Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MODUL 4

BLOK 11
KELOMPOK II

Ketua : Elsa Oktarina


Sekretaris : Winda Irzalina
Aldo Patria
Anggota : Sistella Febrina
Asy Syfa Suradi
Didi Rahmadi
Pratiwi Veterin Apriyani
Shanda Fitria
Jholanda Ninggar Bahtria
Indah Rismayansari
Tutor : drg. Febrian, MKM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

Skenario

Buku Bacaan

Sandra mahasiswa kedokteran gigi tingkat dua membaca buku epidemiologi bahwa pada
abad ke 19 di Eropa terjadi apa yang disebut transisi epidemiologi. Peningkatan pertumbuhan
ekonomi di negara-negara berkembang pada waktu itu diikuti oleh perubahan pola
perkembangan penyakit. Sejalan dengan penurunan kematian dan peningkatanumur harapan
hidup, pergeseran pola penyakit. Dari penyakit menular, lalu bergeser ke pola penyakit
degeneratif seperti gangguan kardio vaskuler dan kanker. Berdasarkan data yang ditemukan
Sandra, prevalensi penyakit menular dan infeksi di Indonesia juga tinggi demikian juga dengan
angka kematian bayi dan angka kematian ibu saat melahirkan masih tinggi, namun dilihat dari
angka kematian karena penyakit degeneratif juga tinggi. Bisakah anda memberi penjelasan ini,
apakah juga telah terjadi transisi epidemiologi di Indonesia ?
STEP 1

Terminologi

1. Epidemiologi : ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran serta faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan pada sekelompok manusia.
2. Transisi epidemiologi : proses perubahan dari penyakit menular ke penyakit tidak
menular.
3. Penyakit degeneratif : penyakit yang mengiringi proses penuaan yang terjadi akibat
kemunduran fungsi sel tubuh.
4. Prevalensi : jumlah angka kejadian suatu penyakit yang tejadi pada periode waktu
tertentu di suatu wilayah.
STEP 2

Identifikasi Masalah

1. Apakah hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan perkembangan penyakit ?


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi epidemiologi ?
3. Apakah yang menyebabkan terjadinya transisi epidemiologi ?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya suatu penyakit ?
5. Apa saja macam-macam epidemiologi ?
6. Mengapa prevalensi penyakit menular, kematian bayi, dan kematian ibu saat melahirkan
masih tinggi di Indonesia ?
7. Apa sajakah ruang lingkup epidemiologi ?
8. Apakah manfaat epidemiologi ?
9. Bagaimana pola transisi epidemiologi di Indonesia ?
10. Apa saja ukuran-ukuran masalah kesehatan selain prevalensi ?
11. Bagaimana rangkaian kegiatan epidemiologi ?
12. Apakah tujuan dari studi epidemiologi ?
STEP 3

Analisa Masalah

1. Apakah hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan perkembangan penyakit ?


Perubahan ekonomi akan merubah pola hidup seseorang yang akn mempengaruhi faktor-
faktor resiko penyebab suatu penyakit. Contoh, mulai mengkonsumsi makanan cepat saji,
merokok.
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi epidemiologi ?
 Faktor mutasi
 Faktor perkembangan zaman
 Faktor perkembangan ilmu pengetahuan
 Faktor pertumbuhan ekonomi
 Faktor era globalisasi
3. Apakah yang menyebabkan terjadinya transisi epidemiologi ?
 Berubahnya gaya/pola hidup
 Berubahnya status soisal ekonomi yang menyebabkan pola hidup berubah dan
meningkatnya masyarakat miskin
4. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya suatu penyakit ?
 Host
Terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan
suatu penyakit. Sperti, umur, keturunan, kebiasaan.
 Bibit penyakit
Suatu substansi/elemen tertentu yang dapat menimbulkan atau mempengaruhi
perjalanan penyakit. Seperti, bakteri, virus.
 Lingkungan
Kondisi dan pengaruh dari luar yang mempengaruhi kehidupan. Seperti
perubahan iklim, keadaan geografis.
5. Apa saja macam-macam epidemiologi ?
 Epidemiologi klasik : konsep epidemiologi mempelajari tentang penyakit menular
wabah serta penyebab terjadinya penyakit.
 Epidemiologi modern : konsep epidemiologi yang mempelajari penyakit menular
wabah, penyakit menular bukan wabah, penyakit tidak menular, serta masalah-
masalah kesehatan lainnya.
Berdasarkan metode investigasi :
 Epidemiologi deskriptif : mempelajari peristiwa dan distribusi penyebaran
penyakit.
 Epidemiologi analitik : mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi
penyebaran penyakit.
6. Mengapa prevalensi penyakit menular, kematian bayi, dan kematian ibu saat melahirkan
masih tinggi di Indonesia ?
Penyakit yang baru muncul sehingga angka insidensi meningkat yang menyebabkan
prevalensi masalah tersebut meningkat.
7. Apa sajakah ruang lingkup epidemiologi ?
 Penyakit menular wabah
 Penyakit menular bukan wabah
 Penyakit tidak menular
 Masalah-masalah kesehatan lainnya.

Klasifikasi penyakit :

 Penyakit kongenital dan herediter


 Penyakit alergi dan radang
 Penyakit degeneratif
 Penyakit metabolik
 Penyakit neoplastik/kanker
8. Apakah manfaat epidemiologi ?
 Untuk melihat apakah upaya yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana atau
tidak dan tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak.
 Dapat menerangkan penyebab suatu maslah sehingga dapat disusun langkah-
langkah penanggulangannya baik pencegahan maupun pengobatannya.
 Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
 Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan masyarakat.
9. Bagaimana pola transisi epidemiologi di Indonesia ?
Terjadi pola perkembangan ganda, yakni terjadi pergeseran pola penyakit infeksi ke
penyakit degeneratif, tetapi penyakit infeksi masih menjadi masalah yang dihadapi.
10. Apa saja ukuran-ukuran masalah kesehatan selain prevalensi ?
 Mortalitas : jumlah angka kematian yang terjadi pada periode waktu tertentu di
suatu wilayah.
 Rate : ukuran frekuensi suatu penyakit atau kejadian tertentu yang terjadi pada
suatu populasi selama periode waktu tertentu.
 Ratio : Suatu ukuran frekuensi sekelompok peristiwa yang menunjukkan
perbandingan antara dua kualitas.
 Insidensi : gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.
11. Bagaimana rangkaian kegiatan epidemiologi ?
 Merumuskan hipotesa
Mengandung uraian tentang faktor-faktor yang diperkirakan berperan sebagai
penyebab masalah.
 Menguji hipotesa
Melakukan penelitian dan observasi.
 Menarik kesimpulan
Berisi kesimpulan tentang hubungan sebab dan akibat.
12. Apakah tujuan dari studi epidemiologi ?
 Memperoleh data frekuensi distribusi, determinan penyakit dan fenomenal
lainnya yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
 Agar masalah kesehatan dapat diatasi dengan sistematis, cepat, dan efisien.
 Dapat mengendalikan penyebaran penyakit agar tidak meluas.
STEP 4

Skema

Masalah Epidemiologi
kesehatan kesehatan

Perubahan pola
Deskriptif analitik
penyakit

Transisi
epidemiologi Strategi Faktor
epidemiologi penyebab

Frekuensi dan
penyebaran
penyakit
Triad
epidemiologi

Data Ukuran-ukuran
epidemiologi masalah kesehatan
STEP 5

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang data epidemiologi.


2. Mahasiswa mampu menjelaskan ukuran-ukuran masalah kesehatan.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor penyebab dan triad epidemiologi.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan transisi epidemiologi.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi epidemiologi.
STEP 7

Sintesa dan Uji Informasi

1. Data epidemiologi
Tujuan dari data epidemiologi adalah untuk mendapatkan informasi epidemiologi
tentang masalah kesehatan.
Sumber data epidemiologi dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain :
a. Data kependudukan
 Sensus penduduk
 Survei
b. Kelahiran dan kematian
 Pencatatan akte kelahiran dan surat keterangan meninggal.
 Klinik atau rumah bersalin dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
c. Data kesakitan
 Rekam medik dari rumah sakit
 Praktek dokter swasta
 Pendataan atau penelitian khusus
d. Data lainnya
 Penelitian/data sanitasi dan lingkungan
 Catatan imunisasi
 Pencatatan dan pelaporan keluarga berencana
Ada 10 sumber data untuk sistem surveilen sesuai anjuran WHO, yaitu :
a. Registrasi mortalitas
b. Laporan morbiditas
c. Laporan epidemic
d. Investigasi laboratorium
e. Investigasi kasus individu
f. Investigasi lapangan epidemic
g. Survei
h. Studi reservoir binatang dan distribusi vektor
i. Penggunaan biologic dan obat
j. Pengetahuan populasi dan lingkungan
Sumber data yang dikumpulkan dapat berupa data primer (data yang dikumpulakn
oleh peneliti secara langsung melalui objek penelitian) dan data sekunder (data yang
sudah dikumpulkan oleh pihak lain).
Untuk pengumpulan data primer, sumber data terletak di masyarakat yang dapat
dilakukan dengan cara :
a. Survei epidemiologi
b. Pengamatan epidemiologi
c. Penyaringan

Untuk dpengumpulan data sekunder, sumber data dapat diperoleh melalui :

a. Sarana pelayanan kesehatan, misal : rumah sakit, puskesmas.


b. Instansi yang berhubungan dengan kesehatan, misal : DepKes, DinKes.
c. Absensi, misal :absensi sekolah, perusahaan, kantor.
d. Secara internasional dapat diperoleh melalui WHO. Seperti, population bulletin,
epidemiologi report, population and vital statistic report.

Cara pengumpulan data epidemiologi :

a. Wawancara
b. Pemeriksaan
c. Pengamatan
d. Peran serta langsung

Cara pengolahan data epidemiologi :

a. Editing (perbaikan)
b. Coding (pengkodean)
c. Entry data (memasukkan data)
d. Cleaning (pembersihan)
e. Analysis (analisa)
Cara penyajian data :

a. Textular
b. Tabular
c. Grafikal
2. Ukuran-ukuran masalah kesehatan
Ukuran masalah kesehatan adalah adanya keterangan tentang besarnya masalah
kesehatan yang ditemukan dalam kelompok masyarakat.
Ukuran yang dapat digunakan dalam mengukur frekuensi masalah kesehatan yaitu :
a. Morbiditas (angka kesakitan)
 Insidensi
Yaitu gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
 Incidensi Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Manfaat Incidensi Rate adalah :
- Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
- Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang
dihadapi
- Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu
fasilitas pelayanan kesehatan.
 Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah untuk memperkirakan derajat
serangan atau penularan suatu penyakit.
 Secondary Attack Rate
Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan
pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan
dalam suatu populasi yang kecil.
 Prevalensi
Yaitu gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat
tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh
penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau
Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk).
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Period Prevalen Rate
Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya,
misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
 Point Prevalen Rate
Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu
saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Digunakan
untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
b. Mortalitas (angka kematian)
 Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
Yaitu jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu
( umumnya 1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
pertengahan waktu yang bersangkutan.
 Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )
Yaitu umlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28
minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur
kurang dari 7 hariyang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama.
 Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate )
Yaitu jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
 Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate )
Yaitu jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
 Angka Kematian Balita ( Under Five Mortalaty Rate )
Yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000
penduduk balita pada tahun yang sama.
 Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
Yaitu jumlah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun.
 Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin(Fetal Death Rate )
Uaitu proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah
kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
 Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate )
Yaitu jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,
persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
 Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
Manfaatnya adalah :
 Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan
masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan
umur.
 Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai
wilayah.
 Untuk menghitung rata – rata harapan hidup.
 Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )
Yaitu Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu
jangka waktu tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit tersebut.
 Case Fatality rate ( CFR )
Yaitu perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab
penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut
pada tahun yang sama.
Dalam mengukur frekwensi masalah kesehatan dapat terjadi kesalahan – kesalahan yang
berasal dari 2 sumber yaitu :
a. Kesalahan akibat penggunaan data yang tidak sesuai.
b. Kesalahan karena adanya factor bias yaitu adanya perbedaan antara hasil
pengukuran dengan nilai sebenarnya.
3. Triad epidemiologi
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agent,
host, amaupun lingkungan.

