ABSTRAK
23 13
pertahun (Sugeng Sudiatso dan Purwono, tingkat penerapan teknologi usahatani tebu.
1996). Dalam usaha tani tebu maka faktor-faktor yang
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir mempengaruhi produksi adalah : luas lahan
hasil rata-rata produktivitas tebu masih relatif garapan, modal dan tenaga kerja (Soeharjo A.
rendah, yaitu di bawah 75 ton/ha. Padahal dan Dahlan Patong, 1993).
potensi hasil dari klon unggul mencapai 100 Menurut Anwas Adiwilaga (1992) bahwa
ton/ha (Winarno dan Birowo, 1997). kelebihan penggunaan faktor produksi yang
Rendahnya hasil tebu disebabkan antara lain tidak berimbang, terjadi juga pada penggunaan
tingkat penerapan teknologi usahatani tebu tenaga kerja pada luasan penguasaan tanah
yang masih relatif rendah, terutama dalam yang terbatas. Keseimbangan yang dimaksud
pemupukan berimbang, dan macam bibit yang adalah terjadinya kombinasi optimal diantara
digunakan. Selanjutnya Direktorat Jenderal satuan-satuan faktor produksi. Keseimbang-an
Bina Produksi Perkebunan (2002), dalam arti perpaduan faktor-faktor produksi
mengemukakan bahwa dalam meningkatkan secara efisien dengan produksi dan keuntungan
produksi tebu dihadapkan pada masalah- yang maksimal.
masalah sebagai berikut : (a) sebagian besar Keberhasilan suatu usahatani antara lain
petani mengusahakan lahan yang relatif sempit dapat diukur dari tingkat pendapatan yang
yang tidak memenuhi skala ekonomi diperoleh. Pendapatan atau keuntungan
(pemilikan lahan kurang dari satu hektar), (b) usahatani adalah selisih antara penerimaan
produksi antar musim yang menyebabkan usahatani dengan biaya yang dikeluarkan
berfluktuasinya harga, (c) produktivitas dan (Mubyarto, 1989). Besarnya pendapatan yang
mutu tebu masih rendah, hal ini terlihat dari diterima merupakan balas jasa untuk tenaga
adanya kesenjangan antara hasil di lapangan kerja keluarga dan modal yang dipakai dan
dengan potensi produksi hasil penelitian, (d) pengelolaan dalam kegiatan usahatani.
penerapan teknologi budidaya belum Berdasarkan uraian diatas, maka analisis
maksimal, sehingga produktivitas rendah. penggunaan faktor-faktor produksi pada
Uraian tersebut di atas, mengidentifikasikan usahatani tebu rakyat tegalan dalam
bahwa untuk menuju pertanian modern hubungannya dengan pendapatan yang dicapai
diperlukan sarana produksi, informasi, ilmu per satuan waktu dan persatuan luas menarik
pengetahuan dan teknologi yang berasal dari untuk diteliti, terutama Tebu Rakyat Tegalan.
luar selama sumberdaya yang telah dimiliki Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
petani dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini hubungan faktor produksi (lahan, modal dan
tidak terlepas dari faktor sosial ekonomi petani tenaga kerja) dengan pendapatan petani tebu
yang meliputi tingkat pendidikan, pengalaman dan untuk mengetahui faktor produksi mana
berusahatani, luas kepemilikan lahan, tingkat yang berpengaruh paling besar terhadap
pendapatan petani yang akan menentukan pendapatan petani tebu.
25 15
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil wawancara langsung diperoleh data
mengenai umur petani responden berkisar
3.1 Keadaan Sosial Ekonomi Petani antara 35 – 67 tahun, dengan rata-rata 51
Responden tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
(1). Umur Petani Responden Tabel 1.
