Anda di halaman 1dari 11

MANAGEMEN SUMBER DAYA ALAM BIDANG KEHUTANAN

SECARA EFISIEN, EFEKTIF DAN BERKELANJUTAN


Oleh : Haris Setiana

I. PENDAHULUAN
Sumber daya alam merupakan semua kekayaan bumi, baik
biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia
(Ridwan. 2010).
Salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai sangat
strategis adalah hutan karena hutan sebagai suatu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.
Sebagai suatu ekosistem, hutan memiliki banyak fungsi. Bila
dikelompokkan, maka hutan mempunyai 3 fungsi pokok, yaitu
:
• Fungsi produksi dengan fungsi pokok memberikan
pemenuhan kebutuhan sumberdaya hutan baik kayu dan
non kayu maupun jasa/manfaat ekonomi lainnya.
• Fungsi perlindungan dengan fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan, baik untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi
dan memelihara kesuburan tanah.
• Fungsi konservasi dengan fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya.

Berdasarkan fungsi-fungsi pokok tersebut, diperlukan


pengelolaan yang efektif, efisien dan berkelanjutan sehingga
dapat memberikan nilai kemanfaatan yang tinggi bagi
manusia dengan tetap melindungi fungsi-fungsi pokok hutan
tersebut.

Berikut disajikan gambaran mengenai pengelolaan


sumberdaya hutan secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

II. SUMBER DAYA ALAM BIDANG KEHUTANAN


II.1. Pengertian Sumber Daya
Menurut Wikipedia. 2011. Sumber daya alam (biasa
disingkat SDA) adalah potensi sumber daya yang
terkandung dalam bumi (tanah), air, dan dirgantara
yang dapat didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingan manusia.
II.2. Macam-Macam Sumber Daya
SDA dibagi menjadi dua yaitu SDA yang dapat
diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui.
a. SDA yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah,
tumbuhan dan hewan. SDA ini harus kita jaga
kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan
ekosistem.
b. SDA yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya
barang tambang yang ada di dalam perut bumi
seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel.
Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin.
Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk
kembali setelah jutaan tahun kemudian.
SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA hayati
dan SDA non-hayati,yaitu :
a. SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk
hidup (biotik) seperti hasil pertanian, perkebunan,
pertambakan, dan perikanan. Sumber daya hayati
adalah salah satu sumber daya dapat pulih atau
terbarukan (renewable resources) yang terdiri atas
flora dan fauna. Sumber daya hayati secara harfiah
dapat diartikan sebagai sumberdaya yang
mempunyai kehidupan dan dapat mengalami
kematian. Jenis-jenis sumber daya hayati di
antaranya adalah pohon, ikan, rumput laut,
plankton, zooplankton, fitoplankton, harimau,
semut, cacing, rumput laut, terumbu karang, lamun,
dan sebagainya.
b. SDA non-hayati adalah SDA yang berasal dari
makhluk tak hidup (abiotik). Seperti: air, tanah,
barang-barang tambang.
II.3. Sumber Daya Kehutanan
Hutan diartikan sebagai suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan yang berisi sumberdaya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam dalam
persekutuan alam dan lingkungannya, yag satu dengan
lalinnya tidak dapat dipisahkan.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan


sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak
potensi non kau yang dapat diambil manfaatnya oleh
masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada
lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem, hutan sangat
berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber
air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan
fauna, dan peran penyeimbang lingkunan, serta
mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi
penyedia air bagi kehidupan, hutan merupakan salah
satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan
hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.
Hutan terdiri dari berbagai jenis. Pembedaan jenis-jenis
hutan juga bermacam-macam. Berdasarkan sifat-sifat
pembuatannya, hutan dibedakan sbb :
• Hutan alam (natural forest)
• Hutan buatan (man-made forest), yaitu :
 Hutan rakyat (community forest)
 Hutan kota (Urban forest)
 Hutan tanaman industri (timber estate), dll.
Berdasarkan tujuan pengelolaannya, hutan dibedakan
menjadi :
• Hutan produksi, yang dikelola untuk
menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan
kayu(non-timber forest product)
• Hutan lindung, dikelola untuk mengelola tanah
dan air
• Hutan suaka alam, dikelola untukmelindungi
kekayaan keanekaragaman hayati atau keindahan
alam
• Hutan konversi, yakni hutan yang dicadangkan
untuk penggunaan lain, dpat dikonversi untuk
pengelolaan non kehutanan.

III. PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN


III.1. Ancaman Kerusakan Terhadap Sumberdaya Hutan
Seratus tahun yanglalu Indonesia masih memiliki hutan
yang melimpah, pohon-pohonnya menutupi 80 – 95%
dari luas lahan total. Tutupan hutan tital pada waktu itu
diperkirakan sekitar 170 juta hektar. Saat ini, tutupan
hutan sekitar 98 juta hektar saja, dan paling sedikit
setengahnya diyakini sudah mengalami degradasi
akibat kegiatan manusia.
Banyak sekali ancaman terhadap sumberdaya hutan di
Indonesia, mulai dari kegiatan pembalakan skala besar
sampai pembukaan hutan skala kecil oleh para keluarga
petani, dari tebang habis untuk membuka lahan industri
pertanian sampai kehancuran akibat kebakaran hutan
yang berulang. Namun meskipun hutan-hutan Indonesia
begitu penting, dan betapa cepatnya hutan-hutan itu
lenyap, informasi yang akurat dan terkini tentang luas
dan kondisi hutan juga tidak ada atau sulit diperoleh,
sehingga untuk penanganan masalah hutan di
Indonesia masih sulit.
Berdasarkan kondisi di atas, diperlukan suatu bentuk
pengelolaan hutan secara efisien dan berkelanjutan
kerusakan yang terjadi dapat dicegah dan diperbaiki
dan hutan bisa tetap lestari.

III.2. Pengelolaan Hutan Berdasarkan Prinsip


Ekoefisiensi
Hutan merupakan salah satu modal dasar
pembangunan. Sebagai modal dasar, hutan harus
dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang tidak
merusak. Oleh karena itu, pemanfaatan hutan harus
dilakukan secara ekoefisiensi, artinya tidak merusak
ekosistem, pengambilan secara efisiensi dan
memikirkan kelangsungan dan kelanjutan sumber daya
hutan tersebut. Pembangunan berkelanjutan bertujuan
untuk mewujudkan kelestarian sumberdaya hutan
sehingga mendukung kesejahteraan manusia.
Dikarenakan Indonesia masih merupakan Negara
berkembang, Indonesia masih mengalami berbagai
macam hambatan-hambatan dalam proses pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya hutan Indonesia yang
masih kurang. Berikut ini hambatan-hambatan umum
yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya hutan yaitu:
 Kurangnya tenaga ahli dalam bidang SDA hutan
 Mahalnya sarana prasarana untuk pengelolaan SDA
hutan
 Kerjasama dengan perusahaan asing yang
merugikan.
 Transportasi ke Daerah sumberdaya hutan terbatas
mengingat Indonesia merupakan kepualauan.
 Sumber daya manusia yang belum memenuhi
klasifikasi.

