METODE PENELITIAN

SOSIAL EKONOMI

(MATERI KULIAH PERTAMA

TUJUAN MEMPELAJARI
METODE PENELITIAN
Oleh :

Prof. Dr. Ir. Juraemi, M.Si

TUJUAN MEMPELAJARI METODE PENELITIAN

“AGAR DAPAT MENGUASAI PELAKSANAAN

PENELITIAN SESUAI DENGAN KAIDAH-
KAIDAH ILMIAH SEHINGGA HASIL
PENELITIAN YANG DIPEROLEH BERSIFAT
ILMIAH (KEBENARAN ILMIAH)”
 DASAR METODOLOGI

 DASAR METODOLOGI ADALAH FILSAFAT

ILMU.
 INTI DARI FILSAFAT ILMU :
- ONTOLOGI
- EFISTIMOLOGI
- AKSIOLOGI
 METODOLOGI MERUPAKAN BAGIAN DARI
EFISTEMOLOGI, SEDANGKAN EFISTEMOLOGI
BAGIAN DARI FILSAFAT ILMU.
 METODOLOGI ADALAH METODE-METODE
DAN TEKNIK-TEKNIK PENELITIAN.
 DI DALAM FILSAFAT ILMU DAPAT
DIPELAJARI TENTANG

 KEDUDUKAN PENGETAHUAN DAN ILMU.

 SIFAT-SIFAT DASAR DAN ASUMSI DASAR
ILMU.
 KOMPONEN-KOMPONEN ILMU.
 UPAYA MEMBANGUN ILMU YANG BELUM
DIKETAHUI.
 MEMPERBAIKI ILMU YANG DIRAGUKAN
KEBENARANNYA.
 KEGUNAAN ATAU MANFAAT ILMU
 MEMBANGUN ILMU DAN MEMPERBAIKI
KEBENARAN ILMU TIDAKLAH DILAKUKAN
SEMENA-MENA, MELAINKAN MELALUI
PROSEDUR TERTENTU, YAITU BERUPA
LANGKAH-LANGKAH YANG SISTEMATIS.
LANGKAH-LANGKAH SISTEMATIS
DIMAKSUD ADALAH METODE PENELITIAN
(SECARA METODOLOGIS).
 KEDUDUKAN PENGETAHUAN
DAN ILMU
 PENGETAHUAN DAN ILMU (ILMU = PENGETAHUAN
ILMIAH).
 PENGETAHUAN ADALAH PEMBENTUKAN PEMIKIRAN
ASSOSIATIF YANG MENGHUBUNGKAN ATAU MENJALIN
SEBUAH PIKIRAN DENGAN KENYATAAN ATAU DENGAN
PIKIRAN LAIN BERDASARKAN PENGALAMAN YANG
BERULANG-ULANG TANPA PEMAHAMAN MENGENAI
KAUSALITAS (SEBAB-AKIBAT) YANG HAKIKI DAN
UNIVERSAL.
 ILMU ADALAH AKUMULASI PENGETAHUAN YANG
MENJELASKAN KAUSALITAS (HUBUNGAN SEBAB
AKIBAT) DARI SUATU OBJEK MENURUT METODE-
METODE TERTENTU YANG MERUPAKAN SUATU
KESATUAN SISTEMATIS.
ILMU ADALAH PENGETAHUAN
TETAPI TIDAK SEMUA
PENGETAHUAN ADALAH ILMU
 BAGAIMANA UPAYA MENCARI
PENGETAHUAN ?
CONTOH :

 GEJALA-GEJALA ATAU FENOMENA-FENOMENA YANG

TERDAPAT DI ALAM SEMESTA DITANGKAP OLEH MANUSIA
MELALUI PANCA INDERA, BAHKAN ADA PULA YANG
DITANGKAP OLEH INDERA KEENAM (EXTRA-SENSORY).

 SEGALA YANG DITANGKAP OLEH INDERA DIMASUKKAN

KE DALAM PIKIRAN DAN PERASAAN, DENGAN SEGALA
KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN DITARIKLAH
KESIMPULAAN-KESIMPULAN YANG DIANGGAP BENAR.

 KESIMPULAN YANG DIANGGAP BENAR INI MERUPAKAN

PENGETAHUAN (ILMU, SENI DAN AGAMA).
 CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN

 CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN DAPAT

DIBEDAKAN ANTARA UPAYA YANG BERSIFAT
AKTIF DAN PASIF.

 UPAYA AKTIF YAITU UPAYA MELALUI PENALARAN

PIKIRAN (LOGIKA), SEDANGKAN UPAYA PASIF
YAITU UPAYA MELALUI PERASAAN DAN
KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN TERHADAP
KEBENARAN SESUATU YANG DIWARTAKAN
(DIBERITAKAN).
KESIMPULAN YANG DIPEROLEH MELALUI
ALUR KERANGKA PIKIRAN LOGIS
(PENALARAN) ADALAH BERSIFAT LOGIS
DAN ANALITIS, SEDANGKAN YANG
DIPEROLEH MELALUI PERASAAN DAN
KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
BERSIFAT TIDAK LOGIS DAN TIDAK
ANALITIS.
 DARI HASIL PENALARAN LOGIS DAN
ANALITIS DIPEROLEH PENGETAHUAN YANG
DISEBUT ILMU ATAU ILMU PENGETAHUAN,
SEDANGKAN DARI PERASAAN DAN
KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN DISEBUT
PENGETAHUAN, SENI DAN AGAMA.

BINGUNG
 ADA DUA PENDEKATAN UNTUK
MENDAPATKAN PENGETAHUAN DAN
ILMU (ILMU PENGETAHUAN) YANG
BENAR ATAU KEBENARAN ILMU

 PENDEKATAN NON-ILMIAH
 PENDEKATAN ILMIAH
PENDEKATAN NON-ILMIAH
● AKAL SEHAT
● PRASANGKA
● INTUISI
● WAHYU
● PENEMUAN KEBETULAN DAN
COBA-COBA
● PENDAPAT OTORITAS ILMIAH
 AKAL SEHAT (COMMON SENSE) :

 AKAL SEHAT ADALAH SERANGKAIAN KONSEP

DAN BAGAN KONSEP UNTUK PENGGUNAAN
PRAKTIS BAGI KEMANUSIAAN.

 KONSEP ADALAH KATA YANG MENYATAKAN

ABSTRAKSI YANG DIGENERALISASIKAN DARI
HAL-HAL YANG KHUSUS.

 BAGAN KONSEP ADALAH YANG DIRANGKAIKAN

DENGAN DALIL-DALIL HIPOTESIS DAN TEORITIS.
PRASANGKA :
 PENCAPAIAN KEBENARAN
PENGETAHUAN MELALUI AKAL SEHAT
SERING DIWARNAI OLEH KEPENTINGAN
ORANG YANG MELAKUKANNYA, MAKA
HAL ITU MENYEBABKAN AKAL SEHAT
BERUBAH MENJADI PRASANGKA.

 PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH DARI

PRASANGKA KEBENARANNYA MASIH
BERSIFAT HIPOTETIS, KARENA ITU BISA
SALAH, BISA BENAR.
INTUISI :
 PADA PENDEKATAN INTUITIF ORANG
MENENTUKAN PENDAPAT MENGENAI SESUATU
BERDASAR ATAS PENGETAHUAN YANG
LANGSUNG ATAU DIDAPAT DENGAN CEPAT
MELALUI PROSES YANG TIDAK DISADARI ATAU
YANG TIDAK DIPIKIRKAN TERLEBIH DAHULU.

 MELALUI INTUISI ORANG MEMBERIKAN

PENILAIAN TANPA DIDAHULUI SESUATU
RENUNGAN. PENCAPAIAN PENGETAHUAN YANG
DEMIKIAN ITU SUKAR DIPERCAYAI. DISINI TIDAK
TERDAPAT LANGKAH-LANGKAH YANG
SISTEMATIS DAN TERKENDALI.
WAHYU :
 KURANG LEBIH SAMA DENGAN INTUISI,
TETAPI KHUSUS DIMILIKI OLEH PARA
NABI DAN RASUL YANG MENDAPAT
WAHYU DARI YANG MAHA KUASA.
PENEMUAN KEBETULAN DAN COBA-COBA :
 SEPANJANG SEJARAH MANUSIA PENEMUAN SECARA
KEBETULAN BANYAK TERJADI, DAN DIANTARANYA BANYAK
YANG SANGAT BERGUNA.

 PENEMUAN SECARA KEBETULAN DIPEROLEH TANPA

RENCANA, TIDAK PASTI SERTA TIDAK MELALUI LANGKAH-
LANGKAH SISTEMATIS DAN TIDAK TERKENDALI.

 PENEMUAN COBA-COBA DIPEROLEH TANPA KEPASTIAN AKAN

DIPEROLEHNYA SUATU KONDISI TERTENTU ATAU PEMECAHAN
SUATU MASALAH.

 PENEMUAN SECARA KEBETULAN DAN COBA-COBA UMUMNYA

TIDAK EFISIEN DAN TIDAK TERKONTROL.
PENDAPAT OTORITAS ILMIAH :
 OTORITAS ILMIAH BIASANYA ADALAH ORANG-ORANG YANG
TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN FORMAL TERTINGGI ATAU
YANG MEMPUNYAI PENGALAMAN KERJA ILMIAH DALAM
SUATU BIDANG CUKUP BANYAK.

 PENDAPAT-PENDAPAT MEREKA SERING DITERIMA ORANG

TANPA DIUJI, KARENA DIPANDANG BENAR.

 NAMUN PENDAPAT OTORITAS ILMIAH TIDAK SELAMANYA

BENAR, ADA KALANYA, BAHKAN SERING, PENDAPAT MEREKA
ITU KEMUDIAN TERNYATA TIDAK BENAR, KARENA PENDAPAT
TERSEBUT TIDAK BERASAL DARI HASIL PENELITIAN,
MELAINKAN HANYA DIDASARKAN ATAS PEMIKIRAN LOGIS.
 PENDEKATAN ILMIAH
 PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH MELALUI PENDEKATAN
ILMIAH DIPEROLEH DARI PENELITIAN ILMIAH DAN DIBANGUN
DI ATAS TEORI TERTENTU.

 TEORI BERKEMBANG MELALUI PENELITIAN ILMIAH, YAITU

PENELITIAN YANG SISTEMATIK DAN SRKONTROL BERDASAR
ATAS DATA EMPIRIS.

 DENGAN PENDEKATAN ILMIAH ORANG BERUSAHA UNTUK

MEMPEROLEH KEBENARAN ILMIAH, YAITU PENGETAHUAN
YANG KEBENARANNYA TERBUKA UNTUK DIUJI OLEH SIAPA
SAJA YANG MENGHENDAKI UNTUK MENGUJINYA.

 PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH MELALUI METODE ILMIAH

DISEBUT ILMU, SEDANGKAN MELALUI NON-ILMIAH DISEBUT
PENGETAHUAN, SENI DAN AGAMA.
METODE PENELITIAN
SOSIAL EKONOMI
Oleh :

Prof. Dr. Ir. Juraemi, M.Si

(MATERI KULIAH KEDUA

 SIFAT DASAR ILMU

 ILMU MENJELAJAHI DUNIA EMPIRIK SEJAUH

DAPAT DITANGKAP OLEH PANCA INDERA.

 TINGKAT KEBENARAN YANG DICAPAINYA

ADALAH RELATIF ATAU TIDAK SAMPAI KEPADA
TINGKAT KEBENARAN YANG MUTLAK.

 ILMU MENEMUKAN PROPOSISI-PROPOSISI

(HUBUNGAN SEBAB AKIBAT) YANG TERUJI
SECARA EMPIRIK.
 ASUMSI DASAR ILMU

 DUNIA INI ADA (MANIPULABLE).

 FENOMENA-FENOMENA YANG DITANGKAP OLEH INDRA

MANUSIA BERHUBUNGAN SATU DENGAN LAINNYA.

 PERCAYA AKAN KEMAMPUAN INDERA - INDERA YANG

MENANGKAP FENOMENA - FENOMENA ITU.

 ILMU ITU MERUPAKAN BELIEF SYSTEM.

 ILMU MERUPAKAN PENGETAHUAN YANG SISTEMATIS,

ATAU ILMU ITU MERUPAKAN SUATU SISTEM.
KOMPONEN - KOMPONEN
PEMBANGUN ILMU

 FENOMENA DAN KONSEP

 FAKTA DAN TEORI
● FENOMENA (GEJALA ATAU KEJADIAN)
YANG DITANGKAP OLEH INDERA MANUSIA
DIABSTRAKSIKAN MENJADI KONSEP-
KONSEP.