16 1
responden melaksanakan usahatani tebu. Pada
(3) Pengalaman Berusahatani Responden umumnya pengalaman berusahatani seseorang
Pengalaman kerja responden merupakan petani akan berbeda dengan petani lainnya.
salah satu faktor yang mempengaruhi Pengalaman petani responden dalam
keberhasilan usahatani di sektor pertanian berusahatani di daerah penelitian sebagaian
khususnya dalam usahatani tebu. Dengan besar berpengalaman antara 6 – 10 tahun
belajar dari pengalaman petani akan sebanyak 4 orang (10,53%), dan petani
mendapatkan pengetahuan baik teori maupun responden berpengalaman usahatani antara 11
praktek untuk memperlancar kegiatan – 16 tahun sebanyak 34 orang (89,47%). Untuk
usahataninya. lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Pengalaman usahatani yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah lamanya petani
Dari Tabel 4 diperoleh suatu gambaran mempunyai tanggungan lebih dari 4 orang per
bahwa petani responden sebagian besar kepala keluarga sebanyak 6 orang (15,79%).
mempunyai tanggungan keluarga antara 3 – 4 Banyaknya tanggungan keluarga petani
orang per kepala keluarga, yaitu sebanyak 19 responden akan berpengaruh terhadap cepat
orang (50,00%), petani responden yang atau lambatnya penerimaan inovasi. Umumnya
mempunyai tanggungan keluarga antara 1 – 2 petani responden yang mempunyai tanggungan
orang per kepala keluarga sebanyak 13 orang lebih banyak akan lebih mudah menerima
(34,21%), dan petani responden yang inovasi, hal ini dikarenakan terdorong oleh
27 17
kewajibannya untuk membiayai sejumlah mempunyai luas lahan garapan kurang dari ,62
orang yang menjadi tanggungannya. ha yaitu sebanyak 15 orang (39,47%), luas
(5). Luas Lahan Garapan Responden lahan garapan antara 0,63 – 1,03 ha sebanyak
Luas lahan garapan petani responden di 13 orang (34,21%), dan petani responden yang
daerah penelitian berkisar 0,22 – 1,42 ha, mempunyai luas lahan garapan lebih 1,04 ha
dengan rata-rata 0,73 ha. Dari hasil penelitian sebanyak 10 orang (26,32%). Untuk lebih
diperoleh sebagian besar petani responden jelasnya dapat di lihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Luas Lahan Garapan Petani Responden
No. Luas Lahan Garapan (Ha) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 0,22 – 0,62 15 39,47
2. 0,63 – 1,03 13 34,21
3. 1,04 – 1,42 10 26,32
Jumlah 38 100,00
Sumber : Analisis Data Primer (2007)
Penerimaan usahatani tebu yang setara dengan Rp. 23.624.892 per hektar.
diperoleh petani berkisar antara Rp. 3.903.295 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
– Rp. 42.923.457, dengan rata-rata sebear Rp. 7.
17.294.664 per satuan lahan (0,732 ha) atau
18 28
Tabel 7. Peneriman Usahatani Tebu
No. Komponen Penerimaan Biaya Usahatani (Rp)
per 0,732 ha per Hektar
1. Gula 16.496.806 22.535.000
2. Tetes 797.858 1.089.892
Jumlah 17.294.664 23.624.892
Berdasarkan penerimaan dan biaya yang per satuan lahan (0,732 ha) atau setara dengan
dikeluarkan, maka diperoleh pendapatan Rp. 10.085.317 per hektar. Untuk lebih
usahatani tebu rata-rata sebesar Rp. 7.382.963 jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa 98,00% dari varian atau simpangan-simpangan
nilai Fhitung = 552,28, dengan nilai F0.05 = 2,88 yang terjadi pada pendapatan (Y) diterangkan
atau nilai Sig F lebih kecil dari nilai P 0,05. oleh faktor produksi, yaitu lahan (X1), modal
Hal ini menunjukkan bahwa faktor produksi usahatani (X2) dan curahan tenaga kerja (X3),
yang digunakan sebagai peubah bebas (Xi) sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain
dalam model ini secara serempak memberikan di luar variabel yang diteliti. Dari analisis
pengaruh nyata terhadap pendapatan petani ragam regresi maka diperoleh koefisien regresi
tebu sebagi peubah tidak bebas (Y). Nilai faktor produksi terhadap pendapatan usahatani
determinasi (R2) sebesar 0,980, artinya sebesar tebu, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 9.
