Anda di halaman 1dari 8

1. Partikular Inklusif.

Berdasarkan oposisi parallel, proposisi (S-P) mempunyai


hubungan logis dengan proposisi (S∩P), dalam arti kebenaran atau kesalahan
proposisi (S-P) berarti juga kebenaran atau kesalahan proposisi (S∩P), dan keduanya
mempunyai bentuk diagram yang sama, yaitu inklusif. Oleh katena itu, dalam
pengolahan silogisme, proposisi (S-P) cukup diwakili proposisi (S∩P).
2. Partikular Implikasi. Berdasarkan oposisi parallel, proposisi (S∂P) mempunyai
hubungan logis dengan proposisi (SP), dalam arti kebenaran atau kesalahan proposisi
(S∂P) berarti juga kebenaran atau kesalahan proposisi (SP), dan keduanya
mempunyai bentuk diagram yang sama, yaitu impilkasi. Oleh karena itu dalam
pengolahan silogisme, proposisi (S∂P) cukup diwakili proposisi (SP).

 Empat Bentuk Silogisme


Dalam perbandingan dua proposisi sebagai premis silogisme, kedudukan term
pembanding (M) dapat bertukar tempat, yaitu dapat sebagai sunyek dan dapat juga
sebagai predikat, baik dalam premis pertama maupun dalam premis kedua.
Dengan memperhatikan kedudukan term pembanding dalam premis pertama
maupun dalam premis kedua, maka silogisme kategoris ini dapat dibedakan antara
empat bentuk atau empat pola, yaitu:
1. Silogisme Sub-Pre : Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam premis
pertama sebagai subyek dan dalam premis kedua sebagai predikat:
((M=P).(S=M)) => (S=P)
2. Silogisme Bis-Pre : Suatu bentuk silogismeyang term pembandingnya menjadi
prediakt dalam kedua premis:
((P=M).(S=M)) => (S=P)
3. Silogisme Bis-Sub : Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya menjadi
subyek dalam kedua premis:
((M=P).(M=S)) => (S=P)
4. Silogisme Pre-Sub : Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam premis
pertama sebagai predikat dan dalam premis kedua sebagai subyek:
((P=M).(M=S)) => (S=P)
 Ikhtisar Silogisme
Dari semua bentuk silogisme kategoris, jiak dianalisis berdasarkan pembuktian
diagram himpunan, maka jelaslah bahwa semua itu dapat dikembalikan ke dalam
hukum dasar penyimpulan.
Di dalam mempelajari silogisme ini sebenarnya yang penting adlah bentuk
penyuimpulannya, adapun proposisi yang diperbandingkan itu dapat ditukar
kedudukannya antara premis pertama dan premis kedua, dan tiap proposisi dapat juga
dikonversikan atas dasar aturan yang telah dibicarakan dalam bab kedua. Oleh karena
itu, dapatlah disederhanakan untuk sebagai pedoman silogisme yang berkesimpulan
tepat dan pasti., sedang urut-urutan symbol yang digunakan bukanlah jadi persoalan,
dapat juga menggunakan symbol-simbol yang lain denagn tata urutan yang bebas,
asal terdiri tiga term atau tiga variabel.

c. Pelbagai Ragam Silogisme


Silogisme kategoris yang diuraikan di atas merupakan silogisme yang teratur atau
disebut juga dengan silogisme beraturan, yaitu suatu silogisme yang ketiga
proposisinya baik sebagai premis maupun sebagai kesimpulan dirumuskan dengan
jelas. Sekarang akan dibicarakan tentang silogisme tidak beraturan yang merupakan
kumpulan pelbagai ragam silogisme, yaitu silogisme kategoris yang proposisinya ada
yang tidak dinyatakan, atau berkait-kaitan, atau juga bentuk silogisme itu terdiri dari
beberapa silogisme yang berkaitan. Silogisme tidak beraturan dibedakan antara
empat macam, yaitu : entimema, epikheirema, sorites, dan polisilogisme.
 Entimema
Dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya-karya tulis, orang tidak selalu
menguraikan jalan pikirannya secara penuh, sering juga hanya menunjukkan
kesimpulan saja tanpa premis, baik premis pertama (premis mayor) maupun premis
kedua (premis minor) karena dianggap yang mendengarkan atau yang membacanya
itu sudah jelas mengetahui jalan penalarannya. Di samping itu bahkan sering juga
hanya menyebutkan premisnya saja tanpa ada kesimpulan, karena dianggap sudah
langsung dimengerti kesimpulannya atau sudah disebutkan terlebih dahulu. Dan
sering juga menyebutkan premis pertama dengan kesimpulan atau premis kedua
dengan kesimpulan. Semua ini menunjukkan bahwa dalam penalarannya itu ada
proposisi yang diperkirakan atau tidak dinyatakan.
Beberapa keadaan sebagaimana yang disebutkan di atas itu dalam logika disebut
dengan istilah Entimema adalah suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan
premis atau kesimpulan saja atau keduanya tetapi ada satu premis yang tidak
dinyatakan.
 Epikheirema
Suatu silogisme jika salah satu atau kedua premisnya berupa entimema yang
terdiri dari kesimpulan disertai dengan salah satu premis, maka silogisme itu disebut
epikheirema. Jika didefinisiakn secara jelas, Epikheirema adalah suatu bentuk
silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai dengan alasan. Premsi yang
disertai alasan itu sebenarnya merupakan kesimpulan dari suatu silogisme tersendiri.
 Sorites
Suatu saat orang menyusun jalan pikirannya itu berkait-kaitan lebih dari dua
premis dan hanya satu kesimpulan yang merupakan suatu silogisme. Penyusunana
jalan pikiran yang demikian ini disebut dengan Sorites adalah suatu bentuk silogisme
ang premisnya berkai-kaitan lebih dari dua proposisi, sehingga kesimpulannya
berbentuk hubungan antara salah satu termproposisi pertama dengan salah satu term
proposisi terakhir yang keduanya bukan term pembanding.
Di dalam perkaiatan itu, dapat juga subyek dari proposisi pertama jadi predikat
atau subyek pada proposisi keduan. Dan begitu juga predikat proposisi sebelumnya
dapat jadi subyek atau predikat proposisi berikutnya. Dan sebenarnya penentuan
subyek maupun prediakt ini adlah bebas dan harus berlandaskan system konversi.
Semua itu bergantung daripada bentuk hubungannya.
Penalaran dalam bentuk sorites ini apat diambil kesimpulan secara pasti, jika
memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Jika dalam perkaiatan itu lingkungan term berjalan dari term yang luas meliputi term
yang sempit, maka perkaiatan selanjutnya tidak boleh dibali, walaupun term tersebut
sebagai subyek maupun predikat.
2. Jika dalam perkaitan itu langsung term berjalan dari term yang sempit termasuk
dalam lingkungan term yang luas, maka perkaitan selanjutnya juga tidak boleh
dibalik, baik term sebagai subyrk maupun predikat.
3. Jika dalam perkaitan itu ada negasi, maka yang menegasikan harus term yang lebih
luas, hal ini berdasarkan hokum keempat atas dasar denotasi term dalam silogisme.
4. Jika dalam perkaitan itu tiap proposisi yang sebagai premis berbentuk ekuivalen,
maka sampai deret proposisi tak terhinggapun kesimpulannya tetap berbentuk
ekuivalen, hal ini berdasarkan hukum pertama atas dasar konotasi term dalam
silogisme.

Sorites dibedakan antara dua macam, yaitu sorites progresif yang sering disebut
sorites Aristotels dan sorites regresif yang sering disebut dengan sorites Goklenius.
1. Sorites Progresif, yaitu suatu perbincangan mengarah maju dari term yang tersempit
sampai pada yang terluas, sedang kesimpulannya adalah perpaduan antara subyek
dari premis pertama dengan predikat dari premis terakhir.
2. Sorites Regresif, yaitu suatu perbincangan menagrah balik dari erm yang terluas
menuju yang tersempit, sedang kesimpulannya merupakan perpaduan anatara subyek
dari premis terakhir dengan predikat dari premis pertama.

 Polisilogisme
Salah satu bentuk silogisme yang tidak beraturan ialah polisilogisme, yang
didefinisikan adalah suatu bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme, sehingga
kesimpulan silogisme sebelumnya selalu menajdi premis pada silogisme berikutnya.
Polisilogisme ini, setiap silogisme sampai pada silogisme terakhir dapt mempunyai
kesimpulan tepat dan pasti. Jika berkisar pada tujuh macam silogisme kategoris yang
berkesimpulan pasti, sebagaimana dibicarakan dalam hukum dasar penyimpulan.
Atau dengan kata lain, sampai pada silogisme terakhir pun diagram himpunannya
harus tettap hanya satu bentuk.
Pertanyaan – Jawaban

1. Bagaimanakah penalaran dari penyimpulan tidak langsung?


- Penyimpulan tidak langsung penalarannya menggunakan term pembanding
atau term penghubung atara dua term lain yang akan disusun dalam
pernyataan baru sebagai kesimpulannya.
2. Apa yang dimaksud dengan silogisme?
- Silogisme merupakan salah satu bentuk penyimpualn deduktif yang sering
digunakan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penelitian-
penelitian ilmiah.
3. Apa yang dimaksud dengan Silogisme Kategoris?
- Silogisme Kategoris adalah suatu bentuk penyimpulan berdasarkan
perbandingan dua proposisi yang di dalamnya terkandung adanya term
pembanding dan yang dapat melahirkan proposisi lain sebagia kesimpulan.
4. Sebutkan tiga term berdasarkan definisi silogisme kategoris!
- a. term pembanding, disebut dengan term-tengah
b. term pangkalbanding, disebut term-mayor
c. term yang dibandingkan, disebut term-minor
5. sebutkan tiga prinsip konotasi term dalam silogosme!
- a. di antara dua hal yang sama,a pabila yang satu diketahui sama dengan hal
ketiga, maka yang lain pun pasti sama.
b. di antara dua hal yang sama, apabila sebagian yang satu termasuk dalam
hal ketiga, maka sebagian yang lainpun termasuk di dalamnya,
c. di antara dua hal, apabila yang satu sama dan yang lain berbeda dengan hal
ketiga, maka dua hal itu berbeda.
6. sebutkan empat prinsip denotasi term dalam silogisme!
- a. apabila sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan keseluruhan,
maka diakui pula sebagai sifat oleh bagian-bagian dalam keseluruhan itu.
b. apabila sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sam denagn bagian dari suatu
keseluruhan, maka diakui pula sebagai bagian dari keseluruhannya itu.
c. apabila sesuatu hal diakui sebagai sifat yang meliputi suatu keseluruhan,
maka meliputi pula bagian-bagian dalam keseluruhan itu.
d. apabila sesuatu hal tidak diakui oleh keseluruhan, maka tidak diakui pula
oleh bagian-bagian dalam keseluruhan itu.
7. sebutkan empat bentuk atau pola silogisme kategoris!
- a. silogisme Sub-Pre
b. silogisme Bis-Pre
c. silogisme Bis-Sub
d. silogisme Pre-sub
8. Apakah yang diamksud dengan Silogisme Sub-Pre dan Silogisme Pre-Sub?
- Silogisme Sub-Pre : Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam
premis pertama sebagai subyek dan dalam premis kedua sebagai predikat:
((M=P).(S=M)) => (S=P)
Silogisme Pre-Sub : Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam
premis pertama sebagai predikat dan dalam premis kedua sebagai subyek:
((P=M).(M=S)) => (S=P)
9. apakah yang dimaksud dengan silogisme beraturan dan silogisme tidak
beraturan?
- Silogisme beraturan yaitu suatu silogisme yang ketiga proposisinya baik
sebagai premis maupun sebagai kesimpulan dirumuskan dengan jelas.
Sedangkan silogisme tidak beraturan yang merupakan kumpulan pelbagai
ragam silogisme, yaitu silogisme kategoris yang proposisinya ada yang tidak
dinyatakan, atau berkait-kaitan, atau juga bentuk silogisme itu terdiri dari
beberapa silogisme yang berkaitan.
10. sebutkan empat macam silogisme tidak beraturan!
- a. Entimema
b. Epikheirema
c. Sorites
d. Polisilogisme
11. jelaskan yang dimaksud dengan Entimema dan Epikheirema!
- Entimema adalah suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis
atau kesimpulan saja atau keduanya tetapi ada satu premis yang tidak
dinyatakan. Sedangkan Epikheirema adalah suatu bentuk silogisme yang
salah satu atau kedua premisnya disertai dengan alasan. Premsi yang disertai
alasan itu sebenarnya merupakan kesimpulan dari suatu silogisme tersendiri.
12. apa yang dimaksud dengan sorites?
- Sorites adalah suatu bentuk silogisme ang premisnya berkai-kaitan lebih dari
dua proposisi, sehingga kesimpulannya berbentuk hubungan antara salah satu
termproposisi pertama dengan salah satu term proposisi terakhir yang
keduanya bukan term pembanding.
13. sebutkan syarat-syarat dalam pengambilan kesimpulan yang pasti dalam
bentuk sorites!
- a. Jika dalam perkaiatan itu lingkungan term berjalan dari term yang luas
meliputi term yang sempit, maka perkaiatan selanjutnya tidak boleh dibali,
walaupun term tersebut sebagai subyek maupun predikat.
b. Jika dalam perkaitan itu langsung term berjalan dari term yang sempit
termasuk dalam lingkungan term yang luas, maka perkaitan selanjutnya juga
tidak boleh dibalik, baik term sebagai subyek maupun predikat.
c. Jika dalam perkaitan itu ada negasi, maka yang menegasikan harus term
yang lebih luas, hal ini berdasarkan hokum keempat atas dasar denotasi term
dalam silogisme.
d. Jika dalam perkaitan itu tiap proposisi yang sebagai premis berbentuk
ekuivalen, maka sampai deret proposisi tak terhinggapun kesimpulannya tetap
berbentuk ekuivalen, hal ini berdasarkan hukum pertama atas dasar konotasi
term dalam silogisme.
14. jelaskan dua macam pemabgian sorites!
- a. Sorites Progresif, yaitu suatu perbincangan mengarah maju dari term yang
tersempit sampai pada yang terluas, sedang kesimpulannya adalah perpaduan
antara subyek dari premis pertama dengan predikat dari premis terakhir.
b. Sorites Regresif, yaitu suatu perbincangan menagrah balik dari erm yang
terluas menuju yang tersempit, sedang kesimpulannya merupakan perpaduan
anatara subyek dari premis terakhir dengan predikat dari premis pertama.
15. apa yang dimaksud dengan polisilogisme?
- Polisilogisme adalah suatu bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme,
sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya selalu menajdi premis pada
silogisme berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai