Anda di halaman 1dari 5

Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3

minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik. Bakteri piogenik sebagai penyebabnya yang
tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus. Kadang-
kadang bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli, Streptokokus
anhemolitikus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Hemofilus influenza merupakan
bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur dibawah 5 tahun.

otitis media adalah infeksi pada rongga telinga tengah , sering diderita oleh bayi dan
anak-anak, penyebabnya infeksi virus atau bakteri. Pada penyakit bawaan spt down syndrome
dan anak dgn alergi sering terjadi. Terapi antibiotika dan kunjungan ke dr. tht dalam proses

perbaikan sangat disarankan.

Komplikasi yang bisa timbul jika otitis media tidak segera diobati adalah mastoiditis,
perforasi gendang telia dgn cairan yang terus menerus keluar. Komplikasi lebih lanjut seperti
infeksi ke otak walau jarang masih mungkin terjadi, sumbatan pembuluh darah akibat
tromboemboli juga bisa terjadi.

Disarankan segera bawa anak anda bila rewel dan memegang-megang telinga, tidak
nyaman merebah demam dan keluar cairan pada telinga. Bila anda memeriksakan secara dini
otitis media bisa dicegah sebelum memberikan kerusakan lebih lanjut dengan paracentesis atau
miringotomi.

Faktor pencetus terjadinya otitis media supuratif akut (OMA), yaitu :

Infeksi saluran napas atas. Otitis media supuratif akut (OMA) dapat didahului oleh
infeksi saluran napas atas yang terjadi terutama pada pasien anak-anak.
Gangguan faktor pertahanan tubuh. Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba
Eustachius, enzim, dan antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba ke dalam telinga
tengah. Tersumbatnya tuba Eustachius merupakan pencetus utama terjadinya otitis media
supuratif akut (OMA). Usia pasien. Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut
(OMA) karena letak tuba Eustachius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.
Stadium Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

Ada 5 stadium otitis media supuratif akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga
tengah, yaitu :

Oklusi tuba Eustachius.


Hiperemis (pre supurasi).

Supurasi.

Perforasi.

Resolusi.

1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Stadium oklusi tuba Eustachius terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai oleh
retraksi membrana timpani akibat tekanan negatif dalam telinga tengah karena terjadinya
absorpsi udara. Selain retraksi, membrana timpani kadang-kadang tetap normal atau
hanya berwarna keruh pucat atau terjadi efusi. Stadium oklusi tuba Eustachius dari otitis
media supuratif akut (OMA) sulit kita bedakan dengan tanda dari otitis media serosa
yang disebabkan virus dan alergi.

2. Stadium Hiperemis (Pre Supurasi)

Stadium hiperemis (pre supurasi) akibat pelebaran pembuluh darah di membran timpani
yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya
sekret eksudat serosa yang sulit terlihat.

3. Stadium Supurasi

Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen (nanah). Selain itu
edema pada mukosa telinga tengah makin hebat dan sel epitel superfisial hancur.
Ketiganya menyebabkan terjadinya bulging (penonjolan) membrana timpani ke arah
liang telinga luar. Pasien akan tampak sangat sakit, nadi & suhu meningkat dan rasa nyeri
di telinga bertambah hebat. Anak selalu gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak. Stadium
supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan ruptur
membran timpani akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani.
Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan. Nekrosis ini disebabkan
oleh terjadinya iskemia akibat tekanan kapiler membran timpani karena penumpukan
nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena
kecil.

Keadaan stadium supurasi dapat kita tangani dengan melakukan miringotomi. Bedah
kecil ini kita lakukan dengan membuat luka insisi pada membran timpani sehingga nanah
akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada membran
timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih sulit menutup kembali.
Bahkan membran timpani bisa tidak menutup kembali jika membran timpani tidak utuh
lagi.

4. Stadium Perforasi
Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah
yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Kadang-
kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering disebabkan
oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman. Setelah nanah
keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu menurun dan bisa tidur nyenyak.

Jika membran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret (nanah) tetap berlangsung
selama lebih 3 minggu maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Jika
kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih 1,5-2 bulan maka keadaan itu
disebut otitis media supuratif kronik (OMSK).

5. Stadium Resolusi

Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga perforasi
membran timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Stadium ini
berlangsung jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi
kuman rendah. Stadium ini didahului oleh sekret yang berkurang sampai mengering.

Apabila stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif
kronik (OMSK). Kegagalan stadium ini berupa membran timpani tetap perforasi dan
sekret tetap keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.

Otitis media supuratif akut (OMA) dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis
media serosa. Otitis media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa
mengalami perforasi membran timpani.

Gejala Klinik Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) tergantung dari stadium penyakit dan
umur penderita. Gejala stadium supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh menurun pada
stadium perforasi. Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) berdasarkan umur penderita,
yaitu :

Bayi dan anak kecil. Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 390C (khas), sulit tidur, tiba-tiba
menjerit saat tidur, mencret, kejang-kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit.
Anak yang sudah bisa bicara. Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi,
dan riwayat batuk pilek.

Anak lebih besar dan orang dewasa. Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa
penuh dan pendengaran berkurang).

Terapi Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

Terapi otitis media supuratif akut (OMA) tergantung stadium penyakit, yaitu :

Oklusi tuba Eustachius. Terapinya : obat tetes hidung & antibiotik.


Hiperemis (pre supurasi). Terapinya : antibiotik, obat tetes hidung, analgetik & miringotomi.

Supurasi. Terapinya : antibiotik & miringotomi.

Perforasi. Terapinya : antibiotik & obat cuci telinga.

Resolusi. Terapinya : antibiotik.

Aturan pemberian obat tetes hidung :

Bahan. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia dibawah 12 tahun. HCl
efedrin 1% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia diatas 12 tahun dan orang dewasa.
Tujuan. Untuk membuka kembali tuba Eustachius yang tersumbat sehingga tekanan negative
dalam telinga tengah akan hilang. Aturan pemberian obat antibiotik :

Stadium oklusi. Berikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan otitis media yang
disebabkan virus dan alergi (otitis media serosa).

Stadium hiperemis (pre supurasi). Berikan golongan penisilin atau ampisilin selama minimal 7
hari. Golongan eritromisin dapat kita gunakan jika terjadi alergi penisilin. Penisilin
intramuskuler (IM) sebagai terapi awal untuk mencapai konsentrasi adekuat dalam darah. Hal ini
untuk mencegah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan
kekambuhan. Berikan ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 4 dosis, amoksisilin atau
eritromisin masing-masing 50 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 3 dosis pada pasien anak.
Stadium resolusi. Lanjutkan pemberiannya sampai 3 minggu bila tidak terjadi resolusi. Tidak
terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Curigai telah
terjadi mastoiditis jika sekret masih banyak setelah kita berikan antibiotik selama 3 minggu.
Aturan tindakan miringotomi :

Stadium hiperemis (pre supurasi). Bisa kita lakukan bila terlihat hiperemis difus.
Stadium supurasi. Lakukan jika membran timpani masih utuh. Keuntungannya yaitu gejala klinik
lebih cepat hilang dan ruptur membran timpani dapat kita hindari.
Aturan pemberian obat cuci telinga :

Bahan. Berikan H2O22 3% selama 3-5 hari.

Efek. Bersama pemberian antibiotik yang adekuat, sekret akan hilang dan perforasi membran
timpani akan menutup kembali dalam 7-10 hari.

Komplikasi Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

Ada 3 komplikasi otitis media supuratif akut (OMA), yaitu :

1. Abses subperiosteal.

2. Meningitis.
3. Abses otak.

Dewasa ini, ketiga komplikasi diatas lebih banyak disebabkan oleh otitis media supuratif kronik
(OMSK) karena maraknya pemberian antibiotik pada pasien otitis media supuratif akut (OMA).

Anda mungkin juga menyukai