● KONSEP ADALAH ISTILAH ATAU SIMBUL-

SIMBUL YANG MENGANDUNG PENGERTIAN
SINGKAT DARI FENOMENA, ATAU KONSEP
ADALAH PENYEDERHANAAN DARI
FENOMENA ATAU ABSTRAKSI DARI
FENOMENA.
BILA KONSEP SECARA SENGAJA DAN SECARA
SADAR DIBUAT SERTA DIPERGUNAKAN UNTUK
TUJUAN ILMIAH, IA DISEBUT KOSTRUK YAITU
KONSEP YANG DAPAT DIAMATI DAN DIUKUR.
MENGUKUR KONSEP YANG ABSTRAK MENJADI
KONSTRUK DISEBUT OPERASIONALISASI.
 JIKA KONSTRUK DIBERI NILAI-NILAI
TERTENTU DISEBUT VARIABEL, YAITU
KONSTRUK YANG SIFAT-SIFATNYA SUDAH
DIBERI NILAI DALAM BENTUK BILANGAN
ATAU KATAGORIAL BAIK KUALITATIF
MAUPUN KUANTITATIF.
ADA TIGA KATAGORI VARIABEL

● VARIABEL BEBAS DAN VARIABEL TAK

BEBAS.

● VARIABEL AKTIF DAN VARIABEL ATRIBUT.

● VARIABEL KONTINYU DAN VARIABEL

DISKRET.
 VARIABEL BEBAS ADALAH VARIABEL YANG DIDUGA SEBAGAI
PENYEBAB ATAU PENDAHULU DARI VARIABEL YANG LAIN,
SEDANGKAN VARIABEL TAK BEBAS ADALAH VARIABEL YANG
DIDUGA SEBAGAI AKIBAT ATAU YANG DIPENGARUHI OLEH
VARIABEL YANG MENDAHULUINYA.

 JIKA X, MAKA Y,  X VARIABEL BEBAS, DAN

 Y VARIABEL TAK BEBAS.

 JADI KLASIFIKASI VARIABEL BEBAS DAN VARIABEL TAK

BEBAS TERGANTUNG PADA MAKSUD DAN TUJUAN
PENELITIAN.
 VARIABEL AKTIF ADALAH VARIABEL YANG
DAPAT DIMANIPULASIKAN (DIKENDALIKAN).
CONTOH :
FREKUENSI PENYULUHAN PERTANIAN, FREKUENSI
PEMUPUKAN, FREKUENSI PANENAN.

 VARIABEL ATRIBUT ADALAH VARIABEL YANG

TIDAK DAPAT DIMANIPULASIKAN (TIDAK DAPAT
DIKENDALIKAN).
CONTOH :
IKLIM, UMUR PETANI, DAN JENIS KELAMIN.
 VARIABEL KONTINYU ADALAH VARIABEL YANG
SECARA TEORITIS MEMPUNYAI NILAI BILANGAN
PECAHAN.
CONTOH :
TINGGI TANAMAN KELAPA 10,15 M, 10,25 M, 15,50 M,
DAN SETERUSNYA.

 VARIABEL DISKRET ADALAH VARIABEL YANG TIDAK

MEMPUNYI NILAI BILANGAN PECAHAN.
CONTOH :
JUMLAH KELURGA PETANI 3, 4, 5, 6, 7, DAN
SETERUSNYA.
 FAKTA DAN TEORI
 HUBUNGAN-HUBUNGAN YANG TELAH DITEMUKAN DAN
DITUNJANG OLEH DATA EMPIRIK DISEBUT DENGAN FAKTA.

 ILMU MENUNJUKKAN FAKTA-FAKTA, SEDANGKAN JALINAN

FAKTA-FAKTA KESELURUHANNYA DISEBUT DENGAN TEORI.

