OKULOMOTORIUS)
Dr ISKANDAR JAPARDI
Fakultas Kedokteran
Bagian Bedah
Universitas Sumatera Utara
I. Pendahuluan
II. Anatomi
Aberrant regeneration
Aberrant regeneration dari N.III terdiri dari kumpulan bermacam-macam
penemuan klinis, yang seringnya adalah retraksi kelopak mata pada gerakan kearah
bawah (pseudo-von Graefe phenomenon). Temuan lainnya yaitu elevasi mata atau
kontriksi pupillaris pada usaha adduksi atau retraksi bola unilateral pada gerakan
keatas atau kebawah. Aberrant regeneration diduga sebagai akibat dari miswiring
yang mengikuti terputusnya silinder akson diantara N.III dengan kesalahan arah
(misdirection) tumbuhnya akson-akson.
Aberrant regeneration juga selalu terjadi mengikuti suatu kelumpuhan okulomotor
akut, tetapi Schatz et.al telahmencatat adanya aberrant regeneration tanpa banyak
riwayat. Semua pasien mereka menderita menigniom sinus cavernosa danmereka
Secara anatomis N.III terletak dibawah dan medialis dari N.IV di bagian
anterior sinus cavernosus. Ia terbagi menjadi 2 divisi yaitu di anterior sinus
cavernosa atau dibagian dari fissura orbitalis superior. Proses patologis pada area ini
kemudian dapat mengenai salah satu cabang superior atau inferior secara terpisah.
Prese divisi inferior ditandai oleh optalmoplegia internal dan parese dari m
rektus medialis dan m rektus inferior sebagaimana parese dari m obliqus inferior.
Kelumpuhan dari divisi inferior ini telah dilaporkan yaitu dengan trauma yang
sekunder dari suatu neoplasma dan juga diduga karena virus. Pada banyak kasus
yang diduga oleh virus maka paresenya cendrung untuk pulih secara spontan.
Parese divisi superior ditandai oleh ptosis danparese M rektus superior.
Parese jenis ini jarang ditemukan. Pernah dilaporkan satu kasus. Diduga etiologinya
virus dimana penyembuhan terjadi secara spontan. Pernah dicatat bahwa pada
pasien dengan aneurisma intracavernosa didapat bahwa pada pasien dengan
aneurisma intracavernosa didapat kecendrungan menjadi sparing relatif dari divisi
inferior N. okulomotorius. Sebagai tambahan, pada individu ini, pada bagian yang
lebih luas telah terkena saraf otak lainnya (N.V dan VI).
Single muscle paresia. Suatu serial kasus dari kelumpuhan M rektus inferior
saja diduga sekunder terhadap suatu oklusi dari pembuluh darah kecil di batang
otak. Pasien-pasiennya sembuh secara spontan. Warren et.al telah meneliti serial
kasus dengan parese N.III parsial termasuk juga satu atau dua otot dan pupil.
Defisit ini berhubungan dengan gejala lain dari penyakit mesensefalon intrinsik
seperti misalnya tremor rubral (terkenanya nukleus merah) atau tanda-tanda
serebral (terkenanya brachium conjunctivum). Parese M obligus inferior saja dengan
penyebab/etiologinya yang tidak diketahui juga telah dilaporkan.
Pupil yang berdilatasi, pupil yang tidak bereaksi atau dengan tidak ditemukannya
tanda-tanda disfungsi N.III lain,maka pada pasien-pasien ini harus dievaluasi untuk
mencari tanda-tanda kemungkinan adanya trauma okuler, blockade farmakologis
atau sindroma Adie.
Penyebab parese N. III murni pada anak berbeda dengan orang dewasa
(Tabel-2). Antara 43% dan 47% kasusnya adalah kelainan kongenital, antara 13%
dan23% traumatik, sekitar 10% neoplasma dan 7% adalah aneurisma. Miller
danHarley menunjukkan bahwa persentase yang tinggi dari kasus parese okulomotor
kongenital yang mereka temukan ternyata didapatkan adanya aberrant regeneration
(61 dan91%). Karena pada kebanyakan pasien tidak ditemukan defek yang progresif
dan pemeriksaan radiografis yang negatif, maka diduga etiologinya adalah trauma
persalinan ataupun trauma intra uterin.
Miller Harley
(30 kasus) (32 kasus)
No. % No. %
Kongenital 13* 43 15 47
Aneurisma 2 7
Neoplasma 3 10 3 9
Penyakit Vaskuler 2@ 6
Trauma 6 20 4 13
Inflamasi 4 13 3 9
Misellanus 2# 7 5$ 10
Keterangan:
* Termasuk trauma kelahiran
@ Migren oftalmoplegia
# Informasi terbatas
$ Tiga kasus migren oftalmoplegia
Ophtalmoplegic Migraine.
Migraine offtalmoplegia yaitu suatu sindroma yang jarang ditemukan dimana
biasanya onsetnya pada masa anak-anak. Pasien-pasien dengan migrainus
oftalmoplegia biasanya berkembang kelumpuhan saraf otak sebagai fase meredanya
nyeri kepala,meskipun hal itu mungkin terjadinya kapan saja dalam hubungannya
dengan fase-fase nyerinya. Kenyataannya onset dari ptosis pada beberapa pasien ini
merupakan sinyal bahwa nyeri kepalanya sedang akan menghilang. Kelemahan otot
ekstra okuler cenderung akan lebih lama pada tiap episodenya, dan pada beberapa
orang terjadi parese okulomotor yang permanen.
IV. Pengelolaan
DAFTAR PUSTAKA
1. Burde RM, Savino PJ, Trobe JD. Clinical decision in neuro ophthalmology.
Toronto : Mosby, 1985:p. 178-184
2. Brazis PW. Localization in clinical neurology. 2nd ed. London : Little Brown,
1990;p. 128-148
3. Chusid JG. Correlative neuroanatomy. 12th ed. U.S.: Prentice Hall, 1988:p.
143-151
4. Duus P. Topical diagnosis in neurology. 3rd ed. New York : George Thieme
Verlag, 1983: p.122-126
5. Glaser JS. Neuro ophthalmology. 2nd ed. Philadelphia : Lippincott, 1990: p.
362-402
6. Newman, NM. Neuro ophthalmology a practical test. 1st ed. Norwalk :
Appleton & Lange, 1992: 197-216