III.3. Pengelolaan Secara Berkelanjutan


Pengelolaan hutan berkelanjutan atau pengelolaan
hutan lestari adalah kegiatan pengelolaan sumberdaya
hutan untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang
ditetapkan, berkaitan dengan produksi kayu dan non
kayu dengan mengoptimalkan peran dan fungsi hutan
secara lestari ekonomi, lestari lingkungan dan lestari
sosial kemasyarakatan tanpa mengurangi manfaat bagi
generasi selanjutnya dan tidak menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan fisik maupun sosial
kemasyarakatan.
a. Sasaran Pengelolaan Hutan Secara
Berkelanjutan
Terdapat 3 aspek dalam pengelolaan hutan yang
berkelanjutan, yaitu aspek kelola produksi, aspek
kelola lingkungan dan aspek kelola sosial.
• Kelola produksi, adalah serangkaian
kegiatan untuk mengatur dan mempertahankan
fungsi produksi dalam batas-batas daya dukung
sumberdaya hutan.
Aspek kelola produksi dalam pengelolaan hutan
secara berkelanjutan adalah dengan
memperhatikan hal-hal sbb. :
- Perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan
sumberdaya hutan mengintegrasikan
konsep kelestarian hasil dan kelestarian
hasil.
- Optimaslisasi dalam pemanfaatan
sumberdaya hutan dilakukan untuk
mendorong pencapaian nilai ekonomi yang
layak.
- Upaya meminimumkan limbah penebangan
sangat penting dalam rangka meningkatkan
nilai pemanfaatan dan diversifikasi produk.
- Terbentuknya komposisi kelas hutan yang
menjamin kelestarian sumberdaya hutan
dan fungsi ekologinya.
- Adanya mekanisme lacak balak guna
membuktikan tidak adanya pembalakan
yang melanggar konsep kelestarian hasil.
- Kegiatan eksploitasi yang dilakukan tetap
memperhatikan kepentingan masyarakat di
dalam dan di luar kawasan hutan
sehinggakemanfaatan sumberdaya hutan
untukmendukung kehidupan masyarakat
tidak terganggu
- Kegiatan eksploitasi dilakukan dengan
mekanisme yangmampu meminimalkan
dampak terhadap lingkungan hidup.
• Kelola lingkungan merupakan serangkaian
kegiatan untk memperbaiki atau
mempertahankan kondisi lingkunan sehingga
dapat meminimalkan dampak negatif akibat
kegiatan pengusahaan hutan khususnya terhadap
spesies dan ekosistemnya.
Sasaran kegiatan kelola lingkungan adalah
terjaminnya kelangsungan fungsi-fungsi
lingkungan melalui serangkaian proses kelola
lingkunganyang mengacupada pencapaian
standar yang telah ditetapkan.
Sasaran kelola lingkunan meliputi aspek-aspek :
 Aspek fisik-kimia
 Hidrologi, yaitu tercapainya kualitas
kawasan hutan yang mampu
berfungsi dalam perlindungan tata air,
pencegahan dan pengendalian erosi.
 Kesuburan, yaitu terwujudnya kondisi
hutan yang memiliki kemampuan
dalam mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan tanah.
 Biologi
 Satwa, yaitu terjaminnya keberadaan
satwa langka, terancam dan hampir
punah, melalui perlindungan habitat-
habitat penting.
 Vegetasi, yaitu terwujudnya kondisi
hutan yang memiliki keanekaragaman
jenis vegetasi yang mampu
mempertahankan kestabilan
ekosistem.
• Kelola sosial adalah serangkaian kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan peran masyarakat
sekaligus merupakan upaya untuk meningkatkan
fungsi hutan itu sendiri terhadap kehidupan sosial
kemasyarakatan, sehingga terjadi keseimbangan
dan kejelasan berbagi peran dan berbagi manfaat
sebagai akibat pengelolaan sumberdaya hutan.
Sasaran kelola sosial dalam pengelolaan hutan
yang berkelanjutan adalah adanya hubungan
yang harmonis anatara masyarakat dengan para
pengelola sumberdaya hutan melalui :
 Pengelolaan hutan bersama masyarakat
 Pengembangan hutan rakyat
 Bantuan sosial
 Peningkatan kapasitas masyarakat
 Mekanisme penyelesaian konflik, dll.

b. Prinsip-prinsip pengelolaan secara


berkelanjutan
Terdapat 10 prinsip pengelolaan hutan secara
berkelanjutan (anonim.2006), yaitu :
1) Ketaatan pada hukum dan prinsip-prinsip FSC
(Forest Stewardship Council)
2) Hak tenure dan hak guna serta tanggung jawab
3) Hak masyarakat adat
4) Hubunan masyarakat dan hak-hak pekerja
5) Manfaat dari hutan
6) Dampak pada lingkungan hidup
7) Rencana Pengelolaan
8) Monitoring dan Evaluasi
9) Pemeliharaan hutn dengan nilai konservasi tinggi
10) Hutan tanaman

IV. PENUTUP
Pengelolaan sumberdaya hutan secara efektif dan efisien dan
berkelanjutan harus dilakukan agar dapat membawa nilai
kemanfaatan yang tinggi bagi kelangsungan hidup manusia.

Prinsip-prinsip pengelolaan hutan harus berlandaskan kepada


prinsip-prinsip keberlanjutan agar sumberdaya hutan yang
digunakan dan dimanfaatkan saat ini dapat dinikmati oleh
generasi selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Panduan Sertifikasi Pengelolaah Hutan lestari


(PHL) di Perum Perhutani. Jakarta
HMIT. 2010. Managemen Sumberdaya Alam Berorientasi
Konservasi
http://hmit.wordpress.com/2010/06/21/manajemen-
sumber-daya-alam-berorientasi-konservasi/ diakses 2
Februari 2011
Porkas, Sagala. 1994. Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Ridwan. 2010. Pengertian Sumber daya Alam – Macam SDA
dan Jenisnya.
http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-sumber-
daya-alam-macam-sda-dan-jenisnya/. Diakses 2 Februari
2010
Sialmpari, Ozon. 2008. Apa Itu Pengelolaan Hutan Lestari dan
Buat Apa?.
http://ozonsilampari.wordpress.com/2008/01/29/apa-itu-
pengelolaan-hutan-lestari-dan-mengapa/. Diakses 2
Februari 2011

Anda mungkin juga menyukai