Anda di halaman 1dari 22

Oseanologi dan Limnologi dilndonesia (2008) 34: 25-46 ISSN 0125-9830

PROFIL TERUMBU KARANG DENGAN TEKNIK


"RAPID REEF RESOURCE INVENTORY"
DI PULAU-PULAU KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH

oleh

ANNA ELISEBA WILDAMINA MANUPUTTY


Pusat Penelitian Oseanografi - LIP1

Received 15 January 2008, Accepted 16 April 2008

ABSTRAK

Pulau-Pulau Karimunjawa, dikenal sebagai Taman Nasional Laut Karimunjawa,


merupakan rangkaian pulau-pulau yang terletak di Laut Jawa, kira-kira 83 km di utara
JawaTengah. Ada sekitar 27 pulau di wilayahTaman Laut, yang dikelilingi oleh terumbu
karang tepi. Kedalaman perairan terumbu karang berkisar antara 15 - 40 meter.
Pengamatan kondisi terumbu karang dengan metoda Rapid Reef Resource Inventoy
(RR), di perairan Pulau-Pulau Karimunjawa dan sekitamya telah dilakukan pada bulan
Agustus-September 2004. Tujuan pengamatan dengan metode RRI ini ialah untuk
memperoleh data kondisi terumbu karang di sekeliling Pulau-Pulau Karimunjawa dan
pulau-pulau kecil di sekitamya dalam waktu yang singkat. Jumlah titikpengamatan, 56
- -

titik stasiun, tersebar di Pulau Karimunjawa dan pulau-pulau kecil disekitamya.


Pencatatan dilakukan dalam satuan persen, yaitu persentase tutupan karang hidup
(Acropora, non-Acropora), karang lunak, spong, makro alga, biota bentik lainnya,
karang mati (DC), karang mati yang tertutup alga (DCA) dan persentase tutupan
substrat dasar. Kegiatan pencatatan data dilakukan dengan bantuan perahu motor,
GPS, dan menggunakan peralatan selam dasar (fin, mask dan snorkel). Hasil
pengamatan menunjulckan bahwa rerata persentase tutupan karang hidup, lebih tinggi
ditemukan di pulau-pulau kecil (40 - 60 %), sedangkan rerata persentase tutupan
ltarang hidup di Pulau-Pulau Karimunjawa dicatat 42,86 %. Persentase tutupan karang
tertinggi dicatat di Stasiun 36 (Pulau Menjangan Kecil) (95 %), sedangkan persentase
tutupan karang Acroporn tertinggi (65 %) ditemukan di bagian barat Pulau Karimunjawa
(Stasiun 22 dan Stasiun 23). Secara umum kondisi karang di Pulau-pulauKarimunjawa
dikategorikan cukup (sedang) sampai baik. Data yang diperoleh diharapkan dapat
menambah informasi tentang perubahan kondisi terumbu karang dan membantu dalam
usaha pengelolaan terumbu karang di kawasan Taman Laut Karimunjawa.

Kata kunci: Terumbu karang, RRI, Karimunjawa.


J ABSTRACT

THE PROFILE OF CORAL REEFS BY USING RAPID REEF


RESOURCE INVENTORY TECHNIQUE, AT KARIMUNJAWA ISLANDS,
CENTRAL JAVA. Karimunjawa is an islands known famously as National
Marine Park, located in the north-western most 83 km from Central Java. The
islands are surrounded by fringing reef with bottom depth ranging from 15 to 40
meters.A new technique called Rapid Reef Resource technique, was developed to
map the coral reefs condition at Karimunjawa islands. Sampling was performed
between the end of August to September 2004, on the top reef: The aims of this
study was to record data surrounding Karimunjawa Islands, to develop map of
distribution, coverage and abundance of benthos and substratum on reefs. A
total 56 sampling sites was fixed around reef contour The rapid field sampling
technique uses divers to visually estimate the percentage cover of categories of
benthos such as live coral (Acropora, non-Acropora) soft coral, sponge macro
algae and others, dead coral, dead coral covered by algae and substratum
categories.The survey team used small dinghy with hand-held Global Positioning
System (GPS) as well as skin diving equipment. The average percentage cover of
live coral in small islands, ranged from 40 to 60 % and it was higher than in
Karimunjawa (42.86 %). The highest percentage of live coral cover was recorded
at Stasiun 36 (Menjangan Kecil Island). The highest percentage cover of Acropora
(65 %) was recorded at the west part of Karimun Jawa (Station 22 and Station
23). In general, the corals in Karimunjawa Island were categorized into rare to
good condition. These data provide important information for monitoring changes
and management in coral reefs especially in Marine Park.

Key words :Coral reefs, RRI, Karimunjawa.

