi, PE, hipertensi, trauma, tali pusat pendek,
defisiensi asam folat.

D. Patofisiologi(1,2
Solutio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari suatu
keadaan yang dapat memisahkan vili-vili korialis plasenta dari tempat implantasinya
sehingga menyebabkan perdarahan. Oleh sebab itu bagaimana terjadinya solusio plasenta
tersebut tergantung dari penyebabnya.
Semua penyakit ibu yang dapat menyebabkan pembentukan thrombosis dalam
pembuluh darah desidua atau dalam vascular vili dapat menyebabkan iskemia dan hipoksia
setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan sebagai
hasil akhir.
Terdapat beberapa keadaan yang menyebabkan kematian sel karena iskemia dan
hipoksia pada desidua :
1. Korioamnionitis  Pada korioamnionitis terdapat pelepasan lipopolisakarida dan
endotoksin lain yang berasal dari agen infeksius dan menginduksi pembentukan dan
penumpukan sitokines, eisikanoid, dan bahan-bahan lain seperti superoksida. Bahan-
bahan tersebut mempunyai daya sitotoksis yang dapat menyebabkan iskemia dan hipoksia
sehingga menyebabkan kematian sel.
Pada penyakit-penyakit seperti autoimun antibody, antikardiolipin antibodi, lupus
antikoagulan terdapan bahan sitotoksis yaitu endotoksin yang menyebabkan terbentuknya
NOS (Nitric Oxide Synthase) yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan NO
(Nitric Oxide). NO merupakan suatu vasodilator kuat dan penghambat agregasi trombosit.
Metabolisme NO menyebabkan iskemia dan hipoksia sel sehingga terjadi kematian sel
dan perdarahan.
2. Kelainan genetic berupa defisiensi protein C dan protein S yang menyebabkan
pembentukan trombosis dan menyebabkan preeklamsia dan solusio plasenta
3. Pasien dengan penyakit Trombofilia

28
Pada pasien dengan penyakit ini hasil pembekuan darah berupa trombosis sehingga
menyebabkan iskemia dan hipoksia
4. Hyperhomocysteinemia
Pada keadaan ini terjadi kerusakan endothelium pembuluh darah sehingga terjadi
pembentukan trombosis dan menyebabkan kerusakan arteri spiralis dan menyadi sebab
solusio plasenta
5. Nikotin dan Kokain
Kedua zat ini dapat menyebabkan vasokontriksi dan menyebabkan iskemia serta hipoksia
dan berakhir pada solusio plasenta.

E. Gejala Klinis(1,2
Gejala klinis dari solusio plasenta tergantung dari luas permukaan plasenta yang
terlepas. Gejala dan tanda klinis yang khas adalah perdarahan yang berwarna merah tua
disertai dengan rasa nyeri perut dan uterus yang berkontraksi seperti his pada partus
prematurus. Sejumlah penderita bahkan tidak menyebabkan tanda atau gejala yang klasik,
tetapi gejala seperti tanda persalinan prematur saja.
Gejala pada solusio plasenta berdasarkan derajatnya :
1. Solusio Plasenta Ringan
 Rasa nyeri ringan atau tanpa gejala
 Keluar darah sedikit dan belum keluar dari vagina
 Ibu dan janin masih dalam kondisi baik
 Inspeksi dan palpasi dalam batas normal kecuali nyeri tekan ringan pada
tempat yang terbentuk hematom
 Kadar fibrinogen darah dalam batas normal (350 mg/100 ml)
 Sangat dianjurkan pemeriksaan USG untuk menentukan apakah perdarahan
berasal dari plasenta previa atau solusio plasenta
2. Solusio plasenta Sedang
 Rasa nyeri perut terus menerus
 Perdarahan pervaginam berwarna hitam
 Tanda-tanda gawat janin
 Tanda-tanda syok seperti hipotensi, takikardia, kulit dingin, oliguria mulai ada
 Bagian anak sulit diraba akibat perut yang menegang dan sangat nyeri tekan
 Kadar fibrinogen antara 150-250 mg/100 ml.

29
3. Solusio Plasenta Berat
 Rasa nyeri sangat berat
 Perdarahan pervaginam berwarna hitam
 Auskultasi dari denyut jantung janin menghilang
 Keadaan umum ibu buruk disertai syok
 Pada inspeksi fundus uteri tampak lebih tinggi dan membulat disertai kulit
yang kencang dan berkilat dan pada palpasi terdapat defense musculaire
 Kadar fibrogen darah < 150 mg/100ml
 Tanda-tanda DIC dan trombositopenia

F. Diagnosis(1,2,10
 Perdarahan pervaginam ( kehitaman ) disertai nyeri karena uterus yg berkontraksi terus
menerus.
 Syok yg terjadi tidak sesuai dengan darah yg keluar ( tipe tersembunyi ).
 Bunyi jantung bayi menghilang ( gawat janin )
 Adanya predisposisi
 Anemia berat

G. Komplikasi(1,2
 Ibu : perdarahan, kelainan pembekuan darah ( DIC ), oliguria hingga gagal ginjal dan
kematian.
 Bayi : hipoksia bayi hingga kematian

H. Penatalaksanaan(1,2
SOLUSIO PLASENTA RINGAN
 Jika kehamilan belum aterm dan perdarahannya berhenti dapat dikonservatif dengan
pengawasan ketat.
 Jika perdarahan terus dan bayi hidup dilakukan seksio sesarea.
 Jika janin mati dicoba induksi persalinan dg pemecahan selaput ketuban dan oksitosin
drip.

SOLUSIO PLASENTA SEDANG DAN BERAT


 Transfusi darah

30
 Pecahkan sel ketuban, infus oksitosin
 Jika perlu SC

I. Prognosis(1,2,10
Angka kematian ibu di seluruh dunia akhir-akhir ini antara 0,5% dan 5%. Sebagian
besar wanita meninggal karena perdarahan (segera atau tertunda), gagal jantung atau gagal
ginjal. Diagnosis dini dan terapi yang tepat akan menurunkan angka kematian ibu sampai
0.3%-1%. Angka kematian janin berkisar 50% sampai 80%. Sekitar 30% janin dengan
pelepasan prematur plasenta dilahirkan cukup bulan. Pada hampir 20% pasien dengan solusio
plasenta tidak didapati adanya denyut jantung janin ketika dibawa ke rumah sakit, dan pada
20% lainnya akan segera terlihat adanya gawat janin. Jika diperlukan transfusi ibu segera,
angka kematian janin mungkin paling sedikit 50%. Kelahiran kurang bulan terjadi pada 40%-
50% kasus pelepasan prematur plasenta. Bayi meninggal karena hipoksia, prematuritas atau
trauma persalinan.

J. Rangkuman Beda Antara Plasenta Previa dan Solusio Plasenta(1,2,7,10

Plasenta Praevia Solusio Plasenta


Sebab, waktu Tanpa sebab, tiba-tiba Biasanya ada trauma yang
mendahului
Darah Warna darah merah segar Warna darah kehitaman
Letak plasenta Letak plasenta abnormal Letak plasenta normal
Faktor predisposisi Tidak ada faktor predisposisi Ada faktor predisposisi
Rasa nyeri Tanpa nyeri Dengan rasa nyeri

31

Anda mungkin juga menyukai