Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTANG
KONSEP MEMBUAT INDIKATOR
FIQIH DI SMA
(SEKOLAH MENENGAH ATAS)

Di Susun Oleh: KELOMPOK VII


AHMAD FARISI
YANTO
MOH. HAMSUN

Sekolah Tinggi Agama Islam


(STAI) AL-KHAIRAT pamekasan
Kampus V Ganding
Tahun Ajaran 2010-2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya persembahkankehadirat allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini walau dengan baik. Dan juga saya tidak lupa untuk haturkan shalawat dan salam
pada junjungan nabi besar,yaitu Nabi Muhammad SAW.yang di utus untuk menjadi
rahmat sekalian alam. Seiring dengan itu, tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini tentang Konsep memmbuat indicator Materi PAI di SMA, atau
materi fiqih di SMA.
Saya menyadari akan kekurangan dari makalah ini. Yang di sebabkan
keterbatasan saya. Oleh karena itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga selesainya makalah ini dapat
berguna bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. LATAR BELAKANG………………………………………… 1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………… 2
A. DEFINISI INDIKATOR……………………………………..….2
B. KOMPONEN – KOMPONEN INDICATOR
C. KATA – KATA OPERASIONAL YANG DIJABARKAN
DALAM MEMBUAT INDICATOR
D. MENJABARKAN KOMPETENSI DASAR KEDALAM
INDICATOR
E. SYARAT-SYARAT PEMBUATAN RUMUSAN INDIKATOR

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………...6


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks,


dan malibatkan berbagai komponen, yang tidak hanya menuntut keterampilan
teknis dari pihak pengembang terhadap pengemangan berbagai komponen
kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai factor yang mempengaruhinya.

Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertntu, berupa


pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh dan terpadu, serta dapat
didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud hasil belajar. Penerapan KTSP
memungkinkan para guru merencanakan, melaksanakan, dan menilai
kurikulum serta hasil belajar peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi, dan kompetensi dasar, sebagai cermin penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu
mengetahui criteria pencapaian kompetensi yang akan dijadikan standar
penilaian hasil belajar, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri melalui
penguasaan trehadap sejumlah kompetensi, sebagai prasyarat melanjutkan
penguasaan kompetensi berikutnya. Kriteria tersebut biasanya dikembangkan
tujuan dan indicator kompetens dasar yang harus dikuasai.

B. Rumusan Masalah

1) Apa definisi indicator ?

2) Apa komponen-komponen indicator ?

3) Apa kata – kata operasional yang dijabarkan dalam membuat indicator ?

4) Menjabarkan Kompetensi Dasar Kedalam Indicator

5) Bagaimana syarat-syarat pembuatan rumusan indicator ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Indicator

Dalam kaitannya dengan KTSP guru hendaknya memahami langka


penting dalam menjabarkar kompetensi dasar kedalam indicator.

Sebelum guru dapat menjabarkan konpensi dasar kedalam indicator guru


harus lebih mengerti definisi dari indicator itu sendiri, yakni: perilaku yang
dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan pencapaian kompetensi
dasar tertentu untuk menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

Jadi indicator merupakan kompetensi dasar yang sepesifik apabila


serangkaian indicator dalam satu kompetensi dasar sudah tercapai berarti
target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.

B. Komponen – Komponen Indicator

Pada komponen indicator, hal – hal yang perlu diperhatikan sebagai


berikut :

a. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-


tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik.

b. Indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik pendidikan, potensi


daerah dan peserta didik

c. Rumusan indicator menggunakan kerja operasional yang terukur atau


dapat diobservasi.

d. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat penilaian


C. Kata – Kata Operasional Yang Dijabarkan Dalam Membuat Indicator

a. Kognitif Meliputi

1. Knowledge yaitu, menyebutkan, menuliskan, menyatakan,


mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan, mencocokkan,
member nama, member leber, dan melukiskan.

2. Comprehension yaitu, menerjemakan, mengubah,


menggeneralisasikan,menguraikan, menuliskan kembali, merangkum,
membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan
pendapat, dan menjelaskan.

3. Application (penerapan ) yaitu, mengoperasikan , menghasilkan


mengatasi, mengubah, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan,
dan menghitung.

4. Analysis (analisis) yaitu, menguraiakan, membagi – bagi, memilih dan


membedakan.

5. Syntnesis (sintesis) yaitu, merancang merumuskan, mengorganisasikan,


menerapkan, memadukan, dan merencanakan.

6. Evaluation(evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan dan memberikan


evaluasi.
b. Efektif Meliputi

1. Receiving yaitu mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, dan


mengalokasikan.

2. Responing (menanggapi) yaitu, konfirmasi, ,menjawab, membaca,


membantu, melaksanakan, melaporkan dan menampilkan.

3. Valuing (penamaan nilai) yaitu, menginisiasi, mengundang, melibatkan,


mengusulkan, dan melakukan.

4. Organigastion (pengorganisasian) yaitu, menverivikasi, menyusun,


menyatukan, menghubungkan, dan mempengaruhi.

5. Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan nilai – nilai sebagai


pandangan hidup, mempertahankan nilai – nilai yang sudah diyakini.

c. Psikomotorik Atau Gerak Jiwa Meliputi

1. Observing (pengamatan) yaitu mengamati proses, member perhatian


pada tahap – tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah
artikulasi .

2. Initation yaitu mlatih, mengubah, membongkar sebuah struktur,


membangun kembali sebuah struktur dan menggunakan sebuah model.

3. Practicing yaitu membiasakan prilaku yang sudah dibentuknya,


mengontrol kebiasaan agar tetap konsistem.

4. Adapting (penyesuaian) yaitu menyesuaikan model, mengembangkan


model, dan menerapkan model.
D. Menjabarkan Kompetensi Dasar Kedalam Indicator

Cara atau langkah yang paling mudah untuk menjabarkan kompetensi


dasar kedalam indicator kompetensi adalah menambah kolom disebelah kanan
pada format standar kompetensi dan kompetensi dasar, seperti berikut :

Satuan Pendidikan : SMA.

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas : XII, Semester I

Standar kompetensi Kompetensi dasar Indicator


1. Memahami 1.1 Menjelaskan 1.1.1. Menguraikan
ketentuan Islam ketentuan Islam
tentang 1.1.2. Menjelaskan
tentang siyasah pemerintahan
syar’iyah (khilafah)
1.2 Menjelaskan majlis 1.2.1. Mengurutkan
syura dalam Islam
1.2.3. Menulis Ulang

1.2.4. Menafsirkan
2. Memahami sumber 2.1 Menjelaskan sumber 2.1.1. Menjeleskan
hukum Islam hukum yang
disepakati dan yang 2.1.2. Mengkritisi
tidak disepakati ulama
2.2 Menunjukkan
penerapan sumber 2.1.3.Memberikan
hukum yang Evaluasi
disepakati dan yang
tidak disepakati ulama
2.2.1 Menjalaskan
2.3 Menjelaskan
pengertian, fungsi dan 2.2.2 Membedakan
kedudukan ijtihad
2.2.3 Mempengaruhi

2.3.1 Mengidentifikasi

2.3.2 Mengurutkan

2.3.3 Mengamati
3. Memahami hukum- 3.1 Menjelaskan hukum 3.1.1 Menjelaskan
hukum syar’i taklifi dan
penerapannya dalam 3.1.2 Mendefinisikan
Islam
3.2 Menjelaskan hukum
wadh’i dan 3.1.3 Menunjukkan
penerapannya dalam
Islam 3.1.4 Maramalkan
3.3 Menjelaskan mahkum
bihi (fihi) 3.2.1 Membandingkan
3.4 Menjelaskan mahkum
’alaih 3.2.2 Mengidentifikasi

3.2.3 Menerapkan

3.2.4 Manafsirkan
4. Memahami kaidah- 4.1 Menjelaskan macam- 4.1.1. Mengurutkan
kaidah ushul fiqih macam kaidah ushul
fiqih 4.1.2. Menjelaskan
4.2 Menerapkan macam-
macam kaidah ushul
fiqih 4.1.3 Mempraktekkan

4.2.1 Mengamalka

4.2.2 mempraktekkan

Untuk memilih kata – kata operasional dalam indicator, bisa melihat data
– data operasional sebagaimana dikemukakan diatas, dan guru bisa
menambahkan kata – kata operasional untuk mengisi indicator yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan daerah dan satuan pendidikan
masing – masing.

Setelah indicator kompetensi dari kompetensi dasar yang telah diajarkan


telak diidentifikasi selanjutnya dikembangkan dalam kalimat indicator yang
merupakan karakteristik kompetensi dasar.

E. Syarat-Syarat Pembuatan Rumusan Indicator


Suatu rumusan indicator tentang kemampuan-kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik harus memenuhi syarat sabagai berikut:

1. Spesifik artinya mengandung satu penafsiran(tidak menimbulkan


penafsiran yang bermacam-macam)

2. Operasional artinya mengandung satu perilaku yang dapat diukur untuk


memudahkan penyusunan alat evaluasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Indicator merupakan kompetensi dasar yang sepesifik apabila


serangkaian indicator dalam satu kompetensi dasar sudah tercapai berarti
target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.

Pada komponen indicator, hal – hal yang perlu diperhatikan sebagai


berikut :

a. Indicator merupakan penjabaran dari kd yang menunjukkan tanda-tanda,


perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta
didik.

b. Indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik pendidikan, potensi


daerah dan peserta didik

c. Rumusan indicator menggunakan kerja operasional yang terukur atau


dapat diobservasi.

d. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat penilaian

Suatu rumusan indicator tentang kemampuan-kemampuan yang harus


dimiliki peserta didik harus memenuhi dua syarat yakni Spesifik dan
Operasional.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Muslich, Mansur. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.

Majid, Abdul dan Dian Anjani. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.

Muslich, Mansur. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai