Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Pengembangan Sumber Daya Air


Pengembangan Sumber Daya Air Di Wilayah Sungai Citarum

Oleh :
Nama : Faris Muthi Qolbi
NPM : 240110080019

LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN


TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
Latar Belakang
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial
bagi manusia. Keguanaan dari air ini banyak sekali yaitu pada bidang pertanian,
domestik, industri, perikanan, rekreasi, transportasi, dan lain-lain.
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Pengelolaan sumber daya air semakin hari semakin dihadapkan ke berbagai
permasalahan. Permasalahan umum dalam pengelolaan sumber daya air pada
dasarnya terdiri atas 3 aspek yaitu terlalu banyak air, kekurangan air dan pencemaran
air. Peningkatan kebutuhan akan air telah menimbulkan eks-ploitasi sumber daya air
secara berlebihan sehingga mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan
sumber daya air yang pada gilirannya menurunkan kemampuan pasokan air. Gejala
degradasi fungsi lingkungan sumber daya air ditandai dengan fluktuasi debit air di
musim hujan dan kemarau yang semakin tajam, pencemaran air, berkurangnya
kapasitas waduk dan lainnya.
Dari dahulu hingga sekarang, Citarum memiliki peranan yang sangat penting
bagi kehidupan manusia, terutama masyarakat di Jawa Barat. Meskipun
dahulu Sungai Citarum sangat terjaga keasrian dan kelestariannya, namun
ternyata sejarah mencatat bahwa Citarum ini sudah mengalami banjir di
beberapa daerah sejak dahulu. Hingga saat ini, banjir Sungai Citarum masih
rutin terjadi setiap musim penghujan datang. Kondisi ini menjadi lebih
parah dengan menurunnya kondisi lingkungan dan kualitas air di sepanjang
Sungai Citarum.

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengelolaan
sumber daya air di wilayah Sungai Citarum.
Pembahasan
Dalam dua puluh tahun terakhir ini kondisi lingkungan dan kualitas air di
sepanjang Sungai Citarum semakin menurun. Dalam kurun waktu ini jumlah
penduduk, permukiman dan kegiatan industri di sepanjang aliran sungai bertambah
dan berkembang dengan pesat.
Perkembangan yang pesat ini belum diimbangi dengan adanya
pengaturan yang memadai. Lahan hijau didaerah sempadan sungai berubah
menjadi pemukiman atau industri, penebangan pohon liar di daerah hulu
sungai serta pengalihan aliran sungai dengan cepat memperburuk kondisi
Sungai Citarum ini. Salah satu faktor utama yang mempercepat
pencemaran sungai ini adalah perilaku masyarakat sendiri yang kurang
baik, seperti membuang limbah dari industry dan rumah tangga langsung
ke sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Berbagai dampak negatif timbul akibat hal ini. Hampir setiap
musim hujan, banjir selalu terjadi di berbagai kawasan Jawa Barat. Hal ini
diakibatkan oleh berbagai faktor seperti erosi tanah, penyumbatan sampah,
dan berkurangnya fungsi penyerapan air membuat kapasitas sungai
berkurang.
Berbagai pihak pun menyadari akan kerugian ini, maka munculah inisiatif dari
berbagai kelompok masyarakat dan pemerhati lingkungan mengenai tindakan
pelestarian sungai ini. Pelestarian sungai ini tidak dapat ditangani oleh sebagian pihak
secara terpisah-pisah, tetapi dibutuhkan perhatian, koordinasi dan komunikasi,
tindakan nyata serta pengawasan dari berbagai pihak pemangku kepentingan.
Pembenahan, pemulihan, dan peningkatan Sungai Citarum harus dilakukan secara
terpadu.
Konsep pengelolaan sumber daya air terpadu yang berkelanjutan ini
mendukung adanya pengelolaan sumber daya air di tingkat daerah yang dilakukan
bersama para pemangku kepentingan secara partisipatif dan mandiri. Pemerintah
Indonesia di tingkat nasional dan daerah melakukan tindakan yang termasuk di dalam
kerangka pembaharuan kebijakan sumber daya air. Dimana pembaharuan ini
merupakan salah satu upaya mengatasi kemiskinan, ketahanan pangan, dan
pelestarian sumber daya alam.
Dampak yang diharapkan dari program ini adalah pada tahun 2023,
kemiskinan berkurang, standar kesehatan dan kehidupan di wilayah Sungai Citarum
in akan meningkat. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya manajemen sumber
daya air terpadu yang dicapai melalui peningkatan fasilitas prasarana, pengaturan
kelembagaan yang efektif untuk manajemen sumber daya air terpadu di wilayah
Sungai Citarum dan meningkatkan kondisi pembnagunan dan pengolahan sumber
daya air terpadu, dimana pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk mencapai
visi bersama sebagai bagian dari proses pengembangan Citarum Roadmap.
Kelembagaan yang lebih kuat serta kebijakan tegas untuk pengelolaan sumber
daya air terpadu diharapkan akan memberikan pendekatan holistik dan efektif untuk
pengelolaan di wilayah Sungai Citarum.
Meningkatnya ketersediaan air, sungai dan tangkapan air yang lebih bersih
dan sehat akan memberikan kontribusi pada peningkatan penyediaan air di daerah
perkotaan dan pedesaan, serta memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi
penduduk yang tinggal disepanjang aliran sungai Citarum.
Pengolahan sumber daya air terpadu di wilayah Sungai Citarum melibatkan
banyak pihak terkait dan berbagai komponen program. Hal ini menjadi sebuah
tantangan dan kesempatan di dalam pelaksanaanya. Tantangannya adalah
menyeimbangkan antara koordinasi dan komunikasi secara terus menerus diantara
para pemangku kepentingan dengan pelaksanaan program sesuai tenggat waktu.
Upaya bersama yang dibutuhkan dan dilakukan bersama untuk menjawab tantangan
ini diharapkan akan memberikan hasil sepadan. Hasil yang akan membuat semua
kerja keras dan upaya bersama ini patut ditempuh, yaitu masa depan yang lebih baik
untuk kehidupan selanjutnya.
Pemulihan sungai Citarum sangat membutuhkan konstribuasi. Sebenarnya ada
banyak cara untuk dapat ikut terlibat dalam program ini. Beberapa contoh upaya yang
dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Menanam pohon untuk mencegah erosi dan memperbaiki kondisi tanah,
misalnya dengan memulai program penenaman atau adopsi pohon untuk
individu dan lembaga.
2. Membersihkan sungai dari sampah yang mengambang, misalnya dengan aksi
bersih sungai.
3. Mendukung program masyarakat yang mendukung peningkatan pendapatan
dan ramah lingkungan, misalnya program daur ulang sampah.
4. Membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampak ke sungai.
5. Melakukan pengelolaan limbah (treatment) untuk rumah tangga dan industry.
6. Membuat lubang resapan biopori untuk membantu memperbaiki pengisian
kembali air tanah.
7. Mendukung pembangunan fasilitas air seperti saluran air bersih, kamar mandi
umum dengan sistem saptic tank yang ramah lingkungan.

Kesimpulan
1. Sungai Citarum hampir setiap musim hujan mengalami banjir dikarenakan
akibat ulah dari manusia sendiri.
2. Kondisi lingkungan dan kualitas air di sepanjang Sungai Citarum semakin
menurun diakibatkan jumlah penduduk, permukiman dan kegiatan industri di
sepanjang aliran sungai bertambah dan berkembang dengan pesat.
3. Pembenahan, pemulihan, dan peningkatan Sungai Citarum harus dilakukan
secara terpadu. Tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah.
4. Dampak yang diharapkan dari program ini adalah pada tahun 2023,
kemiskinan berkurang, standar kesehatan dan kehidupan di wilayah Sungai
Citarum ini akan meningkat.
5. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya manajemen sumber daya air
terpadu yang dicapai melalui peningkatan fasilitas prasarana, pengaturan
kelembagaan yang efektif untuk manajemen sumber daya air terpadu di
wilayah Sungai Citarum dan meningkatkan kondisi pembnagunan dan
pengolahan sumber daya air terpadu.
6. Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk pemulihan Sungai
Citarum ini. Yang diharapkan adalah kesadaran dari masing-masing individu.

Anda mungkin juga menyukai