LINGKUNGAN

AGENT HOST

a. Faktor lingkungan
Lingkungan terbagi tiga, yaitu :
 Lingkungan biologis :mikro organisme, fauna, flora.
 Lingkungan fisik : udara, air, geografis, geologis, unsur kimiawi.
 Lingkungan sosial : sistem kehidupan sosial, adat istiadat, kultur agama.
Karakteristik Lingkungan :
 Topografi : Situasi lokasi baik yang natural maupun buatan manusia yang
mungkin mempengaruhi terjadinya penyebaran suatu penyakit tertentu.
 Geografis : Keadaan yang berhubungan dengan strukur geologi dari bumi
yang berhubungan dengan kejadian penyakit.
b. Faktor Agent
Karakteristik Agent :
 Infektifitas : Kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri
terhadap lingkungan host untuk mampu tinggal dan berkembang biak
dalam jaringan host.
 Patogenesitas : Kesanggupan organisma untuk menimbulkan suatu reaksi
klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada host yang
diserang.
 Virulensi : Kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilkan reaksi
patologis yang berat yang mungkin dapat menyebabkan kematian.
 Toksisitas : Kesanggupan organisma untuk memproduksi reaksi kimia
yang toksis oleh substansi kimia yang dibuatnya.
 Invasitas : kemampuan organisma untuk melakukan penetrasi dan
menyebar setelah memasuki jaringan.
 Antigenicitas : Kesanggupan organisme ntuk merangsang reaksi
imunologis dalam host.
c. Faktor Host
Karakteristik Host :
 Resistensi : Kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi.
 Immunitas : Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon
imunologis, dapat secara alamiah maupun diperoleh, sehingga kebal
terhadap suatu penyakit.
 Infectiousness : Potensi host yang terinfeksi untuk menularkan kuman
yang berada alam tubuh manusia kepada manusia dan sekitarnya.
Intereaksi antara lingkungan, host, dan agent :
a. Interaksi Agen dengan Lingkungan
Agen penyakit lgsg dipengaruhi oleh lingkungan. Misalnya, stabilitas vitamin
dalam pendinginan / pemanasan.
b. Interaksi Host dengan Lingkungan
Manusia lgsg dipengaruhi oleh lingkungan. Misalnya, hujan, udara dingin bisa
menyebabkan flu.
c. Interaksi antara Host dengan Agent
Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat merangsang
timbulnya respon berupa tanda / gejala penyakit pada manusia. Misalnya, demam,
perubahan fisiologis tubuh, pembentukan kekebalan.
d. Interaksi Agen, Host dan Lingkungan
Ketiganya bersama-sama saling mempenga-ruhi dan memperberat satu sama lain,
shg agen penyakit mudah masuk kedalam tbh manusia. Misalnya, pencemaran air
sumur oleh kotoran manusia shg timbul Water Born Disease.

