September 2008
Pemain: Cut Mini, Ikranagara,Tora Sudiro, Slamet Rahardjo, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka
KapanLagi.com - Pemain: Amber Tamblyn, Blake Lively, Alexis Bledel, America Ferrera
Setelah lama pergi dari rumah, Jerry Shaw (Shia LaBeouf) akhirnya pulang
juga setelah mendengar kabar bahwa saudara kembarnya meninggal dunia.
Sesampainya di rumah, Jerry menyadari bahwa ada yang tidak wajar dengan
kematian saudara kembarnya itu.
Jerry yang mencoba mencari tahu sebab kematian misterius ini kemudian
bertemu dengan Rachel Holloman (Michelle Monaghan) yang waktu itu sedang
mencari anaknya yang hilang. Dalam penyelidikan itu, keduanya akhirnya
menyadari bahwa mereka sedang dijebak.
Ada pihak yang berusaha menjebak mereka untuk menjadi bagian dari
kelompok yang sedang merencanakan pembunuhan terhadap seorang tokoh politik.
Salah satu unsur yang membuat sebuah film menjadi bagus adalah adanya sebuah keterikatan
dengan logika, baik logika umum maupun logika yang dibangun dalam film itu sendiri. Dengan ada
unsur itu, setidaknya film itu bisa diterima akal dan tidak membuat penonton menjadi merasa dianggap
bodoh oleh sang sutradara.
Celakanya, itulah yang tak dimiliki film ini. Banyak adegan dan alur cerita yang membuat penonton
jadi merasa dianggap bodoh. Unsur 'kebetulan' memang masih bisa diterima, namun bila itu sudah
terlalu sering, maka yang terasa adalah ketidaksesuaian dengan logika. Hal yang sama sering kali kita
dapatkan pada film-film serial televisi jaman dulu.
Dalam film ini kedua tokoh pemeran utamanya, sama sekali tak memiliki latar belakang militer atau
sejenisnya yang membuat mereka mampu melakukan apa yang mereka lakukan dalam adegan
tersebut. Ini membuat jalan cerita jadi terasa janggal. Keduanya adalah orang awam, namun di sisi lain,
mereka mampu melewati semua rintangan yang mereka hadapi dengan mudah layaknya seorang
profesional. Di satu sisi ini membuat sang sutradara lebih 'bebas' mengumbar aksi laga, namun di sisi
lain ini membuat 'ketegangan' jadi berkurang lantaran ada jaminan bahwa sang tokoh pasti dapat 'lolos'
dari ujian.
Bisa disimpulkan bahwa menu utama film ini adalah aksi laga, mobil meledak, acara saling tembak,
berusaha meloloskan diri dari kejaran musuh dan lain sebagainya. Namun untuk dibandingkan dengan
film laga sejenis, film ini juga tak bisa disebut istimewa. Beberapa film dengan genre sama seperti trilogi
BOURNE mungkin masih lebih bagus. Ini cukup disayangkan karena Shia LaBeouf dan Michelle
Monaghan sebenarnya punya potensi akting yang bagus dan itu semua tak bisa mereka tampilkan di
sini. Kita bahkan hampir tak diberi kesempatan untuk menilai kemampuan akting mereka, karena
banyaknya aksi laga. Bagi yang sempat terpesona dengan akting Shia LaBeouf dan Michelle
Monaghan dalam film-film sebelumnya, Anda tak akan mendapatkan kepuasan yang sama dengan
menonton film ini.
Satu yang bisa menjadi nilai lebih film ini mungkin adalah 'pesan' yang ingin disampaikan. Pesan
bagaimana teknologi canggih bisa mengambil alih 'kehidupan' manusia. Tak ada lagi tempat untuk
bersembunyi dari 'mata' pemerintah. Pesan yang sama mungkin sempat disampaikan film THE NET
yang dibintangi Sandra Bullock. Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangannya, film ini cukup bisa
dijadikan alternatif hiburan yang tak terlalu membebani pikiran. (kpl/roc)
SAW III
Jigsaw Kejam Kembali Meneror
Pemain: Tobin Bell, Shawnee Smith, Angus Macfayden, Bahar Soomekh, Dina Meyer.
Pemain: Zac Efron, Vanessa Hudgens, Ashley Tisdale, Lucas Grabeel, Corbin Bleu, Monique Coleman
Menjalani tahun terakhir di SMA bisa punya banyak arti. Ada yang
berharap masa ini cepat berakhir agar mereka bisa segera masuk
universitas yang artinya lebih banyak 'kebebasan' namun tak jarang yang
berharap masa SMA tak pernah berakhir.
Troy Bolton (Zac Efron) dan Gabriella Montez (Vanessa Hudgens)
adalah jenis yang terakhir. Seiring waktu yang berjalan, mereka semakin
gelisah. Mereka sadar bahwa tak lama lagi mereka akan berpisah karena
harus menempuh jalan hidup mereka masing-masing.
Bersama anggota Wildcats yang lain termasuk Sharpay Evans (Ashley
Tisdale), Ryan Evans (Lucas Grabeel), Chad Danforth (Corbin Bleu), Taylor
McKessie (Monique Coleman), dan Kelsie Nielson (Olesya Rulin) mereka lalu mencoba
mengungkapkan kegundahan mereka lewat musik yang mereka pentaskan.
Bagian ketiga dari sekuel HIGH SCHOOL MUSICAL ini masih dipercayakan pada sutradara
sekaligus koreografer Kenny Ortega yang juga menggarap dua sekuel sebelumnya. Tak cuma sang
sutradara, keenam aktor dan aktris pendukung film ini pun tetap kembali memegang peran sebelumnya.
Karena film bertema musikal ini dilepas dengan target penonton 'keluarga', maka jangan terlalu
berharap mendapat suguhan cerita yang realistis. Malah bisa dibilang alur cerita film ini lebih mirip
dongeng anak-anak. Semua masalah pasti bisa diselesaikan selama masih ada teman yang setia. Ini
tak mengherankan karena bila dibuat lebih realistis, maka film ini akan jadi terlalu berat untuk dicerna
anak-anak.