Ekosistem terumbu karangmerupakan ekosistemperairan laut dangkal yang


sangat produktif. Ekosistem inijuga memiliki keanekaragamanhayati yang tinggi di
perairantropis (DONE 1982).Terumbu karang adalah shkturalami yang mempunyai
nilai estetika yang tiada tara. Selainsebagai lingkungan alami, terumbu karangjuga
mempunyai banyakmanfaat bagi manusia dalarn berbagai aspek ekonomi, sosial dan
budaya termasuk pariwisata.
Pada kenyataannya, terumbu karang telah mengalami degradasi dari tahun
ke tahun, dan terjadinya di seluruh perairan yang memiliki ekosistem ini. Degradasi
~ -

terjadi u m ~ m n ~ ~biotapemb&un
~ada terumbu yaitu karang (DONE 1992). Hal
inijuga terjadi di perairan Indonesiadankenyataanini perludiantisipasisedinim u n h
salah satu cam ialah dengan adanyaprogramCOREMAP yang sudah berjalan tahunan
sampai ke Fase 11.
Untuk menambah informasi tentang kondisi tel-uinbukarang di Indonesia,
penelitian ekologi secaraterpadu telahdilakukanpadaakhirbulanAgustus- September
2004 di perairan Karimunjawa. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
KAPPEL (Kawasan Pengembangan dan Pengelolaan Laut) Laut Jawa, secara terpadu
yang mengamati aspek Oseanografi dan Lingkun~anPerairan Laut dan Biologi perairan
Laut. PerairanPulau-PulauICarimunjawadipilih sebagai lokasi penelitian aspekBiologi
Laut. Selain lokasi ini masuk dalam wilayah TamanNasional Laut,juga letaknya yang
jauh dari daratan utama Pulau Jawa, memungkinkan ekosistem pesisir yang ada di
sana terjamin kelestariannya. Juga dapat terhindar dari pengaruh daratanmaupun
p e n g d tekanan manusia sebagaimanayang sering terjadi pada pulau-pulau yang
berdekatan dengan daratan utama. Hal ini perlu pembuktian. Obyek penelitian kali
ini adalah elcosistein terumbu karang di pulau-pulau kecil, dan di pesisir Pulau
Karinunjawa.
Terumbu karangjugarawan dan sangat sensitive bila terjadi perubahan baik
itu secara alami maupun akibat tekanan manusia (BRYANT et al. 1998;
WEKINSON 2000). Pengamatan ini beitujuan untuk mengumpulkan informasi
terumbu karang serta biota lain yang hidup berasosiasi dengannya di perairan Pulau
Karimunjawa danpulau-pulaukecil di selutamya. Penelitian ini juga untuk meliiat
apakah terjadi suatu pen~bahanyang cepat di sistein terumbu karang yang
bersanghtan. Diliarapkan data d m informasi yang diperoleh dapat menjadi tambahan
informasi bagi upaya pengelolaan ekosistem terumbu ltarang di Pulau-Pulau
Karimunjawa.

BAHAN DAN METODE

Pengamatan kondisi karang dan beberapa biota yang hidup di dalam


ekosistem terumbu karang dilaldan di perairan pesisir pulau-pulau Karimunjawa
(Garnbar 1).Metode yang digunakan ialah, metode "Rapid ReefResource Inventory"
(RRI) berdasarltan COREMAP-AMSAT ( 2001) dan LONG et 01. (2004). Metode
yang digunakan ini merupakan modifilcasi dari metode "Reef Check" dan metode
"MantaTow" yang juga merupakan suatu metode dasar ymg dapat mencakup area
yang luas dalani waktu yang singkat (ENGLISH et 01. (1997). Kelebihan dari metode
"Rapid ReefResource Inventory" ialah data yang diperoleh tidak terbatas pada ada
tidaltnya karang seperti pada "Reef Check" atau pada kategori yang tercatat pada
papanMantasaja. Padametode ini, kategori yang dicatat bemagam,karenapencatatan
data dilakukan oleh beberapa pengamat biologi yangmewakili substansi masing-
masing. H a d pencatatan berupapersentasetutupankarang,jdahindividubiotabentik
lainnya dan persentase tutupan substrat dasar kemudian digabungkan dalam
satu leinbaran data lapangan untuk diproses selanjutnya. Tujuannya ialah untuk
melihat kondisi biota dan habitat dasar perairan secara menyeluruh dan dalam
waktu yang singkat, kemudian digambar ke dalam peta tematik kondisi karang
dan biota bentik lainnya serta kondisi substrat. Titik-titik pengamatan diplot
pada peta yang ada terumbu karangnya, mengelilingi kontur pulau. Masing-
masing titik berjarak 1 mil. Setiap posisi titik pengamatan dicatat dengan
menggunakan GPS (Global Positioning System).
Untuk pengambilan data dengan metode RRI ini, pengamat berenang
sekitar 10 menit di setiap titik pengamatan yg telah ditentukan, pada kedalaman
antara 3 - 4 meter (reeftop). Kemudian dilakukan estimasi persentase tutupan :
karang hidup (Acropora, non-Acvopora), karang lunak (soft coral), macro-alga
(MA), spong (sponge) dan biota bentik non-karang lainnya (OT) yang ditemukan
dan dicatat pada kertas tahan air. Juga patahan karang mati (rubble), karang
mati (DC),dan karang mati yang ditumbuhi alga (DCA). Kode-kode pencatatan
ini berdasarkan ENGLISH et al. (1997). Demikian halnya dengan substrat dasar
perairan yaitu pasir (sand), lumpur (mud) dan lamun (seagrass). Setelah selesai,
penganlat naik ke perahu dan bergerak ke lokasi berikutnya sampai semua titik
terselesaikan. Untuk melengkapi data yang diperoleh, dilakukan koleksi bebas
untuk jenis karang batu di sekitar titik pengamatan. Kegiatan pencatatan data
dilakukan dengan bantuan peralatan selam dasar fin, mask dan snorkel), dan
perahu motor (speed boat) berkecepatan sedang. Hasil pengamatan disajikan
dalam diagram pai, histogram maupun tabel.

Gambar 1. Peta Pulau-pulau Karimunjawa, dengan titik stasiun pengamatan RRI.


Figure 1. Map of Karimunjawa Islands showing RRI sampling sites.
PROFIL
TERUMBU
KARANG DESCANTEKNIK
"RAPIDREEFRESOURCE
INVEN~ORY"
DI P U L ~PULXU
U KAIIIMUNJAW.A,
JA\VA
TENGAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan
. - diuraikan berdasarkan lokasi, disajikan dalam -,qafik
(diagram pai), yang diplot padamasing-masing pulau d m titik pengamatan. J~u~ilah
total titik .
pengamatan
. di pulau-pulau lcecil25 titilc dan di Pulau Karim~ujawa3 1titik.
Mengingat luasnya perairan, maka untuk memudahkan penggakbaran, hasil
pengamatan dibagi menjadi wilayah barat Ka~imunjawameliputiPulau Menyawakan
(Stasiun 1-5), Pulau Cemara Besar (Stasiun 6-12), Pulau Cemara Kecil (Stasiun
13-15), danPulau Gelean (Stasiun 32-35) dapat dilihat dalaun Gan1bar2. Kemudian
bagian timur terdiri d a i Pulau MenjanganKecil (Stasiun 36-38), Pulau Menjangan
Besar (Stasiun 39-41) dan bagian barat Pulau Karimunjawa (Stasiun 16-31; 42-
56) disajikan dalam Gambar 3. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata
persentase tutupan karanghidup bervariasi antam satu pulau dengan pulau laimya.
Untukpulau yangbesar seperti Pulau Karimunjawa, ~ata-ratadiperolehtutupanlcarang
hidup 42,86 % (Tabel 1) dan masuk dalarn lcategori sedang atau cukup (GOMEZ &
YAP 1988). Namun nilai ini tidalc dapat dijadikan patokan mengingat luasnya area
terumbu karang dibandinglcan dengan waktu dan jumlah titik pengamatan yang
terbatas.Ada kemungkman bilajumlah titikdan waktu pengamatan ditambahnilai ini
dapat bertanlbah. Di bagian pesisir timur dari Pulau Karimunjawa ditemukan
pertumbuhan karang hidup bahkan pertumbuhan Acroporn spp. yang mendominasi
perairan. KarangAcroporn tumbuh baik di lereng tenrmbu terutanla yang menghadap
ke perairan terbuka (rvilzdward) atau pada rataan terumbu dengan sirkulasi arus
yangbaik@ONE 1982).Halini~u~tukmnem~~dahkmpenlbersihantubuhdaripartikel
maupun endapan.

Tabel 1. Rata-rata presentase tutupan k a r a n g bidup d i P u l a u - P u l a u


Karimunjawa, Agustus - September 2004.

Table 1. The average percentage of live coral cover in Karimunjmva Islands,


August - September 2004.
Location
Category (%)
MYlV C M B CMK KJW GEL MJK MJB
Live coral 28.2 35.7 40.66 42.86 39.75 60 48.32
Acroporu 11.4 15.85 21 20.51 15 34 16.66
Non Acropoi-n 16.8 19.85 19.66 22.35 24.75 26 31.66
REMARKS: MYW = MenyawakanIsland, CMB = CemaraBesarIsland,
QMK = Cemara Kecil Island, KJW = Karimnnjawalsland,
CEL = GeleanIsland, MJK = Menjangan Kecil Island,
MJB = Menjangan Besar Island.
Tabel 1 menunjukkan rata-rata persentase tutupan karang hidup (Acropora dan
non- Acropora) di lokasi pengamatan.
Deskripsi tutupan karang hidup, biota bentik lainnya serta kondisi
substrat dasar perairan diuraikan berdasarkan lokasi pengamatan.

Gambar 2. Grafik diagram pai basil RRI di perairan sebelah barat


Karimunjawa, Agustus - September 2004.

Figure 2. Result of RRI at west Karimunjawa waters indicated by pie


diagram, August - September 2004.
Gambar 3. Grafik diagram pai basil RRI di perairan sebelah timur
Karimunjawa, Agustus - September 2004.

Figure 3. Result of RRI at east Karimunjawa waters indicated by pie


diagram, August - September 2004.
1. Pulau Menyawakan
Pulau Menyawakan berada di sebelah barat Pulau Karimunjawa. Pantai
berpasir putih dengan pohon kelapa tumbub di sekitamya dan diselingi dengan
pertumbuhan mangrove yang tidak begitu padat. Di pulau ini terdapat beberapa
penginapan untuk pengunjung yang ingin benvisata pantai. Panjang rataan
+
terumbu berkisar 200 - 300 meter. Pertumbuhan karang ditemukan pada
kedalaman 2 - 5 meter dan berupa kelompok-kelompok kecil (patches).
Pertumbuhan karang dimulai dari bentuk pertumbuhan "massive" dari jenis
Porites lobata dan Goniastrea sp., di beberapa lokasi dijumpai karang ahakan
(recovery) dari jenis Acropora sp. Di antara karang mati ditumbuhi oleh karang
lunak dari jenis Sinularia sp. Substrat dasar didominasi oleh pasir dan patahan
karang bercabang. Berdasarkan 5 titik pengamatan (stasiun), hanya 1 stasiun
yang dalam kondisi baik yaitu di Stasiun 5, (tutupan karang hidup 51% - 75%),
2 stasiun dalam kondisi cukt~p(tutupan karang hidup 26% - 50%), 2 stasiun
dalam kondisi kurang (tutupan karang hidup 1 25%). Penggolongan ini
berdasarkan GOMEZ &YAP (1988), COREMAP-LIP1 (2007). Rerata tutupan
karang hidup di pulau ini adalah 28,2% (kategori cukup). Tutupan karang hidup,
biota bentik lainnya dan kondisi substrat dapat dilihat dalam Gambar 4.

Menyawakan Island -7

-
100%
Mud
I
"
m
""
80%

60%
m OCA
asand
o Rubble + TA
I
> E OG
P 40%
U
MA
20% m (IT
s
0 Sponge
nD/,

St.1 St 2 St. 3 St 4 St. 5 soft coral I


Site
P Nun-Acropora
B Acropora 1
I

Gambar 4. Persentase tutupan karaug bidup, biota bentik lainnya dan kondisi
substrat dasar di Pulau Menyawakan, Agustus - September 2004.

Figure 4. Percentage cover of live coral, other coral reef benthos and
substratum, at Menyawakan Island, August - September 2004.
2. Pulau Cemara Besar
Pulau Cemara Besar terletak di sebelah utara Pulau Cemara Kecil arah
barat laut Pulau Karimunjawa. Pulau ini tidak berpenduduk. Sesuai dengan
namanya, vegetasi pantai didominasi oleh pohon cemara. Pulau ini juga
mempunyai pantai pasir putih. Panjang rataan terumbu berkisar antara f 700
meter di sebelah timur laut. Di beberapa lokasi dijumpai gosong (reef rampart)
yangpada waktu air surut, karang muncul ke permukaan. Lereng terumbu bagian
atas urnurnnya landai dengan panjang antara 500-700 meter. Karang batu tumbuh
berupa bongkahan-bongkahan kecil ke arah terumbu bagian bawah (reefslope).
Sudut kemiringan mulai bertambah, antara 30-45" dan karang mulai banyak
dijumpai. Pada beberapa lokasi umumnya karang memiliki bentuk pertumbuhan
bercabang terutama dari jenis Acropora spp. juga dijumpai bentuk pertumbuhan
inenjari (digitate), seperti meja (tabulate), mengerak (encrusting) dan "sub-
massive". Karang dari jenis : Porites lutea, Porites cylindrica dan yang bentuk
pertumbuhan seperti lembaran daun Vbliose)yaitu Montiporafoliosa, Montipora
monasteriata terlihat lebih dominan. Karang- -iamur (mushroom) dari inarEa -
Fungia sp. juga banyak dijumpai. Karang dengan bentuk'pertumbuhan bercabang
dan berbentuk meja lnendorninasi area di sebelah utara, yang perairannya terlihat
sangat jernih. ~ a s ipengamatan
l dengan metode RRI diperoleh rerata persentase
tutupan karang hidup adalah 35,70 %. Berdasarkan 7 stasiun pengamatan, hanya
2 stasiun dalam kondisi baik. Tutupan karang bidup, biota bentik lainnya dan
kondisi substrat dapat dilihat dalain Gambar 5.

Cemara B e s a r island

Gambar 5. Persentase tutupan karang bidup, biota bentik lainnya dan kondisi
substrat dasar di Pulau Cemara Besar, Agustus - September 2004.
Figure 5. Percentage cover of live coral, other coral reef benthos and
substratum, at Cemara Besar Island, August - September 2004.
3. Pulau Cemara Kecil
Pulau Cemara Kecil berada di sebelah selatan Pulau Cemara Besar. Pantai
umurnnya memiliki hamparan pasir putih dengan pohon cemara tumbuh di
sekitamya. Rataan terumbu bagian atas (reef top) umurnnya landai, pertsunbuhan
karangnya bercabang (branching) dari jenis Acropora jlorida dan Acropora sp.,
tampak mendominasi perairan sampai ke arah lereng terumbu (reef slope).
Kemiringan lereng terumbu 30 - 50' Di sini pertumbuhan karang inulai bervariasi,
dari pertumbuhan "massive" yaitu Porites lutea, Goniastrea retiformis dan
Lobophyllia sp. dan dijurnpai pada kedalaman 3 - 4 meter. Karang dengan
pertumbuhan "submassive" antara lain Montipo~asp. mempunyai koloni yang
besar. Juga ditemukan pertumbuhan anakan karang jenis Fungia sp. Pada
bongkahan karang mati ditumbuhi oleh karang lunak dari jenis Sinularia sp.
Pada kedalaman di bawah 5 meter pertumbuhan karang mulai jarang, merupakan
kelompokan kecil-kecil (patches).Rerata persentase tutupan karang hidup ialah
40,66 %. Pertumbuhan karang cukup baik ditemukan di Stasiun 10 kemudian
Stasiun 11. Tutupan karang hidup, biota bentik lainnya dan kondisi substrat dapat
dilihat dalam Gambar 6.

I Cemara Kecii Island

Dead Coral

Sponge

St. 13 St. 14 St. 15


0Soft coral
Nun-Acropora
Site
Acropora ,
Gambar 6. Persentase tutupan karang hidup, biota bentik lainnya dan kondisi
substrat dasar di Pulau Cemara Kecil, Agustus - September 2004.

Figure 6. Percentage cover of live coral, other coral reef benthos and
substratum, at Cemara Kecil Island, August - September 2004.
4. Pulau Karimunjawa

Pulau Karimunjawamernpakan kecamatan yaitu Kecamatan Karimunjawa,


dan masulc dalam Kabupaten Jepara, JawaTengah. Meskipun pulau ini sudah ramai
namun perairannya relatif bersih karena pulau tersebut termasuk wilayah Taman
Nasional Laut yang penuh dengan pengawasan dari Pemerintah Kabupaten. Pulau
ini terpisah dengan Pulau Kemujan di ujungutaq namun terumbu karangnyamenpu,
Adaselat sempit (lebar2- 3 meter) antaraPulauKaimunjawa dengan Pulau Kemujaq
dengan kedalaman antara 1 - 2 meter dan perairan yang lceruh. Vegetasi pantai
ditumbuhi olehpohonkelapa danmangroveterutamadi sebelah barat, hutanmangrove
sangat padat. Padamusim-musim tertentu gelombang sangat lcuat di sebelah timur.
Pada bagian barat Pulau Karimunjawa terdapat beberapa lokasi yang cocok untt~lc
budidaya mmput laut dengan sistem apung. Jenis nunput laut yang dibudidayakan
yaitu Eucheuina sp. Psujangrataanterumbuberbedadisetiap lokasimulai dari 400
meter sarnpai dengan 1krn. Rataan terumbu umumnya landai, pertumbulmn karang
dimnlai dari kedalaman 2 meter yang didominasi oleh Acropornfonnosa,Acropora
hyncinthus, Acroporn cytherea,Acroporn digitata dan Acvopora palifern dengan
bentulc pertumbuhan bercabang, digitata, tabular, mengerak dan "sub massive".
Perairan di daerah ini jugarelatifjernih yang sangat mendukung untuk kehidupan
karang jenis Acroporn spp.. Tampak bahwa kehadiran karang dari jenis Acropora
di daerah ini sangat melimpah. Ke arah lereng tenunbu bagian bawah, kemiringan
mulai bertambah sekitar 20° - 50°, dan kehadiran karang mulai bervariasi.
Pertumbuhan karang massive Porites lobnta, Diploastrea heliopora dan
Lobophyllin sp. ditemulcanpadakedalaman 4- 5 meter. Karang lunak (soft coral)
juga banyalc dijumpai turnbuh diatas karangmati. Pada kedalaman 7 meter ke bawah,
kehadiran karangmulaijarang.
i RRI diperoleh persentase tutupan rata-rata sebesar
Secara umum d a ~hasil
42,86 %. Berdasarkan 3 1 titikpengamatan, 8 stasiun dala~nkondisi baik (tutupan
karang hidup 51 - 75 %). Untuk memudahkan tampilan, gambar hasil pengamatan
untuk P. Karimun Jawa dibagi dua yaitu pesisir barat dan pesisir timur (Gambar 7A
dan 7B). Pada beberapa lokasi terlihat adanya degradasi kehadiran karang batu
yang dekat dengan hutan mangrove karena pada loltasi tersebut terdapat sedimen
yang menghambat perhunbuhan karang.
KarimunjawaIsland Iwst prt)

St St St. St St St St St SL St. St St. St. St

Sire

Gambar 7A. Persentase tutupan karang hidup, biota bentik lainnya dan kondisi
substrat dasar di sebelah barat Pulau Karimunjawa, Agustus -
September 2004.
Figure 7A. Percentage
- cover of live coral, other coral reef benthos and
substratum, at the west p a r t of Karimunjawa Island, August -
September 2004.

s i t e

Gambar 7B. Persentase tutupan karang hidup, biota bentiklainnya dan kondisi
substrat dasar di sebelah timur Pulau Karimunjawa, Agustus -
September 2004.
Figure 7B. Percentage cover of live coral, other coral reef benthos and
substratum, a t the east part of Karimunjawa Island, August -
September 2004.
5. Pulau Gelean
Pulau Gelean terletak di sebelah barat Pulau Menjangan Kecil. Rataan
tenunbu landai dengan panjang sekitar 50 - 200 meter. Pada daerah ini karang
batu tumbuh berupa bongkahan-bongkaban kecil yang didominasi oleh Acvopora
hyacinthus.Ke arah lereng tenunbu ditemukan pertumbuhan karang dengan bentuk
pertumbuhan "massive", yaitu Goniopova sp., Diploastvea heliopora, dan Povites
lutea. Demikian pula dengan bentuk pertumbuhan bercabang antara lain
Echinopova horrida, Pocillopora dan damicomis. Pada dasar dengan bongkahan
karang mati banyak dituinbuhi karang lunak dari jenis Sarcophyton sp.. Secara
umum dari hasil pengamatan, diperoleh persentase tutupan rata-rata karang hidup
sebesar 39,75%. H a d selengkapnya disajikan dalam Gambar 8.

Mean Island

St. 32 St. 33 St.34 St. 35


S i t e

Gambar 8. Persentase tutupan karang hidup, biota bentik lainnya dan kondisi
substrat dasar di Pulau Gelean, Agustus - September 2004.
Figure 8. Percentage cover of live coral, other coral reef benthos and
substratum, at Gelean Island, August - September 2004.

6. Pulau Menjangan Kecil


Pulau Menjangan Kecil terletak di sebelah barat Pulau Menjangan Besar.
Pulau ini mempunyai rataan terurnbu yang has. Hampir di setiap lokasi didominasi
oleh karang batu dari jenis Acvopova spp. Rataan terurnbu didominasi oleh
pertumbuhan karang bercabang yaitu Acvopova spp., diselingi dengan pertumbuhan
karang seperti daun mliose) dari jellis Montipora foliosa. Ke arah lereng
terumbu juga masih didominasi oleh karang batu dari jenis Acvopora spp. juga
Lobophyllia sp, Diploastrea heliopora dan Favites abdita. Di lokasi ini
perairan relatif jemih, pertumbuhan karang batu terlihat rapat, dengan koloni
yang cukup besar. Secara umum, dari hasil pengamatan diperoleh tutupan
rata-rata karang hidup sebesar 60% dengan kondisi seperti ini tutupan karang
tersebut dikategorikan baik (tutupan karang hidup 51-75 %). Hasil
selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 9.

Menjangan Kecil Island IIJSea grass


Mud
I
I
r#! Sand
rn OCA
Rubble + TA
mDC
MA
MOT
Sponge
Soft coral
St 36 St. 37 St. 38 Non-Acropora
S i t e Acropora

Gambar 9. Persentasc tutupan karang hidup, biota bentik lainnya dan kondisi
substrat dasar di Pulau Menjangan Kecil, Agustus - September 2004.
Figure 9. Percentage cover of live coral, other coral reef benthos and
substratum, at Menjangan Kecil Island, August - September 2004.

7. Pulau Menjangan Besar


Pulau MenjanganBesarterletak di sebelah Selatan Pulau Kaimunjawa. Sama
halnya dengan Pulau Menjangan Kecil, pulau ini mempunyai rataan terumbu yang
luas. Rataan temmbu landai, pertumbuhan karang didominasi oleh jenis Acropova
spp. Ke arah lereng terumbu pertumbuhan karang mulai belvariasi yaitu Leptovia
phyrigia, Pachyseris speciosa, dan Montipora digitata, namun masih didominasi
oleh Acropora spp. Karang tumbuh sampai kedalaman 6 meter, kearah lebih dalam
dasar perairan terdiri dari pasir. Rata-rata tutupan karang hidup sebesar 48,32%.
Hasil pengamatan persentase tutupan karang, biota bentik lainnya serta substrat dasar
disajikan dalam Gambar 10.
Menjangan Besar Island ,-
0 Sea grass
Mud
. I Sand
%
U ~ A
Rubble + TA
DC
mM A
BUT
0 Sponge

St. 39 St. 40 St. 41 Soft coral


81 Non-Acropora
S i t e
Acro~ora

Gambar 10. Persentase tutupan karang hidup, biota bentiklainnya dau kondisi
substrat dasar di Pulau Menjangan Besar, Agustus - September
2004.
Figure 10. Percentage cover of live coral, other coral reef benthos and
substratum, at Menjangan Besar Island, August - September 2004.

Kategori patahan karang yang sudah ditumbuhi alga filamen (rubble +


TA) juga dicatat dengan persentase tutupan yang cukup tinggi.(lO - 55 %), dan
ditemukan di semua titik sampling kecuali di Pulau Gelean (Stasiun 32) dan
Pulau Menjangan Kecil (Stasiun 36). Dua pulau yang letaknya terluar yaitu
Pulau Menyawakan dan Pulau Cemara Besar justru yang tertinggi tutupan
patahan karang ini. Tidak diketahui secara pasti adanya aktivitas pengrusakan
di lokasi ini, yang jelas selama pengamatan terdengar bunyi ledakan dari
penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Untuk Pulau Gelean dan Pulau
Menjangan Kecil, dari hasil pengamatan, di kedua titik tersebut di atas
pertumbuhan karang batunya cukup baik. Untuk St.32 persentase tutupan karang
hidup 60 % di mana tutupan Acropova 30 %, sedangkan di St. 36 (Pulau
Menjangan Kecil) tutupan karang hidup di sini yang tertinggi dari semua titik
pengamatan yaitu 95 % denganpersentase tutupan Acvopora 42 %. Posisi Pulau
Menjangan Kecil berdekatan dengan Pulau Karimunjawa namun pertumbuhan
karangnya inasih baik. Demikian pula dengan di beberapa lokasi pesisir tiinur
dan barat Pulau Karimunjawa. Kondisi karang yang dicatat dari 5 lokasi di
Pulau-Pulau Karimunjawa, yang masuk dalam kategori baik hanya 1 lokasi dan
4 loltasi lainnya masuk dalam kategori sedang (SUHARSONO 2002). Dari
pengamatan tersebut ditemultan 58 marga karang batu dan marga Acvoporn yang
dominan. Terumbu karang yang berdekatan dengan daratan utama sangat rawan
terhadap siltasi, penurunan salinitas danpengayaannutrien (DONE 1982).Hal ini
kemungkinan karena tidak ada sungai besar yang dapat menirnbulkan sedimentasi.
Juga dekat denganpengawasan mengingat lokasi ini masuk dalam Taman Nasional
Laut. Sebaran karang batu di lokasi pengamatan dapat dilihat dalamTabel2. Dari
hasil koleksi karang dicatat 163jenis yang termasukdalam 17 suku.

Tabel 2. Sebaran karang hidup di Pulau-Pulau Karimunjawa.


Table 2. Hard corals distribution in Karimunjawa Islands.

I POCILLOPORIDAE
1 Pociiiopora damicornis + + + + + + +
2 Reydouxi - + - - + +
3 R verrucosa + + + + + + +
4 Seriatopora hystrix + + + - -
5 Styiophora pistiiiata - + + + +
ACROPORIDAE
Montipora aequitubercuiata
M. danae
M. digitata
M. foiiosa
M. hispida
M. incrassata
M. informis
M. turgescens
M. undata
M. venosa
M verrucosa
Acropora aspera
A. austera
A. brueggemanni
A. cerealis
A. ciathrata
A. cuneata
A. cytherea
A. danai
A. dendrum
A. digitifera
A. divaricata
A. eJseyJ
A. florida
A. formosa
A. humilis
A. hyacinthus
A. microphthalma
A. milepora
A. nana
A. nasuta
A. palifera
A. robusta
A. solitaryensis
A. stoddart;
A. tenuis
A. valida
Astreopora explanata
A. gracilis
A. myriophthalma

PORlTlDAE
Porites annae
i? cylindrica
i? lichen
I? lobata
I? lutea
P nigrescens
i? rus
Goniopora columna
G. djiboufiensis
G. minor
G. stokes;
G. stutchburyi
G tenuidens
Alveopora catalai
A. spongiosa

SIDERASTREIDAE
Pseudosiderastrea tayami
Psammocora contigua
Coscinaraea columna

AGARlCllDAE
Pavona cactus
i? clavus
P decussata
Leptoseris explanata
Gardineroseris planulata
69 Coeloseris mayerl - - + - + +
70 Pachyseris rugosa - + + + + -
71 P speciosa + + + + +
VI NNGllDAE
72 Heliofungia acflniformis
73 Fungia conclnna
74 F. danai
75 F (c) echinata
76 F. fungites
77 F. horrida
78 F. repanda
79 F. scruposa
80 Herpolitha limax
81 Polyphylia taipina
82 Halomitra plleus
83 Sandalolitha robusta
84 Lithophyllon edwardsi
85 Podabacia crustacea

VII OCULINIDAE
86 Galaxea astreata + + + -
87 G,fasclcularis - + + + + + +
Vlll PECTlNllDAE
88 Echinophyliia aspera - + + - + +
89 Oxypora glabra + + + + +
90 0. lacere - - + - + -
91 Mycedium elephantotus + + + + + +
92 Pectinia alcicornis - + + - + +
93 P lactuca + + - - + - -
94 P paeonia - + + - + +

IX MUSSIDAE
95 Acanthastrea bowerbanki + + + + + + -
96 A. echinafa - - - - + +
97 Lobophyllia corymbosa - + + + + + +
98 L. hemprichii - + + - - + +
99 Symphyllia radians + + + + + -
100 S. recta - + + - -

X MERULINIDAE
101 Hydnophora exesa + + + -
102 H. rigida - + - + - +
103 Merulina ampliafa
104 M. scabricula

XI FAVIDAE
105 Caulastrea furcafa
106 Faviafavus
107 F. laxa
108 F. lizardensis
109 F. maritha
110 F. matthaii
111 F. maxima
112 E pallida
113 F. rotumana
114 E rotundafa
115 E speciosa
116 F. stelligera
117 E veroni
118 Favites abdita
119 F. chinensis
120 Favites complanata
121 E flexuosa
122 F. halicora
123 E pentagona
124 F. russeNi
125 Goniastrea aspera
126 G australensis
127 G. favulus
128 G. palauensis
129 G. pectinata
130 G. retiformis
131 Platygyra daedalea
132 P lamellina
133 P pin1
134 Leptoria phrygia
135 Oulophyllia bennettae
136 0 . crispa
137 Montastrea annuligera
138 M. curta
139 M. magnistellata
140 Diploastrea haliopora
141 Leptastrea lnaequalis
142 L. pruinosa
143 L. purpurea
144 L. transversa
145 Cyphastrea chalcidicum
146 C. seraiiia
147 Echinopora gemmacea
148 E. horrida
149 E. marnmiformis

XI1 TRACHYPHYLLIIDAE
150 Trachyphyllia geoffroyi

Xlll CARYOPHYLLIIDAE
151 Euphyllia ancora
152 E. divisa
153 E. glabrescens
154 Plerogyra sinuosa
155 Physogyra iichtensteini

XIV DENDROPHYLUIDAE
156 Turbinaria peltata
157 1 frondens
158 T: reniformis

XV TUBlPORlDAE
159 Tubipora musica

XVI HELIOPORIDAE
160 Heliopora coerulea

XVll MILLEPORIDAE
161 Miilepora platyphylla
162 M. teneila
163 M. exaesa

REMARKS : A = Menyawakan lsland


B = Cernara Besar lsland
C = Cemara kecil lsland
D = Karirnunjawa lsland
E = Gelean lsland
F = Menjangan Kecil lsland
G = Menjangan Besar lsland
+ = Present
- = Absent
Secara mum kondisi karang di lokasi pengamatan dalam kondisi sedang
sampai baik. Hal ini perlu dijaga, terutama diawasi dari pengrusakan oleh manusia.
Dengan pengawasan sertapengelolaan lahanpesisir yang baik, diharapkan kondisi
karang tetap tejaga. Kategori dan tutupan karang akanmeningkat menjadi lebih
baik bahkan sangat baik (excelent).

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Pulau-Pulau Karimunjawa,pertumbuhan


karang yang baik, diindikasikan dari persentase tutupan karang hidup yang tinggi,
dicatat di Pulau Menjangan
. - Kecil. Dengan kondisi perairan yangrelatifjernih
.
-
dan
berarus, terutama di Pulau Menjangan Kecil, di sebelah barat dan timur Pulau
Karimunjawa yang terbuka ke laut lepas, memungkinkan untuk karang batu dari
marga Acropora untuk tumbuh dengan baik. Bahkan pada bagian pantai yang
berbatasan dengan hutanmangrove- punmasih ditemukanmargaAcropora.Fenomena
hijarang terjzmengingatjenis~c~povaturnbuh lebih bakdipemir~jemih,sehingga
hams diperhatikan dan dijaga agar tidak tejadi pengrusakkan oleh manusia.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terirna kasih kepada rekan-rekan Laboratorium Coral,


dan staf GIs, yang telah membantu di lapangan, maupun di laboratorium, sehingga
terselesaikannyatulisan ini. Kegiatan ini didanai oleh Proyek Penelitian Kawasan
Pengembangan dan Pengelolaan Laut (KAPPEL), Laut Jawa, tahun 2004.

DAFTAR PUSTAKA

BRYANT, D.,
L. BURKE, L.Mc MANUS andM. SPALDDJG 1998.Reefs aatrisk
: n map-based indicator of threats to the worldi coral reef: World
Resources Institute, New York :I76 pp.
COREMAP-AMSAT 2001. Riau reef health monitoring cruiseBEO0 September
2000. BMEReefHealth Report. Jakarta : 149pp., 5 Annexes.
COREMAP-LIP1 2007. Kondisi terumbu karang di Indonesia. HTTP www
coremap.or.id,dikunjungitanggal 14Januari 2008.
DONE T.J. 1982.Patterns in the distributionof coral communities across the Central
Great Bamer Reef. Coral Reefs (1) : 95 - 107.
DONE T.J. 1992. Phase-shifts in coral reef communities and their ecological
significance. Hydrobiologia 247 :121- 132.
ENGLISH, S.C., C. WILKINSON and V. BAKER 1997. Survey Manual for
Tropical Marine Resources ASEAN. ASEAN-AustraliaMarine Science
Project. Living Coastal Resources : 68-80.
GOMEZ, E.D and H.T. YAP 1988. Monitoring reef condition. In: R.A.
KENCHINGTON & B.E.T. HUDSON (eds). Coral reef management
hand book, UNESCO Jakarta : 187 -195.
LONG,B.G., G.ANDREWS, Y.G. WANG and SUHARSONO 2004. Sampling
accuracy of reef resource inventory technique. Coral Reefs (23) : 378 -
385.
SUHARSONO 2002. Condition of coral reefs resources in Indonesia. GCMRMN
Workshop. MinistryofEnvironment Japan, Ishigaki :50-65.
WILKINSON, C. R. 2000. Status of Coral Reefs of the World.Aust. Inst. MarSci.
Townsville,Australia : 363 pp.

Anda mungkin juga menyukai