Anda di halaman 1dari 18

DJUNA

DJU IDII M DACHLAN


NAID LAN
Riset Kualitatif di Bidang Kesehatan
Kuantitatif atau kualitatif?
Kuantitatif, antara lain dengan metode eksperimennya
mendukung kemajuan ilmu medik dan bio-medik, atau studi
epidemiologiknya mendukung hubungan kausal fenomena
kesehatan ditingkat populasi

Kualitatif, berkembang dibidang ilmu sosial sudah mulai


banyak digunakan di bidang kesehatan, yang sebenarnya dapat
menjangkau wilayah yang belum dijamah oleh riset kuantitatif.
Titik tolak riset kualitatif di bidang kesehatan adalah upaya
memahami bagaimana dan mengapa orang mengkonsepkan
masalah kesehatan, serta mengapa orang berperilaku tertentu
ketika dihadapkan dengan masalah kesehatan itu
Kuantitatif dan kualitatif mempunyai keuntungan dan
kekurangan dalam riset di bidang kesehatan
RISET KUALITATIF:
Bahasan ini ingin menggambarkan nilai riset
kualitatif dan bagaimana bisa saling melengkapi
dengan riset kuantitatif, serta bagaimana menjamin
kualitas suatu riset kualitatif.

Apakah riset kualitatif

Tujuan riset kualitatif adalah pengembangan konsep


yang membantu memahami fenomena sosial dalam
setting atau lingkungan yang alami (bukan
percobaan/eksperimen), yang dengan demikian
memberi penekanan pada makna-makna,
pengalaman, dan pandangan dari semua peserta
risetnya.
KUALITATIF VS KUANTITATIF

Riset kualitatif lebih bergelut dengan pertanyaan-


pertanyaan seperti “ apakah X itu dan bagaimana X bisa
berbeda dalam keadaan yang lain, dan mengapa ?”, bukan
pertanyaan seperti “ ada berapa X? “.

Riset kualitatif umumnya tidak ingin mencari angka dan


menganalisis berdasar nilai kuantifikasi, sehingga
dipandang sebagai antitesis atau lawan metode kuantitatif

Riset kuantitatif dan Kualitatif digambarkan berlawanan


dalam perang metodologi. Pandangan ini sering diperkuat
dengan menyoroti perbedaan dalam teori sosial antara teori
yang bergelut dengan penggambaran struktur sosial dan
teori yang ingin memahami tindakan atau makna sosial
KUALITATIF VS KUANTITATIF
Percobaan terkontrol dengan randomisasi
(Randomized controlled trial), dengan fokus pada
pengujian hipotesis melalui percobaan yang
dikendalikan dengan randomisasi perlakuan, bisa
dilihat sebagai contoh utama metode kuantitatif.
Menjawab pertanyaan “Apakah X?”.
Pelayanan kesehatan bergelut dengan manusia-
manusia, dan manusia secara keseluruhan lebih
kompleks, ada banyak pertanyaan tentang interaksi
manusia, dan cara manusia menginterpretasi
interaksi. Jawaban atas pertanyaan tersebut
dibutuhkan oleh para profesional kesehatan. Metode
kuantitatif kurang cocok untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
KUALITATIF VS KUANTITATIF
Garis dermakasi kaku antara riset kualitatif dan kuantitatif
tidak mendorong adanya interaksi antar kedua bidang ini.
Akibatnya, para peneliti di kedua bidang sama-sama
terkungkung dan seringkali tidak peduli dengan karya
pihak lain.
Riset pelayanan kesehatan, perbedaan antara metode
kuantitatif dan kualitatif masih diyatakan secara
berlebihan dan disalahpahami.
Dikotomi yang digambarkan, menunjukkan bahwa: Kalau
metode kuantitaif tujuannya lebih ke keandalan
(konsistensi pada pengujian ulang) melalui penggunaan
alat ukur standar, maka metode kualitatif menekankan
pada validitas (apa sebenarnya yang dimaksud oleh
manusia ketika menggambarkan pengalaman,
pengetahuan, sikap dan perilakunya)
Metode kuantitatif maupun kualitatif mengakui adanya dua jenis
data, yaitu: data mengenai kuantitas dan data mengenai kualitas

Metode kuantitatif menganalisis data kualitas juga dalam bentuk


kuantitas (menggunakan kaidah statistik), sehingga
dikembangkan sistem skala, yang berdasarkan tolok ukur tertentu
suatu kualitas ditempatkan pada rangking dengan nilai sesuai
dengan model skalanya

Metode kualitatif yang menganalisis data kuantitatif tetap dengan


angka, dan data kualitatif tidak diangkakan, tetapi dengan
dekripsi kalimat yang rinci dengan nuansa makna yang jelas.

Metode kualitatif memandang bahwa bagaimanapun kualitas


tidak akan tepat untuk diangkakan, karena dalam kenyataannya
terdapat kelompok yang hampir sama namun memiliki muansa
perbedaan yang cukup bermakna
Riset Kualitatif di Bidang Kesehatan
Hubungan antara metode kualitatif dengan kuantitatif lebih baik
digambarkan sebagai hubungan yang saling melengkapi, bukan
saling meniadakan atau mengecualikan

Ada tiga cara hubungan

Cara pertama, metode kualitatif dilaksanakan syarat awal yang


penting pada riset kuantitatif (riset pendahuluan).

