Anda di halaman 1dari 8

HAMBATAN-HAMBATAN DEMOKRASI PANCASILA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Pertanyaan ini selalu menghinggapi
bangsa Indonesia ketika kita bicara istilah demokrasi. Ada pandangan produk dan atribut yang
berkaitan dengan demokrasi sebagai produk luar negeri. Negara Indonesia sendiri tidak memiliki
kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Jika melihat bentuk demokrasi dalam struktur
pemerintahan Indonesia dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat
dipastikan di level ini demokrasi hanya sampai pada proses pembuatan kebijakan, sementara jika
mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa Negara indonesia
mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti ditulis
almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat
sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu
setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur
demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang
berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi
tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong
royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut.
Dari gambaran di atas, hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi
Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau
dikaji secara lebih dalam lagi.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang
dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa
kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapa negara ini seperti
mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli berpendapat
bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu menjawab
tantangan zaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal
ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai
Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-
ketentuan pembukaan UUD 1945. Lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H., belau
mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang
Maha Esa, yang Berkepribadian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan
Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.
Dalam buku “Le Contrac Sosial”, Jean Jacques Rousseau memaparkan bahwa penguasa atau
pemerintah telah membuat perjanjian dengan rakyatnya yang disebut dengan istilah kontrak
sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau perjanjian masyarakat ini
diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat memilih
siapa yang menjadi wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi yang selanjutnya menentukan
masa depan sebuah negara.

B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari demokrasi itu?
2. Apa pengertian dari demokrasi Pancasila?
3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat di Era
Reformasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui hakekat demokrasi
2. Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila
3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
4. Agar dapat mengimplementasikan demokrasi Pancasila secara benar di Era Reformasi seperti
sekarang ini.

D. Sistematika Penulisan
Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini penulis menggunakan study kepustakaan, yaitu
penulis mencari buku-buku yang berhubungan dengan Pancasila dan kewarganegaraan..
HAMBATAN-HAMBATAN DEMOKRASI PANCSILA

BAB II

PEMBAHASAN

Banyak orang Indonesia menghendaki demokrasi sejak ada pergerakan kebangsaan pada
permulaan Abad ke 20. Makin banyak orang Indonesia mengalami pendidikan formal, makin
bertambah jumlah orang itu. Akan tetapi meskipun demikian tumbuhnya demokrasi di Indonesia
terus mengalami hambatan yang tidak sedikit. Dalam zaman penjajahan hambatan itu datang dari
pihak penjajah, hal mana dapat dipahami. Sebab kalau ada demokrasi penjajah harus
memberikan banyak kebebasan kepada rakyat Indonesia. Akan tetapi setelah menjadi bangsa
merdeka pun hambatan itu tidak berkurang. Sekarang Indonesia sudah lebih dari 50 tahun
merdeka dan mempunyai Dasar Negara yang menetapkan adanya demokrasi di Indonesia, tetapi
dalam kenyataan demokrasi masih terus belum lancar pertumbuhannya.

A. hambatan itu disebabkan oleh banyak hal. Sebab utama terletak pada manusia Indonesia
yang sifatnya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertama karena masih kurangnya
pendidikan umum yang cukup bermutu yang dapat menimbulkan pandangan yang lebih
luas tentang kehidupan serta kesadaran tentang disiplin. Karena pandangan kurang luas
maka orang cenderung untuk memperhatikan dirinya dan kepentingannya sendiri dan
kelompoknya. Hal ini mempersulit timbulnya sifat untuk menghargai perbedaan dan
pendapat orang lain, terutama dari kelompok lain. Sedangkan masih lemahnya disiplin
menyebabkan hukum kurang berjalan dalam masyarakat. Orang sadar akan keadilan,
tetapi lebih diorientasikan kepada dirinya dan kelompoknya dan kurang kepada
kepentingan umum.

B. hambatan lain adalah pengaruh dari sisa-sisa feodalisme. Kuatnya feodalisme di masa
lalu membuat orang enggan untuk mengeluarkan pendapat atau pikiran yang mungkin
berbeda, apalagi bertentangan, dengan pikiran orang yang dianggap lebih tinggi
kedudukannya. Sebaliknya, orang mengabaikan pendapat dan pikiran orang lain yang
berada dalam posisi yang dinilai lebih rendah dari posisinya sendiri.

C. hambatan yang sering dikemukakan adalah faktor kultural. Ada orang berpendapat
bahwa masyarakat Barat yang melahirkan demokrasi mempunyai budaya yang berbeda
dari budaya Indonesia. Ini dipakai alasan oleh orang Indonesia yang tidak setuju dengan
perkembangan demokrasi di Indonesia. Bahwa budaya berpengaruh terhadap pelaksanaan
demokrasi adalah benar. Akan tetapi dalam setiap budaya dapat dikembangkan
demokrasi. Memang kemudian demokrasi tidak akan presis sama di lingkungan budaya
yang berbeda.. Demokrasi di Jepang tidak sepenuhnya sama dengan yang ada di Amerika
Serikat karena budaya Jepang dan Amerika berbeda. Jangankan antara budaya Timur dan
Barat seperti itu, demokrasi di Perancis dan Inggeris saja berbeda padahal sama–sama
bangsa Barat. Namun dalam semua perbedaan yang ditimbulkan oleh perbedaan budaya
tetap inti demokrasi selalu ada, yaitu bahwa yang berdaulat di negara itu adalah rakyat.
Kemudian terjadi hambatan karena faktor agama, yaitu kalau ada pandangan atau
interpretasi ajaran agama yang membuat orang menyingkirkan keperluan demokrasi. Di
samping itu ada pula pihak-pihak yang sebenarnya tidak menghendaki demokrasi , tetapi
memanfaatkan demokrasi untuk memperoleh posisi yang kuat dan pada saat berkuasa
justru menyingkirkan demokrasi. Itu telah dilakukan Hitler di Jerman dan di masa lalu
merupakan taktik kaum komunis di Indonesia.

Orang suka mengatakan bahwa yang penting adalah membangun sistem politik demokratis.
Kalau ada sistem orang harus menyesuaikan hidup dan langkahnya dengan sistem itu. Akan
tetapi dalam kenyataan pandangan demikian menghadapi dua persoalan pertama. Persoalan
pertama adalah bahwa sistem politik demokratis merupakan hasil buatan orang, khususnya
orang-orang yang mempunyai wewenang membangun sistem politik negara. Kalau sifat
orangnya kurang cocok dengan demokrasi akan sukar terwujud sistem demokratis, sekalipun ada
niat untuk itu. Hal itu terjadi di masa Orde Lama dan Orde Baru. Presiden Soekarno dan Presiden
Soeharto mengatakan bahwa mereka membangun demokrasi melalui Demokrasi Terpimpin dan
Demokrasi Pancasila, namun dalam kenyataan tidak ada demokrasi di Indonesia selama itu.
Persoalan kedua adalah bahwa sekalipun ada sistem politik demokratis tetapi para pelaku politik
kurang bersifat demokratis, maka tidak akan ada kondisi masyarakat yang demokratis. Hal itu
dapat dilihat di Indonesia sekarang.

Kunci utama untuk mengurangi hambatan bagi demokrasi adalah perbaikan pendidikan umum
dalam kuantitas maupun kualitasnya. Dengan pendidikan yang baik diharapkan manusia
Indonesia berpandangan luas dan menyadari pentingnya disiplin. Dengan begitu hukum dapat
berjalan dan Indonesia menjadi negara hukum. Orang akan mampu menghargai kebebasan
berpendapat bagi semua pihak serta menyadari pluralitas sebagai kenyataan dalam kehidupan
bangsa dan umat manusia. Pendidikan juga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi rakyat.
Dengan begitu rakyat akan lebih percaya diri dan feodalisme makin dapat dihilangkan. Akan
tetapi melihat kondisi pemerintahan sekarang sukar diharapkan pendidikan umum mengalami
perbaikan dalam waktu dekat.

Dalam situasi begini perbaikan dalam kehidupan demokrasi sangat tergantung dari perubahan
sikap kepemimpinan nasional. Kita berkepentingan adanya kepemimpinan nasional yang mampu
menjalankan manajemen nasional yang baik, sehingga kondisi obyektif dalam masyarakat dapat
menjadi landasan perbaikan demokrasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia.
Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama
dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kengaraan. Oleh karena itu
pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara
negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
B. Saran-Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan
falsafah negara kita republik Indonesia, maka kita harus menjungjung tinggi dan
mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa
tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA

1. Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara Sekolah
Menngah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.
2. Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995. Materi Pokok Pendekatan
Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
3. NN. Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila. Sekretariat
Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987.
HAMBATAN-HAMBATAN
DEMOKRASI PANCASILA
D
I
S
U
S
U
N

OLEH : KELOMPOK 5

MEGAWATI

INDAH SARI

HIJRAWATI

IS ARISKA

KELAS X-9

SMA NEGERI 3 TAKALAR

Anda mungkin juga menyukai

  • README
    README
    Dokumen1 halaman
    README
    Fahmi Wahyu Trihasno
    Belum ada peringkat
  • README
    README
    Dokumen1 halaman
    README
    Fahmi Wahyu Trihasno
    Belum ada peringkat
  • README
    README
    Dokumen1 halaman
    README
    Fahmi Wahyu Trihasno
    Belum ada peringkat
  • Keputusan Kongres 2000
    Keputusan Kongres 2000
    Dokumen5 halaman
    Keputusan Kongres 2000
    Wahid Rambacha
    Belum ada peringkat