EVOLUSI VERTEBRATA
A. Pengertian Vertebrata
Vertebrata diambil dari bahasa latin yaituvertebrae yang berarti bertulang belakang dan
ta yang berarti makhluk hidup. Jadi vertebrata dapat diartikan sebagai organisme atau makhluk
hidup yang mempunyai tulang belakang. Vertebrata dapat dibagi kebeberapa keluarga yaitu
mamalia, pisces, aves, reptil, amphibi. Dari keragaman kelarga tersebut dari masing-masing
Charles Darwin 150 tahun yang lalu yaitu seorang ilmuwan alam dari Inggris,
mengajukan sebuah teori yang didasarkan pada berbagai pengamatan yang ia lakukan selama
perjalanannya, namun yang tidak dapat disokong oleh temuan-temuan ilmiah sesudahnya. Pada
intinya, teori evolusi Darwin terdiri atas beragam skenario, asumsi, dan penyimpulan (konjektur)
Menurut Darwin asal mula makhluk hidup adalah, dari bentuk awal yang rrrenyerupai
flagelata hewan flagelata ini adalah organisme yang bersel satu, kemudian timbul flagelata yang
menyerupai flagelata yang ada sekarang. Organisme inilah yang kemudian mewakili kelompok
protozoa, yang kemudian dari radiasi yang bersifat adaptatif timbullah protozoa-protozoa yang
lain, yaitu kelompok ameboid, kelompok yang bersilia, dan protozoa yang bersifat parasit.
sedangkan hewan protozoa mempunyai bentuk adaptasi antara lain yang hidup di air tawar dan
yang hidup di daratan. Dari hewan bersel satu, terjadi perubahan yang berupa hewan bersel
banyak dengan secara kebetulan dan proses yang kacau atau acak.
Diduga bahwa hewan bersel banyak mula – mula berbentuk bola yang berongga, terdiri
dari sel-sel yang hanya satu lapis saja. Berdasarkan hipotesis, hewan tersebut disebut blastea.
Nama ini diambil dari satu bentuk esensial yang selalu dilalui oleh setiap makhluk hidup bersel
Secara hipotesis perkembangan hewan dari bentuk blastea adalah sebagai berikut. Dari
tingkat blastula, embrio hewan berkembang ke arah tingkat gastrula, sehingga terjadi 2
lapisan, yaitu lapisan dalam (endoderma) dan lapisan luar (ektoderma). Dalam tingkat
gastrula hewan tersebut berkembang menjadi dewasa. Contoh hewan diploblastik yang
kita jumpai sekarang adalah Porifera dan Coelenterata. Kemungkinan lain adalah bahwa
setelah melalui tingkat blastula dan gastrula, maka embrionya tidak berkembang menjadi
hewan dewasa, tetapi antara lapisan endoderma dan lapisan ektoderma, terbentuklah
hewan dewasa. Hewan ini tidak lagi dijumpai, namun keturunannya yang terbentuk
karena, meskipun mempunyai mesoderma tetapi berbeda asalnya (dari bagian mana) dan
perkembangannya menjadi embrio. Radiasi ketiga ini terbagi menjadi 4 kelompok berikut
ini.
a. Kelompok I
Pada kelompok I ini bagian di kanan dan kiri dari mesoderma membentuk benjolan
yang kemudian meluas sehingga mengisi ruangan di antara ektoderma dan
endoderma. Ruang yang terbentuk disebut coelom. karena coelom bentuk asalnya dari
endoderma maka disebut enterocoelmata. Contohnya: Echinodermata dan Chordata.
b. Kelompok ll
Pada kelompok II mesoderma berasal derri ektoderma. Ektoderma melepaskan
keiompok-kelompok sel dalam ruangan di antara endoderma dan ektoderma, sehingga
mesodermanya kompak dan tidak dijumpai coelom. Hewan yang tidak memiliki
coelom termasuk dalam acoelomata. Contohnva: cacing pipih dan cacing pita.
c. Kelompok III
Pada kelompok III ini mesoderma terbentuk dari endoderma maupun ektoderma,
hanya saja setelah mesoderma terbentuk maka terjadi celah yang kemudian
berkembang menjadi coelom. Coelom tersebut dinamakan schizocoel, hewan yang
memiliki schizocoel disebut schizocoelomata. Contohnya, Annelida, Mollusca, dan
Arthropoda (Crustacea, Insekta, labah-labah).
d. Kelompok IV
Pada kelompok IV, mesoderma dibentuk oleh ektoderma, hanya saja mesoderma tak
memenuhi ruangan seluruhnya, sehingga dengan demikian ruangan tidak dibatasi
oleh mesoderma tetapi oleh ektoderma. Oleh karena itu, coelom tersebut dinamakan
pseudocoel. Hewan yang memiliki pseudocoel termasuk dalam pseudocoelomata.
Contohnya: Rotifera dan cacing gilik atau nematoda. Pada masa embrio, Annelida
yang hidup di laut dan Mollusca sangat serupa, sehingga sulit sekali untuk dibedakan.
Demikian juga antara insekta dan cacing tanah bentuk embrionya sulit sekali
dibedakan meskipun bentuk dewasa mereka berbeda sama sekali. Hewan-hewan
triploblastik pada dasarnya adalah simetri bilateral. Ada anggapan bahwa pada waktu
terjadi perubahan bentuk dari diploblastik ke triploblastik terjadi juga perubahan
bentuk simetrinya, yaitu dari Simetri radial ke simetri bilateral.
C. Bukti Adanya Teori Evolusi
Petunjuk-Petunjuk Adanya Evolusi
1. Variasi dalam satu keturunan Tidak ada makhluk hidup yang mutlak sama, bahkan individu
dalam satu spesies. Perbedaaan tersebut dapat berupa perbedaaan warna, ukuran, berat, fisiologi,
ataupun kebiasaan hidup. Variasi ini dapat terjadi karena pengaruh faktor genetis dan dan
2. Fosil
Fosil adalah sisa makhluk hidup yang telah membatu. Hasil penelitian terhadap fosil
menunjukan bahwa pada masa lampau terdapat makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk
hidup sekarang.
3. Homologi alat-alat tubuh Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama namun mempunyai
fungsi yang berbeda disebut homologi.
Contoh :
Persamaan embrio
mulai dari zigot hingga mati disebut ontogeni. Perkembangan organisme mulai dari filum yang
paling sederhana hingga filum paling sempurna disebut filogeni. Jadi, ontogeni merupakan
perjalanan singkat atau ulangan filogeni. Berkaitan dengan hubungan antara ontogeni dan
filogeni, Ernest Haeckel lewat teori rekapitulasi (hokum biogenetik) mengatakan bahwa
peristiwa ulangan ontogeni serupa dengan filogeni. Teori ini dapat digunakan untuk menjelaskan
pertumbuhan ginjal ataupun jantung mamalia. Ginjal mamalia dibentuk melalui fase-fase
pronefros, mesonefros, dan metenefros (ginjal). Jantung mamalia akan menyerupai jantung ikan
pada saat embrio mamalia menyerupai embrio ikan. Demikian juga pada saat embrio, jantung
mamalia menyerupai jantung embrio amfibi dan reptil, sebelum akhirnya menjadi jantung
mamalia.
Hasi penelitian terhadap morfologi hewan vertebrata dan manusia menunjukan terdapat
beberapa alat tubuh yang tidak lagi bermanfaat. Alat-alat tubuh ini dianggap alat-alat sisa dari
perjalanan evolusi makhluk hidup tersebut. Beberapa alat tubuh sisa pada manusia adalah umbai
cacing, tulang ekor, otot penggerak telinga, dan gigi taring runcing. Pada manusia terdapat
sekitar 100 buah alat tubuh sisa. Sedangkan pada ular piton ditemukan sisa kaki dan pada burung
http://www.scribd.com/doc/20197310/Andriyanto-samin-L11108265