Anda di halaman 1dari 1

Komisi IV DPRD , Dinas Kesehatan , Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Persatuan

Perawat Nasional Indonedia (PPNI) Kaltim sepakat tenaga kesehatan yang bukan
sarjana atau D3 keperawatan diperbolehkan membuka praktek di daerah
terpencil dengan ketentuan memiliki surat tugas serta Surat Ijin Menjual Obat
(SIMO) dari dokter atau dinas kesehatan setempat. Kesepakatan itu tertuang
dalam pertemuan antara Komisi IV DPRD Kaltim dengan Dinas Kesehatan IDI,
PPNI, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) serta Akademi
Farmasi, di Kantor Dinas Kesahatan Kaltim, Jum'at (13/3). Sekretaris Komisi IV
DPRD Kaltim M Agus Santoso mengutip hasil pertemuan mengaku kesepakatan
itu diharapkan dapat memberikan rasa aman bekerja bagi tenaga kesehatan.
Sebut Agus Santoso, dalam Undang Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992
disebutkan, tenaga kesehatan berpendidikan lebih rendah setingkat D3 serta
Sarjana Keperawatan tidak di ijinkan melakukan praktek kesehatan dan menjual
obat kepada pasien. Kondisi itu berbalik arah dengan jumlah tenaga kesehatan
di Kaltim sebagian besar masih bukan berlatar pendidikan D 3 serta Sarjana
Keperawatan. Meski belum mengetahui persis angka tenaga kesehatan bukan D
3 serta Sarjana Keperawatan, diakui Agus, kondisi ini cukup riskan menimbulkan
gejolak. Menurut Agus kegelisahan itu makin terlihat kentara saat kepolisian
melakukan penangkapan terhadap tenaga kesehatan, karena dianggap
membuka praktek tanpa ijin. Kondisi tersebut diakui oleh Agus cukup membuat
resah tenaga kesahatan yang tidak memiliki ijin praktek serta tidak
berpendidikan D3 atau Sarjana Keperawatan.Karena itu harus ada upaya untuk
memberikan rasa aman terhadap tenaga kesehatan saat bekerja,'pinta Agus.
Menurut Agus tenaga keperawatan yang membuka praktek di daerah terpencil
membutuhkan kepastian hukum.Bukan seperti sekarang kendati ada peluang
seperti diamanahkan dalam UU Kesehatan, aturan itu tidak bisa dilaksanakan
karena ketiadaan aturan penguat untuk memperkuat UU kesehatan, Harusnya
ada aturan berbentuk peraturan pemerintah atau permen kesehatan mengatur
secara jelas tentang keterkecualian bagi tenaga kesehatan dengan latar
pendidikan bukan D3 dan Sarjana Keperawatan untuk bisa membuka
praktek,harap Agus. Hal senada dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kaltim
Sutarnyoto. Ia mengatakan aturan yang mengatur tentang tenaga kesehatan itu
perlu ada aturan pelaksana berupa PP. Ia memberi saran membuat peraturan
daerah mengatur pelaksanaan uu kesehatan yang membolehkan tenaga
perawat melakukan praktek kesehatan di daerah terpencil di bawah pengawasan
Dokter,Saya kira ini solusi paling tepat mengatasi masalah ini,ucap Sutarnyoto.
Untuk sementara Sutarnyoto menghimbau tenaga kesehatan atau perawat di
Kaltim tidak khawatir atau takut untuk melakukan praktek kesehatan di daerah
terpencil karena Dinas kesehatan Kaltim dalam waktu dekat akan segera
membuat surat edaran kepada dinas kesehatan kabupaten dan kota perawat
atau mantri di daerah boleh melakukan praktek kesehatan di daerah terpencil
dengan ketentuan harus ada pelimpahan wewenang dari dokter kepada perawat
atau mantri ujar Sutarnyoto Selain itu surat edaran juga berisi pula sosialisasi
SIMO yang dikeluarkan BPOM.Ia menambahkan, menyangkut persoalan UU
Kesehatan, bersama IDI,PPNI, (BBPOM) Samarinda dan akademi farmasi
berencana mengundang Kapolda Kaltim membahas persoalan UU Kesehatan di
Kaltim. Sutarnyoto, mengatakan, hasil pertemuan bersama Kapolda Kaltim akan
disampaikan ke gubernur terkait usulan membuat payung hukum tenaga
kesehatan terutama di daerah pedalaman serta terpencil.

Statistik

Anda mungkin juga menyukai