Anda di halaman 1dari 21

c ‘ j 

cc‘ ´PENGARUH ORIENTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN´(Studi kasus pada PTP Nusantara VIII Cabang Garut)

c‘  
  

Pada dasarnya perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya memerlukan

Sumber Daya Manusia yang kompeten untuk dapat mewujudkan tujuannya, hal

ini dikarenakan Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang paling utama

dalam mendukung perusahaan dalam mewujudkan tujuannya tersebut dan juga

merupakan asset yang bernilai tinggi.

Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan asset yang bernilai

tinggi maka perusahaan harus memberikan fasilitas yang mendukung

keberlangsungan kegiatan karyawannya supaya mereka lebih nyaman dalam

melaksanakan tugasnya dan tidak merasa terbebani, sehingga akan tercipta

kepuasan dari karyawan dalam melakukan kegiatannya.

Kepuasan kerja karyawan akan mendukung kelancaran proses kegiatan

perusahaan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Untuk menciptakan

kepuasan kerja karyawan diperlukan beberapa upaya dimana salah satunya adalah

orientasi kerja karyawan.

Seperti yang diungkapkan oleh Hanafi (2003:247), ³Proses orientasi yang

efektif dapat menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi dan akan mendorong karir

yang lebih lama di organisasi tersebut.´

c
Orientasi perlu diprogramkan di dalam perusahaan karena adanya

sejumlah aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan

kerja yang baru. (Sofyandi, 2008:112)

Program-program dalam orientasi akan menurunkan perasaan terasing,

cemas dan khawatir para karyawan. Mereka akan merasa sebagai bagian

organisasi secara lebih cepat,lebih terjamin, aman dan lebih diperhatikan. Dengan

tingkat kecemasan yang rendah, mereka akan dapat mempelajari tugas-tugas

dengan lebih baik. Manfaat-manfaat ini diperoleh karena program orientasi

membantu individu memahami aspek-aspek social, teknis dan budaya tempat

kerja.

PTP Nusantara VIII adalah sebuah kantor yang bergerak dibidang

perkebunan di Kabupaten Garut yang selalu berusaha untuk menghasilkan produk

perkebunan yang baik, dan salah satunya adalah teh. Supaya bisa menghasilkan

produk teh yang baik, maka PTP Nusantara VIII harus dapat mengelola sumber

daya manusianya agar dapat bekerja lebih optimal.Namun kenyataan yang terjadi

di lapangan berbeda dari harapan perusahaan. Salah satunya adalah karyawan ada

yang merasa tidak puas terhadap kebijakan perusahaan dan kondisi kerja, yang

dapat dilihat dari;

1.‘ Kedisiplinan kerja yang kurang, hal ini dapat dilihat dari tingkat

ketidakhadiran rata-rata karyawan yang mencapai 15% setiap

bulannya.

¦
2.‘ Produktivitas kerja yang rendah

3.‘ Hubungan yang kurang baik dengan rekan kerja

4.‘ Kurangnya interaksi dengan atasan

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian bagaimana Pengaruh Orientasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

pada PTP Nusantara VIII.

c    

1.‘ Bagaimana pelaksanaan orientasi kerja pada PTP Nusantara VIII Kabupaten

Garut?

2.‘ Bagaimana kepuasan kerja karyawan pada PTP Nusantara VIII Kabupaten

Garut?

3.‘ Bagaimana pengaruh orientasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PTP

Nusantara VIII Kabupaten Garut?

c‘ j   

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari data dan memperoleh informasi

mengenai masalah yang telah diidentifikasikan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1.‘ Untuk mengetahui pelaksanaan orientasi kerja pada PTP Nusantara VIII

Kabupaten Garut.

2.‘ Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan pada PTP Nusantara VIII

Kabupaten Garut.

ÿ
3.‘ Untuk mengetahui pengaruh orientasi terhadap kepuasan kerja karyawan

pada PTP Nusantara VIII Kabupaten Garut.

c‘  j   

1.5.1.‘ Kegunaan Ilmiah

Sebagai bahan pengetahuan, wawasan dan bahan perkembangan dari teori-

teori yang diperoleh dari proses perkuliahan sehingga dapat dibuktikan secara

langsung dengan adanya transformasi penalaran keilmuan di lapangan dalam

bentuk penelitian.

1.5.2.‘ Kegunaan Praktis

1.‘ Bagi PTP Nusantara VIII:dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan evaluasi dan tindakan korektif untuk kedepannya dalam rangka

menciptakan kepuasan kerja karyawan.

2.‘ Bagi pihak lain:sebagai bahan untuk menambah referensi maupun bahan

perbandingan dalam penelitian selanjutnya.

 ‘ 
j 


Dalam suatu organisasi adanya orientasi dan pelatihan mutlak diperlukan.

Kinerja karyawan menjadi fokus, perhatian utama yang dapat ditingkatkan

melalui program orientasi kerja bagi karyawan baru.

Menurut Sofyandi (2008 : 112) Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi

terhadap suatu situasi atau lingkungan, sedangkan menurut Handoko (2000 : 104)

-
orientasi adalah memperkenalkan para karyawan baru dengan peranan atau

kedudukan mereka, dengan organisasi dan dengan para karyawan lain.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orientasi adalah proses

pengenalan dan adaptasi karyawan baru dengan lingkungan pekerjaannya.

Lebih lanjut Sofyandi mengemukakan bahwa ada sejumlah aspek yang

muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja yang baru. Aspek-aspek

ini antara lain :

0‘ Masalah yang dihadapi karyawan baru biasanya berupa kecemasan,

apakah saya akan diterimaoleh lingkungan? Apakah saya akan

disukai oleh atasan atau rekan kerja saya? Amankah saya dalam

lingkungan kerja yang baru ini?

0‘ Harapan yang tidak realistis: karyawan baru seringkali mempunyai

harapan-harapan yang tidak realistis karena tidak memiliki

gambaran atau informasi yang jelas dan lengkap tentang

lingkungan kerja yang sesungguhnya.

0‘ Lingkungan kerja pertama (gegar budaya): seseorang yang pertama

kali mengenal dunia kerja, dapat mengalami gegar budaya karena

perbedaan-perbedaan nilai/etos kerja, kebiasaan, dan lain-lain

antara dunia kerja dan lingkungan sebelumnya.

0‘ Diperlukan proses sosialisasi karena adanya perbedaan antara

kepribadian individu karyawan dan budaya/nilai organisasi,

diperlukan penyesuaian-penyesuaian melalui proses sosialisasi.

å
Proses sosialisasi yang efektif dapat mempersingkat waktu

penyesuaian diri karyawan dengan budaya organisasi.

Orientasi harus dilakukan seefektif mungkin, sehingga dapat menghasilkan

kepuasan kerja yang tinggi.Seperti yang diungkapkan oleh Hanafi (2003:247),

yaitu, ³Proses orientasi yang efektif dapat menghasilkan kepuasan kerja yang

tinggi dan akan mendorong karir yang lebih lama di organisasi tersebut..´

Dengan demikian proses orientasi yang tepat diharapkan mampu

menghasilkan kepuasan kerja karyawan

Adapun pengertian kepuasan kerja menurut Sutrisno (2009 : 78) adalah,

³Kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang

berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang

diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut factor fisik dan psikologis´.

Kepuasan kerja menurut Mangkunegara (2001 :117) adalah, ³Kepuasan

kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri karyawan yang

berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya´.

Sedangkan definisi kepuasan kerja menurut Handoko (1992) dalam buku

Edy Sutrisno (2009 : 79 ) adalah, ³Kepuasan kerja adalah keadaan emosional

yang menyenangkan atau tidak menyenangkanbagi para karyawan memandang

pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya´.

X
As¶ad (1991) mengemukakan bahwa terdapat tiga macam arah dalam

penelitian di bidang kepuasan kerja, yaitu:

c‘ Usaha untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi sumber

kepuasan kerja serta kondisi-kondisi yang mempengaruhinya.

Dengan mengetahui hal tersebut dapat menciptakan kondisi-

kondisi tertentu agar karyawan bisa lebih bergairah dan merasa

bahagia dalam bekerja.

¦‘ Usaha untuk melihat bagaimana dampak dari kepuasan kerja

terhadap sikap dan tingkah laku karyawan seperti produktivitas,

absentiesme, kecelakaan kerja, ë    


  dan

sebagainya. Dengan mengetahui hal tersebut, mereka dapat

mengambil langkah-langkah yang tepat dalam memotivasi

karyawan serta mencegah kelakuan-kelakuan yang dapat

merugikan.

ÿ‘ Dalam rangka usaha mendapatkan rumusan yang lebih tepat dan

bersifat komprehensif mengenai kepuasan kerja.

Menurut Sutrisno (2009 : 80) ada tiga alasan bagi manajer untuk peduli

akan tingkat kepuasan kerja, yaitu:

1.‘ Ada bukti yang jelas bahwa karyawan yang tidak puas lebih sering

melewatkan kerja dan lebih besar kemungkinan mengundurkan diri.

D
2.‘ Telah diperagakan bahwa karyawan yang puas mempunyai kesehatan

yang lebih baik dan usia lebih panjang.

3.‘ Kepuasan pada pekerjaan.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses orientasi

mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja, dimana jika proses orientasi

dilaksanakan secara tepat maka kepuasan kerja karyawan yang dihasilkan akan

semakin tinggi.

Dari penjelasan diatas maka antara orientasi dengan kepuasan kerjadapat

dituangkan dalam struktur paradigma penelitian sebagai berikut :

Orientasi (X) Kepuasan Kerja (Y)

Paradigma Penelitian
Gambar 1

 ‘  

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka penulis

mengajukan hipotesis, sebagai berikut :

[
  
 
 
 


Artinya jika orientasi dilaksanakan dengan baik maka kepuasan kerja akan

semakin tinggi.

r
 ‘   j  

 c   j   

Dalam penelitian ini,metode yang digunakan adalah menggunakan metode

assosiatif, menurut Sugiono (2010 ; 11) metode asosiatifyaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.Penelitian

ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari pada penelitian deskritif dan

penelitian komparatif.Penelitian ini dapat membangun suatu teori yang berfungsi

untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Sedangkan bentuk hubungan yang digunakan peneliti adalah hubungan

kausal/sebab akibat dimana variabel X mempengaruhi variabel Y.

  
 
 j   

Untuk mempermudah pemahaman dan memperjelas apa yang di maksud

dengan variabel-variabel dalam penelitian ini maka perlu diberikan definisi

operasional sebagaimanan di kemukakan Nazir (2005 ; 126) sebagai berikut :

µµOperasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel


atau konstrak dengan memberikan arti, atau menspesifikasi kegiatan, atau
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak
atau variabel tersebut.¶¶
Sedangkan variabel didefinisikan sebagai µµAtribut seseorang, atau objek

yang mempunyai µµvariasi¶¶ antara satu orang dengan yang lain atau satu objek

dengan objek lain¶¶ (Hatch dan Farhady dalam Sugiyono, 2010;38).

o
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas ( ’


 ’ ë
)

yaitu orientasidan satu variabel terikat (




 ’ ë
) yaitukepuasan kerja.

Variabel independen sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2010;39)


sering juga disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel dependen
(terikat).

