Anda di halaman 1dari 2

Home » Karir » Begini Lho, Cara Menyusun Anggaran Keuangan

Begini Lho, Cara Menyusun Anggaran


Keuangan
Mar 5, 2011 by miswan

hide

Local Search Results

You arrived here after searching for the following phrase:

 rencana-anggaran-biaya-usaha

Click a phrase to jump to the first occurrence, or return to the search results.

KOMPAS.com — Riset mengenai kesadaran finansial yang diadakan Citigroup Asia Pasific
atau Citi Fin-Q pada 2010 menunjukkan, semakin banyak orang Indonesia yang menyadari
pentingnya merencanakan keuangan. Dari 500 responden dengan penghasilan rata-rata Rp 10
juta per bulan, nilai Indonesia adalah 57 dari 100 poin, meningkat dari tahun sebelumnya, 52.
Sayangnya, kesadaran yang meningkat ini tak dibarengi dengan implementasi. Hanya 47
persen responden yang mematuhi anggaran bulanan yang dibuatnya, sedangkan 38 persen
responden masih dalam tahap berusaha mengikuti anggaran.

Hotman Simbolon, Vice President Customer Care Center Head Citibank, mengatakan,
langkah awal agar bisa memiliki kemandiran finansial adalah dengan membuat anggaran.
“Diawali dengan budgeting, lalu saving, investing, dan sharing. Budgeting penting untuk
membantu Anda mencapai kemandirian finansial,” jelas Hotman dalam Citibank Journalist
Class di Jakarta, Rabu (2/3/2011) lalu.

Tahapan menyusun anggaran untuk mencapai kemandirian finansial diawali dengan


menentukan tujuan finansial; kemudian mengumpulkan informasi keuangan personal; lalu
mengurangi pengeluaran; dan terakhir membuat formula dalam penyusunan anggaran. Lebih
lanjut, Hotman menjelaskan tahapan budgeting:

1. Menentukan tujuan finansial


Agar bisa mandiri secara finansial, mulailah dengan menentukan tujuan finansial jangka
pendek, menengah, dan panjang. Ajukan sejumlah pertanyaan kepada diri sendiri untuk
membantu Anda memperjelas tujuan finansial. Apa yang menjadi prioritas utama Anda, apa
saja kebutuhan Anda, dan apa yang menjadi keinginan Anda?

2. Mengumpulkan berbagai informasi keuangan pribadi


Tahapan selanjutnya, kumpulkan seluruh data penghasilan dan pengeluaran. Data yang harus
Anda kumpulkan di antaranya gaji bagi yang sudah bekerja atau uang saku dari orangtua,
tagihan kartu kredit, pembayaran barang yang menjadi kebutuhan utama, dan
lainnya.Kemudian lakukan klasifikasi data menjadi tiga bagian untuk dijadikan landasan
membuat anggaran. Bagian pertama, yaitu penghasilan, jumlahkan semua penghasilan dari
seluruh sumber pendapatan. Bagian kedua, yaitu pengeluaran, jumlahkan semua pengeluaran
tetap seperti cicilan rumah, dan pengeluaran variabel seperti uang bensin, telepon, dan
lainnya. Ketiga adalah bagian bottom line, yakni selisih antara pendapatan dan pengeluaran
yang akan memberikan ukuran apakah pengeluaran Anda sudah berlebihan.

Lihat bottom line Anda, jika selisihnya positif maka Anda bisa menyisihkan dana lebih untuk
menabung atau menaikkan jumlah pembayaran kartu kredit atau utang. Kalau selisihnya
negatif, artinya Anda membelanjakan lebih dari pendapatan.

“Jika Anda membelanjakan lebih dari 15-20 persen gaji bersih, ditambah pembayaran utang
atau tagihan kartu kredit, Anda berada pada posisi berbahaya. Teliti kembali pengeluaran
Anda, terutama pengeluaran variabel untuk mengontrol pengeluaran. Jangan sampai gaji Rp 5
juta tetapi pengeluaran per bulan Rp 7 juta,” tutur Hotman. “Bila perlu, catat pengeluaran
bulanan,” katanya menambahkan.

3. Kurangi pengeluaran!
Banyak orang yang membelanjakan uang untuk barang yang sebenarnya tidak mereka
butuhkan, walaupun mungkin diinginkannya. Karenanya, Anda perlu memonitor pengeluaran
dengan membawa selalu catatan kecil. Catatan ini akan membantu Anda mengenali kebiasaan
belanja setiap bulannya. Tentu saja Anda perlu disiplin mencatat semua pengeluaran harian
dan bulanan dalam buku catatan ini.

Meski bottom line Anda positif, kebiasaan mengurangi pengeluaran tetap perlu diterapkan.
Mulailah dengan membawa makanan dari rumah dan mengurangi makan di restoran. Kurangi
juga kebiasaan minum kopi dan makan di restoran cepat saji. “Anda bisa menghemat Rp 5
juta per tahun jika kebiasaan minum kopi sebesar Rp 20.000 tiap hari bisa dikurangi,” saran
Hotman. Berhenti dari kebiasaan merokok satu bungkus per hari juga bisa menghemat Rp 1
juta per bulan.

4. Buatlah formula anggaran


Tahapan terakhir dalam menyusun anggaran adalah membuat formulasi. Tentukan komposisi
presentasi anggaran dari gaji bulanan Anda. Seperti berapa persen yang Anda anggarkan
untuk tabungan, biaya sewa atau cicilan rumah, makanan, transportasi, pakaian, jalan-jalan,
dan lainnya.

Anda bisa mengadopsi komposisi anggaran seperti dijelaskan perencana keuangan Ligwina
Poerwo-Hananto pada kesempatan berbeda. Ligwina menyarankan, komposisi cicilan utang
maksimal 30 persen; komposisi premi asuransi, kebutuhan rumah tangga, transportasi,
kebutuhan anak dan keluarga, serta kesehatan adalah 20-40 persen dari penghasilan;
komposisi kebutuhan pribadi seperti belanja pakaian, perawatan salon, atau membeli gadget
adalah 20 persen. Sisanya, sekitar 10-30 persen, adalah untuk ditabung sebagai dana darurat.
WAF

Anda mungkin juga menyukai