Terjadinya suatu penyakit karena adanya interaksi antara host, agent, dan lingkungan
yang melibatkan 6 komponen, yaitu :
a. Faktor penyakit (etiologi)
Meliputi faktor biologis sebagai penyebab (virus, fungi, bakteri, dan lain-lain) dan
faktor kimiawi (gas beracun, logam berat).
b. Reservoir dari agent penyakit
Reservoir adalah manusia, binatang, anthropoda, tumbuh-tumbuhan atau benda-
benda mati dimana penyebab penyakit biasanya tinggal dan berkembang biak dan
bergantung hidup, darimana dia dapat ditularkan kepada host yang baru.
c. Cara keluarnya penyebab (agent) dari host (penjamu)
Disebut dengan porta of exist yaitu melalui saluran nafas, saluran kencing, saluran
kelamin, saluran pencernaan, kulit, dan plasenta.
d. Cara penularan
Cara penularan suatu penyakit adalah sangat penting dalam menjembatani antara
tempat keluarnya dari reservoir ke tempat masuknya pada host yang baru.
e. Tempat masuk
Umumnya tempat masuk sama dengan tempat keluarnya penyebab penyakit.
f. Kerentanan penjamu
Ada beberapa faktor yaitu : genetik, kekebalan spesifik baik alamiah maupun
buatan.
Tahap terjadinya suatu penyakit :
a. Prepatogenesis
 Interaksi anta host dan agent di luar tubuh.
 Tidak symptom penyakit.
 Daya tahan imun host kuat.
b. Inkubasi
 Agent masuk ke dalam tubuh host.
 Symptom penyakit belum tampak.
c. Tahap penyakit dini
 Symptom mulai tampak.
 Sakit ringan, jika diobati ada kemungkinan untuk sembuh.
d. Tahap penyakit lanjut
 Penyakit tambah parah.
 Host tampak tidak melakukan aktivitas sehari-hari.
 Host memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
e. Tahap penyakit akhir
 Sembuh sempurna : bebas dari penyakit
 Sembuh tapi cacat : host bebas dari penyakit, tapi tidak sembuh sempurna
karena terjadi kecacatan (fisik, mental, maupun sosial).
 Carier : perjalanan penyakit seolah berhenti, karena symptom penyakit tak
tampak lagi, tapi dalam tubuh host masih terdapat bibit penyakit (agent).
 Kronis : perjalanan penyakit tampak berhenti tapi symptom-symptom
penyakit tidak berubah.
 Meninggal : apabila keadaan penyakit tambah parah dan tidak dapat
diobati lagi.
4. Transisi epidemiologi
Transisi epidemiologi adalah proses perubahan dari penyakit menular ke penyakit
tidak menular. Transisi epidemiologi ini diawali oleh transisi demografi yaitu proses
perubahan penduduk dari angka fertilitas dan mortalitas tinggi ke jumlah penduduk
dengan angka fertilitas dan mortalitas rendah. Proses penurunan tingkat fertilitas ini
terjadi sampai terciptanya tingkat populasi yang stabil. Di indonesia transisi demografi ini
dimulai sejak tahun 1970an.
Penyebab dan akibat terjadinya transisi epidemiologi :
a. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri.
b. Perubahan struktur penduduk dimana terjadi penurunan proporsi anak usia muda
dan peningkatan jumlah penduduk usia lanjut, sebagai salah satu akibat
keberhasilan program KB.
c. Perbaikan dalam sanitasi lingkungan khusunya penyediaan air bersih sehingga
mempengaruhi atau menurunkan penyakit menular.
d. Peningkatan tenaga kerja wanita karena hebatnya emansipasi.
e. Peningkatan pelayanan kesehatan dalam memberantas penyakit infeksi dan
meningkatkan umur harapan hidup.
Mekanisme terjadinya transisi epidemiologi :
 Perubahan fertilitas, yang akan mempengaruhi struktur umur.
 Perubahan faktor resiko, yang akan mempengaruhi insidenn penyakit.
 Perbaikan organisasi dan teknologi pelayanan kesehatan, yang akan berpengaruh
terhadap Crude Fatality Rate.
 Intervensi pengobatan, yang berpengaruh terhadap kematian penderita suatu
penyakit.
Tahap-tahap terjadinya transisi epidemiologi :
a. The Age of Pestilence and Famine
 Angka mortalitas tinggi, berfluktuasi dan berlangsung dalam waktu yang
lama.
 Korban utama adalah bayi dan anak-anak.
 Angka harapan hidup berkisar antara 20-40 tahun.
b. The Age of Receding Pandemics
 Penurunan kematian berlangsung dengan cepat.
 Orang dewasa mulai terserang penyakit degeneratif : jantung koroner,
hipertensi, diabetes.
 Angka harapan hidup sekitar 50-60 tahun.
c. The Age of man-made disease
 Mortalitas rendah dan relatif stabil.
 Penyebab kematian utama adalah penyakit degeneratif
 Yang terserang adalah kelompok usia lanjut.
 Angka harapan hidup sudah mencapai di atas 60 tahun
d. The Age of delayed degenerative disease
 Penurunan angka mortalitas secara cepat.
 Umur terjadinya penyakit degeneratif menggeser ke usia sangat tua.
 Angka harapan hidup di atas 75 tahun.
Transisi epidemiologi di indonesia ditandai dengan berbagai hal penting sperti :
a. Peningkatan prevalensi penyakit jantung yang dulu tidak menempati kedudukan
dalam 10 penyakit utama. Hal ini lebih jelas terlihat di daerah perkotaan.
b. Timbulnya swastanisasi di bidang kesehatan. Kesehatan yang merupakan salah
satu simbol kesejahteraan rakyat tidak hanya harus ditangani oleh pemerintah
tetapi mungkin dilakukan oleh pihak swasta.
c. Dalam upaya pemecahan masalah transisi epidemiologi, maka pendekatan yang
selama ini dilakukan terhadap penyakit infeksi dirasakan kurang memdai.
5. Strategi epidemiologi
Strategi epidemiologi adalah suatu pola pendekatan yang mengandung rangkaian
kegiatan tertentu untuk mengkaji masalah kesehatan sehingga didapat kejelasan tentang
masalah tersebut.
Strategi epidemiologi ini dapat dibedakan atas beberapa unsur pokok, yaitu :
a. Merumuskan hipotesa
Suatu formulasi konsep yang mengandung uraian tentang faktor-faktor yang
diperkirakan berperan sebagai penyebab ditemukan frekuensi, penyebaran,
ataupun masalah kesehatan.
b. Menguji hipotesa
Melakukan penelitian dan observasi.
c. Menarik kesimpulan
Dirumuskannya hal-hal yang menyangkut hubungan sebab akibat.

Langkah-langkah ilmiah dalam strategi epidemiologi :


a. Menelaah fakta dan hipotesis yang ada.
b. Memformulasikan hipotesis yang baru atau lebih spesifik.
c. Mengumpulkan fakta-fakta baru untuk menguji hipotesis yang dikemukakan.
Cara penyusunan hipotesis :
a. Method of difference
Menyusun hipotesis dengan menggunakan perbedaan :
Bila frekuensi penyakit berbeda pada dua keadaan yang berlainan dan ada fakta-
fakta yang dapat ditemukan pada keadaan I dan fakta-fakta tersebut tidak
ditemukan pada keadaan II, maka fakta-fakta ini dapat dianggap sebagai
penyebab penyakit.
b. Method of agreement
Menggunakan persesuaian :
Bila satu faktor terdapat pada beberapa keadaan yang berlainan dan dapat
dihubungkan dengan terjadinyapenyakit, faktor ini mungkin penyebab penyakit
tersebut.
c. Methods of analogy
Menyusun hipotesis dengan cara analogi :
Penyebaran suatu penyakit tertentu mungkin hampir sama dengan penyebaran
penyakit lain yang telah diketahui, hal ini menyebabkan kita menduga adanya
faktor-faktor yang sama sebagai penyabab kedua penyakit tersebut.
d. Methods of concomitant variation
Menyusun hipotesis dengan menggunakan variasi concominant :
Lebih bersifat kuantitaif, yang dicari adalah faktor frekuensi atau kekuatannya
berubah dengan berubahnyafrekuensi tersebut.
6. Konsep sehat dan sakit (tambahan LO)
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial tidak
hanya bebas dari penyakit/kelemahan.
Sakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan pada bentuk dan fungsi
tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal.
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan
yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai
masalah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Anda mungkin juga menyukai