Glaukoma akut merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer. Glaukoma sudut tertutup
terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokular, yang disebabkan penutupan sudut
bilik mata depan yang mendadak oleh akar iris, sehingga menghalangi sama sekali keluarnya humor
akueus melalui trabekula, menyebabkan meningginya tekanan intraokular, maka gejala yang
ditimbulkan sangat berat seperti: nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, haloe, mual dan
muntah serta disertai tanda kongesti, maka disebut pula glaukoma akut kongestif atau glaukoma
akut. Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik mata yang
Glaukoma akut merupakan suatu kedaruratan mata yang memerlukan penanganan segera
untuk mencegah kerusakan nervus optikus yang dapat menyebabkan kebutaan. Pengobatan medika
mentosa harus dimulai secepat mungkin untuk menurunkan tekanan intra okuler sebelum terapi
definitive iridektomi laser atau bedah dilakukan. iagnosa pasti ditegakkan berdasarkan gejala klinik
dan hasil pemeriksaan gonioskopi yang dapat memberikan bukti bahwa sudut bilik mata tertutup
1
PENDAHULUAN
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditanda oleh
peninggian tekanan intraokular, penggaungan dan degenerasi papil saraf optik serta dapat
Glaukoma merupakan kelainan mata yang dicirikan dengan rusaknya saraf optic yang
berfungsi untuk membawa pesan-pesan cahaya dari mata ke otak. Kerusakan saraf optik ini
disebabkan oleh kelebihan cairan humor yang mengisi bagian dalam bola mata. Cairan mata yang
diproduksi oleh jaringan-jaringan di depan bola mata ini sebenarnya berfungsi untuk membawa
makanan untuk kornea dan lensa mata. Cairan mata juga akan mempertahankan tekanan di dalam
bola mata agar bentuknya tetap terjaga dengan baik. Tekanan yang dihasilkan oleh cairan mata
akueus dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Rentang tekanan intraokuler normal adalah
10-24 mmHg.2
Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar
humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau
gangguan akses humor akueus ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Pengobatan ditujukan
untuk menurunkan tekanan intraokuler dan, apabila mungkin, memperbaiki patogenesis yang
mendasarinya.
Penurunan pembentukan humor akuos adalah suatu metode untuk menurunkan tekanan
intraokular pada semua bentuk glaukoma. Beberapa obat dapat menurunkan pembentukan humor
akueus. Juga terdapat tindakan-tindakan bedah yang menurunkan pembentukan humor akueus tetapi
Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya terapi segera diberikan dan efektivitasnya dinilai
dengan melakukan pengukuran tekanan intraokular (tonometri), inspeksi diskus optikus, dan
2
ANAMNESIS
keluhan sering berkurang bila penderita melihat sinar kuat yang mengakibatkan pupil
mengecil
PEMERIKSAAN
Fisik
• TIO meninggi
• Kornea suram/keruh
• Injeksi siliar
sebelahnya
Penunjang
3
Terjadi peningkatan tekanan intraokuler. Dijelaskan bila tekanan bola mata sudah di
tidak menyadari kalau salah satu dari matanya terkena glaukoma dan baru diketahui
• Slit lamp
epitel kornea, yang memberi gejala pada penglihatan. Selain itu juga dapat terlihat
kongesti episklera dan pembuluh darah konjungtiva, juga BMD dangkal yang
kadang memperlihatkan beberapa sel aquous juga kadang terlihat sinekia posterior.
Fungsi saraf mata normal umumnya akan meneruskan bayangan yang kita lihat ke
membentuk suatu benda (vision). Yang terjadi pada penderita glaukoma adalah
kerusakan serabut saraf mata dan menyebabkan daerah tidak melihat (titik buta).
