Anda di halaman 1dari 25

Oleh:

Isna Pujiastuti X3 14
Laela Makharani X3 15
Bab 3
1. Fungsi pakaian
Tuntunan Islam mengandung didikan moral
yang tinggi. Dalam masalah aurat, Islam telah
menetapkan bahwa aurat lelaki adalah antara pusar
sampai kedua lutut, sedangkan bagi perempuan
adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak
tangan. Adanya aturan-aturan dalam berpakaian
pada dasarnya untuk penutup aurat, menjaga
kesehatan dan keindahan
2. Islam melarang umatnya berpakaian
terlalu tipis dan atau ketat (mepet
sehingga membentuk tubuhnya yang asli)
Kendatipun fungsi utama (sebagai penutup
aurat) telah dipenuhi, tetapi apabila pakaian yang
terlampau tipis, pakaian yang ketat akan
menampilkan bentuk tubuh pemakainya,
sedangkan pakaian yang terlampau tipis akan
menampakan warna kulit pemakainya. Kedua
cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya
akan menarik perhatian yang menggugah nafsu
syahwat bagi lawan jenisnya.
Dalam hal ini Rasulullah SAW, telah bersabda:

‫ب ْا لبَقَ ِر يَ ضْ ِرب ُْو َن‬ ِ ‫ قَ ْو ٌم ِس يَاطٌ َك أَ ْذ َن‬:‫ار لَ ْم اَ َر ُه َما‬ ِ َّ‫ص ْنفَ ِان ِمْناَ ْه ِلا لن‬ ِ
‫الت ُر ُء ْو ُس ه َُّن َك أَ ُس نِ َم ِة ْا لب ُْخ ِت‬ ٌ َ ِ‫ْالت َمائ‬
ٌ َ ‫اريَ ُات ُم ِمي‬
ِ ‫اسيَ ٌات َع‬
ِ ‫اس َونَ َسا ٌء َك‬ َ َّ‫بِ هَ اا لن‬
‫ْا ل َمائِلَ ِة الَ يَ ْد ُخلُ َن ْا ل َجنَّ َة َو َاليَ ِج ْد َن ِر ْي َحهَ ا َلي ُْو َج ُد ِمْن َم ِس ْي َر ِة َك َذا َو َك َذا (رواه‬
)‫مسلم‬
“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya
lihat keduanya, yaitu: 1. kaum yang membawa cambuk seperti
seekor sapi yang mereka pakai buat memikul orang (penguasa
yang kejam): 2. perempuan-perempuan yang berpakain tetapi
telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan
mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat,
rambutnya sebesar punuk onta. Mereka itu tidak akan bisa
masuk jamaah (surga) dan tidak akan Mencium bau surga,
Padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan
demikian dan demikian.” (HR. Muslim).
3. Kaum lelaki dilarang memakai
cincin emas dan pakaian sutra
Khalifah Ali Bin Abi Thalib berkata:

ِ َ‫نَهَانِ ْي َرس ُْوهللاِ صلى هللا عليه وسلم َع ِن التَّ َختُّ ُم بِال َّذه‬
‫ب‬
‫صفَ ِر (رواه‬ ْ ‫اس ْال ُم َع‬
ِ َ ‫ب‬ِ ‫ل‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫و‬
َ ‫ى‬
ِّ ‫س‬
ِّ ِ ‫ق‬‫ل‬ ْ
‫ا‬ ِ َ‫َو َع ْن لِب‬
‫اس‬
)‫الطبرانى‬
“Telah melarang kami Rasulullah SAW, untuk
memakai cincin dari emas dan pakaian sutra serta
pakaian yang dicelup dengan ashfar.” (HR Tabrani)
Ashfar adalah bahan penguning (semacam
wenter berwarna kuning) yang banyak dipakai
orang saat itu.
Ibnu Umar meriwayatkan:

‫ي ثَ ْو بَ ْي ِن‬َّ َ‫َرأَى َرسُو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َعل‬


َ‫ار فَال‬
ِ َّ ‫ف‬‫ك‬ُ ‫ل‬ ْ
‫ا‬ ِ ‫ اِ َّن ه ِذ ِه ِم ْن ثِيَا‬:‫صفَ َر ْي ِن فَقَ َل‬
‫ب‬ ْ ‫ُم َع‬
َ‫تَ ْلبَ َسه‬
“Rasulullah SAW pernah melihat aku memakai
dua pakaian yang aku celup dengan ashfar, maka
Sabda beliau, ‘Ini adalah pakaian orang kafir, oleh
karena itu janganlah engkau Pakai’.”
Pada hakikatnya Islam mencintai
keindahan selama keindahan tersebut masih
berada dalam batas yang wajar dan tidak
bertentangan dengan norma-norma agama.
Beberapa ketentuan agama dalam masalah
perhiasan ini antara lain sebagai berikut:

