kehidupan. Setiap individu dalam masyarakat maju seperti sekarang ini tidak
terlepas dan ilmu pengetahuan, sebab ilmu pengetahuan sangat berguna dalam
suatu Negara sangat ditentukan oleh sejauh mana manusia di Negara tersebut
dapat meningkatkan sumber daya manusia ini harus melalui proses pendidikan
Menyadari akan hal ini maka salah satu usaha yang dilakukan pemerintah
adalah meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan,
saat ini belum menampakan wujud yang nyata. Hal ini disebabkan karena mutu
pendikan itu sendiri selalu berkembang seirama dengan tuntutan hasil pendidikan,
system guru bidang studi pada Sekolah Dasar, seperti yang diterapkan pada
sekolah lanjutan.
Pada Sekolah Dasar (SD) yang ada di Indonesia khususnya di aceh telah
lama menerapkn system guru kelas, namun beberapa tahun terakhir ini ada
studi dalam pembelajarn matematika. Penarapan guru bidang studi ini dapat di
maklumi karena tidak semua guru di Sekolah Dasar dapat menguasai dengan baik
pelajaran matematika. Guru yang tidak menguasai dengan baik materi matematika
dengan baik kepada anak didiknya. Pada sistem guru kelas seorang guru harus
dapat mengajarkan semua bidang studi yang ada di Sekolah Dasar pada kelas-
kelas yang ada dan tidak dikhususkan untuk mengajar bidang studi tertentu.
Sistem guru kelas ini hanya memerlukan satu orang guru untuk mengajar semua
mata pelajaran di satu kelas, kecuali untuk guru pendidikan agama dan olahraga
“Sistem guru kelas yaitu suatu organisasi yang terdiri dari atas sejumlah
murid dalam suatu kelas tertentu yang diajarkan oleh seorng guru utama dalam
berbagai bidang studi atau mata pelajaran, kecuali pendidikan agama, kadang-
Pada Sistem guru kelas ini, seorang guru tidak hanya dituntut
menyelesaikan bahan pelajaran yang telah ditetapkan tetapi guru harus menguasai
dan menghayatisecar mendalam semua materi yang diajarkan pada seluruh mata
3
pelajaran yang ada di Sekolah Dasar. Oleh karena itu dalam memberikan mata
pelajaran gurukelas juga mempunyai peran dan tugas sebagai pengelola proses
belajar mengajar di kelas yang dituntut banyak inisiatif dan penuh kreativitas.
Jadi, penguasaan materi terhadap semua materi pelajaran mutlak harus dimiliki
oleh seorang guru kelas. Lain halnya pada sistem guru bidang studi, seorang guru
dalam mempersiapkan materi pelajaran hanya memfokuskan pada satu atau dua
mata pelajaran yang diajarkan pada semua kelas. Menurut Engkoswara (1987:13)
bahwa:” Sistem guru bidang studi yaitu suatu organisasi kelas yang terdiri atas
sejumlah murid dalm suatu kelas tertentu yang diajarkan oleh beberapa orang guru
Perkataan bidang studi yang sesuai dengan istilah bidang studi yang
terdapat dalam kurikulum, dengan kata lain dapat juga disebut system guru mata
diajarkan bukan hanya oleh seorang guru utama untuk kelas tertentu.
Dalam kaitanya dengan penerapan system guru kelas dan sistem bidang
bidang studi lebih baik dari pada sistem guru kelas, lebih dalam arti bahwa sistem
2. Rumusan Masalah
Sehubungan adanya guru kelas dan guru bidang studi, maka ada beberapa
kurikulum pendidikan di sekolah, mulai jenjang SD, SMP, SMA, dan Perguruan
wajib yang harus dipelajari pada setiap fakultas. Pembelajaran matematika pada
dan perbaikan kualitas pembelajaran harus dimulai pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
bahwa kenyataan yang terjadi selama ini, pada umumnya guru lebih aktif dalam
diharapkan agar siswa aktif dalam menemukan suatu konsep-konsep baru secara
tersebut.
sekaligus sebagai salah satu alat ukur dalam penentuan tingkat keberhasilan pada
yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar. Untuk itu
5
selain penguasaan materi seorang guru juga dituntut memiliki keterampilan dalam
alamiah yang menarik sehingga siswa termotivasi dan aktif dalam proses
pembelajaran.
