Anda di halaman 1dari 3

DATA IDENTIFIKASI KAWASAN HUTAN PRODUKSI

YANG TIDAK DIBEBANI IJIN DI 26 PROVINSI


UNTUK INVESTASI HPH, HTI, RE, HHBK, dan IUPJL
TAHUN 2010-2014

I. Latar Belakang

Pada tahun 1999 Indonesia tercatat memiliki sumber daya hutan seluas + 133,8
juta hektar, yang terdiri dari hutan konservasi (19,8 juta ha), hutan lindung
(30,5 juta ha), hutan produksi terbatas (25,6 juta ha), hutan produksi (35,2 juta
ha), hutan produksi yang dapat dikonversi (22,7 juta ha).
Kawasan Hutan Produksi merupakan kawasan hutan yang difungsikan utamanya
untuk kepentingan produksi hasil hutan dalam rangka memperoleh manfaat
ekonomi yang sebesar-besarnya, dengan tetap memperhatikan kelestarian
fungsi, lingkungan, dan keberadaan kawasan hutan produksi itu sendiri.
Pemanfaatan Hutan Produksi sebagai sumber daya ekonomi nasional telah
dilaksanakan sejak awal tahun 1970-an dengan sistem Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) dan pada tahun 1990 dikembangkan juga sistem Hak Pengusahaan Hutan
Tanaman Industri.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan dan Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaannya yaitu
antara lain PP Nomor 34 Tahun 2002 yang kemudian diganti dengan PP Nomor 6
Tahun 2007 jo PP. Nomor 3 Tahun 2008, pemanfatan hutan produksi dilakukan
antara lain melalui kegiatan usaha pemanfaatan kawasan; usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, usaha pemanfatan hasil hutan kayu dalam
hutan alam; usaha pemanfatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman (HTI,
HTR, HTHR); usaha pemanfatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam;
usaha pemanfatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman; pemungutan
hasil hutan kayu dalam hutan alam; pemungutan hasil hutan bukan kayu
dalam hutan alam, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu dalam hutan
tanaman atau IUPJL.
Dalam rangka pengelolaan sumber daya hutan produksi berkelestarian
dikembangkan sistem silvikultur TPI (kemudian menjadi TPTI) dengan
pengembangan SILIN, serta THPB (bagi IUPHHK-HTI/HTR) serta sistem restorasi
ekosistem. Disamping itu, dari aspek manajemen kelestarian usaha,
dikembangkan sistem Pengelolaan Hutan Produksi Alam Lestari (PHPAL) dan
Pengelolaan Hutan Produksi Tanaman Lestari (PHPTL) yang memperhatikan
harmonisasi manajemen usaha dari aspek prasyarat, aspek kelestarian produksi,
aspek ekologi/ekosistem dan aspek sosial (peningkatan kesejahteraan
masyarakat).
Hingga Maret 2009 kawasan hutan produksi (HPT, HP, dan HPK) telah
dimanfaatkan untuk kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan
peruntukan lainnya seluas 36.856.072 ha. Dengan demikian terdapat sekitar
44.337.106 juta ha yang belum dibebani ijin usaha pemanfaatan hasil hutan.

1
Selanjutnya data dimaksud berdasarkan kriteria dan indikator secara makro
dikelompokkan menjadi unit usulan calon areal usaha pada hutan produksi yaitu
UPHHK-HA, UPHHK-HTI, UPHHK-HTR, UPHHK-HA Restorasi dan unit usaha
lainnya
Kriteria dan indikator yang digunakan yakni kondisi penutupan lahan, luas,
kelerengan, tipe hutan, potensi (kayu dan non kayu), aksesibilitas, dan kondisi
konflik sosial dan konflik kepentingan.

II. Maksud dan Tujuan

a. Kegiatan identifikasi kawasan hutan produksi yang tidak dibebani ijin (di
luar P Jawa dan Bali) dimaksudkan memberikan gambaran dan informasi
mengenai potensi kawasan hutan produksi di Indonesia dan gambaran
kepada calon investor mengenai ketersediaan kawasan hutan produksi
yang berpeluang dikembangkan sebagai unit usaha kehutanan dalam
bentuk IUPHHK-HA/HT, Restorasi Ekosistem, HTR, HHBK dan Jasa
Lingkungan.

b. Adapun tujuannya adalah untuk menyusun usulan calon areal usaha pada
hutan produksi yaitu UPHHK-HA, UPHHK-HTI, UPHHK-HTR, UPHHK-HA
Restorasi, HHBK, IUPJL.

III. Data Hasil Identifikasi Kawasan Hutan Produksi yang Tidak


Dibebani Ijin di 26 Provinsi

1. Luas kawasan hutan produksi di seluruh Indonesia berdasarkan SK


Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan dan TGHK seluas ±
81.193.178 ha, dengan rincian yaitu :
a. HP : 34.847.321 Ha
b. HPT : 23.928.037 Ha
c. HPK : 22.417.820 Ha

2. Luas kawasan hutan produksi yang dibebani ijin usaha dan peruntukan
lainnya berdasarkan perhitungan spasial (data sampai dengan Maret
2009) yaitu seluas ± 36.856.072 ha, dengan rincian yaitu :
a. HP : 18.151.485 Ha
b. HPT : 11.744.062 Ha
c. HPK : 6.960.525 Ha
d. APL : 2.037.203 Ha

3. Luas kawasan hutan produksi yang tidak dibebani ijin usaha ± 44.337.106
ha dengan rincian :
a. HP : 16.695.836 Ha
b. HPT : 12.183.975 Ha
c. HPK : 15.457.295 Ha

2
4. Berdasarkan kriteria dan indikator dimaksud, maka terhadap kawasan
hutan produksi yang tidak dibebani ijin pada areal seluas ± 44.337.106
ha, diusulkan arahan pemanfaatannya menjadi unit calon areal usaha
dengan rincian sebagai berikut :
a. Pada areal seluas ± 13.228.555 ha sesuai untuk UPHHK-HA (90 unit)
b. Pada areal seluas ± 10.555.573 ha sesuai untuk UPHHK-HT (141 unit)
c. Pada areal seluas ± 7.167.278 ha sesuai untuk UPHHK-HTR (496 unit)
d. Pada areal seluas ± 4.418.442 ha sesuai untuk UPHHK- Restorasi (146
unit)
e. Pada areal seluas ± 16.013 ha sesuai untuk jasa lingkungan (14 unit)
f. Pada areal seluas ± 896.568 ha sesuai untuk kawasan lindung
(mempunyai lereng >40 %)
g. Pada areal seluas ± 2.230.674 ha sesuai untuk HHBK dan HTHR
h. Pada areal seluas ± 5.824.003 ha merupakan areal non pemanfaatan,
mengingat secara eksisting kawasan tersebut penggunaannya sudah
berubah menjadi pemukiman, transmigrasi, areal perkebunan,
peladangan,tambak, desa/kecamatan dsb.

Data rinci luas kawasan hutan produksi yang tidak dibebani ijin dan
usulan pemanfaatannya untuk masing-masing provinsi terlampir

5. Apabila alokasi sesuai data yang tercantum pada butir 4 tersebut ditambah
dengan perijinan yang sudah diterbitkan, maka luas dari masing-masing
perijinan menjadi sebagai berikut :

Luas ijin Usulan Pemanfaatan HP Total (Ha)


No Jenis Ijin yang sudah (Ha)
ada (ha) Dengan HPK Tanpa HPK Dengan HPK Tanpa HPK
1. IUPHHK-HA 23.646.787 13.228.555 9.373.328 36.875.342 33.020.115
2. IUPHHK-HT 8.619.928 10.555.573 7.982.679 19.175.501 16.602.607
3. IUPHHK-HTR - 7.167.278 3.741.402 7.167.278 3.741.402
4. IUPHHK- RE 53.657 4.418.442 3.500.738 4.472.099 3.554.395
5. IUPHHBK/HTHR - 2.230.674 1.199.990 - -
5. Jasling - 16.013 - - -
Total 32.320.372 35.385.861 25.798.137 67.690.220 56.918.519

Ttd.
Dirjen Bina Produksi Kehutanan

Anda mungkin juga menyukai