Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN

BENCANA
Manajemen Keperawatan Bencana pada
Fase Pre Impact
Manajemen Keperawatan Bencana pada
Fase Impact
Manajemen Keperawatan Bencana pada
Fase Post impact
Keperawatan Bencana

Peran perawat ketika bencana yaitu, sebagai


bagian dari penyusun rencana, pendidik,
pemberi asuhan keperawatan, dan bagian
dari tim pengkajian kejadian bencana.

Tujuan utama dari tindakan keperawatan


bencana adalah untuk mencapai
kemungkinan tingkat kesehatan terbaik
masyarakat yang terkena bencana tersebut.
Keperawatan Bencana
Jika seorang perawat berada di pusat area bencana 
ikut mengevakuasi dan memberi pertolongan pertama
pada korban.
Perawat di lokasi-lokasi penampungan bertanggung
jawab pada evaluasi kondisi korban, melakukan
tindakan keperawatan berkelanjutan, dan
mengkondisikan lingkungan terhadap perawatan
korban-korban dengan penyakit menular.
Pengkajian Keperawatan bencana
A. Informasi tentang Kondisi Darurat
1. Bencana apa yang terjadi dan apa penyebabnya.
2. Penilaian kondisi lokal kejadian bencana
3. Riwayat bencana masa lampau yang ada pada komunitas
4. Apa saja masalah utama yang ada sekarang dan seberapa
mendesak masalah ditangani.
Kesehatan komunitas korban: fisik maupun
emosional.
Ketersediaan dan akses komunitas pada makanan
pada saat itu maupun dalam jangka waktu tertentu ke
depan.
Pengkajian Keperawatan bencana
Sanitasi atau kebersihan lingkungan yang dapat
mempengaruhi tingkat resiko penyebaran penyakit
menular.

B. Skala dampak bencana


1. Berapa banyak orang yang terkena dampak saat itu,
berapa besar kelompok rentan yang ada dan berapa
yang beresiko berdasarkan penilaian terhadap
kemungkinan perkembangan masalah.
2. Seberapa luas wilayah yang terkena dampak bencana
tersebut.
Perspektif dimensi kesehatan yang digunakan
untuk mengkaji efek dari bencana (Clarck, 1999)

The Biophysical Dimension (Dimensi biofisik)


 The Psychological Dimension (Dimensi
psikososial)
 The Physical Dimension (Dimensi fisik)
 The Social Dimension (Dimensi sosial)
 The Behavioral Dimension (Dimensi prilaku)
 The Health System Dimension (Dimensi
system kesehatan)
Manajemen Keperawatan Bencana
pada Fase Pre Impact
(Sebelum terjadi Bencana)
Pengkajian
Lokasi yang rentan dan berisiko terkena
bencana.
Kelompok yang rentan terkena bencana
Perencanaan kesiapan komunitas dan
sumber daya menghadapi bencana
Kesiapan komunitas untuk perencanaan
dan manajemen bencana
Intervensi Keperawatan
Membuat rencana pencegahan bencana:
Penentuan tujuan dan sasaran
Perencanaan tindakan yang dilakukan untuk
daerah bencana.

Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi


tenaga kesehatan dalam penanggulangan ancaman
bencana untuk setiap fasenya.
Intervensi Keperawatan (Cont)
Promosi kesehatan dilakukan perawat
komunitas bekerjasama dengan dinas
kesehatan
Melakukan pelatihan/simulasi menghadapi
bencana bekerjasama dengan tim SAR, tim
meteorologi dan geofisika.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
BENCANA GEMPA PADANG
Kasus
Kota Padang terletak pada zona tektonik lempeng hindia
australia. Tahun 2008 dilandagempa tektonik berkekuatan di
atas 7 Scala Riechter. Jumlah korban jiwa kurang lebih 3000
jiwa, dengan fasilitas umum banyak hancur: sekolah,
perumahan, perkantoran dan sebagainya.Pemerintah pusat
menetapkan bahwa gempa Padang adalah bencana nasional.
Pemerintah kota Padang bekerja bersama masyarakat dan
tim bantuan gempa, menangani korban danmasyarakat
lainnya. Rumah Sakit M Jamil menderita kerusakan akibat
gempa, sehingga bangunan rusak, alat berjatuhan, tidak
dapat digunakan. Diputuskan untuk mendirikan RS
lapangan agar dapat menampung korban gempa.
Manajemen Keperawatan pada
Fase Impact (Ketika Bencana)
Keperawatan dalam Keadaan Darurat
(Impact Phase)
Pengkajian
Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat
untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama
dengan menggunakan “Triase”.
Seleksi Triase, yaitu seleksi pasien berdasar kondisi
tubuh, fisiologisnya, dan probabilitas keselamatan.
Triase berasal dari bahasa Prancis ”Triage” yang
berarti kategorisasi ini menggunakan sistem warna
dalam seleksi pasien.
Klasifikasi berdasarkan Triase
Merah  paling penting, prioritas utama
keadaan yang mengancam kehidupan.
Kuning  penting, prioritas kedua
Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik
namun belum jatuh ke keadaan syok dan pasien masih
dapat bertahan selama 30-60 menit.
Hijau  prioritas ketiga
Hitam  meninggal
korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana,
ditemukan sudah dalam keadaan meninggal.
Pertolongan Pertama
Prioritas utama penyelesaian masalah kesehatan dalam
keadaan tersebut antara lain:
Masalah sistem respirasi
Masalah sirkulasi
Masalah sistem musculoskeletal
Masalah Neurosensori
Pemberian pertolongan darurat di lokasi
bencana
 Masalah respirasi
Atasi masalahjalan napas, atur posisi (semi Fowler, Fowler
tinggi), bebaskan jalan napas dari sumbatan, berikan oksigen
sesuai kebutuhan, awasi pernapasan.
 Masalah sirkulasi
Atasi perdarahan, bersikan luka dari kotoran dan benda asing,
desinfeksi luka, biarkan darah yang membeku, balut luka.
 Masalah Muskuloskeletal
Imobilisasikan dengan memasang bidai, balut.
 Masalah Neurosensori
Bebaskan jalan napas, awasi tingkat kesadaran dan tanda-
tanda vital.
Penanganan di Posko Kesehatan/RS
lapangan
Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan
cek kesehatan sehari-hari
Tetap menyusun rencana prioritas asuhan
keperawatan harian
Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang
memerlukan penanganan kesehatan di RS
Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan,
makanan khusus bayi, peralatan kesehatan
Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan
penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga
membahayakan diri dan lingkungannya
Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada
korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan
seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi
psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue,
mual muntah, dan kelemahan otot)
Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak,
dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal
dengan terapi bermain.
Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai
pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang
tidak mengungsi.
Manajemen keperawatan pada
Fase Post Impact (Rehabilitasi)
Pengkajian
Perawat juga berperan harus terus melakukan
pengkajian dan pemantauan terus menerus
(melakukan pengkajian lanjutan), perawat harus
memantau respon dari komunitas terhadap bencana
yang telah terjadi.
Data-Data Pengkajian
Item Sub Item Data yang Data Yang perlu ditambahkan
Didapatkan
Sosial Demografi - Kota Padang terletak pada - Berapa Jumlah penduduk di kota
zona lempeng tektonik Padang
Hindia Asutralia - Berapa jumlah Kepala keluarga kota
- Fasilitas umum banyak padang
hancur: sekolah, - Berapa jumlah penduduk laki-laki dan
perumahan, perkantoran, perempuan
dan rumah sakit M Jamil - Berapa komposisi jumlah penduduk
sehingga tidak dapat masing-masing usia
digunakan.
Sosial Ekonomi - - Apakah jenis pekerjaan penduduk?
- Berapa rata-rata penghasilan
penduduk?
- Berapa jumlah pengangguran?
- Apakah rata-rata status ekonomi
penduduk?
Item Sub Item Data yang Data Yang perlu ditambahkan
Didapatkan
Sosial Tingkat - - Bagaimana tingkat pendidikan
pendidikan penduduk?
- Apakah penduduk sudah mengetahui
cara penanganan akibat gempa?
- Apakah penduduk mengetahui
penyakit-penyakit yang dapat muncul
akibat gempa?
- Apakah penduduk mengetahui cara
penanganan dan pencegahan penyakit
yang sering muncul akibat gempa?
Perumahan • Fasilitas umum banyak - Bagaimana kondisi tempat pengungsian
dan hancur: sekolah, perumahan, penduduk?
Fasilitas perkantoran, dan rumah sakit - Berapakah jumlah penduduk yang
Umum M Jamil sehingga tidak tinggal di masing-masing tempat
dapat digunakan. pengungsian?
• Penduduk tinggal di RS - Apa yang dilakukan penduduk terhadap
lapangan rumahnya yang rusak karena gempa?
Item Sub Item Data yang Data Yang perlu ditambahkan
Didapatkan
Epidemiol Status - Korban Jiwa - Bagaimana dampak gempa pada penduduk
ogi Kesehatan ±3000 jiwa baik anak-anak, orang dewasa maupun lansia?
- Berapa jumlah penduduk yang sakit akibat
gempa
- Bagaimana reaksi penduduk saat terjadi
gempa?
- Penyakit apa saja yang diderita oleh korban
gempa?
- Penyakit apa yang paling banyak di derita
korban banjir ( terbanyak pada kelompok
umur berapa?)
- Bagaimana makanan dan minuman yang
dikonsusmsi oleh penduduk korban gempa?
Morbiditas - - Bagaimana tingkat morbiditas diare, infeksi,
saluran pernapasan dan penyakit kulit?
- Bagaimana tingkat isidensi dan prevalensi
pada diare , infeksi dan penyakit kulit?
Item Sub Item Data yang Data Yang perlu ditambahkan
Didapatkan
Perilaku Perilaku - - Bagaimana personal hygiene penduduk saat
dan Kesehatan dipengungsian?
Lingkungan - Bagaimana tingkat higienitas makanan dan
minuman di pengungsian?
Lingkungan - - Bagaimana lingkungan di sekitar rumah
penduduk dan tempat pengungsian?
- Bagaimana sanitasi lingkungan tersebut?
Tingkat - - Bagaimana kesadaran masyarakat dalam
kesadaran membersihkan lingkungan?
tentang - Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat
kesehatan terhadap penyakit-penyakit yang dapat
ditimbulkan oleh lingkungan kotor?
- Adakah upaya atas kesadaran penduduk untuk
meminimalisasikan dampak dari gempa?
Item Sub Item Data yang Data Yang perlu ditambahkan
Didapatkan
Perilaku Faktor - - Apa fasilitas perawatan kesehatan tersedia untuk
dan renforcing merawat korban bencana? Apa kemampuan
Lingkungan mereka?
- Apa tingkat pertolongan pertama dasar dan
pengetahuan kesehatan lainnya yang terkait di
masyarakat?
- Apa tenaga kesehatan perawatan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dalam
bencana? Bagaimana mereka terbaik dimobilisasi?
- Apa dampak bencana pada fasilitas pelayanan
kesehatan? Jasa pelayanan kesehatan?
- Apa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sebagai
akibat dari bencana? Apakah layanan yang tersedia
cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Item Sub Item Data yang Data Yang perlu ditambahkan
Didapatkan
Perilaku Faktor - Terdapat RS - Bagaimana bentuk dukungan masyarakat terhadap
dan Enabling lapangan kegiatan/program penanggulangan dampak dari
Lingkungan gempa?
- Apakah biaya pengobatan terjangkau bagi
penduduk?
- Apakah keluarga memeriksakan keluarganya yang
sakit?
Faktor - Bagaimanakah pelayanan pertugas kesehatan di
renforcing pengungsian?
- Bagaimana sikap pemerinatah terhadap kejadian
gempa dan berbagai penyakit yang menyertainya?
- Berapakah petugas kesehatan dan relawan yang
diterjunan untuk menolong para korban gempa?
- Seberapa baik persiapan lembaga pelayanan
kesehatan kepada respon terhadap bencana?
Item Sub Item Data yang Data Yang perlu ditambahkan
Didapatkan
Administrasi Pendanaan - - Apakah ada program khusus dari pemerintah untuk
dan Policy dan analisis menanggulangi gempa dan penyakit yang muncul
Diagnosis Program akibat gempa di kota Padang?
- Berapa dana yang dialokasikan pemerintah untuk
mengatasi gempa tersebut?
- Apa saja yang tlah diberikan pemerintah kepada
korban bencana gempa?
- Apakah ada pihak yang membantu selain
pemerintah untuk mengatasi bencana tersbut?
Data Pengkajian Dimensi Psikologis
Minggu pertama – ketiga setelah bencana gempa
terjadi adalah
Ketakutan, waspada, sensitif, mudah marah, kesulitan
tidur
Khawatir, sangat sedih
Mengulang-ulang flashback kejadian
Bersedih
Reaksi positif yang masih dimiliki: berharap atau
berpikir tentang masa depan, terlibat dalam kegiatan
menolong dan menyelamatkan
Menerima bencana sebagai takdir
Data Pengkajian dimensi Psikologis
Lebih dari minggu ketiga setelah bencana gempa
terjadi adalah:
Reaksi yang diperlihatkan dapat menetap dan
dimanifestasikan dengan:
Kelelahan
Merasa panik
Kesedihan terus berlanjut, pesimis dan berpikir tidak
realistis
Tidak beraktivitas, isolasi dan menarik diri
Kecemasan yang dimanifestasikan dengan gejala fisik :
palpitasi, pusing, letih, mual, sakit kepala, dll.
Intervensi Umum
Merencanakan kegiatan Puskesmas keliling atau perawat keliling
(mobile nursing) untuk kurun waktu tertentu sebagai dukungan
sementara terpenuhinya pelayanan kesehatan masyarakat.
Bekerjasama dengan tenaga fisioterapi untuk memberikan
pelayanan perawatan pemulihan bagi penduduk pasca cedera.
Perlu pemenuhan ketersediaan bahan pangan bagi penduduk
kelompok berisiko terkena masalah kesehatan, khusunya
program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan
ibu hamil.
Perlu penanganan psikiatri bagi masyarakat yang mengalami
trauma.
Masalah Keperawatan yang
ditimbulkan akibat bencana
N Analisa Data Masalah Masalah
o Keperawatan
Kondisi
1 masyarakat yang: Resiko tinggi Resiko tinggi
- Banyak kehilangan Peningkatan Peningkatan
keluarga dan tempat jumlah Post jumlah Post
tinggal Trauma Stress Traumatic Stress
- Kecemasan yang Disorder (PTSD) Disorder (PTSD)
dimanifestasikan dengan pada masyarakat
gejala fisik : palpitasi, yang terkena
pusing, letih, mual, sakit bencana gempa
kepala, dll Padang
- Takut melakukan berhubungan
aktifitas dengan kejadian
- Selalu teringat akan gempa yang luar
peristiwa yang telah biasa dan
dialami kehilangan hal
- Tegang, cemas, panik yang dicintai.
- Terpaku, linglung, syok,
tidak percaya
- Gelisah, menangis,
menarik diri
N Analisa Data Masalah Masalah
o Keperawatan
- kurangnya istirahat Resiko Resiko tinggi jumlah
bisa menimbulkan tinggi penyakit menular
melemahnya daya penyebaran (campak, diare,
tahan tubuh jumlah typhus, dll) pada
- lokasi/tempat penyakit masyarakat yang
pengungsian menjadi menular terkena bencana
tempat hidup bersama (campak, gempa Padang
dengan banyak orang. diare, berhubungan dengan
- Kondisi pengungsian typhus, dll) sanitasi yang kurang
yang tidak tertata rapi higienis di sekitar
- Sanitasi air dan tempat pengungsian.
lingkungan yang
kurang bersih.
- Perilaku yang tidak
sehat
Masalah 1
Resiko tinggi peningkatan jumlah Post Traumatic
Stress Disorder (PTSD) pada masyarakat yang
terkena bencana gempa Padang berhubungan
dengan kejadian gempa yang luar biasa dan
kehilangan hal yang dicintai.
Intervensi Keperawatan
Minggu pertama – ketiga setelah bencana
Bina hubungan saling percaya
Eksplorasi perasaan individu
Tingkatkan koping yang konstruktif
Tingkatkan kemampuan individu (misalnya fisik,
psikis, social dan spiritual)
Tingkatkan dukungan sosial untuk individu
Intervensi Keperawatan (Con’t)
Lebih dari minggu ketiga setelah bencana
Intervensi psikososial umum
Identifikasi individu dengan koping in efektif
Bina hubungan saling percaya
Penuhi kebutuhan fisik yang mendesak
Mobilisasi dukungan sosial (tapi jangan memaksa)
Cegah timbulnya bahaya yang lain
Mulai berkomunikasi (verbal dan non verbal)
Sampaikan bahwa semua korban bencana merasakan
perasaan yang sama
Tetap mensupervisi perawatan sampai reaksi berlalu
Intervensi Keperawatan (Con’t)
Intervensi psikososial khusus
Membuka tempat-tempat konseling:
Konseling trauma,
Konseling berduka
Bimbingan antisipasi
Konseling krisis
Konseling untuk menyelesaikan masalah
Masalah 2:
Resiko Tinggi Penyebaran penyakit
menular (campak, diare, typhus, dll) pada
masyarakat yang terkena bencana
gempa Padang berhubungan dengan
sanitasi yang kurang higienis di sekitar
tempat pengungsian.
Intervensi Keperawatan
Melakukan promosi dan pendidikan kesehatan terkait
cara pencegahan penyebaran penyakit menular di
daerah pengungsian.
Memutus kemungkinan penularan agen penyakit dari
penderita ke orang sehat dengan cara isolasi
Meningkatkan daya tahan setiap orang dengan cara
perbaikan status gizi
Melakukan perbaikan kondisi lingkungan agar tidak
rentan menjadi sumber penularan penyakit
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai