I. PENDAHULUAN
Teknologi pakan sapi potong sesuai kebutuhan yang dipaparkan ini dikreasi
sesuai kondisi spesifik di Jawa Tengah dengan mengadopsi hasil-hasil
penelitian/publikasi berbagai intitusi penelitian sebagai berikut: (1) Pakan sapi
peranakan Ongole (PO) masing-masing oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan Bogor (Budiarsana dan Haryanto, 1998; Bestari dkk., 2000) dan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah (Nuschati dkk., 2000; Prawirodigdo
dkk., 2002; Nuschati dkk., 2003, (2) Daur ulang limbah organik oleh Applied
Science Publishers LTD, England (G.G. Birch, K.J. Parker & J.T. Worgan, Editors,
1976) dan Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (Polprasert, 1996),
(3) Kebutuhan zat gizi sapi potong (Preston dan Leng, 1987. Leng, 1991;
McDonald dkk., 1992; Ørskov, 1992), dan (4) Tabel Komposisi Pakan untuk
Indonesia dari Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (Hartadi
dkk., 1997).
2.3. Bahan pakan lokal adalah komponen pakan yang terdapat di lokasi petani
berusaha dan sekitarnya.
• Bahan pakan utama yang digunakan dalam inovasi formula pakan untuk
penggemukan sapi potong kereman terdiri dari ubi singkong kering, dedak
padi, ampas tahu dan jerami padi. Susunan pakan inovasi formula ini dan
komposisi ransuman tradisional yang biasa diberikan oleh petani dicantumkan
pada Tabel 1.
• Semua bahan pakan (Adekuat S1) dicampur kecuali jerami padi
• Pemberian pakan dilakukan dua kali/hari
• Air minum disediakan secukupnya
Tabel 1. Proporsi komponen pakan (kg/ransuman/ekor/hari) untuk
penggemukan sapi jantan Peranakan Ongole*
• Setelah ditimbang masing-masing ternak sapi diberi obat cacing secara oral
• Ternak sapi kemudian dimasukkan ke dalam satu bangunan kandang yang
disekat sehingga masing-masing tertambat secara idividu
• Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum
• Pakan dari inovasi formula Adekuat S1 diadaptasikan pada ternak selama dua
minggu dan dilanjutkan selama 12 minggu
• Pakan tradisional diberikan dua kali sehari
• Evaluasi pertambahan bobot badan dilakukan setiap dua minggu sekali
menggunakan timbangan digital selama periode kegiatan
V. HASIL KERAGAAN TEKNOLOGI
Oleh karena tidak dilakukan uji penampilan karkas, maka analisis finansial
didekati dari sisi efisiensi pemnggunaan pakan. Berdasarkan harga pakan,
konsumsi pakan dan pertimbahan bobot badan harian maka dapat
dikonfirmasikan bahwa untuk meningkatkan pertambahan bobot badan 1 kg,
ternak sapi yang diberi pakan Adekuat S1 memerlukan dana Rp.4,989,-. Di lain
pihak dana yang diperlukan untuk meningkatkan 1 kg pertambahan bobot badan
ternak sapi yang menerima pakan tradisional adalah Rp.17.377.
Hasil konfirmasi ini memberikan highlight bahwa pakan Adekuat S1 layak
untuk direkomendasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bestari dkk., 2000. Bestari, J, Thalib, A. & Hamid, H. 2000. Pengaruh kombinasi
pemberian pakan silase jerami padi cairan rumen kerbau dan molase
terhadap pertambahan bobot badan sapi peranakan ongole. Dalam
Seminar nasional Peternakan dan Veteriner, hal. 242-250 (B.Haryanto,
Darminto, S, Hastiono, I.K. Sutama, S. Partoutomo, Subandriyo, A.P.
Sinurat, Darmono, Supar & S.O Butar-Butar, Editor). Pusat Penelitian
Peternakan, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Budiarsana, I.G.M. & Haryanto, B. 1998. Analisis ekonomi prnggemukan sapi
PO dengan pemberian pakan mengandung by-pass protein. Dalam
Seminar nasional Peternakan dan Veteriner, hal. 749-757 (I.W. Mathius,
A.P. Sinurat, I. Inounu, Abubakar, N.D. Purwantari, I.K. Sutama &
E.Handiwirawan, Editor). Pusat Penelitian Peternakan, Badan Litbang
Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Hartadi, H. Reksohadiprodjio, S., dan Tillman, A.D. 1997. Tabel komposisi
pakan untuk Indonesia. Gajah Mada University Press, Bulaksumur,
Yogyakarta.
Leng, R.A. 1991. Application of biotechnology to nutrition of animals in
developing counntries. Food and Agriculture Organization of the United
Nations. Rome.
McDonald, P, Edwards, R.A., and Greenhalgh., J.F.D. 1992. Animal nutritiuon
(4th Ed.). Longman Scientific & Technical. John Wiley & Sons, Inc. Nerw
York.
Morrison, F.B. 1951. Feeds and feeding: A hand book for the student and
stockman. Twenty 1st Ed. The Morrison Publishing Company. Ithaca,
New York.
NRC (National Research Council). 1996. Nutrient requirement of beef cattle.
National, Academy Press. Washington D.C.
Nuschati, U. 2003. Penggunaan kaliandra (Calliandra calotyrsus) untuk
substitusi konsentrat pabrik dalam pakan untuk penggemukan sapiFrisian
Holstein jantan. Thesis Magister Sain. Jurusan Nutrisi Ternak, Fakultas
Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro Semarang.
Nuschati, U., Subiharta, Wiloeto, D., Utomo, B., Pramono, D. Ernawati, Sunarso,
Supriyondo, Y., Hardiyati, S., Riyanto & Suharno. 2000. Laporan hasil
pengkajian. Pengkajian sistem usaha tani (SUT) sapi potong di lahan
kering Jawa Tengah.
Ørskov, E.R. 1992. Protein nutrition in ruminants (2nd.Ed.). Academic Press.
Harcourt Brace Jovanovich, Publishers, London.
Polprasert, C. 1996. Organic waste recycling (2nd Ed.). John Wiley & Sons.,
Brisbane.
Prawirodigdo dkk., 2002 Laporan Kegiatan. Balai Pengkajian Tekniologi
Pertanian Jawa Tengah, Departemen Pertanian. Kabupaten Semarang.
Preston, T.R. and Lng, R.A. 1987. Matching ruminant production systems with
available resources in the tropics and sub-tropics. Penambul Books,
Armidale, New South Wales, Australia.
Tannenbaum, S.R. and Pace, G.W. 1976. Food from waste: An overview. In
Food from waste.(G.G. Birch, K.J. Parker and J.T. Worgan, Editors)
Applied Science Publishers LTD, London.