Menurut sugiyono (2010 ; 40),³Variabel dependen sering juga disebut

variabel terikat, variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun variabel dan indikator

masing-masing disajikan dalam tabel operasionalisasi variabel penelitian, sebagai

berikut:

  c

 
 j   
Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Orientasi adalah Pengenalan 0‘ Pengetahuan sejarah perusahaan 0‘ Ordinal


pengenalan dan adaptasi perusahaan 0‘ Pengetahuan struktur tenaga kerja
terhadap suatu situasi
0‘ Pengetahuan kebijakan dan ketentuan 0‘ Ordinal
atau lingkungan
yang berlaku
Sofyandi (2008 : 112)
0‘ Pengetahuan jenis produk atau jasa
perusahaan
Pengenalan 0‘ Mengetahui ruang kerja bagi 0‘Ordinal
karyawan bersangkutan
lingkungan 0‘ Mengetahui fasilitas umum dalam 0‘Ordinal
perusahaan 0‘Ordinal
0‘ Mengetahui ruang pimpinan
ORIENTASI
(Variabel X)
Pengenalan 0‘ Hubungan baik dengan karyawan lama 0‘Ordinal
dengan
karyawan lama 0‘Ordinal

Percobaan 0‘ Tingkat kesalahan dalam melakukan 0‘Ordinal


pelaksanaan pekerjaan
tugas dan 0‘Ordinal
pekerjaan

c
 
  c

 
 j   
Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala

³kepuasan kerja Segi psikoogi 0‘ Kepuasan terhadap ketentraman dalam 0‘ Ordinal


adalah keadaan bekerja
emosional yang 0‘ Kepuasan terhadap kesesuaian 0‘ Ordinal
menyenagkan atau pekerjaan dengan minat, bakat dan
tidak menyenangkan keterampilan
bagi para karyawan 1.‘
memandang
Segi sosial 0‘ Kepuasan terhadap interaksi dengan 0‘ Ordinal
atasan
pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja 0‘ Kepuasan terhadap interaksi dengan 0‘ Ordinal
mencerminkan rekan kerja
KEPUASAN perasaan seseorang Segi fisik 0‘ Kepuasan terhadap pekerjaan yang 0‘ Ordinal
terhadap menjadi tugas
KERJA pekerjaannya´. 0‘ Kepuasan terhadap pengaturan waktu 0‘ Ordinal
Handoko dalam kerja
(Variabel Y) Edy Sutrisno (2009 : 0‘ Kepuasan terhadap peralatan dalam 0‘ Ordinal
79 ) menunjang pekerjaan
Segi finansial 0‘ Kepuasan terhadap jaminan kesehatan 0‘ Ordinal
yang diberikan perusahaan
0‘ Kepuasan terhadap gaji dan insentif
yang diterima 0‘ Ordinal
0‘ Kepuasan terhadap jaminan so sial yang
diterima 0‘ Ordinal

    




Untuk mendapatkan suatu data serta informasi yang diperlukan dalam

penulisan ini dilakukan dengan berbagai cara yang bisa dijadikan dasar untuk

pemecahan masalah.

Adapun data yang diperlukan adalah, sebagai berikut :

cc
1.‘ Jenis Data

a.‘ Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari tempat objek

penelitian, misalnya melalui wawancara. Observasi dan penyebaran

angket/kuesioner (Sugiyono 2010 ; 156)

b.‘ Data Sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti. Data tersebut berupa dokumen, jurnal, catatan buku, arsip

yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Untuk dapat menganalisis

dan menginterprestasikan data yang valid dan reliabel, agar hasil yang

diperoleh mengandung kebenaran ilmiah(Sugiyono 2010 ; 156).

2.‘ Sumber Data

a.‘ Informan yaitu pihak-pihak yang mengetahui tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan kondisi perusahaan yang erat kaitannya dengan masalah

yang akan diteliti.Adapun pihak yang membantu informasi tersebut adalah

Kepala Bagian Umum PTPN VIII.

b.‘Responden yaitukaryawan PTP Nusantara VIII yang diharapkan dapat

memberikan keterangan yang akurat tentang dirinya sendiri maupun

tentang lingkungan kerjanya. Jumlah responden sebanyak 30 orang

karyawan.

   j   

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara, sebagai berikut :


1.‘ Kuesioner/Angket, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. (Sugiyono, 2010 ;162)

2.‘ Wawancara, yaitu mengumpulkan data dari narasumber secara langsung

(Sugiyono, 2010 ; 157 )