30 19
Dari data koefisien regrasi faktor Douglas, sehingga diperoleh persamaan
produksi terhadap pendapatan usahatani tebu, sebagai berikut :
maka diperoleh persamaan regrasi sebagai Y = 7,110 . X11,899 . X20,799 . X30,220 .
berikut : Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar
Log Y = Log 7,110 + 1,899 Log X1 + 0,799 kontribusi masing-masing faktor terhadap
Log X2 + 0,220 Log X3 pendapatan yang dicapai, maka secara parsial
Kemudian dari persamaan regresi dilakukan dengan menggunakan uji t,
tersebut diantilogkan menjadi fungsi Cobb sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 10.
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa memperoleh pendapatan usahatani sebesar Rp.
elastisitas luas lahan sebesar 1,899 0,799. Besarnya elastisitas lahan menunjukkan
memberikan kontribusi yang sangat nyata nilai kontribusi lahan terhadap pendapatan
terhadap pendapatan usahatani tebu tegalan usahatani tebu lahan tegalan yang diperoleh.
yang dicapai, dengan nilai thitung 5,252 lebih Elastisitas lahan menunjukkan nilai yang
besar dari t0.05, 2,020 pada taraf nyata 5%, paling besar terhadap pendapatan usahatani
artinya setiap penambahan luas lahan sebesar tebu lahan tegalan.
satuan unit akan memperoleh pendapatan Demikian pula dengan efisiensi faktor
usahatani sebesar Rp. 1,899. Besarnya produksi tenaga kerja sebesar 0,220
elastisitas lahan menunjukkan nilai kontribusi memberikan kontribusi yang nyata terhadap
lahan terhadap pendapatan usahatani yang pendapatan usahatani tebu lahan tegalan yang
diperoleh. Elastisitas lahan menunjukkan nilai dicapai dengan nilai thitung sebesar 2,303, lebih
yang besar terhadap pendapatan usahatani tebu kecil dari t0.05, 2,020 pada taraf nyata 5%,
lahan tegalan. Hal ini karena lahan merupakan artinya setiap penambahan tenaga kerja sebesar
faktor produksi yang utama, sehingga satuan unit akan meningkatkan pendapatan
memberikan kontribusi yang paling besar usahatani tebu tegalan sebesar Rp. 0,220.
dibandingkan dengan faktor produksi yang Besarnya elastisitas lahan menunjukkan nilai
lain. Selama faktor produksi yang lain cukup kontribusi tenaga kerja terhadap pendapatan
tersedia, peningkatan faktor produksi melalui usahatani tebu tegalan yang diperoleh. Nilai
penambahan luas lahan akan memberikan elastisitas tersebut menunjukkan bahwa nilai
kontribusi yang lebih besar. faktor produksi tenaga kerja memberikan
Begitu pula efisiensi faktor modal kontribusi yang lebih kecil bila dibandingkan
usahatani sebesar 0,799 memberikan dengan faktor produksi lahan dan biaya
kontribusi yang nayta terhadap pendapatan usahatani.
usahatani tebu yang dicapai dengan nilai thitung Besarnya hubungan antara masing-
sebesar 2,750, lebih besar dari t0.05, 2,020 pada masing faktor produksi terhadap pendapatan
taraf nyata 5%, artinya setiap penambahan petani tebu lahan tegalan dapat dilihat pada
biaya usahatani sebesar satuan unit akan Tabel 11.