1.Laki-laki dilarang memakai cincin emas,


sebagaimana larangan yang ditunjukan oleh
Rasulullah SAW, terhadap Ali RA.
2. Jangan bertato dan mengikir gigi
Mengikir gigi ialah memendekan dan merapikan gigi
(pangkur dalam bahasa Jawa). Mengikir gigi banyak
dilakukan oleh kaum perempuan dengan maksud agar
tampak rapi dan cantik. Dalam menyikapi hal ini,
Rasulullah SAW bersabda:

َ‫لَ َع ْن َر ُس ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم ْال َو ِش َمة‬


‫اش َرةَ َو ْال ُم ْستَ ْو ِش َرةَ (رواه‬
ِ ‫َو ْال ُم ْستَ ْو ِش َمةَ َو ْال َو‬
)‫الطبرانى‬
“Rasulullah SAW melaknat perempuan yang
menatu dan minta ditatu, yang mengikir dam
yang minta dikikir giginya.” (HR Thabrani).
3. Jangan menipiskan alis
Menipiskan alis banyak dilakukan oleh
kaum perempuan agar tampak lebih
cantik
Dalam sebuah Hadits diriwayatkan:
ِ َّ‫لَ َع ْن َر ُس ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم الن‬
َ‫اص َمة‬
)‫ص َمةَ (رواه ابوداود‬ ِّ َ‫َو ْال ُمتَن‬
Rasulullah SAW melaknat perempuan-
perempuan yang mencukur alisnya dan
meminta dicukur alisnya.” (HR Abu
Dawud)
4. Jangan menyambung rambut
Rasulullah bersabda:

ِ ‫لَ َع ْن َر ُس ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم ْال َو‬


َ‫اصلَة‬
)‫صلَةَ (رواه البخارى‬ِ ‫َو ْال ُم ْستَ ْو‬
“Allah melaknat perempuan-perempuan
yang menyambung rambutnya dan yang
meminta disambung rambutnya.” (HR.
Bukhari)
5. Jangan berlebih-lebihan dalam berhias
Yang dimaksud berlebih-lebihan ialah melewati
batas yang wajar dalam menikmati yang halal. Berhias
secara berlebih-lebihan cenderung kepada sikap
sombong dan bermegah-megahan yang amat tercela
dalam Islam. Setiap muslim dan muslimat harus dapat
menjauhkan diri dari hal-hal yang menyebabkan
kesombongan, baik dalam berpakaian maupun berhias
dalam bentuk lain.
Memoles wajah dengan bahan (make up)
terlampau banyak, mengenakan perhiasan emas pada
leher, kedua tangan dan kedua kaki termasuk
berlebih-lebihan.
Islam memperbolehkan umatnya berhias secara
wajar, tidak berlebih-lebihan yang cenderung kepada
sikap sombong dan pamer.
‫‪1.‬‬ ‫‪Jangan bertamu pada tiga waktu aurat‬‬
‫‪Allah SWT berfirman:‬‬

‫يُّهَاالَّ ِذ ْي َن أ َمنُ ْوالِيَ ْستَأْ ِذ نَ ُك ُم الَّ ِذ ْي َن َملَ َك ْ‬


‫ت اَ ْي َمانُ ُك ْم َوالَّ ِذ ْي َن لَ ْم يَ ْبلُ ُغ ْوا‬
‫ُون‬
‫ضع َ‬‫صلو ِة ْالفَ ْج ِر َو ِح ْي َن تَ َ‬
‫ت قلى ِم ْن قَ ْب ِل َ‬ ‫ْال ُحلُ َم ِم ْن ُك ْم ثَلَ َ‬
‫ث َمرَّا ٍ‬
‫صلو ِة ْال ِعشآ ِء قلى طَ َّوافُ ْو َن َعلَ ْي ُك ْم‬
‫ثِيَابَ ُك ْم ِم َن الظَّ ِه ْي َر ِة َو ِم ْن بَ ْع ِد َ‬
‫ك يُبَيِّ ُن هللاُ لَ ُك ُم ْاألي ِ‬
‫ت قلى َوهللاُ َعلِ ْي ٌم‬ ‫ض ُك ْم َعلَى بَع ٍ‬
‫ْض قلى َكذلِ َ‬ ‫بَ ْع ُ‬
‫َح ِك ْي ٌم (النور‪)58 :‬‬
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah
budak-budak (lekaki dan wanita) yang kamu miliki,
dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu,
meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu
hari) yaitu sebelum sembahyang subuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari, dan
sesudah sembahyang isya, (itulah) tiga aurat bagi
kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas
mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani
kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada
sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nuur: 58)
Bertamu pada tiga waktu aurat (sebelum subuh, sesudah
dhuhur, dan sesudah isya), termasuk perkara yang dicela dalam
Islam dan harus dijauhi, kecuali terpaksa (karena ada urusan yang
sangat penting.

2. Cara bertamu yang baik


Cara bertamu yang baik menurut Islam antara
lain sebagai berikut:
a. Berpakaian yang rapi dan pantas
Bertamu dengan memakai pakaian
pantas berarti menghormati tuan rumah dan
dirinya sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan
pantas akan lebih dihormati oleh tuan rumah,
demikian pula sebaliknya.
Allah SWT berfirman:

... ‫اِ ْنا َ ْح َسنَتُ ْم أَ ْح َس ْنتُ ْم َِِألَ ْنفُ ِس ُك ْم َواِ ْن أَ َسأْ تُ ْم فَلَهَا‬
)7:‫(االسراء‬

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu


berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu
bagi dirimu sendiri ….” (QS. Al Israa: 7)
b. Memberi isyarat dan dalam ketika datang
Allah SWT berfirman:

ْ‫يأ َ ُّيهَاالَّ ِذ ْي َن أ َمنُ ْواالَتَ ْد ُخلُ ْوا بُي ُْو تًا غ ْي َر بُي ُْوتِ ُك ْم َحتَّى تَ ْستَأ‬
‫نِس ُْوا َوتُ َسلِّ ُم ْوا َعلَىأ ْهلِهَا ط ذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم لَ َعلَ ُك ْم‬
)27 :‫تَ َذ َّكر ُْو َن (النور‬
“Wahai orang yang beriman janganlah
kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu supaya
kamu selalu ingat.” (QS. An-Nuur: 27)
c. Jangan mengintip ke dalam rumah
d. Minta izin masuk sebanyak-banyaknya 3
kali, apabila sudah mengetuk pintu atau
membaca salam tiga kali tidak ada
tanggapan dari tuan rumah, harus kembali
pulang
e. Memperkenalkan diri secara jelas, baik
nama, Alamat (terlebih bila bertamu pada
malam hari
f. Tamu lelaki dilarang masuk ke dalam
rumah apabila tuan rumah hanya seorang
wanita
Rasulullah SAW bersabda:

‫الَيَ ْخلُ َو َّن َر ُج ٌل بِا ْم َرأَ ٍة اِالَّ َو َم َعهَا ُذ ْو َم ْح َر ٍم َوالَ تُ َسافِ ُر‬
)‫ْال َم ْراَةُ اِالَّ َم َع ِذى َم ْح َر ٍم (رواه البخارى و مسلم‬

“Janganlah seorang laki-laki bersepi-


sepi bersama perempuan kecuali ia
(perempuan tersebut) bersama
mahramnya. Jangan pula seorang
perempuan berpergian kecuali apabila ia
bersama mahramnya.” (HR Bukhari dan
Muslim).
g. Masuk dan duduk dengan sopan

Setelah tuan rumah mempersilahkan masuk,


hendaklah tamu masuk rumah dan duduk
dengan sopan di tempat yang telah disediakan.
Tamu hendaknya membatasi diri, tidak
memandang ke mana-mana secara bebas.
Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi
tamu asing) dapat menimbulkan kecurigaan
bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai
orang yang tidak sopan, bahkan dapat dikira
sebagai orang jahat yang mencari-cari
kesempatan.
h. Menerima jamuan tuan rumah dengan
senang hati

Apabila tuan rumah memberi jamuan,


hendaknya tamu menerima jamuan tersebut
dengan senang hati, tidak menampakan
sikap tidak senang terhadap jamuan
tersebut. Jika sekiranya tidak suka dengan
jamuan tersebut, sebaiknya berkata terus
terang bahwa dirinya tidak terbiasa
menikmati makanan dan minuman seperti
itu.
1. Berpakaian yang pantas untuk menghormati
tamu dan diri sendiri
2. Menerima tamu dengan sikap yang baik, sikap
bersahabat, jangan sekali-kali memalingkan
muka dirinya
3. Menjamu tamu sesuai kemampuannya, tidak
mengada-ada yang dapat menyusahkan diri
sendiri
Kewajiban menerima tamu adalah sehari –
semalam. Selebihnya adalah sedekah bagi tuan
rumah
4. Antarkan tamu (saat pulang) sampai pintu
halaman rumah

5. Wanita yang berada di rumah sendirian


dilarang menerima tamu laki-laki masuk
ke dalam rumahnya tanpa ada izin
sebelumnya dari suami (kecuali masih
mahramnya)
Bagi suami pun hendaknya bersikap hati-
hati agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan
Wassalamu’alikum wr. wb

Anda mungkin juga menyukai