Sri Pujiyanti
Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS
Universitas Gunadarma
Abstraksi
Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya
paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang
lazimnya disebut bank. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank ialah
kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Tingkat
kesehatan suatu bank dapat dinilai dari sisi keuangannya. Suatu bank dapat dikatakan
sehat apabila bank tersebut dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan
yang dikeluarkan oleh Bank Sentral.
Dalam melakukan penelitian ini, objek yang penulis analisis yaitu PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk, dimana data yang
digunakan yaitu data sekunder periode 2006-2008 yang didapat dari BI, Internet dan
situs-situs yang berhubungan dengan penelitian ini.
Berdasarkan perhitungan dan analisis dengan menggunakan rasio CAMEL
yang sudah dilakukan penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk dapat dikatakan sebagai bank
yang sehat. Walaupun kedua bank tersebut tergolong sebagai bank yang sehat, tetapi
jika dibandingkan tingkat kesehatannya antara kedua bank tersebut, maka PT. Bank
Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan Liquidity yang
dimiliki oleh PT. Bank Bukopin Tbk lebih baik daripada yang dimiliki oleh PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Kata Kunci: Tingkat Kesehatan Bank
KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka gambar
berikut ini menyajikan kerangka berpikir penelitian dan menjadi pedoman dalam
keseluruhan penelitian yang dilakukan.
Bank
Laporan Keuangan
Rasio keuangan
Metode CAMEL
Kesimpulan
Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, maka dapat
Indonesia (persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk yang berupa Laporan
Neraca, Laporan Rugi/ Laba, Laporan Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan
dari setiap komponen diatas yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel
Komposit
usahanya.
LANDASAN TEORI
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan
fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan.
Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen
usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh
penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam
pelaksanaan kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar
yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan
menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter.
Sumber-sumber dana bank dapat dihimpun dari berbagai sumber antara lain:
dana yang bersumber dari modal sendiri berupa setoran dari pemegang saham, laba
bank yang belum dibagi, cadangan-cadangan lain. Dana lain yang berasal dari
lembaga lain berupa Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pinjaman antar bank
(call money), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan pinjaman dari bank-bank luar
negeri. Sedangkan dana dari masyarakat dapat berbentuk simpanan giro, simpanan
deposito, dan tabungan (Martono, 2002:32).
Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku (Sigit triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:51). Menyadari
arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia
perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking)
dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menerapkan aturan
tentang kesehatan bank. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan
diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat
yang berhubungan dengan perbankan. Bank yang beroperasi dan berhubungan
dengan masyarakat diharapkan hanya bank yang betul-betul sehat. Aturan tentang
kesehatan bank yang diterapkan oleh Bank Indonesia mencakup berbagai aspek
dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan
penyaluran dana.
Dalam rangka menjaga agar bank-bank lebih melaksanakan fungsi prudential
banking (prinsip kehati-hatian) dalam menjalankan bisnis perbankan, maka Bank
Indonesia menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dan peraturan
Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang mengatur tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian
tingkat kesehatan bank secara triwulan untuk posisi bulan Maret, Juni, September,
dan Desember.
Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat kesehatan
bank tersebut secara berkala atau sewaktu-waktu untuk posisi penilaian tersebut
terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian
tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank
terkait. penilaian tingkat kesehatan bank diatas dikenal dengan metode CAMEL.
Maka berdasarkan ketentuan diatas akan sangat bermanfaat bagi bank untuk
melaksanakan prinsip prudential banking dalam menjalankan bisnisnya, hal ini juga
ditambah ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan adalah perlu dan penting bagi
bank untuk meningkatkan diri dan berupaya secara bersama-sama dalam mewujudkan
bank yang sehat. Oleh karena itu, tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk dapat
dipergunakan sebagai :
1. Tolak ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah
dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank baik
secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan.
Analisa rasio CAMEL yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat
pengukuran kinerja bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui
tentang tingkat kesehatan bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan menilai faktor-
faktor penilaian tingkat kesehatan bank (Kasmir, 1999:52). Berikut ini adalah
perincian dari setiap variabel yang akan dianalisis dalam analisis rasio CAMEL yaitu
1. Capital (Modal)
Penilaian didasarkan kepada capital atau struktur permodalan dengan metode
CAR (Capital Adequancy Ratio) yaitu dengan membandingkan modal terhadap
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).
2. Asset (Aktiva)
Penilaian didasarkan pada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang
diukur ada dua macam yaitu rasio aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan
aktiva produktif.
3. Management (Manajemen)
Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, aktiva, rentabilitas,
likuiditas, dan umum.
4. Earning (Rentabilitas)
Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam
meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Penilaian dalam unsur ini yaitu
Rasio laba terhadap total asset (Return on Asset), rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO)
5. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian dalam unsur ini yaitu jumlah kewajiban bersih call money terhadap
aktiva lancar dan rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.
Tolak Ukur Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April
2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum. Adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank
setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu dengan
menentukan hasil penilaian yang digolongkan menjadi peringkat komposit kesehatan
bank. Pengertian dari Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian
tingkat kesehatan bank.
METODOLOGI PENELITIAN
Data Penelitian
Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam
suatu skala numerik (angka). Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu
data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder berupa laporan laporan keuangan
PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin dari tahun 2006
sampai dengan 2008 yaitu berupa : Neraca, Laporan Rugi/ Laba, Laporan Kualitas
Aktiva Produktif, dan Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.
Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti pada penelitian ini adalah PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Penulis menganalisis kedua
bank tersebut, karena menurut penulis kedua bank tersebut sudah lebih maju dalam
mengembangkan produk dan jasa yang diberikan kepada masyarakat dibandingkan
dengan bank lainnya serta data yang diperoleh penulis lebih mudah dan lebih lengkap
dibandingkan dengan bank yang lainnya.
Definisi Variabel dan Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis tingkat kesehatan kedua
bank tersebut diatas yaitu dengan menggunakan suatu teknik yang disebut dengan
teknik analisa CAMEL. Melakukan penilaian hanya berdasarkan pendekatan
kuantitatif. Hal ini dikarenakan terbatasnya data yang diperoleh penulis.
Adapun aspek-aspek yang di analisis penulis hanya dilihat dari aspek C
(Capital), A (Asset), M (Managemen), E (Earning) , dan L (Liquidity). Adapun
penilaian dari masing-masing aspek tersebut meliputi :
1. Capital (Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di dasarkan
kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut di dasarkan
kepada CAR (Capital Adequacy Ratio).
CAR = Total Modal x 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
2. Asset (Aktiva)
Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas aktiva produktif
(KAP) yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang
mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang
besarnya ditetapkan sebagai berikut :
a. 25 % dari kredit yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK)
b. 50 % dari kredit yang digolongkan Kurang Lancar (KL)
c. 75 % dari kredit yang digolongkan Diragukan (D)
d. 100 % dari kredit yang digolongkan Macet (M)
KAP = Aktiva Produktif Yang diklasifikasikan x 100 %
Aktiva Produktif
3. Management (Manajemen)
Aspek manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak
dapat menggunakan pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang tersedia
diproyeksikan dengan Net Profit Margin.
Net Profit Margin = Laba Bersih x 100 %
Pendapatan Operasional
4. Earning (Rentabilitas)
Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya
rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban
operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO).
a. ROA = Laba Sebelum Pajak x 100 %
Total Aktiva
b. BOPO = Biaya Operasional x 100 %
Pendapatan Operasional
5. Liquidity (Likuiditas)
Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL ini adalah rasio
kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR).
LDR = Kredit x 100 %
Dana Pihak Ketiga
Data Perhitungan Laporan Keuangan Bank BNI
Untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan masing-masing rasio,
penulis membuat rangkuman informasi laporan keuagan yang berkaitan dengan rasio
yang akan digunakan yaitu, seperti yang tampak pada tabel di bawah ini.