3.‘ Observasi, yaitu merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Hadi dalam

Sugiyono, 2010 ; 166 )

  j  

4.5.1.‘ Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri

yang telah ditetapkan.Kualitas atau ciri tersebut dinamakan variabel.Sebuah

populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan variabel (Nazir, 2003 :

271).Sedangkan menurut Sugiyono ( 2008 : 117 ), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian objek yang diteliti dalam hal ini adalah

karyawan PTP Nusantara VIII.

cÿ
Data yang diperoleh, yang dijadikan populasi yaitu jumlah pegawai yang

bekerja di PTP Nusantara VIII yaitu berjumlah 30 karyawan.

4.5.2. Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisirik yang dimiliki oleh

populasi tersebut ( Sugiyono, 2008 : 118 ). Sedangkan sampling adalah cara

pengumpulan data, kalau yang diselidiki adalah sampel dari suatu populasi

(Supranto, 1991 : 16).

Menurut Arikunto ( 1993 : 107 ), apabila subjeknya kurang dari 100 maka

diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan populasi.

Sehingga dalam penelitian ini, digunakan teknik sampling jenuh atau

sensus yang artinya semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yaitu

sebanyak 30 orang karyawan karyawan PTP Nusantara VIII.\


!  "   
 j   

Adapun teknik analisa datanya adalah, sebagai berikut :

4.6.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur, apakah valid atau tidak.(Sugiyono, 2010 ; 137)

Adapun langkah-langkah menguji validitas dapat dijelaskan, sebagai

berikut :

c-
1.‘ Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur

hendaknya dijabarkan terlebih dahulu, sehingga operasionalnya dapat

dilakukan.

2.‘ Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.

Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.

3.‘ Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4.‘ Menentukan skala yang digunakan. Dimana skala yang digunakan adalah

skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur pendapat, sikap

dan persepsi seseorang atau kelompok. Nilai dari masing±masing Likert,

jawaban positif diberi skor 5 ± 4 ± 3 ± 2 ± 1 dan sebaliknya jawaban

negatif diberi skor 1 ± 2 ± 3 ± 4 ± 5.

5.‘ Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan

dengan skor total. Memakai rumus teknik korelasi   


 yang

rumusnya, sebagai berikut :

ë  ë  ë 

#
 ë   ë Õ  ë 
 
ë  Õ


Keterangan :

r = Koefisien koreksi

n = Banyaknya data

X = Variabel bebas


Y = Variabel terikat

(ë  ) = Jumlah kuadrat pengamatan variabel X

(ë  
= Kuadrat jumlah pengamatan variabel X

(ë  ) = Jumlah kuadrat pengamatan variabel Y

ë  = Jumlah hasil kali variabel X dan Y

Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor

skor total.Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0.30 ke atas maka

faktor tersebut merupakan   yang kuat.Jadi berdasarkan analisis faktor itu

dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang

baik.

Selanjutnya apakah setiap butir dari instrumen itu valid atau tidak valid

dapat diketahui dengan mengkorelasi antara skor butir dengan skor total ( Y ).Bila

jumlah korelasi tersebut dibawah 0.30 maka dapat disimpulkan bahwa butir

instrumen tersebut tidak valid, sehingga diperbaiki atau dibuang.Dan apabila lebih

dari 0.30 maka dapat dinyatakan valid.

4.6.2.Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang digunakan dalam

pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian

ini 
ë’ ë
atau tidak, maka dilakukan uji reliabilitas instrumen penelitian terlebih

dahulu.

cX
Adapun langkah-langkahnya adalah, sebagai berikut :

1.‘ Dari data yang telah terkumpul (dari data uji validitas), dianalisa kembali

dengan menggunakan teknik ’


 ë ’
  yaitu teknik belah dua

( ë’  ë), dimana terlebih dahulu membuat dua tabel yaitu tabel untuk

kelompok data item ganjil dan tabel untuk kelompok data item genap.

2.‘ Masing-masing kelompok data item ganjil dan genap skor tiap butirnya

disusun dan dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.

3.‘ Selanjutnya skor total kelompok genap dicari nilai koefisien korelasinya

dengan menggunakan rumus korelasi   


 dan nilai koefisien

korelasi yang sudah ada dimasukan kedalam rumus 


, yaitu :

a
  
c  a

Keterangan :

 = Reliabilitas internal seluruh koefisien

 = Korelasi product 


 antara belahan pertama dan kedua

 ‘    

 c ‘ 


Teknik yang penulis gunakan dalam melakukan pengujian data yang telah

didapat yaitu dengan menggunakan rumus koefisien korelasi g 


 .

Adapun langkah-langkahnya adalah, sebagai berikut :

cD
1.‘Mengolah setiap jawaban kuesioner responden dengan mengolah terlebih

dahulu menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban

dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari sangat setuju, setuju,

ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2.‘Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban berskala

Likert, dengan bobot 5 ± 4 ± 3 ± 2 ± 1 (positif) dan 1 ± 2 ± 3 ± 4 ± 5 (negatif).

3.‘Menentukan pasangan data yang akan diteliti, sehingga jika banyaknya

sampel sebesar ³n³ jumlah responden, maka di dapat (X1,Y1),

(X2,Y2),««««..( Xn, Yn ).

Dimana : X = Orientasi

Y = Kepuasan Kerja

4.‘Menguji hipotesis untuk mengukur tingkat hubungan variabel X dan Y

dengan menggunakan rumus koefisien korelasi g  


 , sebagai

berikut :

 ‘  
 

˜
6ë ’ 2
 1
    1 3
˜ ˜ 

cr
Dimana :

r = Koefisien korelasi 
 

di = Selisih rank ³ X ´ dan rank ³ Y ³

N = Jumlah populasi

 ‘ 
 


 
ë 2
 ë 2 ë ’2

2 ë 2
.ë  2

Dimana :

3 
 ë' 2

12
ë ' 

˜3 ˜
 ë 2  12
ë  

3 
 ë , 
12 


Keterangan :

T = Faktor koreksi

t = Banyaknya rank kembar pada rankin tertentu

N = Besarnya sampel

co
Sebelum penulis menentukan hasil dari perhitungan analisa korelasi,

terlebih dahulu akan penyusun kemukan batasan-batasan taksiran koefisien (r)

adalah, sebagai berikut :

  



  



!     
0.00 ± 0.199 Sangat Rendah

0.20 ± 0.399 Rendah

0.40 ± 0.599 Sedang

0.60 ± 0.799 Kuat

0.80 ± 1.000 Sangat Kuat

Sumber :Sugiyono (2010: 184)

4.7.2.‘ Koefisien Determinasi

Sedangkan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau pengaruh variabel

³ X ³ terhadap variabel ³ Y ³ dapat digunakan dengan koefisien determinasi (KD)

dengan rumus, sebagai berikut :

#
$%c &

Keterangan : KD = Koefisien Determinasi

r² = Koefisien korelasi

Guna memudahkan proses pengolahan dan analisis data maka penulis

menggunakan sofware program SPSSFor Window Versi 12.0.

¦
  ' j   

4.8.1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dan dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah

padaPTP Nusantara VIIIKabupaten Garut.

4.8.2. Jadwal Penelitian

Untuk memperlancar penelitian, maka penulis membuat jadwal kegiatan

penelitian.Adapun awal dari kegiatan dimulai pada tanggal 9Mei 2011 (minggu

ke 2).Seperti dijelaskan pada tabel berikut ini.

  

" ( ' j   

No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus


Minggu Minggu Minggu Minggu
ke ke ke ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penelitian Pendahuluan
2 Studi literatur
3 Penulisan proposal
4 Perbaikan proposal
5 Seminar UP
6 Pengumpulan data
7 Pengolahan data
8 Penulisan laporan /
skripsi
9 Ujian sidang
10 Perbaikan laporan /
skripsi

¦c

Anda mungkin juga menyukai