20 30
Berdasarkan data Tabel 11, menunjukkan pendapatan usahatani dibandingkan faktor
bahwa besarnya koefisien korelasi parsial pada produksi biaya dan tenaga kerja, hal ini
lahan usahatani tebu tegalan sebesar 0,982, dapat dilihat dari besarnya nilai elastisitas
dengan nilai keofisien determinasi sebesar pendapatan lahan sebesar 1,899 lebih besar
0,964 atau 96,40%. Besarnya koefisien dari pada nilai elastisitas pendapatan modal
korelasi parsial pada biaya usahatani tebu dan tenaga kerja yang masing-masing
lahan tegalan sebesar 0,981, dengan nilai sebesar 0,799 dan 0,20.
keofisien determinasi sebesar 0,962 atau
96,20%. Sedangkan Besarnya koefisien DAFTAR PUSTAKA
korelasi parsial pada tenaga kerja sebesar Andi Hakim Nasution dan Ahmad Barizi.
0,902, dengan nilai keofisien determinasi 1993. Metode Statistika untuk Penarikan
sebesar 0,814 atau 81,40%. Luas lahan Kesimpulan. PT. Gramedia, Jakarta.
mempunyai hubungan yang paling besar Anwas Adiwilaga. 1992. Ilmu Usahatani.
terhadap pendapatan usahatani tebu tegalan. Cetakan ke-III. Alumni, Bandung.
Hal ini karena lahan merupakan faktor Direktorat Jenderal Pertanian dan Perkebunan.
produksi utama dalam kegiatan usahatani, 1993. Kebijakan Menteri Pertanian
sehingga kontribusi faktor produksi terhadap Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian.
pendapatan usahatani tebu lahan tegalan lebih Departemen Pertanian. Jakarta.
besar dibandingkan dengan faktor produksi Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan.
biaya usahatani dan tenaga kerja. 2002. Usaha Peningkatan Produksi Tebu.
Departemen Pertanian, Jakarta.
IV. KESIMPULAN Hatta Sastramiharja. 1997. Usaha Pembinaan
Berdasarkan hasil penelitian dan Usahatani Lahan Sempit. Departemen
pembahasan yang telah diuraikan di muka, Ekonomi Pertanian IPB, Bogor.
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut I. B. Teken. 1986. Metode Penelitian Sosial
1. Rata-rata biaya usahatani tebu berkisar Ekonomi. PT. Rajawali Press, Jakarta.
antara Rp 9.911.680,00 per satuan lahan Jalaludin Rachmat. 1999. Metode Penelitian
(0,732 ha) atau setara dengan Rp Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya,
13.539.574,00 per hektar, rata-rata Bandung.
penerimaan uasahatani yang diperoleh Rp Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi
17.294.664,00 per satuan lahan atau setara Pertanian. Lembaga Penelitian,
dengan Rp 23.642.892,00 per hektar, Pendidikan dan Penerangan ekonomi dan
sedangkan pendapatan uasahatani yang Sosial (LP3ES) Edisi ke-3. Jakarta.
diperoleh adalah Rp 7.382.963,00 per ________. 1995. Pengantar Ekonomi
satuan lahan atau setara dengan Rp Pertanian, Cetakan keempat. Lembaga
10.085.317,00 per hektar. Penelitian Pendidikan dan Penerangan
2. Penggunaan faktor produksi (lahan, modal Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Jakarta.
dan tenaga kerja) berpengaruh nyata Soekartawi. 1991. Analisis Fungsi Cobb
terhadap pendapatan petani tebu rakyat Douglas. Teori dan Aplikasinya.
tegalan yang ditunjukkan oleh nilai Universitas Brawijaya, Malang.
koefisien elastisitas lebih dari 1 (satu), Sugeng Sudiatso dan Purwono. 1996.
artinya bahwa setiap perolehan satu satuan Budidaya Tembakau, Tebu dan Serat-
faktor produksi yang digunakan akan seratan. Universitas Terbuka. Jakarta.
menyebabkan meningkatnya pendapatan Winarno dan Birowo. 1987. Budidaya
yang diperoleh. Tanaman Tebu. Yasaguna, Jakarta.
3. Lahan merupakan faktor produksi yang
paling besar pengaruhnya terhadap
2 21