- dan siswa jarang mengajukan pertanyaan, meskipun guru sering meminta siswa
pemberian latihan serta tugas yang dikerjakan dirumah. Akibatnya hasil belajar
matematika siswa menjadi rendah dan siswa merasa bosan dalam mengikuti
tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa yang mengatakan bahwa
”penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efesiensi
pembentukan suatu konsep dan memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk
dengan menerapkan metode inquiry dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan pada
sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak menemukan sendiri suatu
Pembelajaran, yaitu siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan berpikir kritis dalam
proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Glover yang mengatakan
“Pembelajaran lebih menekankan pada hasil yang dicapai, siswa dituntut untuk
pythagoras merupakan suatu materi matematika yang harus dikuasai oleh siswa
SMP atau MTs. Aplikasi dari teorema pythagoras banyak sekali di jumpai dalam
lain sebagainya. Selain itu, teorema pythagoras juga merupakan materi prasyarat
luas sisi bangun ruang, perbandingan trigonometri, lingkaran, ruang dimensi tiga
dan lain sebagainya. Oleh karena itu teorema pythagoras harus benar-benar
dipahami dengan benar oleh siswa. Tetapi dari hasil observasi yang penulis
lakukan, masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami teorema
pythagoras. Hal yang sama juga terjadi di SMP Negeri 2 Labuhanhaji Barat.
sulit memahami materi teorema pythagoras, terutama pada konsep dasar dalam
7
penemuan teorema pythagoras, selain itu siswa juga sulit dalam menggunakan
rumus teorema pythagoras untuk mencari salah satu sisi pada segitiga siku-siku.
metode inquiry tepat untuk diterapkan pada materi teorema pythagoras. Hal ini
mengingat konsep materi segitiga siku-siku telah diperoleh pada bangku sekolah
dasar, dan akan berlanjut pada sekolah menengah atas dengan materi yang lebih
diharapkan dengan menemukan sendiri , maka konsep tersebut akan lebih diingat
siswa. Beranjak dari pemahaman dan fenomena yang terjadi, penulis mencoba
”Pembelajaran metode inquiry pada materi teorema pythagoras di kelas viii smp
1. Rumusan Masalah
2. Tujuan Penelitian
yang ingin penulis sampaikan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran metode inquiry pada materi
teorema pythagoras.
3. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi:
keterampilan diri dalam memilih metode belajar yang tepat dalam upaya
akan terciptanya para lulusan yang berpotensi serta mampu bersaing dalam
bidangnya.
4. Postulat Penelitian
penelitian ini adalah: pembelajaran metode inquiry merupakan salah satu strategi
5. Hipotesis Penelitian
6. Defenisi Operasional
terdapat dalam penulisan ini, maka diperlukan suatu penjelasan beberapa istilah
pokok yang perlu diberikan batasan. Batasan-batasan yang perlu dijelaskan dalam
1. Pembelajaran
pembentukan suatu konsep dan memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk
2. Metode Inquiry
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang
3. Teorema Pythagoras
segitiga siku-siku. Teorema ini dapat digunakan untuk mencari salah satu sisi
merupakan kuadrat sisi miring dalam segitiga siku-siku sama dengan jumlah
kuadrat dua sisi yang membentuk 90o. Disamping itu, teorema phytagoras
merupakan suatu materi pelajaran matematika kelas VIII SMP yang sulit
dipahami oleh siswa karena sebelum menguasai materi ini siswa di tuntut terlebih
datar.
7. LANDASAN TEORITIS
untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pendidikan adalah untuk
matematika di SMP adalah melatih siswa untuk berfikir menalar dan memecahkan
informasi baik lisan maupun tulisan. Selain itu juga untuk memperlihatkan siswa
dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi, serta berguna untuk membantu
1. Pengertian Belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
dialami siswa sebagai anak didik, menurut Slameto “Belajar ialah suatu proses
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
Sardiman bahwa:
Belajar berarti berusaha mengubah tingkah laku. Jadi akan membawa suatu
perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan
dengan perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk percakapan,
ketrampilan, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelaslah
menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya, karena itu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
meliputi:
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan suatu
usaha yang dilakukan seseorang secara sadar yang membawa perubahan tingkah
Pada penelitian ini, seorang siswa dikatakan telah belajar apabila siswa
tersebut telah terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dengan melihat hasil
evaluasi akhirnya, begitu juga halnya dengan guru di sekolah dapat mengevaluasi
13
dan dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga dapat berpengaruh kepada
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar.
Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan siswa. Hal yang
termasuk faktor internal antara lain: faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor
kelelahan.
1. Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah merupakan keadaan fisik atau tubuh pelajar, yang terdiri
(a) Sehat
dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi
belajar. Siswa yang cacat tubuh hendaknya belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh cacatnya.
2. Faktor Psikologis
“Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan aptitude yangberarti
sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.”
yang tinggi. Karena siswa itu lebih mudah memahami persoalan-persoalan yang
(b) Perhatian
itupun semata-mata dituju pada suatu objek atau sekumpulan objek.” Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik siswa harus mempunyai perhatian terhadap
15
(c) Minat
Pada umumnya minat yang tinggi akan menghasilkan prestasi yang tinggi
pula. Artinya bila siswa belajar dengan penuh minat akan membantu pemusatan
pikiran dengan kegembiraan dalam belajar. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Wayan Nurkancana bahwa “minat yang timbul dari kebutuhan
Jadi dapat dilihat minat sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan
dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukan cukup menarik minatnya
(d) Kematangan
belajar, belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi
kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan
belajar.
3. Faktor Kelelahan
dibedakan dua macam, yaitu kelelahan jasmai dan kelelahan rohani (psikis).
Kelelahan jasmani yaitu kelelahan badan sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelelahan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
b. Faktor-Faktor Eksternal
Masyarakat.
1. Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
tata krama yang sehingga dapat mendukung proses belajar anak di sekolah, jadi
2. Faktor Sekolah
(a) Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur
definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat
juga dianggap seorang guru. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk
Guru adalah yang mengajar di mana salah satu dari sekian banyak unsur
mencapai tujuan telah ditetapkan. Jadi untuk mengaktifkan siswa dalam proses
diajarkan. Dalam pemilihan metode mengajar didasarkan pada bidang studi dan
materinya.
metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan akan membuat siswa
bergairah dalam belajar, sehingga siswa merasa tertarik untuk belajar. Dengan
demikian akan tercapai hasil belajar yang baik sebagai mana yang diinginkan.
pembelajaran. Dalam hal ini Kartono menyatakan bahwa “lengkap atau tidaknya
peralatan belajar baik yang dimiliki siswa itu sendiri maupun yang dimiliki
Disiplin sekolah yang baik akan membawa kebiasaan dan melatih anak
didik untuk disiplin. Disiplin yang diterapkan dengan baik akan memperoleh hasil
terhadap prestasi belajar. Slameto menyatakan bahwa “seluruh staf sekolah yang
mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin
pula. Selain itu juga membuat pengaruh yang positif terhadap belajar”.
3. Faktor Masyarakat
juga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
karena dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
c. Pembelajaran
diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaa pada
d. Metode Inquiry
sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode
19
(1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry merupakan
tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional
fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inquiry
berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian
inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
akan lebih tertarik terhadap pelajaran matematika jika mereka dilibatkan secara
Adapun tahap tahap yang akan diikuti oleh guru dalam pelaksanaan
kelas.
berikut ini.
pengembangan bakat dan ketrampilan siswa. Aktifitas dan kreatifitas siswa dapat
yaitu:
a. Diharuskan kesiapan mental untuk belajar dan percaya diri yang kuat.
b. Jumlah siswa harus kecil, karena metode ini memerlukan perhatian guru
d. Tanpa bimbingan dan fasilitas yang memadai, maka tidak semua guru
metode inquiry.
penelitian ini guru sangat dituntut menguasai kelas dan dapat memberikan
semangat belajar bagi siswa yang selanjutnya akan dampak pada hasil belajar
siswa tersebut.
f. Teorema Phytagoras
matematika menyimpan semua rahasia alam semesta dan percaya beberapa angka
memiliki keajaiban. Beliau diingat karena sebuah teorema dalam geometri yang
menyatakan bahwa suatu segitiga siku-siku, luas persegi pada sisi miring sama
dengan jumlah persegi pada sisi lainnya. Rumus ini dikenal sebagai Teorema
Pythagoras.
Gambar 2.2 Pembuktian Teorema
www.pembuktianteoremapythagoras.com
Pythagoras 1
A B
Gambar 2.1 Segitiga siku-siku ABC
www.pembuktianteoremapythagoras.com
Pada setiap segitiga siku-siku, sisi-sisinya terdiri dari sisi siku-siku dan sisi
Sisi yang membentuk sudut siku-siku disebut sisi siku-siku, yaitu AB dan AC.
Sisi dihadapan sudut siku-siku disebut sisi miring atau hipotenusa, yaitu BC.
Ada banyak cara dalam membuktikan teorema pythagoras, salah satu diantaranya
adalah :
I
segitiga siku-siku yang identik, maka luas daerah yang tidak terarsir dapat
Luas daerah persegi dalam = luas daerah persegi luar – 4 x luas segitiga
1
×a×t
Sisi x sisi = sisi x sisi – 4 ( 2 )
1
×a×b
c2 = (a + b) (a + b) – 4 ( 2 )
23
4ab
2
c = a2 + 2ab + b2 – 2
c2 = a2 + 2ab + b2 – 2ab
c2 = a2 + b2 ( Persamaan 2.1 )
merupakan sisi-sisi segitiga siku-siku, dengan c sebagai sisi miring serta a dan b
merupakan sisi tegak segitiga yang dituangkan dalam suatu teorema, yang dikenal
Sementara bila guru tidak dapat menggunakan metode yang sesuai dengan materi
dikehidupan sehari-hari.
Tahap 2. Konsep segitiga dan persegi yang digunakan adalah yang mengarah
menemukan rumusnya.
Tahap 5. Apa yang didapat dari hasil percobaan dibuat dalam bentuk ringkasan
h. Perumusan Hipotesis
memiliki peran sebagai jawaban sementara dan permasalahan yang akan diteliti.
Menurut Sukardi ”Hipotesis adalah jawaban masih bersifat sementara dan bersifat
teoritis”. Berdasarkan anggapan dasar di atas maka yang menjadi hipotesis dalam
penelitian ini, yaitu: Penerapan metode inquiry dapat meningkatkan hasil prestasi
belajar siswa sebanyak 20 point pada materi teorema pythagoras di kelas VIII
8. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk melihat peningkatan hasil
belajar siswa dengan penerapan metode inquiry pada materi teorema pythagoras,
maka untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakanlah metode quasi
experiment atau disebut juga dengan penelitian experiment semu, ini dikarenakan
25
Penelitian quasi experimentini tidak menggunakan dua kelas (kelas kontrol dan
kelas experiment), tetapi menggunakan satu kelas saja, yaitu kelas experiment
pembelajaran,
Labuhanhaji Barat dibatasi oleh , sebelah timur (depan) dibatasi oleh jalan Banda
Barat.
diteliti dalam suatu penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi
siswa kelas VIII SMP N. 2 Labuhanhaji Barat Tahun Ajaran 2010/2011. Siswa
yang dipilih sebagai subjek penelitian sebanyak 1 kelas yaitu kelas VIII1, yang
berdasarkan hasil observasi serta wawancara penulis dengan guru yang mengajar
1. Tes Tertulis
mendapatkan data yang kuantitatif guna mengetahui bagaimana hasil belajar siswa
materi teorema pythagoras. Butir soal tes dalam penelitian ini telah di validasi isi
oleh pembimbing dan satu orang guru matematika SMP, Dalam hal ini digunakan
a. Tes awal
Tes awal yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum dimulai kegiatan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menguasai materi yang berkaitan
b. Tes akhir
Tes akhir yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah berlangsung
2. Observasi
di kelas tempat penelitian dengan metode inquiry. Observasi ini digunakan untuk
kali, untuk yang pertama penulis lakukan selama dilakukan tes awal, untuk
observasi kedua penulis lakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung,
dan untuk observasi ketiga penulis lakukan pada saat tes akhir.
analisis data.
a. Tes Hasil Belajar
Data yang diperoleh dari hasil tes, dianalisis dengan menggunakan statistik
terhadap hasil belajar siswa melalui metode inquiry. Analisis ini dilakukan dengan
taraf signifikan 5%. Adapun prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:
terkecil.
rentang
c. Menentukan panjang kelas interval (p) = banyak kelas
x=
∑fx i i
∑f i
k
( oi − E i ) 2
∑
λ2 = n =1 ( Ei )
29
n ∑ f i xi − ( ∑ f i xi ) 2
2
s2 =
n(n − 1)
sebagai berikut:
−
x− µ 0
s
t= n
keterangan:
t = Statistik uji-t
−
x = rata-rata sampel
µ 0 = rata-rata populasi
n = banyak data
dengan daerah kritis: tolak Ho jika Signifikansi < α dan terima Ho jika
Signifikansi > α ”.
5. Rumusan Hipotesis
Ho : µ1 ≤ µ 2
Ha : µ1 > µ 2
Dengan:
Barat.
Labuhanhaji Barat