SOLUTIO PLASENTA
A. Pendahuluan(1,2
Terdapat beberapa istilah untuk penyakit ini antara lain solution placentae, abruption
placentae, ablatio placentae, dan accidental hemorrhage. Secara definitive diagnosisnya baru
dapat ditegakkan setelah partus jika terdapat hematoma pada permukaan maternal plasenta.
Definisi dari solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
plasenta yg letaknya normal sebelum janin lahir.
B. Epidemiologi (1
Frekuensi rata-rata solusio plasenta adalah 1 diantara 200 persalinan. Sedangkan
berdasarkan data dari US angka kejadian solusio plasenta adalah 1 dari 185 persalinan. Pada
Rumah Sakit Parkland dari tahun 1988-2003 angka kejadian rata-rata dari solution plasenta
adalah 1 dari 189 kelahiran.
Klasifikasi :
1. Solutio plasenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau kurang dari 1/6 bagian
26
Jumlah darah yang keluar kurang dari 250 ml
Komplikasi pada ibu dan bayi belum ada
2. Solutio plasenta sedang
Luas plasenta yang terlepas melebihi 25% sampai <50%
Jumlah darah yang keluar antara 250-1000 ml
Rasa nyeri terus menerus
Djj meningkat
Hipotensi
Takikardia
3. Solutio plasenta berat
Luas plasenta yang terlepas > 50%
Jumlah darah yang keluar > 1000 ml
Keadaan umum penderita buruk disertai syok
Janin pada umumnya telah meninggal
Komplikasi gagal ginjal yang ditandai dengan oliguria
C. Etiologi (1,2
Penyebab dari solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti. Tetapi diduga ada
beberpa faktor resiko terjadinya solusio plasenta.
Faktor Resiko tinggi untuk solutio plasenta :
Usia muda
Primi paritas
Single-parent
Pendidikan yang rendah
Solutio plasenta rekurens
Faktor resiko tinggi kategori fisik :
Trauma tumpul pada perut
Kecelakaan atau trauma
Faktor resiko tinggi kategori kelainan pada rahim
Mioma
Faktor resiko tinggi kategori penyakit ibu :
TD tinggi
27
Faktor resiko tinggi kategori iatrogenic :
Merokok
Kokain
Predisposisi : usia ibu tua, multiparitas, hipertensi, PE, hipertensi, trauma, tali pusat pendek,
defisiensi asam folat.
D. Patofisiologi(1,2
Solutio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari suatu
keadaan yang dapat memisahkan vili-vili korialis plasenta dari tempat implantasinya
sehingga menyebabkan perdarahan. Oleh sebab itu bagaimana terjadinya solusio plasenta
tersebut tergantung dari penyebabnya.
Semua penyakit ibu yang dapat menyebabkan pembentukan thrombosis dalam
pembuluh darah desidua atau dalam vascular vili dapat menyebabkan iskemia dan hipoksia
setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan sebagai
hasil akhir.
Terdapat beberapa keadaan yang menyebabkan kematian sel karena iskemia dan
hipoksia pada desidua :
1. Korioamnionitis Pada korioamnionitis terdapat pelepasan lipopolisakarida dan
endotoksin lain yang berasal dari agen infeksius dan menginduksi pembentukan dan
penumpukan sitokines, eisikanoid, dan bahan-bahan lain seperti superoksida. Bahan-
bahan tersebut mempunyai daya sitotoksis yang dapat menyebabkan iskemia dan hipoksia
sehingga menyebabkan kematian sel.
Pada penyakit-penyakit seperti autoimun antibody, antikardiolipin antibodi, lupus
antikoagulan terdapan bahan sitotoksis yaitu endotoksin yang menyebabkan terbentuknya
NOS (Nitric Oxide Synthase) yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan NO
(Nitric Oxide). NO merupakan suatu vasodilator kuat dan penghambat agregasi trombosit.
Metabolisme NO menyebabkan iskemia dan hipoksia sel sehingga terjadi kematian sel
dan perdarahan.
2. Kelainan genetic berupa defisiensi protein C dan protein S yang menyebabkan
pembentukan trombosis dan menyebabkan preeklamsia dan solusio plasenta
3. Pasien dengan penyakit Trombofilia
28
Pada pasien dengan penyakit ini hasil pembekuan darah berupa trombosis sehingga
menyebabkan iskemia dan hipoksia
4. Hyperhomocysteinemia
Pada keadaan ini terjadi kerusakan endothelium pembuluh darah sehingga terjadi
pembentukan trombosis dan menyebabkan kerusakan arteri spiralis dan menyadi sebab
solusio plasenta
5. Nikotin dan Kokain
Kedua zat ini dapat menyebabkan vasokontriksi dan menyebabkan iskemia serta hipoksia
dan berakhir pada solusio plasenta.
E. Gejala Klinis(1,2
Gejala klinis dari solusio plasenta tergantung dari luas permukaan plasenta yang
terlepas. Gejala dan tanda klinis yang khas adalah perdarahan yang berwarna merah tua
disertai dengan rasa nyeri perut dan uterus yang berkontraksi seperti his pada partus
prematurus. Sejumlah penderita bahkan tidak menyebabkan tanda atau gejala yang klasik,
tetapi gejala seperti tanda persalinan prematur saja.
Gejala pada solusio plasenta berdasarkan derajatnya :
1. Solusio Plasenta Ringan
Rasa nyeri ringan atau tanpa gejala
Keluar darah sedikit dan belum keluar dari vagina
Ibu dan janin masih dalam kondisi baik
Inspeksi dan palpasi dalam batas normal kecuali nyeri tekan ringan pada
tempat yang terbentuk hematom
Kadar fibrinogen darah dalam batas normal (350 mg/100 ml)
Sangat dianjurkan pemeriksaan USG untuk menentukan apakah perdarahan
berasal dari plasenta previa atau solusio plasenta
2. Solusio plasenta Sedang
Rasa nyeri perut terus menerus
Perdarahan pervaginam berwarna hitam
Tanda-tanda gawat janin
Tanda-tanda syok seperti hipotensi, takikardia, kulit dingin, oliguria mulai ada
Bagian anak sulit diraba akibat perut yang menegang dan sangat nyeri tekan
Kadar fibrinogen antara 150-250 mg/100 ml.
29
3. Solusio Plasenta Berat
Rasa nyeri sangat berat
Perdarahan pervaginam berwarna hitam
Auskultasi dari denyut jantung janin menghilang
Keadaan umum ibu buruk disertai syok
Pada inspeksi fundus uteri tampak lebih tinggi dan membulat disertai kulit
yang kencang dan berkilat dan pada palpasi terdapat defense musculaire
Kadar fibrogen darah < 150 mg/100ml
Tanda-tanda DIC dan trombositopenia
F. Diagnosis(1,2,10
Perdarahan pervaginam ( kehitaman ) disertai nyeri karena uterus yg berkontraksi terus
menerus.
Syok yg terjadi tidak sesuai dengan darah yg keluar ( tipe tersembunyi ).
Bunyi jantung bayi menghilang ( gawat janin )
Adanya predisposisi
Anemia berat
G. Komplikasi(1,2
Ibu : perdarahan, kelainan pembekuan darah ( DIC ), oliguria hingga gagal ginjal dan
kematian.
Bayi : hipoksia bayi hingga kematian
H. Penatalaksanaan(1,2
SOLUSIO PLASENTA RINGAN
Jika kehamilan belum aterm dan perdarahannya berhenti dapat dikonservatif dengan
pengawasan ketat.
Jika perdarahan terus dan bayi hidup dilakukan seksio sesarea.
Jika janin mati dicoba induksi persalinan dg pemecahan selaput ketuban dan oksitosin
drip.
30
Pecahkan sel ketuban, infus oksitosin
Jika perlu SC
I. Prognosis(1,2,10
Angka kematian ibu di seluruh dunia akhir-akhir ini antara 0,5% dan 5%. Sebagian
besar wanita meninggal karena perdarahan (segera atau tertunda), gagal jantung atau gagal
ginjal. Diagnosis dini dan terapi yang tepat akan menurunkan angka kematian ibu sampai
0.3%-1%. Angka kematian janin berkisar 50% sampai 80%. Sekitar 30% janin dengan
pelepasan prematur plasenta dilahirkan cukup bulan. Pada hampir 20% pasien dengan solusio
plasenta tidak didapati adanya denyut jantung janin ketika dibawa ke rumah sakit, dan pada
20% lainnya akan segera terlihat adanya gawat janin. Jika diperlukan transfusi ibu segera,
angka kematian janin mungkin paling sedikit 50%. Kelahiran kurang bulan terjadi pada 40%-
50% kasus pelepasan prematur plasenta. Bayi meninggal karena hipoksia, prematuritas atau
trauma persalinan.
31