10
Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah tidak
memiliki pengendalian yang memadai untuk meyakinkan terciptanya pencatatan akuntansi yang
memadai. Hal ini mengakibatkan pencatatan akuntansi tidak memberikan dasar yang memadai bagi
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Dengan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan kelemahan pengendalian
intern tersebut di atas menyebabkan, BPK- RI tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan untuk
memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran posisi keuangan Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tengah per 31 Desember 2006, dan realisasi anggaran serta aliran kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut,sehingga tidak memungkinkan BPK RI memberikan pendapat dan
BPK RI tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan tersebut.
13
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Banggai Tahun Anggaran 2005 meliputi
pengujian atas Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2005, Neraca per tanggal 31 Desember
2005 dan Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2005. Neraca yang disusun oleh Pemerintahan
Daerah Kabupaten Banggai belum sepenuhnya menggambarkan kondisi sebenarnya dimana tidak
terdapat Catatan Akuntansi yang cukup untuk mendukung nilai aktiva tetap pada tanggal 31
Desember 2005.
Selama 4 tahun berturut-turut (2005-2008), Kabupaten Banggai memperoleh opini audit ”Wajar
Dengan Penyesuaian” atau qualified. Artinya, secara umum Laporan Keuangan telah disajikan secara
wajar sesuai dengan standar akuntansi, namun ada hal-hal yang dikecualikan. Hal yang dikecualikan
tersebut terletak pada penilaian aktiva tetap, di mana data yang tersedia tidak mencukupi untuk
mendukung nilai yang tercantum pada neraca. Dari tahun ke tahun, masalah penilaian aktiva tetap ini
selalu menjadi pengecualian dalam penyajian Laporan Keuangan secara wajar, sehingga dapat
dikatakan bahwa pemerintah Kabupaten Banggai perlu memperbaiki sistem pengelolaan dan
pencatatan data aktiva tetapnya. Selain itu, pada tahun 2008 juga ditemukan beberapa masalah
material terkait pelanggaran kepatuhan perundang-undangan yang tidak ditemukan di tahun
sebelumnya. Dengan demikian, pemerintah Kabupaten Banggai perlu meningkatkan sistem pelaporan
keuangan, pengendalian internal, serta pengawasan agar kualitas Laporan Keuangan yang dihasilkan
dapat ditingkatkan atau dipertahankan.
16
6. Surat Pertanggungjawaban Bendaharawan Proyek Pengendalian Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) III sebesar Rp746.999.200,00 dan sisa UUDP sebesar Rp53.000.000,00
belum disampaikan kepada Bagian Keuangan
18
1. Seperti diuraikan dalam buku II: Laporan Hasil Pemeriksaan Sistim Pengendalian Intern,
Pengendalian atas pengelolaan kas yang dilaksanakan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD)
Kabupaten Donggala tidak berdasarkan prosedur yang menjamin adanya pengendalian yang
memadai,sehingga saldo kas per 31 Desember 2007 tidak dapat diyakini kewajarannya. Hal
tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern
Nomor 1.
2. Seperti diuraikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan pada penjelasan atas pos-pos neraca
poin1.1.4,Pemerintah Kabupaten Donggala mencatat saldo persediaan per 31 Desember 2007
sebesar Rp251.262.989,00.Terkait dengan nilai tersebut hanya mencakup persediaan pada dua
SKPD dari 53 SKPD, sehingga saldo persediaan tidak dapat diyakini kewajarannya. Hal tersebut
dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern Nomor 3.
3. Seperti diuraikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan, pada penjelasan atas pos-pos pada
neraca poin 1.3,Pemerintah Kabupaten Donggala mencatat Aset Tetap sebesar
Rp816.432.947.355,46, termasuk realisasi belanja modal tahun anggaran 2007 sebesar
Rp101.821.371.599,00. Terkait dengan tidak adanya data pendukung rincian aset yang
menunjukkan lokasi, tahun perolehan dan biaya perolehan aset tetap, belum adanya prosedur
akuntansi aset tetap, sehingga secara keseluruhan nilai aset tetap dalam neraca per 31 Desember
2007 tidak dapat dinilai kewajarannya. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan
Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern Nomor 4.
4. Seperti diuraikan dalam buku III:Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran
2007 realisasi penerimaan Pajak Galian C dicatat sebesar Rp7.311.282.699,86. Terkait dengan
penerimaan Pajak Galian C tahun 2007 tersebut terdapat penerimaan yang terlambat iii disetor
ke kas daerah sebesar Rp1.781.488.443,00, sehingga penerimaan Pajak Galian C dalam Laporan
Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2007 (unaudited) disajikan lebih rendah (understated)
sebesar Rp1.781.488.443,00. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan atas Kepatuhan
Terhadap Peraturan Perundang-undangan Nomor 2.
5. Seperti diuraikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan, pada penjelasan atas pos-pos laporan
realisasi anggaran poin 2, Pemerintah Kabupaten Donggala mencatat saldo belanja modal sebesar
Rp170.163.091.418,00. Terkait dengan realisasi belanja modal tahun 2007 yang diserahkan
kepada masyarakat tanpa berita acara penyerahan dicatat aset tetap dalam neraca sebesar
Rp4.840.938.200,00,sehingga realisasi belanja modal tidak dapat diyakini kewajarannya. Hal
tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-
undangan Nomor 5.
6. Seperti diuraikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Poin A pada penjelasan atas pos-pos
neraca poin 1.1.1,Pemerintah Kabupaten Donggala mencatat saldo kas per 31 Desember 2007
sebesar Rp28.916.903.151,87. Terkait dengan saldo tersebut saldo per 31 Desember 2006
sebesar Rp67.340.478.322,57 tidak dimasukkan menjadi saldo awal tahun 2007. Saldo tersebut
adalah pengeluaran kas berupa panjar yang tidak ada pencatatan dan dasar hukumnya, saldo
19
tersebut dicatat pada akun aset lain-lain, sehingga saldo kas pada neraca per 31 Desember
2007 tidak dapat diyakini kewajarannya. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan atas
Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan Nomor 9.
7. Seperti diuraikan dalam buku III: Terdapat Dana Sebesar Rp 3.971.026.681,00 Disimpan
Pada Rekening Yang Bukan Milik Pemerintah Kabupaten Donggala. Terkait dengan masalah
tersebut Pemerintah Kabupaten Donggala tidak memperoleh pendapatan jasa giro atas
penyimpanan dana di luar kas daerah sehingga membuka peluang terjadinya penyalahgunaan
dana yang dikelola oleh kuasa BUD dan Bendahara Pengeluaran yang tidak tercatat sebagai
rekening kas daerah dan saldo kas pada neraca per 31 Desember 2007 tidak menggambarkan
keadaan yang sebenarnya yang dapat mempengaruhi kewajaran laporan keuangan. Hal
tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-
undangan Nomor 10.
8. Seperti diuraikan dalam buku III: Pembiayaan Pengeluaran Pembayaran Hutang kepada
Rekanan untuk Pekerjaan Tahun Anggaran 2006 Senilai Rp24.070.942.487,00 tidak Didukung
Bukti yang Memadai,Terkait dengan realisasi belanja modal tersebut hanya diperoleh bukti
pada dua SKPD dari 20 SKPD, sehingga realisasi belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut
dalam Temuan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang- undangan Nomor 11.
9. Seperti diuraikan dalam buku III: Dana penanganan pasca bencana Tahun Anggaran 2007
senilai Rp7.000.000.000,00, dicatat . Terkait dengan penerimaan dana tersebut dicatat sebagai
dana darurat yang seharusnya merupakan dana hibah, sehingga realisasi belanja dana darurat
tidak dapat diyakini kebenarannya. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan atas
Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan Nomor 7.
Karena pembatasan lingkup pemeriksaan sebagaimana disebutkan pada paragraf sebelumnya,
BPK RI tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai
atas kewajaran laporan keuangan, lingkup pemeriksaan BPK RI tidak cukup untuk memungkinkan
BPK RI menyatakan pendapat, dan BPK RI tidak menyatakan pendapat atas Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Donggala per 31 Desember 2007, Laporan RealisasiAnggaran, Laporan Arus
Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
22
3.4 Opini BPK atas Laporan Keuangan Kabupaten Morowali
3.4.1 Laporan Keuangan Tahun 2005
Opini : Wajar Tanpa Pengecualian
23
pendukung catatan dalam B-IX, dan Sobekan BKU tidak disampaikan dengan tertib ke Sub
Bagian Pembukuan yang mengakibatkan terjadi perbedaan data antara realisasi anggaran
berdasarkan pencatatan BUD dengan Laporan Realisasi Anggaran yang dibuat oleh Sub Bagian
Pembukuan. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan SPI No.6.
6. Terdapat realisasi belanja Tahun Anggaran 2006 digunakan untuk membiayai kegiatan Tahun
Anggaran 2004 dan 2005 sebesar Rp189.920.454,00. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam
Temuan Pemeriksaan SPI No.10.
7. Dalam TA. 2006 terdapat pengeluaran kas yang direalisasikan tanpa SPM sebesar
Rp2.597.500.000,00. Pengeluaran tersebut diperlakukan oleh Bendahar Umum Daerah sebagai
Pinjaman Sementara dan masih tercatat sebagai unsur Kas per 31 Desember 2006. Seluruh
Pinjaman Sementara tersebut telah diselesaikan dalam TA. 2007. Setelah tanggal neraca, dalam
TA. 2007 masih terdapat pengeluaran tanpa SPMU sebesar Rp2.500.000.000,00 yang juga
telah diselesaikan dalam TA bersangkutan. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan
Pemeriksaan atasKepatuhan No. 1.
8. Terdapat Pinjaman Sementara TA. 2004 sebesar Rp414.736.125,00 yang belum diselesaikan
dan masih tercatat sebagai unsur Kas per 31 Desember 2006. Selain itu terdapat Sisa Uang
Untuk Dipertanggungjawabkan (UUDP) TA. 2005 sebesar Rp71.449.842,00 yang belum
diselesaikan dan tidak tercatat dalam Neraca per 31Desember 2006.Sampai dengan pemeriksaan
berakhir, Pinjaman Sementara dan sisa UUDP tersebut belum diselesaikan. Hal ini diuraikan
lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas Kepatuhan No. 2.
9. Belanja Bantuan Keuangan Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp2.864.049.474,00 dipergunakan
untuk bantuan kepada Instansi Vertikal, Partai Politik dan Perayaan Hari Ulang Tahun. Hal ini
diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Kepatuhan No.12.
10.Dalam TA. 2006, terdapat penerimaan Dana Askes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kolonodale sebesar Rp1.219.357.306,00 yang digunakan langsung dan penerimaan serta
penggunaan dana tersebut tidak dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran TA. 2006.
Penerimaan dan penggunaan dana tersebut tidak melalui Kas daerah. Hal ini diuraikan lebih
lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Kepatuhan No. 15.
11.Terdapat beberapa angka yang disajikan dalam Neraca, LRA, dan Laporan Arus Kas berbeda
dengan angka yang disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan, yaitu saldo Aktiva Tetap
per 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah Pembiayaan, jumlah Aliran Kas Bersih dari Aktivitas
Operasi, Investasi dan Pembiayaan. Kondisi tersebut diatas menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Morowali tidak memiliki pengendalian yang memadai untuk meyakinkan terciptanya
pencatatan akuntansi yang memadai. Hal ini mengakibatkan pencatatan akuntansi tidak
memberikan dasar yang memadai bagi penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dan kelemahan pengendalian intern tersebut diatas mengakibatkan BPK
24
tidak dapat meneruskan prosedur audit yang memadai untuk menentukan dampaknya terhadap
penyajian angka- angka laporan keuangan.