TABEL
Rangkuman Informasi laporan Keuangan
Bank BNI
( Dalam Jutaan Rupiah )
Des-2006 Des-2007 Des-2008
1. Total Modal 13.732.026 17.195.929 17.304.380
Total ATMR (Kredit dan pasar) 88.044.771 109.268.798 128.419.636
2. Total DPK Aktiva Produktif 7.176.049 7.376.729 10.958.055
Total KL Aktiva Produktif 1.419.424 1.235.697 1.664.747
Total D Aktiva Produktif 2.341.815 726.850 790.059
Total M Aktiva Produktif 3.981.172 5.703.429 3.847.873
Total Aktiva Produktif 156.726.518 165.772.197 186.969.063
3. Laba Bersih 1.982.674 897.928 1.222.485
4. Laba Sebelum Pajak 3.030.556 1.476.780 1.959.026
Total Aktiva 166.703.122 182.007.749 200.390.507
Biaya Operasional 14.825.405 16.555.937 17.374.706
Pendapatan Operasional 17.884.974 17.799.428 19.225.101
5. Kredit Yang Diberikan 66.727.705 88.676.188 112.061.397
Total Dana Pihak Ketiga 136.228.875 146.424.246 163.325.401
Sumber : KPMM, KAP, Neraca, dan Laba Rugi Bank BNI tahun 2006-2008
TABEL
Rangkuman Informasi laporan Keuangan
Bank BUKOPIN
( Dalam Jutaan Rupiah )
Des-2006 Des-2007 Des-2008
1. Total Modal 1.681.973 1.941.786 2.019.287
Total ATMR (Kredit dan pasar) 21.367.793 30.167.685 18.030.418
2. Total DPK Aktiva Produktif 548.834 441.904 1.035.229
Total KL Aktiva Produktif 102.544 71.900 63.912
Total D Aktiva Produktif 72.993 54.384 42.837
Total M Aktiva Produktif 338.966 563.764 707.701
Total Aktiva Produktif 29.263.725 32.474.639 33.538.752
3. Laba Bersih 462.100 545.348 567.866
4. Laba Sebelum Pajak 462.100 545.348 567.866
Total Aktiva 31.693.545 34.566.825 32.797.660
Biaya Operasional 2.812.526 2.952.101 3.094.368
Pendapatan Operasional 3.233.746 3.460.749 3.617.720
5. Kredit Yang Diberikan 14.682.984 19.138.691 22.856.451
Total Dana Pihak Ketiga 24.907.586 29.305.422 27.335.143
Sumber : KPMM, KAP, Neraca, dan Laba Rugi Bank BUKOPIN tahun 2006-2008
Tabel
Rasio Bank BNI dan Bank BUKOPIN periode 2006-2008
Rasio Bank BNI Bank BUKOPIN
2006 2007 2008 2006 2007 2008
CAR 15,59 15,74 13,47 7,87 6,44 11,19
KAP 5,26 5,25 4,28 1,99 2,31 3,07
NPM 11,08 5,04 6,36 14,29 15,76 15,69
ROA 1,82 0,81 0,98 1,46 1,58 1,73
BOPO 82,89 93,01 90,37 86,97 85,30 85,53
LDR 48,98 60,56 68,61 58,95 65,31 83,61
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel
Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit
Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Faktor Keterangan
Capital (Permodalan) Selama periode 2006-2008, rasio CAR berada
diantara peringkat 1 dan 2.Secara keseluruhan,
berarti permodalannya sehat.
Asset (Aktiva) Rasio KAP pada periode 2006-2008 berada
pada peringkat 3 secara keseluruhan, kualitas
aktivanya cukup sehat.
Management (Manajemen) Pada tahun 2006 rasio NPM berada diantara
peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007
dan 2008 berada pada peringkat 3. hal ini secara
keseluruhan menunjukan kualitas
manajemennya baik.
Earning (Rentabilitas) Pada tahun 2006 rasio ROA berada diantara
peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007
dan 2008 rasio ROA berada pada peringkat 3
yang berarti perolehan laba cukup tinggi.
Sedangkan BOPO periode 2006-2008 berada
diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan
berarti rentabilitasnya baik
Liquidity (Likuiditas) Pada tahun 2006 rasio LDR berada pada
peringkat 3, sedangkan pada tahun 2007 dan
2008 rasio LDR berada pada peringkat 1.
berarti secara keseluruhan likuiditasnya sangat
baik.
Sumber : Hasil Ringkasan
Tabel
Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit
Pada PT. Bank BUKOPIN Tbk
Faktor Keterangan
Capital (Permodalan) Selama tahun 2006 dan 2007, rasio CAR berada
diantara peringkat 4 dan 5, sedangkan pada
tahun 2008 berada diantara peringkat 1 dan 2.
Secara keseluruhan, berarti permodalannya
tidak sehat.
Asset (Aktiva) Rasio KAP pada tahun 2006 dan 2007 berada
diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada
tahun 2008 berada pada peringkat 3. Secara
keseluruhan, kualitas aktivanya sehat.
Management (Manajemen) Pada periode 2006-2008 rasio NPM berada
diantara peringkat 1 dan 2. hal ini secara
keseluruhan menunjukan kualitas
manajemennya baik.
Earning (Rentabilitas) Pada periode 2006-2008 rasio ROA berada
diantara peringkat 1 dan 2. Sedangkan rasio
BOPO periode 2006-2008 berada diantara
peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan berarti
rentabilitasnya baik
Liquidity (Likuiditas) Pada tahun 2006 dan 2007 rasio LDR berada
pada peringkat 1, sedangkan pada tahun 2008
rasio LDR berada pada peringkat 2. Berarti
secara keseluruhan likuiditasnya baik.
Sumber : Hasil Ringkasan
REFERENSI:
Ahmad Faisol. “Analisis Kinerja Keuangan Bank pada PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk”. Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan Volume 3 No.2. 2007.
Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April
2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. perihal
Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.
Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 perihal
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta, 2005.
Eka Mulyasari. Analisis Laporan Keuangan pada PT. Bank Syariah Muamalat
Indonesia Tbk. Skripsi Penelitian Mahasiswi. Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma, 2006.
Heni Suryani. Analisis Indikator Kesehatan Bank yang Mempengaruhi Kinerja Bank
Umum Swasta Nasional Devisa. Skripsi Penelitian Mahasiswa. Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma, 2006.
Irmayanto, Juli. Roso, Tjipto at all. Bank dan Lembaga Keuangan. Universitas Trisakti.
Jakarta, 2002.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta,
1999.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Edisi 1, Cetakan ke-3. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta, 2002.
Luciana S. Almilia & Winny Herdiningtyas. “Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi
Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Volume 7 No.2. STIE PERBANAS. Surabaya,
2005.
Muljono, Teguh Pudjo. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktek Perbankan.
Edisi 1. BPFE. Yogyakarta, 1990.
Muljono, Teguh Pudjo. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Djambatan,
1995.
Peni Sawitri. “Prediksi Tingkat Kesehatan Perusahaan Asuransi Jiwa Termasuk
Kebangkrutannya dengan Rasio-rasio Keuangan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
No.2 Jilid 7. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Jakarta, 2002.
Reksoprajitno, Soedijono. Pengantar Manajemen Bank Umum. Universitas
Gunadarma. Jakarta, 1993.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi. ke-4. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2004.
Triandaru, Sigit dan Budisantoso Totok. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi
ke-2. Salemba Empat. Yogyakarta, 2006.
Website at http://www.bi.go.id
Website at http://www.bni.co.id
Website at http://www.bukopin.co.id
Widjanarto. Hukum dan Ketentuan Perbankan Di Indonesia. Edisi ke-3. Pustaka Utama
Grafiti. Jakarta, 1997.