• Gonioscopy
terjadinya serangan akut. Suatu lensa yang khusus yang berisi suatu cermin
ditempatkan di depan mata dan lebar sudut dapat terlihat secara visual. Pasien
dengan sudut yang sempit dapat diperingatkan tentang gejala awal penyakit ini,
sehingga mereka dapat mencari perawatan yang segera bila tanda tersebut muncul.1-3
4
DIAGNOSIS
Working Diagnosis
Differensial Diagnosis
• Keratitis
Inflamasi kornea
o Mata berair
o Visus turun
• Ulkus kornea
Mata merah, sakit ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun, kadang
kotor, pada pemeriksaan terlihat kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan efek
epitel, iris sukar dilihat akibat edema kornea dan infiltrasi sel radang pada kornea.
Dapat disertai penipisan kornea, lipatan descemet, reaksi jaringan uvea berupa flare,
hipopion, hifema, dan sinekia posterior. Bila disebabkan jamur, maka infiltrat akan
• Uveitis
Inflamasi uvea yaitu lapisan vaskular mata yang terletak di antara retina dan sklera.
Uvea memanjang ke bagian depan mata yang meliputi iris, badan silia dan koroid.
Uveitis yang paling sering terjadi ialah iritis atau anterior uveitis.
Bisa menyerang sebelah atau kedua-dua mata. Gejala bisa timbulmendadak seperti :-
o Visus turun’
5
o Sensitivitas terhadap cahaya
ETIOLOGI
• Berkurangnya pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik mata atau dicelah pupil.
MANIFESTASI KLINIS
• Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur, melihat halo (gambar pelangi) sekitar
lampu atau lilin, disertai sakit kepala, sakit pada mata dan kelemahan akomodasi.
Keadaan ini berlangsung 0,5-2 jam. Bila serangannya reda, mata menjadi normal
kembali.
• Pada stadium ini penderita tampak sangat payah, memegangi kepalanya karena sakit
mata hiperemis dan fotofobia. Karenanya sering disangka bukan menderita sakit mata,
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun, disertai sakit hebat di dalam mata yang
menjalar sepanjang Nervus cranial V, sakit kepala, mual muntah, tampak warna pelangi di
sekitar lampu.4
PATOFISIOLOGI
Korpus siliaris yang terletak dibelakang iris bertugas memproduksi cairan yang disebut
humour aquous. Cairan ini akan mengalir menuju lubang pupil dan akan meninggalkan bola
6
mata melalui saluran kecil menuju pembuluh darah. Normalnya antara produksi humour
Jika aliran keluarnya terhambat atau produksinya berlebihan, maka tekanan bola mata akan
meninggi. Cairan mata yang berada di belakang iris tidak dapat mengalir melalui pupil
sehingga mendorong iris ke depan, mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik
Tekanan bola mata ini gunanya untuk membentuk bola mata. Kalau tekanannya normal,
berarti bola mata itu terbentuk dengan baik. Kalau tekanannya terlalu tinggi, berarti bola
mata itu menjadi keras seperti kelereng. Akibatnya, akan menekan saraf mata ke belakang
dan menekan saraf papil N II dan serabut-serabut saraf N II. Saraf-saraf yang tertekan itu
Glaukoma terjadi ketika produksi dari cairan bola mata meningkat atau cairan bola mata
tidak mengalir dengan sempurna sehingga tekanan bola mata tinggi, serabut-serabut saraf di
dalam saraf mata menjadi terjepit dan mengalami kematian. Besarnya kerusakan tergantung
pada besarnya dan lamanya tekanan, maupun buruknya aliran darah disaraf optik.6
Tekanan yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan yang cepat, sedangkan tekanan
yang tidak tinggi akan menyebabkan kerusakan yang perlahan-lahan dan akan menyebabkan
kebutaan perlahan-lahan dan akan menyebabkan kebutaan perlahan-lahan pula apabila tidak
segera ditangani.
Banyak dari serangan ini terjadi di dalam ruang yang gelap, seperti gedung bioskop. Hal ini
disebabkan ruangan yang gelap menyebabkan pupil berdilatasi. Ketika hal ini terjadi, ada
kontak yang maksimum antara lensa dan iris, yang selanjutnya menyebabkan menyempitnya
sudut antara iris dan kornea, sehingga merangsang terjadinya serangan. Pupil juga
Akibatnya banyak serangan glaukoma akut terjadi akibat suatu stress. Beberapa macam obat
7
juga dapat menyebabkan pembesaran dari pupil sehingga menyebabkan glaukoma. Obat-
obat tersebut antara lain anti depressan, obat anti alergi, dan beberapa obat anti muntah.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
• Penatalaksanaan Glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan intra okular,
Agen osmotic
• Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekan intra okuler dan efeknya menjernihkan
kornea, pemberiannya dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis. Agen-
iris dan memperbaiki kepekaan terhadap pilokarpin dan obat-obat lainnya. Agen-agen
osmotic menyebabkan diuresis osmotic dan mengurangi cairan tubuh total. Agen-agen
tersebut tidak boleh digunakan pada pasien penyakit jantung dan penyakit ginjal.
• Gliserin
o Dosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan. Selama penggunaanya gliserin
diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit kardiovaskular karena
• Manitol
o Dosis 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan. Aman digunakan pada pasien diabetes
karena tidak dimetabolisme. Puncak efek hipotensif okular terlihat dalam 1-3
jam. Bila tidak dapat diberikan oral (mis : mual muntah) dapat diberikan secara
intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2 gr/kgBB selama 30 menit. Maksimal
penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian iv. Pada penderita
8
payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah yang beredar
atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali
bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap
manitol.
• Ureum intravena
o Dosis 1-1,5 g/kg i.v. Tidak seefektif manitol karena berat molekulnya lebih
rendah sehingga lebih cepat dipenetrasi pada mata. Penggunaannya harus dengan
• Asetazolamide
o Merupakan pilihan yang sanagat tepat untuk pengobatan darurat pada glaukoma
diikuti dengan 500 mg per oral. sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase
inhibitor oral sedikit atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik.
• Methazolamide
o Dosis 50-100 mg p.o. 2 atau 3 kali sehari ( total tidak lebih dari 600mg/hari)
• Dorzolamide
• Dichlorphenamide
o Dosis awal 100-200mg per oral, diikuti 100 mg setiap 12 jam sampai tercapai
9
glaukoma adalah 25-50 mg 3 atau 4 x/hari. Dosis harian total tidak melebihi 300
mg.
• Brinzolamide
• Pilokarpin 2% atau 4% setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai inisial terapi.
Tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam. Hal ini karena muskulus
Beta blocker
• Betaxolol Hcl
o Betaxolol HCl adalah penghambat reseptor beta1 selektif yang digunakan untuk
pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar 0,1%
• Timolol maleat
o Merupakan beta bloker tetes mata nonselektif. Sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8 dan
12 jam kemudian. Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5%
dan 0,68%.
• Dapat ditambahkan untuk lebih mengurangi produksi akuos humor dan mengurangi
• Apraclonidine 0,5%, 1%
Analog Prostaglandin
tekanan intraokuler dengan cara meningkatkan outflow akuos humor. Dosis 1 tetes/ hari.
Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan
Timolol maleate.
Kortikosteroid Topikal
• Inflamasi merupakan bagian penting dari patofisiologi dan timbulnya gejala. Steroid
topical mengurangi reaksi inflamasi dan kerusakan nervus optikus. Prednisolon asetat
• Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat menyelamatkan
visus penderita, sehingga keputusan harus segera dibuat (paling kurang dalam 2 jam
observasinya meliputi:
o Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi. Respon terapi bisa
baik, jelek, ataupun sedang. Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus, kornea menjadi jernih, pupil kontriksi, tekanan intraokuler menurun, dan
sudutnya terbuka kembali. Pada keadaan ini dapat dilakukan penatalaksaan lebih
lanjut.
11
Parasintesis
• Jika pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat dalam
menurunkan tekanan intraokuler ke tingat yang aman dan kadang-kadang justru setelah
pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi. Sekarang ini mulai diperkenalkan can
menurunkan tekanan intraokuler yang cepat dengan tekhnik parasintesis. Pada prosedur
ini, mata dilakukan anestesi lokal sebelumnya, lalu jarum dimasukkan ke dalam bilik
mata depan untuk mengeluarkan cairan akuos. Cairan disedot sebanyak 0,05 ml,
sehingga secara cepat dapat mengurangi tekanan di mata. Cara ini jg dapat
Bedah Laser
• Laser Iridektomi
iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya blok pupil pada mata
juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan pada mata kontra-lateral
o Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis karena
dapat terjadi perdarahan. Resiko perdarahan juga meningkat pada pasien yang
tidak membantu dalam kasus glaukoma sudut tertutup yang disebabkan oleh
unutk mencegah terjadinya blok pupil pada pasien dengan sudut bilik mata
tertutup.
o Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat melakukan
12
iridektomi laser karena kornea keruh, sudut bilik mata dangkal, pembengkakan
iris. Sebelum dilakukan laser harus diberikan inisial gliserin topikal untuk
kongesti, edem dan inflamasi akibat serangan akut, teknik ini sulit dilakukan.
detik dan kekuatan 500-1000 mW. Perdarahan dapat terjadi ditempat iridektomi.
Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi anti-koagulasi. Namun pada
pasien yang mengalami kelainan pembekuan darah dapat diatasi dengan argon
laser karena argon laser dapat membantu proses koagulasi pembuluh darah.
kembali dan terbakarnya kornea dan retina. Komplikasi yang sering terjadi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina, pendarahan,
13
Gambar 7: Setelah dilakukan iridektomi laser
• Laser Iridoplasti
intensif dengan terapi medika mentosa bila tekanan intraokularnya tetap sekitar
40 mmHg, visus jelek, kornea edema, dan pupil tetap dilatasi. Pada laser
Di sini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot sfingter iris
berkonraksi sehingga iris bergeser kemudian sudut pun terbuka. Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar, powernya rendah, dan
waktunya lama.
Bedah Insisi
• Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser
iridektomi seperti:
o Pada situasi iris tidak tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea, hal
ini sering terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4-8 minggu.
o udut bilik mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yang luas
glaukoma dengan penyumbatan pupil bila pembedahan laser tidak berhasil atau
tidak tersedia. Pupil dibuat semiosis mungkin dengan menggunakan miotik tetes
atau asetilkolin intra kamera. Kemudian dilakukan insisi 3mm pada korneosklera
14
1 mm dibelakang limbus. Insisi dilakukan agar iris prolaps. Bibir insisi bagian
posterior ditekan sehingga iris perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan
kemudian dilakukan iridektomi. Bibir insisi posterior ditekan lagi diikuti dengan
reposisi pinggir iridektomi. Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau
lebih, dan bilik mata depan dibentuk kembali. Setelah operasi selesai, fluoresen
sering digunakan untuk menentukan ada tidaknya kebocoran pada bekas insisi.
Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata depan
dangkal.
• Trabekulektomi
engsel di limbus. Satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap sklera ditutup
kembali dan konjungtiva dijahit rapat untuk mencegah kebocoran cairan aqueus.
struktur pengaliran yang alamiah. Ketika cairan mengalir melalui saluran baru
pada kasus-kasus yang tidak biasa, misalnya lensa hipermature yang sejak awal
o Tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
o Setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal),
15
Gambar 8: Trabekulektomi
Ekstraksi lensa
• Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak, ekstraksi lensa dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil, namun operasi katarak baik dilakukan
Tindakan profilaksis
profilaksis, ini lebih disukai daripada perifer iridektomi bedah, yang dilakukan pada
PENCEGAHAN
Deteksi dini
• Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedini mungkin. Tidak
ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini
ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah
tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi
pengukuran tekanan bola mata secara rutin setiap 3 tahun, terutama bagi orang yang
16
usianya di atas 40 tahun.
• Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga
penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (miopia), serta penderita
• Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali, khususnya
bagi orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bola mata kerusakan mata
• Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata kemerahan dan sakit kepala berat.
Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung vitamin A dan Beta Karoten) Faktor risiko pada
seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetes mellitus dan hipertensi,
untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengurangi
mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasi glaukoma, sedangkan untuk penderita
hipertensi dianjurkan untuk diet rendah garam karena jika tekanan darah naik cepat akan
Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahraga teratur.
Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah parah/untuk
• Mengurangi stress
• Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucoma akan
memblok pupil
• Pembatasan kafein
• Mencegah konstipasi
• Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akan
17
meningkatkan TIO
• Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasa nyaman dan
mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga bahwa dengan posisi supinasi, lensa
• Orang-Orang yang beresiko tinggi untuk glaukoma akut bisa memilih untuk melakukan
iridotomy sebelumnya. Pasien yang mempunyai riwayat serangan akut sebelumnya bisa
EPIDEMIOLOGI
Glaukoma kini menjadi ancaman kebutaan nomor dua setelah katarak, dengan angka
prevalensi 0,20 persen. Glaukoma biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40
tahun. Ada beberapa faktor risiko yang mempermudah terjadinya glaukoma. Di antaranya
usia lanjut, mempunyai riwayat keluarga penderita glaukoma, rabun jauh (myopia), rabun
dekat (hipermetropia), tekanan darah tinggi, ras kulit hitam, diabetes mellitus, dan adanya
Terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun dengan angka kejadian yang
Mudah terjadi pada mata yang mempunyai bakat sudut bilik matanya tertutup, spt pd
hipermetropia
faktor risiko
• Umur
• Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma. Untuk glaukoma jenis tertentu,
anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena
glaucoma
18
• Obat-obatan:Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita
asthma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara
rutin lainnya.
• Penyakit lain. Riwayat penyakit katarak, diabetes (kencing manis), hipertensi dan
migren
PROGNOSIS
Perawatan dan diagnosa yang cepat dari suatu serangan adalah kunci untuk
KOMPLIKASI
Kebutaan
19
KESIMPULAN
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai oleh
peninggian tekanan intraokular, penggaungan dan degenerasi papil saraf optik serta dapat
Glaukoma sudut tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokular,
yang disebabkan penutupan sudut bilik mata depan yang mendadak oleh pangkal iris, sehingga
menghalangi sama sekali keluarnya humor akueus melalui trabekula, menyababkan meningginya
tekanan intraokular, sakit yang sangat di mata secara mendadak dan menurunnya ketajaman
penglihaatan secara tiba-tiba, disertai tanda kongesti, maka disebut pula glaukoma akut kongestif
Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik mata yang
sempit. Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis. Pemeriksaan glaukoma akut
yaitu : pemeriksaan slit-lamp, pemeriksaan tekanan bola mata ( tonometri Schiotz, tonometri
aplanasi, tonometri digital ), gonioskopi, funduskopi, pemeriksaan lapang pandang, dan tes
provokasi.
Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan intra okular,
menekan inflamasi, dan pemulihan sudut yang tertutup. Laser Iridiotomy Perifer (LPI) dilakukan
24-48 jam setelah tekanan intra ocular terkontrol, yang dipertimbangkan sebagai terapi definitive
untuk glaukoma sudut-tertutup. Disaat LPI merupakan terapi definitive terbaru, ada beberapa
pendapat bahwa Argon Laser Peripheral Iridoiplasty (ALPI) dan Anterior Chamber Paracentesis
Glaukoma dapat dirawat dengan obat tetes mata, tablet, operasi laser atau operasi mata.
Menurunkan tekanan pada mata dapat mencegah kerusakan penglihatan lebih lanjut. Oleh karena
itu semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan
kerusakan mata.
20
DAFTAR PUSTAKA
1) Ilyas, Sidartha, dkk. Glaukoma. dalam: Ilmu Penyakit Mata, edisi 3, Jakarta,Balai Penerbit
2) Isselbacher, Wilson, Glaukoma. Dalam : Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13,
3) Burnside-Mcglynn, Penyakit Nyeri Mata. Dalam : Adams Diagnosis Fisik, edisi 17, Penerbit
4) Wijaya, Nana. Glaukoma. dalam : Ilmu Penyakit Mata, ed. Wijaya Nana, cet.6, Jakarta,
Suyono Joko, edisi 14, Jakarta, Widya Medika, 2000, hal : 220-232
21