Tugas Akhir Aspas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mish’al Azis

NIM :2007-22-069
Review Artikel:

AUSTRALIA-SINGAPORE
(oleh Ron Huisken)

Di dalam artikel ini dituliskan bahwa Singapura merupakan


bagian penting dalam bidang keamanan dan pertahanan Australia
sejak tahun 1965. Hubungan perthanan Australia dan Singapura
dibagi kedalam dua era. Era pertama yaitu antara tahun 1945-1975
dimana kedua negara bersama-sama mengatasi permasalahan
komunis yang menyebar di wilayah Asia Tenggara serta pembuatan
peta politik di Asia Tenggara setelah berakhirnya masa
kolonialisme. Era yang ke dua adalah sejak tahun 1975 hingga
sekarang, ditandai dengan kerjasama-kerjasama ekonomi dan
politik yang dilakukan oleh Australia di wilayah Asia Tenggara
terutama dengan Singapura.
Hubungan Australia dan Singapura pada masa Perang Dunia II
berlangsung ketika Australia mengirmkan pasukannya untuk
membantu Inggris dan rakyat Singapura untuk menghadapi
ekspansi Jepang pada masa itu. Pada saat itulah para tentara
Australia dan penduduk Singapura merasakan kekejaman Jepang
selam 3,5 tahun secara bersama-sama. Hubungan pertalian yang
tercipta antara tentara Australia dan penduduk Singapura dari
peristiwa tersebut sangatlah kuat, rumit dan amat sangat positif.
Artikel ini mengungkapkan tentang Australia yang dilibatkan
oleh Inggris di dalam melakukan pengamanan di wilayah Malaya
dan Singapura pada tahun 1948 ketika terjadi kampanye Partai
Komunis Malaya yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan
militer di wilayah Malaya dan Singapura. Australia dipaksa oleh
Inggris untuk berkontribusi lebih dalam melakukan pengamanan di
wilayah Malaya dan Singapura ketika pada saat itu wilayah tersebut
merupakan wilayah berstatus darurat. Pada awalnya Australia
menolak untuk terlibat langsung di wilayah tersebut tetapi pada
akhirnya Australia setuju untuk mengirimkan pesawat transportasi
militer C-47 dan satu skuadron Lincoln Bomber untuk digunakan
dalam operasi kontra pemberontakan.
Pesawat Lincoln Bomber tersebut tetap tinggal hingga tahun
1958 ketika akhirnya digantikan oleh pesawat jet lainnya dan
pangkalan militernya dipindahkan ke Butterworth di Malaysia.
Australia juga mengirimkan I batalion infantry sebanyak 800
personel angkatan darat pada Oktober 1955. dan jumlah itu
bertambah hingga 1.400 personel dan bertahan di sana selam 18
tahun hingga tahun 1974.
Artikel ini juga membahas tentang politik konfrontasi
Indonesia yang berpengaruh pada kebijakan luar negeri Australia
terhadap wilayah Malaysia dan Singapura. Pada tahun 1961
Indonesia menyatakan penentangannya terhadap penyatuan
wilayah Borneo Utara dan Singapura ke dalam federasi Malaysia.
Pada Januari 1963, Indonesia memberikan sinyal bahwa akan
melakukan konfrontasi terhadap Federasi Malaysia buatan Inggris.
Di tahun tersebut pula pasukan Indonesia menyerbu ke wilayah
Borneo Utara yang di kuasai Inggris tersebut. Dan Inggris pun
meresponnya dengan segera mengirimkan pasukannya ke wilayah
Sabah dan Serawak. Ingris pun kemudian meminta kepada Australia
dan Selandia Baru untuk ikut terlibat dalam konfrontasi ini.
Australia mengirimkan batalion infanterinya dari Buterworth
dan squadron SAS ke Sarawak pada bulan Februari tahun 1965.
Peristiwa G30S/PKI di Indonesia dan terjadi pergantian
kepemimpinan dari Soekaran ke Soeharto membuat kebijakan
Konforntasi Indonesia berakhir. Tentara Australia di Sarawak ditarik
kembali pada November 1966. setelah itu Australia membagi aset
militernya antara Singapura dan Malaysia, mereka meinggalkan dua
squadron Mirage III fighters di Butterworth, dan mereka merelokasi
batalion infanterinya ke Singapura pada tahun 1969-1970.
Australia melihat pemindahan batalion infanterinya dari
Malaysia ke negara baru yaitu Singapura sebagai maksud untuk
memperlihatkan kerendahan diri mereka. Namun tidak lama setelah
itu Australia mengambil jalan yang sama sekali tidak low profile
dengan bergabung kedalam FPDA pada tahun 1971. FPDA dibentuk
berdasarkan respon Inggris terhadap tekanan regional terutama
dari Singapura dan Australia yang kemudian diperkuat dengan
tekanan dari AS. Tujuannya adalah untuk menunda kepulangan
pasukan dari wilayah Singapura dan Malaysia.
Pada tahun 1971 Australia membuat kesepakatan dengan
Australia melalui FPDA bahwa setengah squadron Pesawat Mirage III
akan menetap di Singapura untuk digunakan di dalam latihan
Angkatan Udara Singapura. Pada saat Partai Buruh berkuasa di
Australia mereka memulangkan para tentara yang ada di Vietnam
dan Singapura kembali ke negaranya pada tahun 1973.
Pada artikel ini dijelaskan bidang-bidang kerjasama Austrlai-
Singapura. Kerja sama ini berawal pada saat Presiden pertama
Singapura Lee Kuan Yew menydari bahwa orientasi strategi dari
negara micro seperti Singapura harus mengarah ke Barat. Dia
menyadari bahwa keamanan dan militer sangatlah penting untuk
menjaga kestabilan negranya. Australia juga tertarik untuk
melakukan kerjasama dengan Singapura dengan memberikan
bantuan di bidang pertahanan dan Militer.
Australia pada tahun 1980 setuju untuk mengizinkan
angkatan darat Singapura berlatih di fasilitas Australian Defence
Force (ADF), lebih tepatnya di area latihan Shoalwater Bay di
Queensland. Pada tahun 1990 kedua negara menyepakati MoU yang
berisikan bahwa Australia mengizinkan Singpaura untuk
menempatkan alutsistanya di Shoalwater Bay. Beberapa tahun
berikutnya kedua negara juga menyepakati untuk menempatkan
Singapore Armed Forces (SAF) di wilyah tersebut untuk melakukan
latihan perang tanpa lawan dengan ADF mengobserfer dari
kejauhan. Sekitar 6.5oo SAF terlibat pada pelatian ini.
Pada tahun 1981, tercapai kesepakatan antara Australia dan
Singapura tentang pendirian sekolah penerbangan SAF di pangkalan
militer RAAF di Pearce dekat Perth di wilayah Australia Selatan.
Perjanjian ini akan berlangsung sampai dengan 2018 dan
rencananya Singapura akan memperpanjangnya sampai dengan
2028. Dalam konteks kerjasama angkatan udara, juga telah tercipta
suatu kesepakatan antara kedua negara pada Oktober 1996 yang
kemudian memberikan dasar bagi Singapura untuk menggunakan
ADF Army Aviation Centre di Oakey, Queensland. Balasan dari
kebaikan Australia untuk membantu Singapura dalam bidang
pelatihan militernya adalah Singapura selalu mendukung segala
kebijakan Australia di wilayah Asia Tenggara. Pada akhirnya karena
kepentingan Singapura di luar Asia Tenggara menciptakan
kecenderungan untuk mendukung inisiatif kebijakan Australia dan
dengan demikian, secara tidak langsung, untuk mendorong negara
lain untuk melakukannya juga.
Kedua negara juga terlibat dalam kerjasama intelijen.
Kerjasama intelijen in sangat penting bagi kedua negara untuk
meningkatkan kepercayaan kepercayaan politis dan militer diantara
kedua negara. Penarikan pasukan Inggris pada tahun 1967 dan
1968 serta penarikan pasukan Australia pada tahun 1973 dari
Singapura, membuat Singapura dapat membentuk dan
memanfaatkan fasilitas yang ditinggalkan oleh kedua negara
tersebut untuk badan intelijennya.
Sangat masuk akal bila kita mengasumsikan bahwa
pertukaran intelijen antara Australia dan Singapura adalah yang
paling jelas dan bermanfaat dibandingkan dengan yang dilakukan
oleh Australia terhadap negara-negara ASEAN lainnya. Hubungan ini
pun berlanjut ketika kebijakan Australia untuk memerangi terorisme
pasca serangan 11 September 2001.
Kerja sama antara Australia dan Singapura juga berlangsung
di dalam FPDA(Five Power Defence Arrangements). FPDA adalah
kesepakatan Eksekutif yang bertujuan sebagai wadah komunikasi
dan konsultasi negara-negra anggota untuk memutuskan tindakan
apa yang akan dilakukan untuk menghadapi ancaman atau
serangan militer yang dihadapi Singapura dan Malaysia. Singapura
yang sejak awal kemerdekaannya menyadari pentingnya koneksi
keamanan di luar kawasannya, menjadi negara anggota FPDA yang
paling protektif dan tegas di dalam menjalankan aktifitas yang
dilaksanakan pada kesepakatan ini. Kerja sama-kerja sama yang
berlangsung di dalam FPDA dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Hubungan kerja sama pertahanan Australia dan Singapura
semakin kuat karena telah terjalin selama 60 tahun. Hubungan-
hubungan terssebut selalu meningkat dari waktu ke waktu, dari
mulai pelatihan militer yang diberikan oleh ADF kepada SAF sampai
dengan kesepakatan eksekutif seperti FPDA. Namun di masa depan
diharapkan hubungan kedua negara di bidan pertahanan dapat
menjadi lebih baik lagi setrta hubungan baik ini menyebar ke
bidang-bidang yang lainnya seperti keamanan, ekonomi, dan politik.
Australia dan Singapura bersama-sama dengan Jepang adalah
negara pendukung utama Proliferation Security Initiative (PSI) di
kawasan Asia. Australia bersama negara Asia lainnya berencana
mengadakan East Asia Summit. Di sini dapat dilihat bagaimana
Australia berusaha membangun hubungan yang lebih luas dengan
negara tetangganya ke arah kerja sama multilateral. Terlepas dari
bagaimana cara Australia melakukan kerja sama multilateral
dengan negara tetangganya, tetapi Singapura telah membuktikan
menjadi aset terpenting Australia di antara negara-negara tetangga
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai