PROYEK AKHIR
Disusun oleh :
NIM : 5203800015
FAKULTAS TEKNIK
2005
ABSTRAK
Garis besar laporan proyek akhir ini membahas tentang prinsip kerja
motor Diesel empat tak dan kerusakan pada bagian mesin tentang analisis tenaga
mesin berkurang pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 dimana konstruksi mesin
Mitshubishi Diesel L 300 sama dengan mesin Diesel pada umumnya.
Mesin yang digunakan pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 merupakan
suatu rangkaian komponen (sistem) yang sangat penting, yaitu sistem yang
mengubah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran kemudian diubah
menjadi kerja melalui mekanisme dengan gerak translasi lurus bolak-balik
(reciprocal) dari torak (piston) menjadi gerak putar (rotasi) pada poros engkol.
Keausan pada komponen-komponen mesin seperti torak (piston) aus,
pegas torak (piston ring) aus, dinding silinder aus dan lain sebagainya akan
membuat tenaga mesin berkurang karena tekanan kompresi bocor melewati celah
antara silinder dan dinding silinder dan minyak pelumas dari panci minyak
pelumas bocor ke ruang bakar yang menyebabkan kerak didalam ruang bakar.
Gangguan tenaga mesin berkurang dapat diatasi dengan melakukan
pengamatan, perbaikan, dan penggantian komponen mesin yang sudah aus.
Keausan komponen mesin yang melebihi batas harus diganti dengan komponen
yang baru dan jika masih didalam batas diperbaiki.
Simpulan yang dapat diambil dari laporan proyek akhir ini adalah mesin
(engine) terdiri dari beberapa komponen seperti torak (piston), pegas torak
(piston ring), mekanisme katup (valve mekanism) dan lain sebagainya. Komponen
pada mesin akan mengalami keausan oleh sebab itu harus dilakukan perawatan
dan juga penyetelan pada komponen-komponen mesin secara teratur. Saran-saran
yang diberikan adalah melakukan perawatan mesin dan penyetelan komponen-
kompoenen pada mesin dengan cara pemeriksan secara visual maupun
pengukuran pada komponen-komponen mesin yang harus diperbaiki atau diganti.
Kata kunci : Analisis tenaga mesin berkurang, tune up, Mitshubishi Diesel L 300.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek akhir tahun 2004 dengan judul “Analisis Tenaga Mesin Berkurang
Pada Mitsubishi Diesel L 300”. Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia
Ujian Proyek Akhir Universitas Negeri Semarang, pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 11 Januari 2005
Panitia:
Ketua Sekretaris
Pemmbimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
2. Janganlah cepat puas pada suatu kelebihan, tetapi dengan kelebihan itu
3. Ingatlah masa susahmu disaat masa senangmu, dan ingatlah masa senagmu
4. Harga sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir
PERSEMBAHAN:
ananda balas.
2. Adik-adiku tercinta.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
dapat terselesaikan.
Penyusunan laporann Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu
program mata kuliah Proyek Akhir dan juga merupakan salah satu syarat
Semarang.
petunjuk dari beberapa pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis
masih sangat jauh dari sempurna, maka kritik dan saran untuk membangun sangat
v
penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan Laporan Proyek Akhir ini dan
semoga Laporan Proyek Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
Wassalamu,alaikum wr.wb.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ................................................................................................... ii
B. Permasalahan............................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................... 3
D. Manfaat ....................................................................................... 4
vii
b. Bak engkol (carter) .......................................................... 13
1. Susunan silinder..................................................................... 31
b. Tipe V.............................................................................. 32
viii
a. Mesin langkah toraknya lebih panjang dari diameter silinder 33
4. Mekanisme katup................................................................... 38
ix
BAB IV. PENUTUP ..................................................................................... 72
A. KESIMPULAN ........................................................................... 72
B. SARAN ....................................................................................... 72
LAMPIRAN ................................................................................................. 75
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 13. Kontribusi tipe ruang bakar kamar depan (precombustion chamber)29
Gambar 14. Kontribusi tipe ruang bakar kamar pusat (swirl chamber .. r type) 30
xi
Gambar 22. Persinggungan poros bubungan dengan lifter (penganngkat katup) 42
xii
DAFTAR TABEL
HAL
Tabel 1. Analisis gangguan tenaga mesin berkurang dan cara mengatsinya ... 66
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
dengan makin besarnya tantangan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan.
