Anda di halaman 1dari 17

06.

50 , pagi ini kota seoul sudah sangat sibuk oleh pejalan kaki maupun
orang yang berkendara, tentunya dengan kesibukan masing-masing dan berharap
hari ini adalah hari yang baik. Matahari pagi menambah semangat di pagi ini untuk
masing-masing aktivitas mereka. Im yoon ah masih terlelap di bawah slimutnya,
wajahnya masih terbalut oleh masker wajah semalam. Dia lupa mencuci mukanya ,
karena terlalu lelah dengan kegiatan di sekolahnya.

Mobil hitam itu melaju membelah jalanan di kota seoul, yoona tampak
gelisah, dan tampaknya hari ini akan sedikit terlambat.

“mr come on, tidakkah kau mempercepat laju mobil ini” gerutu yooona
kepada supirnya itu.

“baiklah princess” mr han menambah kecepatan mobilnya, mereka sangat


akrab sekali, dan dengan pembawaan yoona yang sopan hanjae sangat nyaman,
sampai-sampai ia di panggil mr han oleh princess sebutan balasan kepada yoona.
Gedung YeongDong High School sudah terlihat, dan

“come on mr han, gapailah gerbang itu” teriak yoona, gerbang hampir di


tutup, dengan sekuat tenaga mr han menancap gasnya dan berhasil melewati
sebelum gerbang itu menutup rapat,

“huh” yoona dan mr han menghela nafas,

“lain kali, princess harus bangun lebih awal ya, ini sungguh membuat jantung
ku serasa lepas dari jiwaku,” jelas mr han

“itung-itung sambil olah raga pagi kan mr,” ledek yoona sambil
menampakkan senyum manisnya

Tepat sekali, olah raga pagi, tepatnya olah raga balap dengan waktu. Mr han
memutar mobilnya pulang.

Belum sampai di depan kelas, yoon ah sudah disambut oleh beberapa teman
gank nya ada jessica jung, hyoyoung, dan sunny, masih dengan gaya centil mereka,
“hay yoona, wae kau terlambat terus? Apakah kencanmu dengan joon
membuatmu tidur larut malam??” ledek salah satu anggota gank jessica jung, dan
kemudian mereka tertawa centil bersamaan.

“mwo,” yoona memalingkan mukanya “cih kalian benar-benar, YA!! Aku


terlalu lelah dengan latihan dance ku, ara??” jelas yoona sambil meletakkan tas di
bangkunya. Yoona berasal dari keluarga yang cukup terpandang di kota seoul.
Ayahnya mempunyai perusahaan yang besar disana. Hidupnya serba berkecukupan
dan bahkan lebih dari itu. Dia mempunyai adik laki-laki yang masih duduk di
bangku junior high school. Dia mempunyai 3 sahabat yang selalu kompak jessica,
hyoyoung dan sunny. Hobi mereka adalah berfoya-foya dengan harta orang tua
mereka, seoerti shooping, dan yoona hanya mengikutinya. Pelajaran pertama di
mulai, semua kelas tampak menyimak pelajaran.

*****

“ahh, am so tired” yoona menghempaskan tubuhnya ke rajangnya. Dia


bergegas mengganti pakaiannya.

“sayang kamu sudah pulang” yoona mendekat ke ibunya

“Ne, eomma,” yoona duduk di sebelah eomma nya yang sedang melihat
acara TV, “ah, eomma apakah Appa mash diluar kota??” lanjut yoona.

“ye, masih sibuk dengan kerjaannya, tumben kamu mencari Appa kamu??”
jawab ibunya

“anii, hanya sedikit kangen dengan Appa,” jelas yoona, “eomma bagaimana
kalau kita telfon Appa??” lanjut yoona

“ide bagus, tunggu” ibunya mengambil ponselnya, dan segara memencet


tombol call

Suara panggilan tunggu itu menggema di ruangan yang begitu besar itu

“yoboseo..” jawab dari sebrang di atas ranjang


“Appa, surprize…” teriak yoona, yoona begitu manja sekarang, untuk anak
yang duduk di kelas 2 senior high school rasanya tidak pantas, tetapi kenapa tidak
jika manja dengan ayahnya sendiri.

“ah, anak Appa, pasti rindu dengan Appa ya?” jawab dari sebrang dengan
tubuh telanjang bersama wanita di sisinya

“sangat Appa, Appa kapan pulang, pasti sangat sibuk di sana,,” jawab yoona

“ah, mungkin minggu besok ya sayang, kamu mau oleh-oleh apa dari ayah?”
jawab dari sebrang

“tidak usah Appa, aku mau Appa aja, kikikikik” ledek yoona

“ya udah ya sayang, nanti Appa belikan sesuatu yang spesial untuk kamu
dan adikmu, Appa sangat sibuk” jawab dari sebrang

“ oke appa, jaga kesehatan Appa, bye..” yoona menutup telfonnya,

“eomma, kata Appa dia merindukan mu” teriak yoona kepada Eomma nya
yang ada di dapur.

*****

Di kamar gelap itu, di luar kota seoul

“siapa chagi,” peluk mesra seorang perempuan kepada seorang laki-laki

“anii, hanya anak ku saja, tidak masalah, ayo kita lanjutkan” ajak seorang
laki-laki paruh baya itu

“tunggu dulu, tapi kau harus menandatangani surat ini, surat persetujuan
bahwa chagi akan benar-benar membagi sahamnya untuk ku, saranghaeyo chagi,,”
goda perempuan itu

“15 persen kan chagi, hanya untuk simpanan ku” pria itu mrngmbil pena nya
dan menandatangani di atas kertas itu saham 15 % itu. Dan mereka
melanjutkannya. Di laur hujan turun dengan derasnya. Pria paruh baya itu
melupakan bahwa dirumah ada istri dan ke dua anknya yang menantinya, menanti
dia pulang dari luar kota untuk pekerjaan nya. Dan tidakkah di ketahui bahwa dia
berhubungan dengan sekretarisnya.

*****

1 minggu berlalu,

“Siang pak, keadaan kantor sedang buruk” lapor pekerja kantor melalui
telfon

“mwo? Ada apa?” jawab Appa yoona yang sedang perjalanan menuju seoul

“sebaiknya bapak cepat kesini” entah apa yang terjadi, tapi ini seperti begitu
penting baginya. Dia menambah kecapatan laju mobilnya. Cuaca di seoul sangat
panas siang ini, semua orang bahkan merasakannya.

“mwo!!!!! Bagaiman bisa??” bentak Appa yoona saat rapat para investor
berlangsung “kalian benar-benar picik, kalian bekerjasama untuk menjatuhkan
ku??” seketika Appa Yoona mengamuk dan

“sabar pak sabar,” seorang pemuda mencegahnya,

Susana nya benar-benar tidak baik saat ini,

Pria itu duduk di taman dengan pandangan kosong, dalam benaknya dia mulai
menyadari apa yang sedang terjadi sekarang, “berani sekali sekretaris itu
menipuku, Dia mengambil alih sebagian saham ku dan menghasut para investor
untuk berpihak padanya”. hatinya sangant buruk, yang dia pikirkan sekarang hanya
25% saham miliknya yang tentunya tidak dapat menolongnya. “aku tak percaya
aku bangkrut oleh wanita sialan itu” pria itu bergumam dan dia teringat kejadian 1
minggu lalu, dia sangat menyesal melakukannya, menghianati istri nya. Dia
memegang kepalanya sekarang.

“pak di minum dulu, biar agak mendingan” seorang pria mengapirinya, dan
menyodorkan soft drink untuk sedikit dapat meringankan beban nya. Dialah yong
hwa, salah satu kaki tangan Appa yoona di perusahaan yang sampai sekarang tetap
setia mendukungnya. Dia berperawakan dewasa dengan balutan jas hitam,
“selanjutnya apa yang harus kita lakukan sekarang pak,?” yong hwa memulai
membuka percakapan di siang itu, angin bertiup menyejukkan setiap orang yang
sedang berteduh di taman, hanya sekedar bermain atau menghabiskan jam
istirahat kantor pasti sangat mengasyikkan.

“aku tidak mungkin terus berada disini sekarang, dan aku mempunyai
banyak hutang untuk melunasi semua tunjanganku di perusahaan, mungkin aku
akan pidah sementara ke kampung tempat ibuku berada”, jelas Appa yoona dengan
pandangan kosong

“bagaimana dengan perusahaan pak?” yong hwa sedikit memelankan


suaranya, dia tau apa yang sendang dirasakan pria itu sekarang, bagaikan sebuah
kerajaan yang sedang di kudeta

“kau akan aku tugasi untuk menjaga saham ku disana” jelas Appa yoona
“aku percaya padamu yong” lanjut Appa yoona

“aku akan berusaha pak” semangat yong hwa mampu membuat suasana
sedikit baik sekarang

“aku serahkan kepadamu, sekarang aku akan pulang, ini pasti berat untuk
istri dan anak anak ku, ini semua salah ku”

“penyesalan bukan hal yang baik sekarang pak, yang penting apa yang harus
dilakukan kedepan agar lebih baik” yong hwa memberi semangat

*****

Mobil hitam itu melaju kencang, menuju sebuah desa yang jauh dari pusat
kota seoul, ini hal yang sulit untuk yoona dan dong ho, yang selama ini selalu hidup
serba berkecuupan, selalu dekat dengan fasilitas kota yang serba lengkap dan
modern. Tapi ini juga sebagai pelajaran, bahwa hidup tidak selalu berada di atas,
ada saat kita harus belajar dari keadaan di sekeliling kita.

Yoona masih duduk di bangku mobilnya, membuka sedikit jendela mobilnya,


memandang keluar, dia masih tidak bisa mempercayai apa yang terjdi pada dirinya
dan keluarganya. Terlebih apa yang dilakukan teman-teman terhadapnya dan juga
mantan kekasihnya lee joon, mereka benar-benar berbeda dan terlihat
menjauhinya, seakan tidak mau sedikitpun memberikan rasa simpatik ataupun
bantuan. Dan sekarang yoona menyadari mereka semua sama sekali tidak tulus
berteman dengan yoona, sekarang yoona merasa sakit, bahkan lebih sakit dari
apapun, dia berusaha menghadapinya, dia menghela nafas membuang beban
dalam dirinya, air matanya perlahan menetes dari sela-sela mata indahnya. Bukan
karena apa yang terjadi dengan dia dan keluarganya, tetapi tentang teman-teman
nya yang selama ini dia pikir baik, ternyata jauh lebih buruk. Teman yang selalu
menemaninya di saat apapun, tetapi tidak disaat dia hancur. Teman macam apa
itu. Yoona mengusap air matanya. Dia melihat ke arah dong ho yang duduk di
sampingnya, dia terlihat tertidur lelah,

‘ini pasti berat buat dong ho’ gumam yoona, dia membelai rambut dong ho,
dan menyandarkan kepala adiknya di pundknya, dia terus mengelus, dia sangat
sayang kepada adik semata wayangnya.

Mobil itu terus melaju, menyusuri jalan berbukit, dan berkelok. Matahari senja
mulai menampakkan cahaya orange kemerahan.

*****

Yoona dan dong ho berusaha menyesuaikan dengan keadaan nya sekarang,


mereka belajar dewasa, mereka harus bisa. Hari pertama masuk sekolah dengan
suasana baru. Dengan fasilitas yang tentunya tidak selengkap di sekolah
sebelumnya, tapi sekali lagi yoona belajar untuk bisa mengatasinya, dan dia
berharap dong ho juga begitu. Hari pertama dua anak perempuan berkenalan dan
mengakrabinya, dialah yuri dan tiffani, gadis desa yang lugu dan sangat hangat
menyambutnya.

Dong ho berjalan menuju rumahnya, tepatnya rumah neneknya.

“YA!!! “ segerombolan anak menghampirinya

“wae? Apakah saya mengenal kalian?” jawab dong ho ketus

“Cieh” keluh salah satu anak “anak baru yang sangat membosan kan” lanjut
anak yang lain
“YA!!” salah satu anak menarik kerah baju dong ho “kau menantang kami??”
lanjutnya

“apa mau kalian?” dong ho mendorong anak itu.

“cieh, beraninya kau”

“PRAKK” anak itu jatuh ke semak setelah dong ho menendangnya sebelum


dia bertindak.

“BUG-BUG-BUG” dong ho meninjunya sampai anak itu tidak bisa berdiri di


tanah.

“ayo siapa lagi yang akan maju?” tantang dong ho “cieh, dasar anak desa
tidak tau aturan main dalam berkelahi, cieh” dong ho melotot ke arah ke 4 anak
yang lain.

“eomma” salah satu anak berlari ketakutan, dan yang lain pun menyusulnya
“tunggu!!!”

Cuaca mendadak mendung, seorang anak yang tadi di tinju dong ho masih
terkapar kesakitan, sepertinya ini tinjuan pertama yang membuatnya jatuh tak
berdaya. Dialah L.joe, anak satu kelas dong ho yang tampaknya sangat nakal. Dan
hujan mulai turun, dong ho melihat L.joe yang masih terkapar, ada rasa iba di
hatinya. Tapi dong ho bergegas pergi,

“aww, aww” rintihan L.joe yang masih kesakitan dengan perutnya


menghentikan langkah dong ho, di pun menoleh, anak itu terguyur hujan yang
turun perlahan, dong ho melihatnya, ini membuatnya kesal

“aissshhh,” keluhnya, dan ia terpaksa menggendong L.joe yang terlihat tak


berdaya di antara lebatnya hujan. Mereka berhenti di sebuah gubuk untuk
berteduh. Dong ho meletakkan L.joe pelan. dia masih setengah sadar.

Dong ho memandang ke luar, hujan begitu lebat

“kenapa kau menolong ku?” L.joe membuka percakapan diantara derasnya


hujan.
Dong ho hanya terdiam dan melihat L.joe dengan ketus, seakan dia tidak
mengharapkan sepatah katapun keluar dari mulut L.joe.

“YA!!, kenapa diam saja,” lanjut L.joe setelah melihat ekspresi dong ho “aku
minta maaf telah jahat kepadamu tadi” lanjut L.joe masih dengan tangan di
perutnya,

Dong ho hanya melihat sebentar dan kemudian masih sibuk dengan game di
ponselnya

“kau tidak mau memaafkan ku?” L.joe mengangkat tubuhnya agak duduk
“teman!!” L.joe menyodorkan tangan nya kearah dong ho, isyarat bahwa dia ingin
berteman dengan dong ho.

Untuk kesekian kali, dong ho hanya melihatnya, lalu ia teringat pesan


eomma nya, bahwa memaafkan hal yang jauh lebih mulia di banding apapun,
kemudian dong ho membalas jabatan tangan L.joe, “dong ho” kata pertama yang
keluar dari mulut dong ho, dan seketika itu L.joe pun membalasnya

“L.joe, kau bisa memanggilku, el, atau joeel, pukulan mu lumayan juga tadi”
masih dengan tangan di perutnya

Dong ho menutup ponselnya “namanu sangat aneh, tapi kau lumayan


pemberani, hanya tekniknya saja yang tidak teratur”

“tidakkah kau melihatnya seperti itu?” L.joe mengerutkan keningnya

Suasana sore itu mencair dengan kata maaf dari L.joe, memang kekuatan
maaf sangat dasyat, mampu mancairkan yang beku. Mereka terlihat akrab
sekarang. Dan besok sepertinya hari libur sekolah

****

“bagaimana dengan kabar bapak beberapa bulan ini” yong hwa memulai
percakapan di ruang tamu di kediaman Appa yoona di desa, yong hwa mengunjungi
Appa yoona untuk sekedar berbagi informasi baik.

“sangat baik, dan sekarang kau tau, aku sedang mengurus bisnis kecil-
kecilan disini, bagaimana dengan perusahaan?” jawab Appa yoona singkat
“perusahaan jadi kacau sejak di pegang oleh wanita itu, banyak karyawan
yang keluar dan mereka mengharapkan bapak bisa kembali secepatnya”jelas yong
hwa

“ah, pasti, dan saya sudah mengatur strategi untuk mendekati para
pemegang saham terbesar agar tidak berpihak kepada wanita itu, dan itu perlu
bantuan mu yong” Appa yoona terlihat serius

“pasti akan saya bantu dengan senang hati” senyum yong hwa membawa
ketenangan, di sela-sela obrolan mereka, yoona datang membawa beberapa
makanan untuk menemani obrolan dua lelaki itu.

“silahkan,” yoona meletakkan di meja

“wah yoona sudah besar sekarang, bagaimana sekolahmu?” tanya yong hwa
halus

“baik yongoppa, bagaimana kabar oppa?” yoona tersenyum sopan, dia


begitu mengagumi yonghwa, yang begitu dewasa.

“oppa baik juga, belajarlah yang rajin, agar bisa seperti ayahmu” pesan yong
hwa begitu membuat yoona merasa tersentuh, dan dia kembali ke kamarnya.

Yoona berganti pakaian, hari ini dia ada janji dengan yuri dan tiffany untuk
pergi jalan-jalan menuju bukit di sekitar desa.

“appa aku pamit, ada sedikit urusan bersama teman-teman” pamit yoona
kepada appa nya

“mari saya antar yoona” tawar yong hwa

“ah, tidak usah repot-repot,” yoona menolaknya dengan halus

“anii, sekalian saya pulang, searah kan dengan tujuanmu” yong hwa
menjelaskan maksudnya

“jijja? Baiklah oppa” yong hwa berpamitan dengan ayah yoona. Dan berjanji
akan terus memberi kabar. “oh iya, appa dimana dong ho?” lanjut yoona
“ah, dia tadi pergi bermain dengan teman barunya namanya el atau siapa
tadi appa agak lupa” jelas appa yoona.

“baiklah kami pergi dulu appa” yoona masuk ke mobil dan melambaikan
tangan, mobil itu terus menjauh dan akhirnya menghilang. Menelusuri bukit itu, dan
“disana oppa” yoona menunjuk sebuah tempat, dimana yuri dan tiffany duduk.
Mobil itu berhenti di depan mereka.

“hay” yoona menyapa kedua sahabatnya itu

“YA!! Lama sekali” tegur yuri

“aissh, kau ini, eh ini perkenalkan teman ku,” yoona memperkenalkan


yonghwa dengan yuri dan tiffany. Kedua teman yoona begitu ramah, mata yuri dan
yonghwa bertemu ketika mereka berkenalan.

*****

Hari ini sepulang sekolah yoona dan tiffany memutuskan untuk berjalan-jalan
tanpa yuri. Di sebuah bukit ia dan tiff berhenti,

“tiff, apakah kau mendengar alunan musik ini?” tanya yoona

“yah begitu kedengaran sangat merdu, YA!! Kau dengar suara itu, begitu
lembut” yoona dan tiffany mengikuti arah suara itu, dan tepat di balik pohon itu dua
pria sedang memainkan gitar dan yang satu bernyanyi. Yoona dan tiffany
melihatnya dari balik semak

“siapa mereka tiff?” tanya yoona

“YA!! Itu jong hoon dan jong hyun, jong bersaudara” jelas tiffany

“mwo? Jong bersaudara? Lalu yang memainkan gitar siapa dia?” tanya yoona
semangat

“itu hoonoppa kakaknya, itu yang memainkan gitar, yang rambutnya sedikit
di ikat ke belakang,” yoona memahami penjelasan tiffany, “dan yang manis dan
berrambut pendek itu hyunoppa, dia pujaan hati ku!!” tiffany terpana masi dengan
petikan gitar dan suara emas jong bersaudara.
“kau tau yoona, mereka satu sekolah dengan kita, kalo hoonoppa di kelas
tiga dan hyunoppa satu angkatan dengan kita, tapi beda kelas, mereka kedua
saudara yang kompak,” tiffany melajutkan penjelasannya. Lagu dan petikan gitar
itu membuat hati yoona dan tiffany sejuk, begitu indah.

*****

Malam ini yoona entah kenapa tidak bisa tidur, dia terus mengingat kejadian
tadi siang. Dia begitu mengagumi orang itu, petikan gitarnya membuatnya
melayang. Dan dia begitu tampan sekali. Wajah jong terus membayang di
pikirannya. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Entahlah,
tapi yoona begitu bahagia sekarang. Dia memeluk tedy bear besarnya, mencoba
memejamkan mata untuk kesekian kalinya. Berharap pagi akan datang lebih awal,
dia melirik ke jam di mejanya 02.00 am.

*****

Dia berjalan malas ke rumahnya, tampaknya karena tidak ada teman untuk
di ajak sekedar bercanda dan mengobrol di jalan, langkah kakinya berhenti di
sebuah pertigaan menuju bukit yang kemarin dia dan tiffany kunjungi. Sedikit ragu-
ragu, tapi akhirnya yoona memutuskan untuk mengunjungi bukit itu lagi, sendirian.

Yoona berdiri di balik semak, ‘kenapa yang disana hanya jong hoon, dimana
adiknya’ yoona mendengarkan petikan gitar itu lirih, menikmatinya

“keluarlah kau di balik semak” suara jong hoon membuat yoona terperanjat
kaget, dia terdiam, berharap hoon hanya salah bicara

“aku sudah tau, kau dari kemarin, keluarlah atau akan ku lempar batu” lanjut
hoon masih dengan petikan gitar di tangannya

“ah, hahaha” yoona sangat malu sekarang, rasanya dia ingin berlari dan
memasukkan mukanya ke lumpur. Bagaimana tidak, pengintaiannya berakhir
dengan kecerobohan. “anni, aku tidak bermaksud, ah, hanya saja musik mu bagus”
yoona mendekat dan tertawa aneh sekarang, mukanya memerah dan sangat buruk.

“siapa kau? Aku tidak pernah melihatmu?” tanya hoon dengan nada
dinginnya
“ah, aku baru beberapa bulan tinggal di sini, yoona imnida,” yoona
memperkenalkan dirinya

“katamu kau menyukai musik ku? Bisakah kau bernyanyi untuk ku, tanpa ada
yang bernyanyi, musik ini tak kan sempurna, duduklah” jong hoon mempersilahkan
yoona duduk dan bernyanyi di iringi gitarnya.

di sela-sela lagu, hoon tiba-tiba saja bertanya sesuatu “kenapa kau suka
bernyanyi?”

“karena hal yang paling mudah di lakukan adalah bernyanyi, kau tau
hoonoppa, bernyanyi dapat dilakukan kapan pun dan dimanapun” yona tersenyum
manis

“darimana kau tau nama ku? Aissh pasti kau selama ini memata-mataiku”
hoon melirik ke arak yoona

“oppa!! Lirikan mu sangat buruk” ledek yoona

“mwo? Walaupun jelek, tetapi kenapa ada yang terus memperhatikan ku


ya?” hoon tak mau kalah

“baiklah, memang aku selalu memperhatikan oppa, sekarang oppa merasa


puas?” muka yoona memerah

“wae?” hoon mendekatkan mukanya ke yoona “apakah kau meyukaiku?”


lanjutnya

“oppa!! Kau bisa mengajak ku jalan-jalan, aku belum begitu kenal daerah
sini, ayolah” yoona mengalihkan pembicaraan.

“kau tidak mau mejawabnya? Baiklah kalau begitu” hoon memalingkan


mukanya

“ayolah oppa, ,” yoona berdiri dan menarik tangan hoon.

“baiklah, kau mau kemana?” hoon memasukkan gitarnya ke tas dan


menggendongnya.
Kedua anak itu berjalan menyusuri bukit yang teduh dan sejuk, awal
keakraban mereka. Yoona merasakan hatinya sangat baik sekarang.

*****

Yoona dan dong ho merasa bingung sekarang, mereka dan juga keluarga
lain.

“semua sudah berkumpul?” Appa yoona membuka percakapan “ada kabar


gembira, perusahaan sudah kembali sekarang” lanjut appa yoona

“mwo? Benarkah Appa?” yoona terlihat senang, begitupun dengan dong ho

“ini tak lepas dari kerja keras dan bantuan dari yong hwa” yong hwa
memberi salam dan terlihat sangat sopan.

“tiga hari lagi kita bisa pulang ke seoul,” lanjut appa yoona. Entah kenapa,
yoona tidak merasa senang sekarang. Dia merasa di sini lebih baik di bandingkan di
seoul.

“dan satu pengumuman lagi, Appa dan Eoma sudah memutuskan untuk
mejodohkan yonghwa dan yoona, karena jasa yong hwa amat besar untuk keluarga
ini” seketika yoona terperanjat, ini hal yang mendadak, begitupun dengan
yonghwa, dia kelihatan terkejut.

“ah, anii, mungkin perlu di bicarakan ulang” yong hwa segera


membantahnya

“ah, mungkin kau perlu berfikir sedikit yong, baiklah akan aku beri waktu kau
untuk berfikir” jelas apa yoona

Seketika yoona meninggalkan tempat itu, dan berlari menuju keluar.

“YOONA!!Yoona” ibunya memanggilnya, tapi yoona tidak memperdulikannya,


dia terus berlari

“mungkin yoona juga perlu waktu untuk ini” jelas Appa yoona “hahaha, ayo
silahkan di nikmati” lanjutnya.

*****
Gadis itu duduk sendirian di bawah pohon, di bukit yang sering ia kunjungi
beberapa hari ini. Dia menekuk kakinya, dia menangis, dia tak mengerti apa yang
sedang terjadi, perjodohan? Ia begitu tertekan, disisi lain ia tak mau mengecewakan
ayahnya, tetapi ia sungguh tidak, sama sekali tidak ada perasaan cinta kepada
yonghwa, dia hanya mengaguminya sebagai seorang yang hebat, tidak lebih dari
itu.

“hey gadis, sedang apa kau di bukitku” dari belakang seorang pria dengan
gitar di punggungnya menyapanya

Yoona hanya menoleh tanpa berkata-kata

Pria itu duduk di depan yoona “apa yang terjadi, kenapa kau menangis” hoon
mengusap air mata yoona

Seketika itu yoona menghambur ke pelukan jong hoon. Hoon membalas


pelukan hangat itu, dia mengusap kepala yoona “sudah, kau harus tenangkan
dirimu” dia mengusapnya lembut

Hoona terus menunggu sampai yoona benar-benar tenang, dan akhirnya


yoona bercerita semuanya yang menekannya sekarang.

“ikutilah kata hatimu” hoon berkomentar sangat singkat, tapi begitu


membuat yoona sedikit tenang. Angin bukit itu sedikit membuatnya tenang,
bersandar dengan orang membuatnya nyaman.

*****

Hari ini yong hwa akan datang bersama orang tuanya. Yoona di depan cermin
sekarang, ini sungguh sesuatu yang tidak di harapkannya. Semalaman ia menangis,
membuat mata sipitnya terlihat buruk sekarang. Tapi yoona tak mau
mengecewakan orang tuanya, dia merias wajahnya cantik. Diluar sudah terdengar
ramai, sepertinya keluarga yong hwa telah datang.

“tok-tok-tok” seseorang mengetuk pintu kamarnya

“masuk” kemudian ibunya masuk,

“sayang, sudah siap? Ayo semua sudah menunggu”


Yoona keluar dengan gaun pilihan ibunya, terlihat sangat cantik dan anggun,
semua mata tertuju kepada gadis itu. Begitupun yonghwa

“kau sangat cantik” puji yonghwa, yoona hanya tersenyum manis

Kedua keluarga itu berbicara dengan sangat hangat, tiba-tiba di tengah


obrolan hangat mereka yonghwa berbicara serius

“sebenarnya” yonghwa berhenti sejenak “sebenarnya kedatangan saya


kesini bukan untuk yoona” lanjutnya, semuanya terkejut sekarang, bahkan orang
tuanya.

“apa yang kau katakan nak?” terutama appa yonghwa yang sangat terkejut.

“saya tidak ada, sama sekali tidak mencintai yoona, dia sudah saya angap
adik sendiri” yong hwa ragu-ragu “begitupun yoona, dia sudah mempunyai pujaan
hati sndiri, ini mungkin menyiksanya” lanjutnya mantap

“begitukah?” appa yoona menghela nafas

“semuanya saya minta maaf tidak memberitahukan sebelumnya” yonghwa


membungkuk “cinta bukan hal yang harus di atur begitu saja” lanjutnya

“baiklah kalau itu keputusan mu, keluarga kami sangat memahaminya” appa
yoona mengusap tangan istrinya.

“om, tante, dong ho, appa dan eomma, bolehkah saya meminta izin untuk
mengajak yoona pergi sebentar?” pinta yonghwa

“dengan senang hati” jawab eomma yoona

Mereka pergi menggunakan mobil, menuju sebuah tempat. Mereka berhenti


di jalan menuju bukit itu,

“ayo kita turun” ajak yonghwa

Yoona benar-benar tidak mengerti apa yang dilakukan yonghwa, dia melihat
di bukit itu ada yuri dan jong hoon, apa yang terjadi sebenarnya

Mereka mendekat, hoon menoleh, meghampiri yoona dan memluknya.


“sebenarnya beberapa bulan hubungan kita, aku mulai merasakan cinta itu,
aku mencintaimu yoona” ucap hoon serius

Yoona menoleh ke arah yonghwa, dia mengangguk, mengisyaratkan bahwa


yoona bebas memilih sekarang.

Yoona memeluk hoon, dan “aku juga mencintaimu”

“sangat manis” yonghwa tersenyum “dan satu surprize lagi, bahwa aku dan
yuri telah jadian” yonghwa mendekat ke yuri dan menggandenganya

“mwo?” yoona terkejut dan tak percaya “kenapa kalian menyembunyikannya


dariku, YA!! Kau kim yuri, kenapa kau begitu tega dengan sahabatmu ini ha?”
yoona mengejar yuri sekarang, ia benar-benar kesal dengan sahabtnya yang satu
itu, tawa mereka membuat suasana serius tadi menjadi tawa dan kebahagiaan.

“ah, aku tau sekarang, patas saja setiap pulang sekolah aku tak pernah
melihatmu” yoona menatap serius ke sahabatnya yuri “kalian berkencan kan?
Aissshh” yuri hanya tersenyum manis.

“YA!!!!, kalian melupakan ku?” teriak tiffani dari belakang mereka, dia
tampak berjalan menggandeng jong hyun, menghampiri mereka

“YA!! Dan ini?” yoona kembali terkejut “mwo? Kalian benar-benar jahat
kepadaku” ketiga sahabat itu saling bercanda. Kebahagiaan di bukit itu begitu
kental. Cinta mereka berjalan sesuai alurnya. Menglir seperti air, berhembus
layaknya angin, bersinar terang bagaikan matahari.

*****

Yoona memutuskan untuk tetap tinggal di desa, menyelesaikan sekolahnya,


sementara ayahnya kembali ke seoul untuk perusahaannya.

“kau tau chagi, lagu ini hanya aku nyanyikan untukmu” hoon mulai memetik
gitarnya

Yoona menikmatinya, lagunya begitu romantis, seketika nyanyian itu


berhenti ketika yoona mengecup bibir seksi jong hoon, seketika jong hoon membals
kecupannya, mereka begitu menikmati cinta itu. cinta yang seharusnya ada untuk
semua orang. Cinta yang indah.

Anda mungkin juga menyukai