Karena terdapat prosedur pengeluaran kas yang tidak sesuai ketentuan dan adanya
kelemahan pengendalian intern yang material dan signifikan menyebabkan BPK RI tidak dapat
menerapkan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran
posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Morowali per tanggal 31 Desember 2006, dan realisasi
anggaran serta aliran kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sehingga tidak
memungkinkan BPK-RI untuk memberikan pendapat dan BPK- RI tidak menyatakan pendapat atas
laporan keuangan tersebut.
26
kewajarannya.Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas Kepatuhan
Terhadap Peraturan Perundang-undangan nomor 12.
10. Seperti diuraikan dalam buku III: Pemerintah Kabupaten Morowali mencatat Piutang Daerah
pada Perusda Kabupaten Morowali dalam Neraca per 31 Desember 2007 sebesar
Rp4.000.000.000,00. Terkait dengan piutang daerah tersebut berdasarkan bukti
pertanggungjawaban adalah penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Morowali, penyertaan
modal tersebut belum ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut
dalam Temuan Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan nomor 13.
Karena pembatasan lingkup pemeriksaan sebagaimana disebutkan pada paragraf
sebelumnya, BPK RI tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan
yang memadai atas kewajaran laporan keuangan, lingkup pemeriksaan BPK RI tidak cukup untuk
memungkinkan BPKRI menyatakan pendapat, dan BPK RI tidak menyatakan pendapat atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Morowali per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
27
belum dipertanggungjawabkan. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan
atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan No. 3.
5. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-Undangan, pencairan dana atas belanja daerah melampaui batas akhir TA 2008
sebesar Rp17.948.296.215,00. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan
Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan No. 4.
6. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-Undangan, realisasi belanja modal pekerjaan peningkatan aspal Uedago-Trans
Lingkar Atas Seksi I pada Dinas Pekerjaan Umum tidak dialokasikan anggarannya sebesar
Rp286.500.000,00. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas
Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan No. 6.
7. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-Undangan, realisasi perjalanan dinas pejabat dan pegawai tidak sesuai ketentuan
sebesar Rp298.717.500,00. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas
Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan No. 8.
8. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-Undangan, penyaluran dan pelaporan pertanggungjawaban DAK Pendidikan TA
2008 tidak sesuai dengan ketentuan sebesar Rp2.750.000.000,00. Hal tersebut dijelaskan lebih
lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan
No. 9.
9. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-Undangan, penyaluran dana fasilitasi permodalan bagi usaha mikro kecil dan
menengah sebesar Rp350.000.000,00 diberikan kepada perorangan. Hal tersebut dijelaskan lebih
lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan
No. 12.
10.Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-Undangan, belanja alokasi dana desa belum dipertanggungjawabkan sebesar
Rp3.994.258.175,90.Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan atas
Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan No.16.
Karena pembatasan lingkup pemeriksaan sebagaimana disebutkan pada paragraf sebelumnya,
BPK RI tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai
atas kewajaran laporan keuangan,lingkup pemeriksaan BPK RI tidak cukup untuk memungkinkan
BPK RI menyatakan pendapat,dan BPK RI tidak menyatakan pendapat atas Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Morowali TA 2008.
29
5. Pengeluaran biaya jasa kantor pada Sekretariat DPRD Kota Palu sebesar
Rp171.071.198,00 tidak sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005.
6. Bagi Hasil PBB-KB belum diterima pada Tahun Anggaran 2006 sebesar
Rp1.491.587.653,85.
7. Prosedur dan pengelolaan penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dan belanja Upah Pungut
PPJ tidak sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002.
32
3.6 Opini BPK atas Laporan Keuangan Kabupaten Poso
3.6.1 Laporan Keuangan Tahun 2004
Opini : Wajar Tanpa Pengecualian
33
2. Seperti diuraikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, pada penjelasan atas pos pos neraca
poin i, Pemerintah Kabupaten Poso menyajikan saldo atas akun persediaan sebesar
Rp0,00 namun hasil pengujian BPKBPK RI sebagaimana diungkap pada laporan hasil
pemeriksaan npemeriksaan atas SPI (buku II), hasil pemeriksaa nomor lima ditemukan kondisi
dimanaditemukan kondisi dimana pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masih
terdapat persediaan yang tidakmasih terdapat persediaan yang tidak dinilai dan dilaporkan,
sehingga BPK RI tidak dapat meyakini kewajaran terhadap penyajian saldo akun ini.
3. Seperti diuraikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, pada penjelasan atas pos-pos neraca
poin k,Pemerintah Kabupaten Poso menyajikan saldo atas akun aset tetap sebesar
Rp900.160.688.681,00. Saldo tersebut merupakan penjumlahan aset tetap hasil penilaian tim
appraisal independen dengan realisasi belanja modal TA 2007. Atas penyajian saldo tersebut
masih terdapat beberapa kelemahan sehingga BPK RI tidak dapat meyakini kewajaran penyajian
atas saldo pada akun ini, antara lain selisih antara rekapitulasi hasil penilaian dengan rincian
pendukungnya, tidak adanya data inventaris per 31 Desember 2007 sebagai data
pendukung,kelemahan dalam hal pengamanan aset,dan belum adanya prosedur pengelolaan
barang pada Pemerintah Kabupaten Poso yang secara rinci diuraikan pada laporan hasil
pemeriksaan atas SPI (buku II), hasil pemeriksaan nomor enam.
4. Seperti diuraikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, pada penjelasan atas pos-pos laporan
realisasi anggaran poin f, realisasi atas belanja perjalanan dinas disajikan sebesar
Rp33.657.930.087,00. Atas nilai tersebut BPK RI tidak dapat menyakini realisasi sebesar
Rp2.434.170.000,00 atas belanja perjalanan dinas yang melebihi standar,tumpang tindih,dan
tidak dapat diidentifikasi waktu pelaksanaannya sebagaimana diungkap pada laporan hasil
pemeriksaan atas kepatuhan (buku III), hasil pemeriksaan nomor tujuh.
5. Seperti diuraikan dalam Catata Atas Laporan Keuangan, pada penjelasan atas pos-pos laporan
realisasi anggaran poin f, realisasi atas belanja bantuan sosial disajikan sebesar
Rp11.084.232.125,00. Atas nilai tersebut BPK RI tidak dapat menyakini realisasi sebesar
Rp1.398.660.000,00 atas bantuan sosial yang diterima Bupati dan Wakil Bupati Poso yang belum
dipertanggungjawabkan sebagaimana diungkap sesuai pada laporan hasil pemeriksaa atas
kepatuhan (buku III), hasil pemeriksaan nomor enam.
34
pelaporan. Hal tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam LHP atas Sistem Pengendalian Intern
No. 1.
2. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Poso TA 2008 pada Catatan atas Laporan Keuangan Bab V angka 5.1.2.1huruf
c, saldo aset tetap disajikan sebesar Rp1.018.620.824.512. Hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa saldo asset tetap per 31Desember 2008 sebesar Rp1.018.620.824.512,00 tidak dapat
diyakini kewajarannya karena tidak dilengkapi data pendukung atau rincian aset tetap dan
terdapat aset tetap hasil pengadaan TA 2008 yang diserahkan kepada masyarakat sebesar
Rp2.492.468.457,00 masih disajikan dalam Neraca. Hal tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam
LHP atas Sistem Pengendalian Intern No. 2.
3. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Poso TA 2008 pada Catatan atas Laporan Keuangan Bab V angka 5.1.2.1 huruf
a.10, saldo persediaan disajikan sebesar Rp1.953.414.109,00. Hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa bendahara barang belum melakukan pencatatan baik atas saldo awal maupun mutasi
persediaan sebesar Rp6.463.123.125,00 terdiri dari barang habis pakai seperti ATK, alat
listrik,hewa dan tanaman untuk tujuan diserahkan ke masyarakat sehingga saldo persediaan per
31 Desember 2008 tidak dapat diyakini kewajarannya. Hal tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam
LHP atas Sistem Pengendalian Intern No. 3.
4. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Poso T 2008 pada Catatan atas Laporan Keuangan Bab V angka 5.1.1.2 huruf b,
bahwa belanja modal pengadaan tanah dianggarkan sebesar Rp5.344.137.560,00 dan telah
direalisasikan sebesar Rp4.327.837.035,00. Dari realisasi tersebut terdapat pengadaan tanah
sebesar Rp2.383.383.025,00,yaitu pembebasan tanah untuk Mako Brigif sebesar
Rp2.107.033.650,00, tanah untuk Kompi E sebesar Rp247.525.375,00 dan biaya ganti rugi
tanah di Labuan sebesar Rp28.824.000,00 tidak didukung dengan Surat Penyerahan
Hak Atas Tanah. Hal tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam LHP atas Kepatuhan
Terhadap Peraturan Perundang-undangan No. 8.
5. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-undangan, yaitu dana Jamkesmas belum disajikan dalam laporan realisasi anggaran
TA 2008 sebesar Rp2.806.945.382,00. Dari jumlah tersebut terdapat dana Jamkesmas sebesar
Rp2.255.822.124,00 pada Badan Pelayanan Kesehatan RSUD yang belum
dipertanggungjawabkan. Hal tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam LHP atas Kepatuhan
Terhadap Peraturan Perundang-undangan No. 12.
6. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Poso TA 2008 pada Catatan atas Laporan Keuangan Bab V angka 5.1.1.2 huruf a,
belanja perjalanan dinas dianggarkan sebesar Rp33.405.557.500,00 dan direalisasikan sebesar
Rp30.463.928.930,00. Hasil pemeriksaan diketahui terdapat bukti pertanggungjawaban
perjalanan dinas pejabat dan pegawai tidak sesuai ketentuan sebesar Rp254.588.750,00,
35
terdiri dari perjalanan dinas rangkap sebesar Rp203.313.750,00 dan perjalanan dinas tidak
didukung bukti yang lengkap sebesar Rp51.275.000,00. Hal tersebut lebih lanjut dijelaskan
dalam LHP atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan No. 13.
7. Seperti diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Poso TA 2008 pada Catatan atas Laporan Keuangan Bab V angka 5.1.2.1 huruf a.9
diketahui bahwa piutang dana bergulir Pemerintah Kabupaten Poso per 31 Desember 2008
disajikan sebesar Rp3.180.720.000,00. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dari nilai tersebut
terdapat bantuan dari Departemen Pertanian kepada masyarakat melalui Dinas Pertanian dan
Peternakan sebesar Rp895.720.000,00 dan hibah dari proyek Marine Coastal Resources
Management Project (MCRMP) kepada masyarakat melalui Dinas Perikanan dan Kelautan
sebesar Rp285.000.000,00. Sedangkan piutang dana bergulir pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Koperasi sebesar Rp2.000.000.000,00 tidak menyajikan keadaan yang
sebenarnya. Hal tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam LHP atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-undangan No. 14.
Karena pembatasan lingkup pemeriksaan sebagaimana disebutkan dalam hasil pemeriksaan
pada paragraf sebelumnya, BPK RI tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan untuk
memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan, lingkup pemeriksaan BPK
RI tidak cukup untuk memungkinkan BPK RI menyatakan pendapat, dan BPK RI tidak menyatakan
pendapat atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Poso TA 2008.
36