Cara kedua, metode kualitatif melengkapi apa yang dapat


dicapai melalui metode kuantitatif

Cara ke tiga, metode kualitatif mengeksplorasi fenomena atau


bidang kompleks yang tidak bisa didekati dengan metode
kuantitatif.
KRITIK TERHADAP
KUALITATIF
pertama: riset kualitatif hanya merupakan
anekdot dan kesan pribadi, sangat dipengaruhi bias
peneliti;

kedua: riset kualitatif kurang dapat direproduksi,


artinya tidak ada jaminan menghasilkan kesimpulan
yang konsisten antara peneliti dalam konteks yang
sama;

ketiga: riset kualitatif dianggap sulit diterapkan


secara luas (generalisata), oleh karena dianggap
cenderung menghasilkan banyak informasi rinci
dari jumlah setting kecil.
KRITIK RISET KUALITATIF:
Asumsi kritik bahwa pendekatan kualitatif dan kuantitatif,
berbeda dalam kemampuannya menjamin validitas dan
keandalan penemuan hasil risetnya. Tertapi, perbedaan ini
lebih menyangkut soal tingkatan, bukan soal jenis.

Dalam analisis data kuantitatif, lambang statistik suatu


fenomena bisa disajikan, walaupun mungkin tidak bisa
dibenarkan sepenuhnya. Seperti halnya hasil kualitatif yang
tergantung pada penilaian dan keterampilan si peneliti serta
kelayakan pertanyaan yang ditindaklanjuti dengan
pengumpulan data.

Semua riset bersifat selektif, artinya peneliti tidak bisa


menangkap sepenuhnya kebenaran nyata suatu peristiwa,
riset tergantung pada pengumpulan bukti tertentu melalui
metode tertentu, yang masing-masing punya kelebihan dan
kelemahan tersendiri.
KUALITATIF VS KUANTITATIF

“metode kuantitatif bisa diandalkan tetapi


tidak valid, dan bahwa metode kualitatif
valid tetapi tidak bisa diandalkan”
Teknik Sampling
• Perlu diputuskan siapa dan berapa jumlah orang
yang akan diteliti, sebagai sumber informasi.
Keputusan ini didasarkan atas teknik sampling

• Teknik sampling bentuk khusus atau proses bagi


pemusatan atau pemilihan sampel penelitian yang
mengarah pada seleksi

• Riset kuantitatif, arahannya pada pemakaian


sampling statistik (probability sampling) yang
mengarah pada usaha generalisasi statistik untuk
merumuskan karakteristik populasi yang telah
diwakilinya
Teknik Sampling
• riset kualitatif, sampling lebih bersifat selektif dimana
usaha generalisasi teoritis, bukan perumusan karakteristik
populasi.

• Sampling kualitatif bukanlah pilihan jumlah yang


mewakili populasinya. Pengertiannya hampir sejajar
dengan yang biasa disebut purposive sampling,

• peneliti kualitatif memilih informan yang dianggap


mengetahui masalahnya secara mendalam dan dapat
dipercaya, untuk menjadi sumber data yang mantap,
pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh
data. Sampling lebih berbentuk criterion-based selection
daripada probability sampling
Teknik Sampling
• Theoritical Sampling, adalah pemilihan informan yang
sesuai dengan sasaran pengembangan/penjelasan teori
dalam mengarahkan proses sampling dan pengumpulan
data. Peneliti melakukan seleksi informan, serta membuat
penjelasan teori awal sebelum memutuskan data mana
yang akan terus dikumpulkan dan dari siapa
• Time sampling adalah waktu yang dipilih peneliti yang
dipandang paling tepat untuk mengunjungi informan
guna mendapat data yang benar.
• Snowball sampling adalah cara pemilihan informan pada
waktu di lokasi penelitian berdasarkan petunjuk informan
lainnya yang tidak terencana sebelumnya sehingga
mendapatkan data yang lebih lengkap dan mendalam.
Proses ini ibaratnya seperti bola salju yang kecil,
menggelinding semakin lama semakin besar.
Triangulasi Validasi
•Triangulasi Data, Penelitian dengan menggunakan
berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan
data yang sejenis atau sama
•Triangulasi Peneliti, mengumpulkan data sejenis
dilakukan oleh beberapa peneliti
•Triangulasi Metode, penggunaan metode
pengumpulan data yang berbeda pada satu masalah dalam
usaha penggalian informasi
•Triangulasi Teori, pembahasan masalah dengan
menggunakan beberapa perspektif teoritis yang berbeda,

Telaah Informan (key informan)


PENGUMPULAN DATA KUALITATIF:
Di dalam pengumpulan data riset kualitatif, karena
menekankan pada interaksi dan perspektif subjek
yang diteliti, maka teknik yang banyak digunakan
adalah wawancara mendalam, DKT, observasi
berperan, PDR dan studi kasus

Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data,


bahwa fenomena yang digali khusus memiliki
makna penting sebagai penguatan data, bukan
sekedar adegan sebagai bagian deskripsi yang sering
kurang memiliki makna khusus. (bagai cerita
sebuah novel)
GO TO THE PEOPLE,
LIVE AMONG THEM,
LEARN FROM THEM,
LOVE THEM,
START WITH WHAT THEY
KNOW,
& BUILD ON WHAT THEY
HAVE
djunaidi m. dachlan

Anda mungkin juga menyukai