pendidikan harus dapat mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan
L 300 adalah jenis kendaraan yang diproduksi oleh mitshubishi jenis Diesel,
xv
Mesin Diesel L 300 yang digunakan pada mobil Mitshubishi L 300
merupakan salah satu jenis motor bakar torak. Mesin (engine) merupakan
salah satu rangkaian komponen (sistem) yang sangat penting dalam sebuah
kendaraan atau mobil, yaitu sebagai sistem yang mengubah panas yang
dalam mesin itu sendiri, sehingga disebut sebagai mesin pembakaran dalam
jalan, udara dan sebagainya dibutuhkan tenaga dari dalam. Sumber tenaga dari
Proyek akhir ini akan memaparkan cara kerja kemudian analisis dan
terutama pada mesin (engine). Hal-hal lain yang melatar belakangi pemilihan
masalah ini adalah: Mesin merupakan sistem sangat penting dalam proses
maupun mobil. Mesin tersebut terdiri dari beberapa komponen, jika salah
oleh kerja dan panas maka akan timbul gangguan dalam mesin seperti tenaga
berkurang yang disebabkan oleh beberapa sebab seperti ring piston aus, kepala
xvi
silinder dan permukaan blok silinder yang sudah melengkung sehingga
menyebabkan gas bocor dan tenaga mesin yang dihasilkan kurang optimal.
B. PERMASALAHAN
adalah :
Diesel lainnya?
C. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan proyek akhir ini adalah
xvii
Untuk menjelaskan gangguan-gangguan dan bagaimana cara mengatasi
MANFAAT
adalah :
Mitshubishi L 300.
berkurang.
SISTEMATIKA PENULISAN
berikut :
Bagian kedua adalah merupakan bagian utama atau isi dari penulisan
xviii
Bab 1 : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, alasan
Kajian teori, yang meliputi cara kerja khususnya motor Diesel 4 langkah,
dibandingkan dengan motor motor Diesel lainnya. Bab III : Analisis gangguan
dan cara mengatasi bila tenaga mesin berkurang, khususnya mengenai mesin
mesin berkurang seperti pembongkaran dan perakitan ring piston sudah aus
dan bagian akhir yang terdiri dari atas daftar pustaka dan lampiran yang
xix
BAB II
LANDASAN TEORI
engine) adalah mesin uap, mesin turbin dan lain sebagainya, contoh motor
yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu motor Diesel dan motor bensin
+ 25 s/d 32 Kg/cm2 (Daryanto : 1995) agar mencapai titik nyala dan bahan
mekanisme penyalaan dengan bunga api. Bahan bakar ditekan sampai tekanan
lebih hemat, bahan bakar solar juga lebih ramah lingkungan karena pada solar
xx
perbandingan tekanan pada mekanisme penyalaan kompresi yang sangat
tinggi dan memerlukan konstruksi yang lebih kokoh, pada umumnya harga
mobil dengan menggunakan mesin Diesel lebih mahal dari pada mobil dengan
udara, dan lain sebagainya. Sumber yang menghasilkan tenaga disebut mesin..
motor bakar torak merupakan sebutan dari mesin yang dapat mengubah tenaga
panas, listrik, angin atau sumber tenaga lainnya menjadi tenaga mekanik.
Mesin yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik disebut motor
bakar.
rangkaian komponen (sistem) yang sangat penting yaitu sebagai sistem yang
(reciprocal) dari torak (piston) menjadi gerak putar (rotasi) pada poros engkol
ringan dan mudah ditempatkan pada ruangan terbatas. Mesin harus dapat
dioperasikan dan sedikit menimbulkan bunyi, oleh sebab itu mesin bensin dan
mesin Diesel umumnya lebih banyak digunakan pada kendaraan atau mobil.
umum :
xxi
a. Mesin Diesel mempunyai efisiensi panas yang besar, hal ini berarti bahwa
b. Mesin Diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan penyalaan elektrik
umum :
Kg/cm2 (Daryanto 1995), hal ini menyebabkan getaran dan suara motor
b. Tekanan pembakaran yang lebih tinggi, maka motor Diesel harus dibuat
dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan struktur bahan yang lebih kuat,
hal ini menyebabkan getaran dan struktur bahan yang lebih kuat, hal ini
motor bensin.
c. Motor Diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi yang
Motor Diesel diciptakan pertama kali oleh Rudolf Diesel pada tahun
1898 dua puluh dua tahun setelah penemuan motor gas empat langkah oleh
Nikolaus Otto (Permana Danu, 1997). Motor Diesel empat langkah pada
xxii
mempunyai torak (piston) yang dilengkapi ring piston dan bergerak bolak
balik didalam silinder. Ruang bakar kedua jenis mesin ini terletak dibagian
atas dari silinder. Bahan bakar pada motor Diesel, solar bercampur dengan
udara setelah berada dalam ruang bakar, sedangkan pada motor bensin bahan
bakar atau bensin bercampur dengan udara terjadi sebelum didalam silinder
a. LANGKAH HISAP
motor bensin. Torak (piston) bergerak dari titik mati atas menuju titik
mati bawah dan pada langkah ini hanya katup hisap yang terbuka dan
b. LANGKAH KOMPRESI
bawah menuju titik mati atas, dan pada saat langkah kompresi ini
c. LANGKAH PEMBAKARAN
xxiii
terdapat di bagian atas masing-masing silinder, pada saat akhir langkah
campuran bahan bakar dan udara selanjutnya terbakar oleh panas yang
gerak translasi lurus bolak balik menjadi gerak putar (rotasi) untuk
d. LANGKAH BUANG
menuju titik mati atas. Pada langkah buang ini hanya katup buang
Gas akan terbuang habis pada saat torak (piston) mencapai titik mati
atas, setelah proses langkah buang dimulai lagi langkah hisap, begitu
satu kali pembakaran (tenaga), atau juga disebut motor Diesel empat
langkah.
xxiv
Nozzle
Katup hisap
(intake vakve) Ruang bakar
tambahan
Silinder (cylinder)
Torak (piston)
Connecting rod
Poros engkol
(crank shaft)
Katup buang
(exhaust valve)
xxv
1. Komponen Statis adalah komponen yang tidak dapat bergerak.
karena tekanan kompresi pada motor Diesel lebih tinggi dan getaran pada
motor Diesel lebih besar dari pada getaran pada motor bensin. Komponen-
blok silinder (cylinder block) dibuat dari paduan khusus yang tahan
xxvi
Gambar 2. Konstruksi blok silinder
(cylinder block). Bak engkol dibuat dari besi tuang, baja tuang,
xxvii
(cylinder block) bagian bawah dengan terlebih dahulu diberi gasket
(cylinder head) ini juga harus lebih berat dan lebih tahan terhadap
getaran.
xxviii
Gambar 4. Konstruksi kepala silinder
a. Tutup kepala silinder
b. Kepala silinder
c. Baut kepala silinder
d. Timming belt
2. Komponen Dinamis
a. Torak (piston)
tahan aus dan tahan suhu tinggi, pada umumnya yaitu paduan
xxix
Diesel dibuat tahan terhadap panas dan tekanan yang lebih tinggi
pada batang torak (piston) dengan dijamin oleh pena torak (piston).
Ring
kompresi Kepala
torak
Ring
oli
xxx
b. Ring Torak (piston ring)
berkurang. Diameter luar ring torak (piston ring) sedikit lebih besar
xxxi
mencegah minyak pelumas dari panci minyak pelumas masuk ke
dalam ruang bakar, sedangkan ring oli (oil ring) berfungsi untuk
xxxii
dipasang (busing) silinder sebagai bantalan pen piston yang dibuat
Small end
Oil hole
Connecting rod
bearing
Big end
Connecting rod
cap
xxxiii
b. Batang torak (connecting rod)
c. Bantalan batang torak (connnecting rod
bearing)
d. Tutup Batang torak (connecting rod cap)
dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada batang torak
yang berlebihan dan kedua ujung ditahan oleh bushing pena torak
(piston pin boss). Pena torak (piston pin) ditahan oleh dua buah
xxxiv
Small end
Snap ring
katup masuk dan katup buang. Bahan dan kedua katup tidak sama
bahan katup buang lebih tahan terhadap suhu yang tinggi, khusus
xxxv
tekanan kompresi yang tinggi dari pada katup-katup untuk motor
bensin.
timming gear dengan timming chain atau timming belt dan pada
katup (rocker arm). Tuas katup akan menekan batang katup jika
pembakaran. Pegas katup dibuat dari kawat baja yang kuat. Pegas
kekuatannya.
xxxvi
Batang pendorong ditempatkan pada sebuah mangkok
xxxvii
Gambar 9. Penghubung mekanisme katup pada Mitshubishi Diesel
xxxviii
dihasilkan kecil sekali. Poros engkol (crankshaft) supaya
getaran yang timbul pada motor menjadi kecil. Roda gila juga
motor stater. Fungsi lain dari roda gila (fly wheel) adalah :
(start).
xxxix
Gambar 10. Poros engkol dan roda gila
Timing gear atau timing belt yang ada pada bagian depan
menggunakan juga timing belt. Timing gear dibuat dari baja karbon
belt terbuat dari karet tahan panas dan gesekan. Timing belt
meter).
xl
Gambar 11. Timing gear dan timing Belt
dalam ruang bakar dapat mengurai, mengabut dan bercampur rata dengan
2. Ruang bakar tambahan. Ruang bakar tambahan ada dua tipe yaitu tipe
xli
Injection nozzle menyemprotkan bahan bakar langsung ke
silinder (cylinder head) dan torak (piston). Ruang yang ada pada
bagian atas torak (piston) merupakan salah satu bentuk yang dirancang
xlii
2. Ruang Bakar Tak Langsung atau Injeksi Tak Langsung (indirect
injection)
chamber).
rumit dan diperlukan busi pemanas glow plug karena pada tipe
xliii
Gambar 13. Konstruksi tipe ruang bakar kamar depan
(precombustion chamber)
menyelesaikan pembakaran.
xliv
campuran bahan bakar dan udara lebih rata dan getarannya
Glow plug
nozzle
Swirl
chamber
xlv
IV. SPESIFIKASI MESIN
1. Susunan Silinder
berikut :
b. Tipe V
xlvi
Blok silinder (cylinder blok) berbentuk V (V-shape).
xlvii
Gambar 17. Susunan silinder tipe horozontal
(mendatar) berlawanan
yaitu :
xlviii
langkah 95 mm dan lubang silinder 91 mm. Keuntungannya
Diameter (bore)
Langkah
(stroke)
Long stroke
xlix
Keuntungannya putaran mesin (rpm) agak lebih tinggi, tinggi
Diameter(bore)
Langkah (stroke)
Short stroke
displacement adalah jumlah volume dari posisi titik mati atas (TMA)
ke titik mati bawah (TMB) untuk mesin yang silindernya lebih dari
besar maka tenaga lebih besar karena udara yang dihisap makin
l
displacement) dari sebuah mesin dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
π
V= D2 x L x N ……………… 1)
4
Dimana :1
π = 3,14
D = Diameter silinder
L = Langkah torak
N = Jumlah silinder
D = 91 mm
L = 95 mm
N=4
π
V= x 912 x 95 x 4
4
3,14
= x 8281 x 95 x 4
4
= 0,785 x 8281 x 95 x 4
= 2470222 mm
= 2470 cm3
li
Cylinder bore gauge
Diameter silinder
Torak (piston)
Blok silinder
(cylinder blok)
bore bore
TDC
Stroke
bore
Stroke
BDC
Piston displacement
Stroke
lii
4. Mekanisme Katup
satu katup masuk dan satu katup buang pada setiap ruang bakarnya
jenis timing belt adalah belt ini tidak dapat digunakan dalam
Udara masuk ke silinder melalui katup masuk dan gas bekas keluar
liii
a. Cara Kerja Mekanisme Katup
satu sisi lengan tuas katup (rocker arm) dan lengan katup yang lain
liv
BAB III
keausan dan perubahan bentuk. Perubahan yang tidak dapat dihindari tersebut
Komponen mesin agar dapat bekerja optimal maka pada bagian-bagian mesin
I. Daya atau tenaga Mesin berkurang disertai tekanan kompresi rendah yang
disebabkan :
lv
2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder sudah rusak, yang
disebabkan :
disebabkan :
besar.
lvi
Rocker arm
Valve
Push rod
Valve lifter
c) Ujung batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak, yang
lvii
katup dan ujung pada rocker arm tidak rapat yang
disebabkan :
sempurna.
lviii
tidak rata sehingga kerapatan persinggungannya tidak rapat,
gesekan antara batang katup dan seal. Seal yang terbuat dari
terdapat celah antara batang katup dan seal itu sendiri, yang
lix
c. Pada komponen mesin :
celah antara ring torak atau pegas torak terlalu lebar, kondisi
lx
B. ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA
I. Kebocoran katup pada saat langkah kompresi maupun saat langkah usaha
atau tekanan kompresi rendah disertai udara atau asap keluar melewati
celah antara kepala silinder dan blok silinder dan udara (asap) keluar
kepala silinder harus diganti dengan yang rata dan tinggi dari
lxi
2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder rusak atau bocor
1. Celah katup hisap maupun buang terlalu besar. Celah katup besar
disebabkan karena :
a) Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan Turun pada puncak
lxii
bubungan dengan lifter longgar yang menyebabkan sudut
lxiii
celah katup, buka tutup kepala silinder dan memasukkan
yang baru.
sedikit.
2. Celah katup hisap dan katup buang terlalu rapat, cara mengatasinya
lxiv
b) Penyetelan katup tidak tepat.
c) Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak.
rocker arm harus ada, bila tidak ada celah katup maka katup tidak
lxv
persinggungannya tidak rapat, yang disebabkan oleh pemakaian
terkikis.
dudukan katup bila melebihi limit maka salah satu atau keduanya
harus diganti.
4. Karet seal pada katup rusak atau aus, sehingga minyak pelumas
katup dan seal katup sudah aus, kondisi ini menyebabkan timbul
kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda. Seal
lxvi
pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat
1. Celah ring atau pegas torak terhadap dinding silinder terlalu lebar.
Kondisi ini disebabkan oleh : pegas torak atau ring torak sudah
untuk mengatasinya ring torak atau pegas torak sudah lemah diganti
dengan yang baru karena jika tidak diganti celah antar ujung ring
2. Lubang silinder sudah berbentuk oval atau sudah aus. Kondisi ini
sehingga ada celah pada salah satu bagian antara dinding silinder dan
lxvii
diperbesar maka ring torak yang digunakan harus disesuaikan dengan
mengganggu pernapasan.
keausan.
lxviii
Minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar
lxix
mengganti komponen yang menyebabkan minyak pelumas
Nilai standart : 0,05 mm dan limit : 0,2 mm, dengan memasukkan filler
baja.
kepala silinder bisa diratakan atau difrais, jika melebihi limit kepala
lxx
Feeler gauge Mistar Baja
Mistar Baja
Kepala Silinder Feelergauge
Kepala Silinder
lxxi
1. Mesin dihidupkan sampai temperatur pendingin mencapai suhu
800 – 900 C.
langkah kompresi.
0,9 Kgm.
lxxii
Obeng (-)
Rocker arm
Feeler gauge
terjadi keausan pada bidang sisi naik dan turun serta puncak nok.
lxxiii
Micro meter
Bubungan (nok)
Cam Shaft
lxxiv
Gambar 27. Mengukur panjang pegas
katup dapat diperiksa dengan cara pegas katup dipasang pada valve
tegangan :
lxxv
Batang katup tidak rata, aus atau rusak maka pemeriksaan
ganti dan jika panjang masih dalam spesifikasi pada ujung batang
katup buang 2,0 mm dengan sudut dudukan katup 450 serta batas
lxxvi
Gambar 29. Persinggungan kepala katup dengan dudukannya
feeler gauge. Pegas torak di lepas dari torak kemudian pegas torak
standart: 0,25 sampai 0,40 mm, dengan Limit : 1,0 mm dan jika celah
lxxvii
antar ujung pegas torak (clearence piston ring) melebihi service limit
Lubang Silinder
Feeler gauge
Ring Torak
Blok Silinder
Feeler gauge
Lubang silinder
Ring Torak
Blok silinder
Torak (piston)
lxxviii
7. Pemeriksaan dan perbaikan ke dinding silinder.
dinding silinder tersebut apakah terdapat goresan, jika ada goresan yang
mempunyai nilai standart : 0,04 sampai 0,06 mm, dan batas dari celah
silinder sama dengan clearence antara torak dan dinding silinder yaitu:
melebihi limit maka dinding silinder harus di over size dan pegas torak
lxxix
Torak (piston)
Micro meter
lxxx
Tabel 1. Analisi gangguan tenaga mesin berkurang
lxxxi
menyebabkan
gasket retak-
retak atau
pecah
sehingga
udara yang
akan
dikompresi
bocor.
lxxxii
kurang dari
spesifikasi
pegas yang
lemah diganti
dengan yang
baru.
lxxxiii
panas kepala
katup karena
berada
didalam ruang
kompresi dan
hentakan dari
proses
pengembalian
katup lewat
pegas katup
yang
menyebabkan
bagian yang
terkikis.
lxxxiv
menyebabkan :
Terdapat kerak
atau arang
karbon didalam
ruang bakar
Yang
menyebabkan
terjadinya suara
ketukan yang
berasal dari dalam
mesin (knocking).