 LEBIH JELASNYA, TEORI ADALAH SEPERANGKAT KONSEP,

ASUMSI, DEFINISI, DAN PROPOSISI-PROPOSISI YANG
BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN, YANG MENUNJUKKAN
FENOMENA SECARA SISTEMATIS, DAN BERTUJUAN UNTUK
MENJELASKAN (EXPLANATION) DAN MERAMALKAN
(PREDICTION) SUATU FENOMENA.
 ADA 3 ASPEK YANG DIKANDUNG
OLEH TEORI :

● TEORI ADALAH SERANGKAIAN PROPOSISI ANTAR

KONSEP-KONSEP YANG SALING BERHUBUNGAN.
● TEORI MENERANGKAN SECARA SISTEMATIS
SUATU FENOMENA DENGAN CARA MENENTUKAN
HUBUNGAN ANTAR KONSEP.
● TEORI MENERANGKAN FENOMENA TERTENTU
DENGAN CARA MENENTUKAN KONSEP MANA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KONSEP LAINNYA DAN
BAGAIMANA BENTUK HUBUNGANNYA.
 PERANAN FAKTA TERHADAP TEORI
● FAKTA MEMULAI TEORI : TEORI BERPIJAK PADA SATU-DUA
FAKTA HASIL PENEMUAN (DISCOVERY), KADANG-KADANG
DARI FAKTA HASIL PENEMUAN YANG TIDAK DISENGAJA
(SECARA KEBETULAN = SERENDIVITY PATTERN).

● FAKTA MENOLAK DAN MEREFORMULASI TEORI YANG TELAH

ADA : BILA ADA FAKTA YANG BELUM TERJELASKAN OLEH
TEORI, KITA DAPAT MENOLAK ATAUPUN MEREFORMULASI
TEORI ITU SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA DAPAT
MENJELASKAN FAKTA TERSEBUT.

● FACTS REDEFINE AND CLARIFY THEORY : FAKTA-FAKTA

DAPAT MENDEFINISIKAN KEMBALI ATAU MEMPERJELAS
DEFINISI-DEFINISI YANG ADA DALAM TEORI.
 PROPOSISI SEBAGAI BANGUN
TEORI/ILMU :
 PEKERJAAN YANG BERSIFAT TEORITIS : ADALAH PEKERJAAN
YANG MELANGKAH DARI FAKTA KEPADA TEORI. HAL INI BERARTI
KITA AKAN MENGUNGKAPKAN HUBUNGAN (RELATIONSHIP) YANG
BERLAKU UMUM.

 RELATIONSHIP DIMAKSUD ADALAH HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT

(KAUSALITAS), DAN HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT YANG BERLAKU
UMUM INI DISEBUT PROPOSISI.

 PROPOSISI YANG DALAM WUJUDNYA BERUPA UNGKAPAN/

KALIMAT YANG TERDIRI DARI DUA VARIABEL ATAU LEBIH, YAITU
UPAYA MELALUI PENALARAN PIKIRAN DAN PERASAAN
MERUPAKAN BANGUN DARI TEORI ATAU ILMU.

 PROPOSISI BERBEDA DENGAN DEFINISI. JIKA DEFINISI

MENJAWAB PERTANYAAN “APA”, MAKA PROPOSISI MENJAWAB
PERTANYAAN “MENGAPA”.
 EMPAT KAIDAH ILMU :

 ORDE
 DETERMINISME
 PARSIMONI
 EMPIRISME
(INILAH RUKUN IMANNYA PARA ILMUWAN).
 ORDE :
 ILMU PERCAYA BAHWA ALAM INI TERATUR DAN TIDAK
SERAMPANGAN. PERISTIWA-PERISTIWA YANG TERJADI DI
DUNIA INI MENGIKUTI ATURAN YANG TERATUR, DALAM SUATU
POLA (TATANAN ATAU ORDE) TERTENTU.

 GERHANA MATA HARI PADA SAAT TERTENTU DAPAT

DIRAMALKAN, KARENA MATA HARI BEREDAR DALAM POLA
EDAR YANG TERTENTU.

 ILMU KEDOKTERAN AKAN BERANTAKAN BILA MASING-

MASING TUBUH MANUSIA BERJALAN SENDIRI-SENDIRI.

 TANPA ORDE, ILMU TIDAK DAPAT MENEMUKAN HUKUM-

HUKUM YANG BERLAKU UMUM (GENERALISASI).
DETERMINISME :
 ILMUWAN PERCAYA SETIAP PERISTIWA MEMPUNYAI SEBAB,
DETERMINAN, ATAU ANTESEDEN (PENDAHULU) YANG DAPAT
DISELIDIKI. WALAU TIDAK SEMUA ILMUWAN SETUJU DENGAN
ISTILAH SEBAB, SEMUA SEPAKAT BAHWA HUBUNGAN DI
ANTARA BEBERAPA PERISTIWA DAPAT DITEMUKAN.

 AHLI GENETIKA PERCAYA STRUKTUR RNA DAN DNA

MENENTUKAN BAGAIMANA SEL-SEL BERFUNGSI DAN
BERPRODUKSI, MENENTUKAN WARNA RAMPUT, WARNA
KULIT, ATAU JENIS KELAMIN MANUSIA.

 PSIKOLOG PERCAYA BAHWA TINGKAH LAKU MANUSIA

DITENTUKAN OLEH PENGALAMANNYA TERDAHULU.
PARSIMONI (KESEDERHANAAN) :
 KAIDAH PARSIMONI MENUNJUKKAN BAHWA ILMUWAN LEBIH MENYUKAI
PENJELASAN YANG SEDERHANA DARIPADA PENJELASAN YANG
KOMPLEKS BILA KEDUA-DUANYA SAMA-SAMA MENJELASKAN FAKTA.

 ILMUWAN JUGA MENYUKAI PENJELASAN YANG MENCAKUP LEBIH

BANYAK FENOMENA DARIPADA PENJELASAN YANG TERBATAS PADA
FENOMENA TERTENTU.

 PARSIMONI ERAT KAITANNYA DENGAN GENERALISASI PENEMUAN

ILMIAH.

 BEBERAPA DISIPLIN ILMU, SEPERTI ILMU-ILMU ALAM (NATURAL

SCIENCES), LEBIH MEMENUHI KAIDAH PARSIMONI.

 ILMUWAN ILMU SOSIAL LEBIH BERHATI-HATI DALAM MELAKUKAN

GENERALISASI. WALAUPUN BEGITU, PENJELASAN YANG BERLAKU
LEBIH GENERAL TETAP DIDAHULUKAN TERHADAP PENJELASAN YANG
BERLAKU SPESIFIK.
EMPIRISME :
 EMPIRISME MENUNJUKKAN KEPERCAYAAN PADA OBSERVASI ATAU EKSPERIMEN.
KESIMPULAN-KESIMPULAN TENTANG ILMU HARUSLAH DIDASARKAN PADA PENGALAMAN
YANG DAPAT DIAMATI PADA PERISTIWA-PERISTIWA YANG EMPIRIS. INFORMASI ILMIAH
TIDAK BOLEH BERDASARKAN SPEKULASI YANG TIDAK DAPAT DIAMATI.

 OBSERVASI ILMIAH DAPAT BERSIFAT LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG. UDARA, ANGIN,
SUHU, TIDAK DAPAT DIAMATI TETAPI EFEKNYA DAPAT DIAMATI.

 EMPIRISME JUGA BERARTI BAHWA OBSERVASI TIDAK BOLEH SUBJEKTIF, TETAPI HARUS
BERSIFAT PUBLIK. PERISTIWA YANG DIAMATI HARUS TERJADI PADA TEMPAT, WAKTU, DAN
CARA YANG MEMUNGKINKAN ORANG LAIN MELAKUKAN OBSERVASI.

 ERAT KAITANNYA DENGAN OBJETIVITAS, OBSERVASI ILMIAH HARUS DAPAT DIULANGI.

REPLIKASI ATAU PENGULANGAN OBSERVASI OLEH PENGAMAT-PENGAMAT LAIN,
MENJAMIN ADANYA OBSERVASI YANG DAPAT DIPERCAYA.

 PENGALAMAN-PENGALAMAN MISTIS TIDAK DAPAT DIKATAKAN ILMIAH KARENA SIFATNYA

YANG INDIVIDUAL DAN SUKAR DIULANGI OLEH ORANG LAIN PADA TEMPAT, WAKTU, DAN
CARA YANG SAMA.

 EMPIRISME MEMUNGKINKAN ILMU SELALU DIUJI, DIULANGI, SEHINGGA KOMUNIKABILITAS

DAN AKUMULASI INFORMASI DAPAT DILAKUKAN SECARA SISTEMATIS.