Arang yang
I. Karet sil pada melekat pada
katup rusak atau kepala katup
aus sehingga dibersihkan
minyak pelumas dengan
yang melumasi menggunakan
bagian kepala sikat kawat
silinder turun ke atau roda
katup lewat kawat yang
batang katup yang dipasang pada
menyebabkan mesin gerinda,
arang terdapat kemudian sil
dibawah kepala yang sudah aus
katup. diganti.
Prosedur
J. Penghantar katup
seperti diatas
rusak atau aus
kemudian
sehingga minyak
penghantar
pelumas dari
katup diganti.
kepala silinder
turun ke katup
lewat penghantar
katup yang
menyebabkan
arang dibawah
kepala katup.
Dinding
lxxxv
K. Lubang silinder silinder
sudah berbentuk dishock atau
oval atau sudah diperbesar
aus, yang (kolter)dan
disebabkan : pegas torak dig
a. Pemakaian anti sesuai
secara terus diameter
menerus dan dinding
akibat silinder.
gesekan dan
panas.
lxxxvi
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
dengan alat ukur dengan cara mengukur kondisi dari setiap komponen
72
lxxxvii
SARAN
dapat di minimalisasi.
bergesekan antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan
lxxxviii
BAB III
keausan dan perubahan bentuk. Perubahan yang tidak dapat dihindari tersebut
Komponen mesin agar dapat bekerja optimal maka pada bagian-bagian mesin
J. Daya atau tenaga Mesin berkurang disertai tekanan kompresi rendah yang
disebabkan :
lxxxix
2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder sudah rusak, yang
disebabkan :
disebabkan :
besar.
xc
Rocker arm
Valve
Push rod
Valve lifter
d) Ujung batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak, yang
xci
katup dan ujung pada rocker arm tidak rapat yang
disebabkan :
sempurna.
xcii
tidak rata sehingga kerapatan persinggungannya tidak rapat,
gesekan antara batang katup dan seal. Seal yang terbuat dari
terdapat celah antara batang katup dan seal itu sendiri, yang
xciii
c. Pada komponen mesin :
celah antara ring torak atau pegas torak terlalu lebar, kondisi
xciv
B. ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA
J. Kebocoran katup pada saat langkah kompresi maupun saat langkah usaha
atau tekanan kompresi rendah disertai udara atau asap keluar melewati
celah antara kepala silinder dan blok silinder dan udara (asap) keluar
kepala silinder harus diganti dengan yang rata dan tinggi dari
xcv
2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder rusak atau bocor
1. Celah katup hisap maupun buang terlalu besar. Celah katup besar
disebabkan karena :
a) Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan Turun pada puncak
xcvi
bubungan dengan lifter longgar yang menyebabkan sudut
xcvii
celah katup, buka tutup kepala silinder dan memasukkan
yang baru.
sedikit.
2. Celah katup hisap dan katup buang terlalu rapat, cara mengatasinya
xcviii
b) Penyetelan katup tidak tepat.
c) Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak.
rocker arm harus ada, bila tidak ada celah katup maka katup tidak
xcix
persinggungannya tidak rapat, yang disebabkan oleh pemakaian
terkikis.
dudukan katup bila melebihi limit maka salah satu atau keduanya
harus diganti.
4. Karet seal pada katup rusak atau aus, sehingga minyak pelumas
katup dan seal katup sudah aus, kondisi ini menyebabkan timbul
kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda. Seal
c
pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat
1. Celah ring atau pegas torak terhadap dinding silinder terlalu lebar.
Kondisi ini disebabkan oleh : pegas torak atau ring torak sudah
untuk mengatasinya ring torak atau pegas torak sudah lemah diganti
dengan yang baru karena jika tidak diganti celah antar ujung ring
2. Lubang silinder sudah berbentuk oval atau sudah aus. Kondisi ini
sehingga ada celah pada salah satu bagian antara dinding silinder dan
ci
diperbesar maka ring torak yang digunakan harus disesuaikan dengan
mengganggu pernapasan.
keausan.
cii
Minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar
ciii
mengganti komponen yang menyebabkan minyak pelumas
Nilai standart : 0,05 mm dan limit : 0,2 mm, dengan memasukkan filler
baja.
kepala silinder bisa diratakan atau difrais, jika melebihi limit kepala
civ
Feeler gauge Mistar Baja
Mistar Baja
Kepala Silinder Feelergauge
Kepala Silinder
cv
1. Mesin dihidupkan sampai temperatur pendingin mencapai suhu
800 – 900 C.
langkah kompresi.
0,9 Kgm.
cvi
Obeng (-)
Rocker arm
Feeler gauge
terjadi keausan pada bidang sisi naik dan turun serta puncak nok.
cvii
Micro meter
Bubungan (nok)
Cam Shaft
cviii
Gambar 27. Mengukur panjang pegas
katup dapat diperiksa dengan cara pegas katup dipasang pada valve
tegangan :
cix
Batang katup tidak rata, aus atau rusak maka pemeriksaan
ganti dan jika panjang masih dalam spesifikasi pada ujung batang
katup buang 2,0 mm dengan sudut dudukan katup 450 serta batas
cx
Gambar 29. Persinggungan kepala katup dengan dudukannya
feeler gauge. Pegas torak di lepas dari torak kemudian pegas torak
standart: 0,25 sampai 0,40 mm, dengan Limit : 1,0 mm dan jika celah
cxi
antar ujung pegas torak (clearence piston ring) melebihi service limit
Lubang Silinder
Feeler gauge
Ring Torak
Blok Silinder
Feeler gauge
Lubang silinder
Ring Torak
Blok silinder
Torak (piston)
cxii
7. Pemeriksaan dan perbaikan ke dinding silinder.
dinding silinder tersebut apakah terdapat goresan, jika ada goresan yang
mempunyai nilai standart : 0,04 sampai 0,06 mm, dan batas dari celah
silinder sama dengan clearence antara torak dan dinding silinder yaitu:
melebihi limit maka dinding silinder harus di over size dan pegas torak
cxiii
Torak (piston)
Micro meter
cxiv
Tabel 1. Analisi gangguan tenaga mesin berkurang
cxv
menyebabkan
gasket retak-
retak atau
pecah
sehingga
udara yang
akan
dikompresi
bocor.
cxvi
kurang dari
spesifikasi
pegas yang
lemah diganti
dengan yang
baru.
cxvii
panas kepala
katup karena
berada
didalam ruang
kompresi dan
hentakan dari
proses
pengembalian
katup lewat
pegas katup
yang
menyebabkan
bagian yang
terkikis.
cxviii
menyebabkan :
Terdapat kerak
atau arang
karbon didalam
ruang bakar
Yang
menyebabkan
terjadinya suara
ketukan yang
berasal dari dalam
mesin (knocking).
Arang yang
I. Karet sil pada melekat pada
katup rusak atau kepala katup
aus sehingga dibersihkan
minyak pelumas dengan
yang melumasi menggunakan
bagian kepala sikat kawat
silinder turun ke atau roda
katup lewat kawat yang
batang katup yang dipasang pada
menyebabkan mesin gerinda,
arang terdapat kemudian sil
dibawah kepala yang sudah aus
katup. diganti.
Prosedur
J. Penghantar katup
seperti diatas
rusak atau aus
kemudian
sehingga minyak
penghantar
pelumas dari
katup diganti.
kepala silinder
turun ke katup
lewat penghantar
katup yang
menyebabkan
arang dibawah
kepala katup.
Dinding
cxix
K. Lubang silinder silinder
sudah berbentuk dishock atau
oval atau sudah diperbesar
aus, yang (kolter)dan
disebabkan : pegas torak dig
b. Pemakaian anti sesuai
secara terus diameter
menerus dan dinding
akibat silinder.
gesekan dan
panas.
cxx
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
dengan alat ukur dengan cara mengukur kondisi dari setiap komponen
72
cxxi
SARAN
dapat di minimalisasi.
bergesekan antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan
cxxii
DAFTAR PUSTAKA
Permana, Danu. 1999. Merawat dan Memperbaiki Mobil Diesel. Jakarta. Puspa
Swara.
cxxiii