Dari sisi akting, mungkin para pemain utama film ini tak terlalu mengalami masalah karena mereka
telah beradaptasi dengan karakter tokoh yang mereka perankan sejak bagian pertama film ini. Dan
yang jelas waktu dua tahun yang berlalu sejak bagian pertama yang dilepas tahun 2006 pasti telah
membuat para aktor dan aktris pendukung film ini lebih 'dewasa' dalam masalah akting.
Film HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR ini juga tercatat sebagai sekuel yang
menghabiskan biaya produksi paling tinggi bila dibanding dengan dua sekuel sebelumnya. Hasilnya,
sebuah tontonan yang cukup memanjakan mata, tentunya bila Anda suka dengan film-film bertema
musikal.
Salah satu kelemahan dari film ini bisa jadi adalah tema yang tak terlalu 'menggigit'. Dengan tema
yang seringan ini, film ini bisa jadi hanya akan memuaskan para fans lama dari sekuel ini. Sementara di
saat yang sama film ini tak akan mampu menggaet para penggemar baru.
BOLT
Petualangan Si Anjing Super
Pemain: John Travolta, Miley Cyrus, Chloë Moretz, Susie Essman, Mark Walton
Hari-hari Bolt (John Travolta) sebagai seekor anjing yang selalu berperan
sebagai super-dog selalu dipenuhi dengan petualangan menempuh bahaya. Saking
seringnya berperan sebagai anjing super, Bolt sampai tidak menyadari bahwa
semua itu sebenarnya hanyalah peran dalam film.
Keadaan berbalik 180 derajat saat, karena satu kesalahan, Bolt dikirim ke New
York. Kali ini Bolt harus menghadapi petualangan yang benar-benar nyata.
Untungnya kali ini Bolt tak sendirian. Dengan bantuan seekor kucing bernama Mittens (Susie Essman)
dan seekor hamster bernama Rhino (Mark Walton) Bolt kemudian menempuh jarak beribu mil untuk
kembali pulang ke Hollywood. Bolt akhirnya sadar bahwa tak perlu kekuatan super untuk menjadi
pahlawan.
Film animasi karya sutradara Chris Williams dan Byron Howard ini memajang nama-nama besar
seperti John Travolta dan Miley Cyrus sebagai pengisi suara dari tokoh-tokoh film ini. Dan ini adalah
keputusan yang benar karena kedua bintang ini mampu memberi nyawa pada tokoh animasi dalam film
ini.
Namun kekuatan film ini bukan hanya pada para pengisi suaranya meski tak bisa diingkari bahwa
karakter suara John Travolta memang terasa pas membawakan tokoh Bolt yang dengan penuh percaya
diri merasa yakin bahwa ia memiliki kekuatan super seperti tokoh anjing super yang selama ini ia
perankan.
Ide cerita film ini sebenarnya tak terlalu istimewa. BEVERLY HILLS CHIHUAHUA juga mengusung
ide cerita yang kurang lebih sama meski tak sepenuhnya persis. Yang membuat film ini jadi terasa
berbeda dari BEVERLY HILLS CHIHUAHUA adalah kenyataan bahwa film ini adalah film animasi
sehingga penonton bisa lebih 'lepas' menikmati film ini tanpa harus merasa 'terganjal' oleh logika.
Saat Bolt dan para tokoh lain terlihat memiliki ekspresi wajah mirip manusia, penonton tak akan
terlalu merasa aneh. Ini yang membuat film ini jadi terasa lebih menghibur ketimbang BEVERLY HILLS
CHIHUAHUA. Naskah film ini pun terasa digarap dengan baik sehingga dialog terasa alami dan tak
terdengar seperti aktor yang sedang membaca teks naskah meski sebenarnya itulah yang terjadi di
studio.
Dari sisi visual, animasi film ini memang cukup memanjakan mata. Walt Disney Animation Studios
bahkan sampai mengembangkan satu teknik khusus untuk memberi kesan seolah animasi hasil
komputer ini terlihat seperti goresan tangan. Hasilnya, film ini memang jadi sebuah tontonan yang
sangat menarik.
TWILIGHT
Kisah Vampir Yang Baik Hati
Bella Swan (Kristen Stewart) memang gadis yang 'berbeda'. Ia tak pernah
merasa cocok dengan teman-temannya di Phoenix High School. Saat ibunya
menikah lagi dan Bella memutuskan untuk tinggal bersama ayahnya di kota kecil
Forks, ia tak berharap akan ada perubahan banyak.
Tapi pertemuannya dengan Edward Cullen (Robert Pattinson) yang misterius
membuat hidup Bella berubah. Edward tak sama dengan pria-pria lain yang
pernah ditemui Bella. Pesona Edward membuat Bella akhirnya jatuh cinta pada
pria misterius ini.
Edward memang beda. Ia pandai dan lucu. Ia dapat berlari lebih cepat dari
singa gunung. Ia dapat menghentikan mobil berjalan hanya dengan tangan kosong. Dan ia tak pernah
bertambah tua sejak 1918. Ia adalah vampir.Tapi Edward dan keluarganya juga berbeda dari vampir
lain yang memangsa manusia.
Buat Edward, Bella adalah wanita yang telah ia tunggu-tunggu selama 90 tahun. Namun hubungan
asmara ini harus menghadapi masalah saat James (Cam Gigandet), Laurent (Edi Gathegi), dan Victoria
(Rachel Lefevre) datang ke kota kecil Forks. Mereka adalah vampir-vampir yang tak segan membantai
seisi kota untuk memuaskan hasrat mereka.
Satu lagi film bertema vampir yang dilepas Hollywood. Sutradara Catherine Hardwicke mengambil
naskah film ini dari sebuah novel laris karya Stephenie Meyer dengan judul yang sama. Sebenarnya,
TWILIGHT ini adalah sebuah film drama romantis yang dilepas untuk konsumsi remaja. Kisah tentang
vampir sebenarnya hanyalah bumbu penyedap untuk membuat film ini berkesan beda dari kebanyakan
film drama percintaan remaja.
Dan seperti kebanyakan film drama remaja, film ini juga mengusung tema yang sangat sederhana.
Bahkan bisa dibilang bahwa tak banyak yang diceritakan film ini selain hubungan asmara antara Bella
dan Edward. Kisah tentang vampir di sini sebenarnya tak terlalu punya kaitan yang cukup kuat dengan
kisah utama ini. Cerita tentang vampir ini hanya dibuat untuk membuat kisah ini jadi lebih panjang
karena konflik antara Bella dan Edward pun sebenarnya tak terlalu banyak.
Dilihat dari sisi penyutradaraan, film ini juga tak bisa dibilang memuaskan. Beberapa adegan terasa
sangat panjang tanpa jelas tujuan sebenarnya sementara di sisi lain, banyak karakter yang tak digarap
dengan baik sehingga keberadaannya terasa hanya sekedar tempelan saja.
Untuk disebut sebuah kisah asmara yang romantis pun agaknya kurang tepat karena jalinan emosi
antara Bella dan Edward juga terasa sangat tipis. Banyak dialog yang terasa janggal dan tak alami
sehingga sangat mengganggu kredibilitas jalan cerita secara keseluruhan.
Usaha untuk mendefinisikan ulang vampir pun membuat film ini jadi terasa aneh. Misalnya saja
dalam film ini digambarkan kaum vampir ini tak lagi bisa dibunuh dengan cara menikam jantungnya
atau membakarnya dengan sinar matahari. Mereka juga tak lagi takut dengan benda-benda suci seperti
kayu salib atau air suci. Pendefinisian ulang ini jadi membuat film ini makin sulit dipercaya.
Secara keseluruhan, sebenarnya yang cukup membantu memberi nilai lebih pada film ini hanyalah
akting Kristen Stewart yang memerankan Bella. Meski tak akan meraih piala Oscar, namun Kristen
cukup mampu menghidupkan karakter Bella sebagai gadis kota besar yang baru saja pindah ke daerah
pinggiran.
Terlepas dari bagus atau tidak, nyatanya film ini berhasil masuk jajaran film-film box office dan
meraup tak kurang dari US$ 129 juta dari biaya produksi yang diperkirakan hanya sekitar US$ 37 juta
saja
THE KINGDOM
Perang Melawan 'Teroris Muslim'
Sejak peristiwa 9/11, Hollywood gemar sekali membuat film yang bertema
kekejaman teroris muslim terhadap warga Amerika di negara-negara muslim.
Kali ini THE KINGDOM pun mempunyai tema serupa. Film produksi Universal
Pictures ini bercerita tentang penyelidikan yang dilakukan oleh tim elit FBI
(Federal Bureau of Investigation) yang dipimpin oleh Ronald Fleury (Jamie Foxx)
dan beranggotakan Grant Sykes (Chris Cooper), Janet Mayes (Jennifer Garner),
dan Adam Leavitt (Jason Bateman) dalam mengungkap serangan bom yang
menewaskan ratusan warga Amerika di pemukiman Ar-Rahmah, tempat tinggal
bagi pekerja Amerika dalam perusahaan minyak Amerika di Arab Saudi.
Cerita berawal ketika terjadi pembunuhan masal disertai pengeboman di Ar-Rahmah, Saudi Arabia.
Kepala Agen FBI di Saudi Arabia, Francis Manner (Kyle Chandler) yang ketika itu sedang mengusut di
lokasi sedang menelepon rekannya, Ronald Fleury di Amerika, ketika tiba-tiba saja bom kedua meledak
dan menewaskannya. Saat para diplomat sedang berdebat tentang batasan teritorial, Fleury dengan
cepat membentuk tim elit dan mereka pun berangkat ke Saudi Arabia.
Sayang, Saudi Arabia bukan tempat yang 'bersahabat' bagi orang-orang Amerika tersebut.
Pertentangan budaya mewarnai setiap langkah mereka dalam menelusuri jejak organisasi yang ada di
belakang pengeboman tersebut. Ditambah lagi segala tetek bengek birokrasi.
Dibantu oleh Kolonel Polisi Faris Al Ghazi (Ashraf Barhom) dan Sersan Polisi Haytham (Ali
Suliman), mereka masih harus menghadapi kenyataan bahwa mereka hanyalah pengamat saja, bukan
pelacak kasus seperti yang seharusnya. Kasus ini sepenuhnya ditangani oleh Jenderal Garda Nasional
Al Abdulmalik yang kejam dan sembrono.
Fleury pun meyakinkan Pangeran Ahmed Bin Khalid (Omar Berdouni) agar mempercayakan
penyelidikan kepada Kolonel Al Ghazi, komandan polisi di kompleks tersebut dan mereka akan
membantunya. Pangeran Ahmed memberinya izin, dan mereka pun punya akses ke segala macam
wilayah maupun hal yang perlu untuk diselidiki.
Mereka akhirnya berhasil membuka rahasia di TKP peledakan dan membawa tim ke dalam
konfrontasi yang membahayakan nyawa mereka. Mereka diberi pilihan untuk bertarung atau mati demi
keadilan.
Sang sutradara, Peter Berg terlihat cukup baik dalam menggambarkan 'benturan budaya' antara
Amerika dan Saudi Arabia, seperti caranya dalam mengimplementasikan kentalnya budaya dan nilai-
nilai keagamaan. Misalnya, cara bersalaman serta hubungan antara laki-laki dan perempuan. Berg juga
berhasil membangun suasana teror dan kejutan berlapis-lapis yang menambah ketegangan.
Namun tetap saja kritik menghampiri. Film ini tak berbeda dengan film bertema 'teroris muslim'
lainnya, yang 'mengagungkan' Amerika, anti Arab, dan Islamophobia. Meski Berg telah berusaha keras
membuat film ini sebagai sebuah tinjauan terhadap karakter-karakter yang terlibat di dalamnya dan
tidak terlalu mengumbar kebijakan-kebijakan yang selalu memenangkan Amerika.
Dengan rating R untuk adegan kebrutalan dan bahasa kasar, film ini bukanlah tontonan anak-anak.
Apalagi film ini memerlukan kedewasaan berpikir dan logika bagi penontonnya, terutama dalam
menyikapi penggambaran muslim sebagai teroris.
Pemain: Chris Rock, Ben Stiller, Jada Pinkett Smith, Bryceson Holcomb, David Schwimmer, Sacha
Baron Cohen
Dalam bagian pertama dikisahkan bahwa Alex (Ben Stiller), Marty (Chris
Rock), Melman (David Schwimmer) dan Gloria (Jada Pinkett Smith) terdampar di
Madagascar. Dalam usahanya untuk kembali ke New York, tempat asal mereka,
keempat penghuni kebun binatang New York ini berusaha memperbaiki pesawat
yang rusak.Celakanya, bukannya kembali ke New York, pesawat yang mereka
tumpangi ini malah mendarat di benua Afrika. Di sini Alex sang singa, Marty si
zebra, Melman jerapah dan Gloria si kuda nil berkesempatan untuk bertemu
dengan teman-teman sejenis mereka. Di sinilah mereka akhirnya menyadari
bahwa kehidupan mereka selama ini di dalam kebun binatang amatlah berbeda
dengan saudara-saudara mereka yang hidup di alam bebas.
Film sekuel dari film animasi berjudul MADAGASCAR yang diluncurkan tahun 2005 lalu ini masih
dipercayakan pada sutradara Eric Darnell dan Tom McGrath. Nama-nama seperti Chris Rock, Ben
Stiller, Jada Pinkett Smith dan David Schwimmer pun masih tetap mengisi suara tokoh yang mereka
perankan tiga tahun lalu.
Berbeda dengan film yang pertama, yang kedua ini terasa lebih digarap dengan baik terutama dari
sisi naskah. Bila sebelumnya film MADAGASCAR hanya dibuat untuk konsumsi anak-anak, maka
MADAGASCAR: ESCAPE 2 AFRICA ini masih bisa dinikmati orang dewasa. Humor-humor yang
disajikan pun terasa cukup segar dan tak klise.
Namun tentu saja bukan cuma naskah yang diperbaiki dalam film ini. Kualitas animasi yang
disajikan pun terasa jauh lebih bagus. Dreamworks agaknya tak main-main soal animasi pada film yang
satu ini. Bila dibandingkan dengan bagian pertamanya, hasil animasi komputer yang disajikan di sini
jelas sangat jauh berbeda. Gambar terlihat lebih halus dengan ekspresi wajah dan gerakan yang terlihat
alami.
Dan soal voice over, kembalinya para pengisi suara di bagian pertama juga makin mengokohkan
film yang satu ini. Ben Stiller, Chris Rock, David Schwimmer, dan Jada Pinkett-Smith mungkin sudah
tak asing lagi dengan karakter yang mereka bawakan dan ini sangat berdampak pada penjiwaan yang
bagus. Meski hanya animasi, namun para tokoh dalam film ini terasa memiliki emosi yang cukup kuat
dan meyakinkan.
Terlepas dari bagus atau tidaknya film animasi yang satu ini, yang jelas dari biaya produksi sebesar
US$150 juta, film ini berhasil mengumpulkan lebih dari US$344 juta dan sempat menduduki posisi
terhormat box office.
BEDTIME STORIES
Dongeng Yang Jadi Nyata
Pemain: Adam Sandler, Keri Russell, Guy Pearce, Teresa Palmer, Courteney Cox, Lucy Lawless,
Russell Brand, Richard Griffiths, Aisha Tyler, Jonathan Pryce
Skeeter Bronson (Adam Sandler) mungkin bukan termasuk contoh orang yang
sukses. Pekerjaannya sebagai teknisi di sebuah hotel tak terlalu menjanjikan
masa depan buat Skeeter. Namun semuanya tiba-tiba saja berubah saat Skeeter
menemukan satu bakat 'unik' yang dimilikinya.
Tanpa disadari, semua cerita yang dibacakan Skeeter untuk kedua
keponakannya tiba-tiba secara ajaib menjadi kenyataan. Skeeter yang 'membaca'
peluang emas ini kemudian mengarang-ngarang cerita dengan maksud
mengambil keuntungan dari bakat anehnya ini. Skeeter bermaksud mengambil
alih posisi Kendall (Guy Pearce) sebagai manajer hotel.
Sayangnya, 'campur tangan' kedua keponakannya mengubah rencana menuju kesuksesan ini
menjadi malapetaka yang tak terbayangkan. Kini Skeeter harus berusaha keras untuk 'memperbaiki'
semua kerusakan yang secara tak langsung telah ia lakukan.
Dunia dongeng memang tak pernah berhenti menjadi daya tarik buat anak-anak, bahkan mereka
yang sudah dewasa. Dan peluang inilah yang mendasari film hasil arahan sutradara Adam Shankman
ini. Waktu peluncuran film ini pun terasa tepat karena pada liburan panjang akhir tahun biasanya
seluruh keluarga punya waktu luang cukup banyak untuk nonton film.
Namun meski film ini dibuat untuk 'ramah' anak kecil, bukan berarti bahwa orang dewasa tak dapat
menikmati film ini. Humor-humor segar yang muncul dari kekonyolan Adam Sandler masih cukup
relevan untuk dikonsumsi seluruh keluarga. Hasilnya, film ini memang pas dikonsumsi seluruh keluarga
di penghujung tahun 2008 ini.
Soal akting, para pendukungnya memang tak perlu lagi diragukan. Sukses memerankan tokoh
yang dirundung kesialan seperti dalam film LITTLE NICKY atau ANGER MANAGEMENT membuat
Adam Sandler terlihat 'pas' memerankan tokoh Skeeter dalam film ini. Yang agak disayangkan mungkin
adalah Guy Pearce yang agaknya kurang pas dipasang sebagai pemeran karakter Kendall.
Yang tak kalah menariknya justru adalah penampilan dua bintang cilik Laura Ann Kesling dan
Jonathan Morgan Heit yang terlihat begitu wajar memerankan dua keponakan Skeeter. Sementara
Russell Brand yang pertama kali tampil dalam film FORGETTING SARAH MARSHALL juga terlihat
'enjoy' berperan sebagai Mickey.
Jangan berharap ada logika karena film ini memang adalah sebuah dongeng sebelum tidur. Dan
seperti kebanyakan dongeng sebelum tidur, banyak hal mustahil yang bisa saja terjadi. Terlepas dari
itu, Adam Shankman, sang sutradara mampu mengolah ide cerita sederhana namun liar ini menjadi
sebuah tontonan happy ending yang layak jadi tontonan penutup tahun ini.
YES MAN
Satu Kata Yang Mengubah Dunia
Pemain: Jim Carrey, Terrence Stamp, Slim Khezri, Zooey Deschanel, Bradley Cooper, Rhys Darby
Saat ditinggalkan kekasihnya, Carl Allen (Jim Carrey) mulai menutup diri dari
lingkungannya. Ia tak mau bertemu dengan orang-orang yang dikenalnya dan
mengurung diri dalam apartemennya. Semua itu berubah saat Carl bertemu
seorang motivator bernama Terrence Bundley (Terrence Stamp).
Dari Terrence Carl 'belajar' bahwa kata 'ya' memiliki kekuatan yang tak
terbayangkan dan Terrence meminta Carl untuk mulai mengatakan 'ya' pada
apapun yang dikatakan orang. Merasa terinspirasi dengan apa yang dikatakan
pria tadi, Carl kemudian bertekad untuk mengubah hidupnya dengan mengatakan
'ya' pada apa pun juga.
Awalnya, hidup Carl jadi lebih 'berwarna'. Carl mulai merasakan banyak perubahan yang terjadi
dalam hidupnya. Namun itu tak berlangsung lama karena Carl kemudian mulai menghadapi banyak
masalah karena terlalu banyak mengatakan 'ya' pada saat ia seharusnya mengatakan tidak.
Untungnya, Carl kemudian bertemu Allison (Zooey Deschanel) yang akhirnya mengubah hidup Carl
menjadi lebih baik.
Film komedi romantis ini diadaptasi dari biografi Danny Wallace yang ditulisnya menjadi buku
dengan judul yang sama. Dari alur cerita, film ini sebenarnya malah sangat mirip dengan film LIAR,
LIAR yang kebetulan juga dibintangi oleh Jim Carrey. Bedanya, jika film LIAR, LIAR terasa punya
'greget', yang ini justru terasa sedikit hambar.
Agaknya sang penulis naskah gagal menuangkan novel laris karya Danny Wallace ini menjadi
bentuk visual yang menarik. Atau bisa jadi pamor film LIAR, LIAR yang menjadi tolok ukur maka film ini
jadi malah kehilangan taring. Yang jelas dari sisi cerita film ini terasa kurang kokoh dan tak menyajikan
sesuatu yang fresh selain humor fisik ala Jim Carrey.
Sisi romantis yang seharusnya sedikit mampu menolong pun ternyata tak bisa terlalu diandalkan
karena 'ikatan batin' antara Jim Carrey dan Zooey Deschanel yang seharusnya menggambarkan sisi
romantis film ini malah tak terlihat. Bisa jadi perbedaan usia yang cukup jauh antara kedua bintang ini
membuat mereka jadi sedikit kesulitan untuk bermesraan.
Terlepas dari itu semua, film ini ternyata punya performa cukup bagus. Buktinya nama YES MAN
sendiri masuk ke jajaran film-film box office dan mengumpulkan tak kurang dari US$79 juta sejak dirilis
19 Desember 2008 lalu.
RED CLIFF II
Pertempuran Maut di Tebing Merah
Pemain: Tony Leung Chiu-Wai, Takeshi Kaneshiro, Zhang Fengyi, Chang Chen, Zhao Wei, Hu Jun,
Nakamura Shido, Lin Chi-ling
PUSH
Pertarungan Para Manusia Super
KapanLagi.com - Pemain: Dakota Fanning, Chris Evans, Camilla Belle, Djimon Hounsou
Mei 2009
KapanLagi.com - Pemain: Ben Stiller, Amy Adams, Owen Wilson, Hank Azaria, Christopher Guest,
Alain Chabat, Robin Williams
Bila sebelumnya Chev Chelios (Jason Statham) harus memacu adrenalinnya untuk bisa tetap
hidup, kali ini ia menghadapi kasus yang serupa meski kali ini ia akan membutuhkan banyak sumber
daya listrik untuk membuatnya tetap hidup. Chev harus bertahan hidup dan mencari jantungnya yang
telah ditukar oleh mafia Hong Kong.
Saat terjatuh dari helikopter dan tak sadarkan diri, para mafia kemudian mengangkut tubuh Chev
dan membawanya ke meja operasi. Mereka bermaksud mengambil jantung Chev yang kini telah
menjadi sangat kuat akibat adrenalin yang terus berpacu. Para mafia ini bermaksud menggunakan
jantung Chev untuk menggantikan jantung bos mereka yang mengalami gagal jantung. Selanjutnya
seluruh organ tubuh Chev akan diambil untuk diperdagangkan di pasar gelap.
Saat terbangun, Chev mendapati jantungnya telah diganti dengan jantung buatan yang hidup dari
sebuah baterai yang diletakkan di luar tubuhnya. Baterai ini tidak dirancang untuk bertahan cukup lama
karena peralatan ini biasanya hanya untuk menjaga denyut jantung pasien selama transplantasi
jantung. Kini Chev hanya punya satu pilihan saja. Ia harus tetap bertahan hidup dengan jantung buatan
yang ada dalam dirinya selama ia memburu para mafia yang telah mencuri jantungnya ini dan selama
perjalanan Chev tak boleh lupa mengisi ulang baterai yang ada di pinggangnya, atau jantungnya akan
berhenti berfungsi saat itu juga.
Ada satu fakta menarik dari film berjudul CRANK: HIGH VOLTAGE ini. Sang sutradara tahu
benar bahwa film ini adalah junk dan karenanya ia tak berusaha membuat film ini seolah-olah film
berkualitas Oscar. Fakta itu membuat film ini jadi menarik buat ditonton, tentu saja selama Anda tak
merasa terganggu dengan absurdity yang memenuhi film ini dari detik awal hingga jajaran nama dalam
cast & credit bergulir.
Film ini tak punya plot atau alur cerita. Yang ada hanyalah serangkaian tindakan kekerasan yang
dirangkai untuk memenuhi kuota durasi film berdasarkan ide dasar yang mungkin tak lebih dari satu
kalimat. Satu-satunya cara menikmati film ini hanyalah dengan melupakan logika dan menonton film ini
apa adanya, selama Anda tak keberatan dengan sederet tindakan kekerasan yang sama sekali tak
berdasar.
Soal akting, Jason Statham memang terlihat 'pas' memerankan seorang pembunuh bayaran yang
punya masalah dengan emosi. Yang sedikit bermasalah mungkin adalah trik pengambilan gambar yang
bergerak cepat dan selalu 'ingin' menangkap objek secara close up malah membuat adegan dalam film
ini jadi sedikit susah diikuti. Di akhir film, kesimpulannya hanya satu: film ini benar-benar junk. Jadi bila
Anda bermaksud menonton film ini, jangan lupa meninggalkan segala akal sehat sebelum anda masuk
gedung bioskop.
'DRAG ME TO HELL',
Melepaskan Diri Dari Kutukan
24 Juni 2009
KapanLagi.com - Pemain: Shia LaBeouf, Megan Fox, Josh Duhamel, Tyrese Gibson, John Turturro
KapanLagi.com - Pemain: Sam Worthington, Zoe Saldana, Sigourney Weaver, Michelle Rodriguez,
Stephen Lang, Joel David Moore, Giovanni Ribisi, CCH Pounder, Dileep Rao, Matt Gerald, Laz Alonso,
Peter Mensah, Wes Studi
ASTRO BOY
Kembalinya Anak Yang Hilang
Pemain: Freddie Highmore, Nicolas Cage, Donald Sutherland, Nathan Lane
Suatu ketika Michael berhasil lolos dari rumah sakit dan 'pulang' ke Haddonfield untuk menebar
teror pembantaian di sana. Ketika semuanya berakhir, semua orang mengira bahwa Michael Myers
telah tewas. Tak ada yang tahu bahwa Michael masih menyimpan dendam lama dan bermaksud
menuntaskan masalah di malam yang paling ia sukai, malam Halloween.
Sepertinya Rob Zombie tak berusaha menutup-nutupi bahwa ia sedikit terobsesi dengan karakter
Michael Myers yang ada dalam franchise HALLOWEEN. Kalau dalam proyek pertama Rob belum
terlalu berani bereksperimen, kali ini Rob sudah mulai menunjukkan sisi 'kreatif'. Ada beberapa hal yang
bisa dibilang menyimpang dari pakem HALLOWEEN yang digagas John Carpenter di tahun 1978.
Rob mulai memasukkan latar belakang psikologis Michael Myers yang tidak terlalu diperhatikan
oleh John Carpenter. Michael Myers yang semula digambarkan sebagai sosok yang murni kejam dan
jahat kini diolah lagi oleh Rob Zombbie, sang sutradara, dan terkesan bahwa masa lalu dan
lingkunganlah yang membentuknya menjadi begitu. Rob juga memasukkan unsur sureal dalam bentuk
penglihatan yang dialami Michael hampir sepanjang film.
Secara visual pun karakter ini mengalami transformasi. Topeng tak lagi jadi trademark dan
hampir setengah jalan cerita tokoh utama ini tak mengenakan topeng lagi. Saat membunuh pun Michael
mengeluarkan suara dan tidak lagi jadi pembunuh yang 'pendiam' seperti pada versi awal. Penafsiran
yang berbeda ini mau tak mau sedikit berdampak pada mereka yang sudah kenal Michael Myers sejak
dulu.
Selebihnya, film yang sempat diberi title H2 ini masih tidak jauh dari karya Rob Zombie HOUSE
OF 1000 CORPSES dan THE DEVIL'S REJECTS. Kalau Anda suka darah, mayat dan adegan
pembunuhan, Anda pasti sudah kenal Rob Zombie.
THE GHOSTS OF GIRLFRIENDS PAST
Hantu Dari Masa Lalu
Pemain: Matthew McConaughey, Jennifer Garner, Emma Stone, Noureen DeWulf, Breckin Meyer,
Lacey Chabert
KapanLagi.com - Pemain: Vino G Bastian, Fathir, Dion Wiyoko, Ali Syakieb, Dallas Pratama, Fanny
Fabriana
Pemain: John Cusack, Amanda Peet, Danny Glover, Thandie Newton, Oliver Platt, Chiwetel
Ejiofor, Woody Harrelson
Pemain: Jim Carrey, Gary Oldman, Cary Elwes, Colin Firth, Bob Hoskins, Robin Wright
Penn
Pemain: Jake Gyllenhaal, Gemma Arterton, Gisli Orn Gardarsson, Ben Kingsley, Alfred
Molina
Jakarta - Setelah kematian Jigsaw (Tobin Bell), ternyata teror dan rentetan pembunuhan
belum juga berakhir. Agen Peter Strahm (Scott Patterson) yang melakukan penyelidikan pun
hampir terbunuh oleh jebakan Jigsaw yang dibantu oleh kaki tangannya. Beruntung agen
Strahm berhasil lolos berkat kecerdikannya walaupun Ia harus menusuk tenggorokannya
sendiri.
Semakin banyak korban yang berjatuhan, agen Strahm diperintahkan oleh bosnya Dan
Erickson (Mark Rolston) untuk menghentikan penyelidikan. Diam-diam, Strahm tetap
melanjutkan penyelidikan. Hingga akhirnya agen itu berhasil menemukan petunjuk bahwa
yang membantu Jigsaw selama ini adalah Letnan Mark Hoffman (Costas Mandylor).
Strahm pun segera memburu Mark Hoffman untuk memecahkan misteri warisan Jigsaw.
Sementara itu, lima orang yang memiliki keterkaitan satu sama lain terjaga didalam sebuah
ruangan penuh dengan jebakan mematikan Jigsaw dan Hoffman.
Ketika Strahm hampir memecahkan misteri warisan Jigsaw, Hoffman berusaha
menjebak Strahm dengan mencuri handphonenya. Hal itu membuat Erickson menyangka
bahwa Strahm adalah kaki tangan Jigsaw.
Di akhir film, Agen Strahm dihadapkan pada pilihan yang menentukan hidupnya. Ia
harus memilih percaya dengan saran Jigsaw yang disampaikan melalui tape recorder,untuk
masuk kedalam sebuah kotak yang bisa menyelamatkan hidupnya, atau mengacuhkannya
seperti yang selama ini dilakukannya.
Kali ini 'Saw V' diarahkan oleh sutradara David Hackl. Sebelumnya 'Saw II' hingga
'Saw IV' digarap Darren Lynn Bousman. Meskipun digarap oleh sutradara yang berbeda, 'Saw
V' masih mencekam seperti film-film sebelumnya. 'Saw V' masih dipenuhi dengan adegan-
adegan penyiksaan dan pembunuhan yang sadis.
Film yang sudah rilis di Amerika Serikat pada 2008 lalu itu sangat tidak cocok ditonton
bagi Anda yang tidak suka melihat darah berceceran dan bagian tubuh yang terkoyak.
(hkm/hkm)
Saw V, Aksi Jigsaw Berlanjut
Aksi generasi Jigsaw ternyata belum berhenti, walau sang jagal sudah mati berkalang
tanah. Seorang pemuda penuh tato di tubuhnya, menjadi korban pertama kekejamannya. Ia
mati dengan cara teramat tragis, setelah tubuhnya terpotong dua di atas pinggang.
Kegagalannya membuka kunci, membuat perutnya digores panah runcing sampai isi perutnya
terburai keluar.
Sementara Mark (Costas Mandylor) yang sedang dalam usaha mencari putrinya,
terjebak dalam sebuah kotak berisi air. Jika ia tidak nekad melubangi tenggorokkannya, maka
ia dipastikan mati setelah paru-parunya kemasukan banyak air. Tindakan nekadnya, membuat
ia dan putrinya selamat.
Di tempat lain, setelah kematian Jigsaw, jandanya dipanggil pengacara untuk
mendengarkan rekaman John (Tobin Bell), nama panggilan Jigsaw. Ia kemudian diberi
sebuah kotak yang isinya tidak diketahui.
Pada bagian lain di tempat penyiksaan Jigsaw, beberapa remaja sedang terikat lehernya.
Mereka harus mengambil kunci dalam waktu sangat mepet. Beberapa remaja berhasil
mendapatkan kunci borgol leher dan segera dapat membebaskan diri. Namun rekannya
bernasib malang, karena harus merelakan kepalanya lepas dari badan, setelah waktu yang
disediakan habis. Gambar-gambar keganasan Jigsaw, kemudian beredar di internet.
Empat orang yang selamat dari perangkap leher, kemudian terjebak di ruang gas.
Mereka disediakan terowongan penyelamatan. Sayangnya kunci yang disediakan tidak cukup,
sehingga salah satunya harus mati.
Dalam penyelidikan tempat penyiksaan Jigsaw, Mark dibokong dari belakang oleh
seseorang yang tak dikenal. Begitu sadar, ia mendapati dirinya sudah terikat di sebuah kursi.
Di depannya, tiba-tiba berdiri seseorang yang mirip sekali dengan Jigsaw.
Antara Jigsaw dan Mark terjalin kesepakatan. Mereka berdua kemudian membunuh
seorang pengendara mobil. Setelah itu, keduanya kembali ke tempat penyiksaan.
Adapun tiga orang yang selamat, dihadapkan pada pilihan pembunuhan untuk
meningkatkan daya listrik. Satu orang lagi terpaksa dibunuh dan kemudian disentrum,
akhirnya pintu terbuka dan mereka yang tersisa lolos.
Namun jebakan baru untuk mereka sudah menunggu. Untuk membuka pintu berikutnya,
mereka harus mengeluarkan darah sampai botol penuh. Pintu akhirnya terbuka, namun
keduanya sudah kehabisan darah.
Film garapan Sutradara David Hackl ini jadi membingungkan, karena Jigsaw
digambarkan hidup kembali. Padahal di sekuel keempat ia telah mati, bahkan mayatnya sudah
diotopsi sedemikian rupa. Lalu siapa sebenarnya yang berwajah mirip Jigsaw? Jika dikatakan
sebuah flash back, jelas tambah membingungkan. Dalam film ini, agen Mark sudah berubah
menjadi seorang pembunuh. Satu orang detektif berhasil dibunuhnya dengan kejam.
Memang agak sulit memahami jalan cerita film SAW ini. Entah karena dibuat demikian
panjang, ceritanya menjadi tidak terarah. Jualannya masih sama, yakni penyiksaan manusia
dengan berbagai cara yang tidak berperikemanusian.
Maka bagi anda yang jijik dengan perbuatan ini, film ini jelas tidak laik tonton. Adegan
tidak berperasaan sepertinya menjadi andalan di setiap sekuelnya. Maka jadilah seri kelima
Saw, satu jualan basi tentang nafsu untuk menyiksa tawanan yang sudah lemah.
PLANET 51
Pendatang Dari Planet Bumi
18 Desember
Pemain: Sam Worthington, Zoe Saldana, Sigourney Weaver, Michelle Rodriguez, Stephen
Lang, Joel David Moore, Giovanni Ribisi, Dileep Rao, Matt Gerald, Wes Studi
Lulus kuliah dengan nilai tinggi dan diterima bekerja di sebuah majalah terkenal adalah
impian Andrea "Andy" Sachs (Anne Hathaway). Nasib baik dan keberuntungan membawa
Andy diterima bekerja di 'Runway', sebuah majalah mode terkenal, sebagai asisten junior
seorang editor yang bengis dan kejam, Miranda Priestly (Meryl Streep), membantu asisten
senior Miranda, Emily (Emily Blunt).
Bekerja di 'Runway' adalah impian jutaan gadis, betapa tidak semua karyawannya selalu
tampil bak model, tubuh tinggi, kurus, dan selalu tampil chic dalam balutan busana merk
Prada, Armani, Versace, Dolce&Gabanna dan sederet merk busana papan atas.
Sayang kenyataan berbicara lain, apa yang selama ini ada dalam pikiran Andy sangat
jauh dari kenyataan. Andy harus berhadapan dengan Miranda, editor yang super bengis, yang
selalu memberinya pekerjaan di luar batas kemampuannya, dan bahkan terbilang pekerjaan di
luar kapasitasnya. Cacian, hinaan dan pandangan sinis menjadi makanan Andy setiap hari.
Selain harus berkutat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, Andy juga harus melakukan
permintaan nyleneh Miranda, seperti membeli kopi di Starbucks tall latte dalam kondisi
panas, atau selalu menuntut makan siang yang fresh yang disajikan tidak dalam keadaan
dingin.
Melakukan tugas yang mustahil juga harus dilakoni Andy, seperti menemukan naskah
buku Harry Potter yang belum diterbitkan dan mengirimkannya untuk anak kembar Miranda
hanya dalam waktu empat jam. Tugas yang membuat Andy harus menghubungi berpuluh-
puluh editor dan penerbit untuk mencari copyan buku terbaru karya JK.Rowling.
Belum cukup dibuat pusing dengan misi mustahilnya, Miranda meminta Andy mencari
lemari laci di toko antik di rimba New York, dan mencari artikel koran yang tak disebutkan
namanya. Atau saat Miranda terjebak dalam badai di Florida dan meminta Andy untuk
memesankan pesawat pulang sesegera mungkin, agar Miranda tak terlambat menghadiri debut
pertunjukan piano si kembar.
Tugas berat pun harus diemban Andy saat menggantikan Emily yang tengah sakit flu
berat dan membuat Andy harus menemani Miranda ke sebuah fashion show di Paris.
Semuanya harus dihadapi Andy dengan tegar, demi bisa bertahan di "Runway".
Sebenarnya, tak hanya Andy yang merasa tertekan dengan kondisi ini, namun karyawan
'Runway' juga merasakan hal yang sama, meskipun tak setragis nasib Andy. Karyawan
'Runway' lebih memilih mengantri dan menunggu barang beberapa menit daripada harus
dalam satu lift atau berjalan dalam satu elevator dengan Miranda, bahkan menabukan
bergosip tentang Miranda meski dengan sobat mereka sendiri. Karyawan 'Runway' menyebut
Miranda sebagai "a classic boss from hell".
Film yang diambil berdasarkan novel Chicklit karya Lauren Weisberger pada 2003 lalu
ini juga dibumbui kisah romantis antara Andy dengan seorang penulis muda bernama Nate
(Adrian Grenier), yang terpaksa harus tersisih, karena Andy lebih banyak menghabiskan
waktu bersama Miranda. Bahkan saat Nate ulang tahun, Andy lebih memilih menghadiri
acara fashion show bersama Miranda
Urusan menjadi runyam dengan kehadiran Christian Thompson (Simon Baker), seorang
journalist dan editor frelance, yang menaruh hati pada Andy. Disinilah masalah dan segala
problema harus dihadapi Andy, antara pekerjaan, cinta dan pergaulan.
Mampukah Andy bertahan menghadapi bos sekejam Miranda? Apakah pengabdiannya
pada Miranda sepadan dengan harga yang harus dibayarnya? Bagaimana perjalanan kisah
cinta Andy dan Nate atau justru Andy lebih memilih Christian? Yang pasti bagi Anda
penyuka film-film komedi romantis atau meyukai novel chicklit, film besutan sutradara David
Frankel bisa jadi pilihan berakhir pekan yang menghibur usai menjalani rutinitas seabreg, atau
bisa jadi Anda justru menemukan trik menghadapi bos kejam dan berhati batu di balik film
produksi Wendy Finerman ( FORREST GUMP ) ini. So, just relax and enjoy the movie.
THE SPY NEXT DOOR
Pensiunan Agen CIA
Selama bertugas sebagai mata-mata CIA, Bob Ho (Jackie Chan) sering harus
menghadapi tugas yang bisa dibilang mustahil diselesaikan. Berbekal semua pelajaran yang ia
dapat selama pendidikan dan kecerdikannya, Bob selalu bisa menuntaskan misinya dengan
baik. Namun Bob tak tahu kalau sebenarnya misi yang paling sulit justru akan ia hadapi
setelah ia mundur dari CIA.
Karena sudah jenuh dengan tugasnya, Bob pun memutuskan untuk mengundurkan diri
dan memulai hidup yang tenang. Bob ingin membina rumah tangga dengan Gillian (Amber
Valletta), kekasihnya yang sangat ia cintai. Gillian pun sebenarnya sangat mencintai Bob tapi
karena ia sudah memiliki tiga orang anak maka hal pertama yang harus dilakukan Bob adalah
membuktikan kalau ia layak menjadi ayah tiri dari ketiga anak Gillian ini.
Suatu ketika Gillian harus pergi ke luar kota dan kesempatan ini dimanfaatkan Bob
untuk mengambil hati ketiga anak Gillian. Bob menawarkan diri untuk menjaga ketiga anak
Gillian selama Gillian pergi. Awalnya tugas ini saja sudah cukup berat apalagi ketika salah
satu dari anak Gillian secara tidak sengaja men-download file rahasia mata-mata Rusia.
Dalam waktu singkat para mata-mata Rusia pun berdatangan untuk mengambil file milik
mereka.
Kini tugas Bob tidak hanya mengawasi ketiga anak Gillian namun juga harus
melindungi ketiga anak ini dari ancaman para mata-mata Rusia yang tak kenal ampun. Tak
ada pilihan. Bob hanya bisa melewati semua itu dengan selamat bila ia melibatkan anak-anak
Gillian yang artinya ia harus membongkar identitas rahasianya sebagai mata-mata CIA.
Dari sisi tema, THE SPY NEXT DOOR punya kemiripan dengan film Vin Diesel yang
berjudul THE PACIFIER. Kesamaan tema memang bukan sesuatu yang layak
dipermasalahkan selama dalam penuangannya tak jadi terjebak pada alur kisah film yang
lebih dulu muncul. Dalam kasus ini THE SPY NEXT DOOR masih bisa lolos karena tema itu
dituangkan dengan cara lain.
Yang jadi masalah di sini sebenarnya adalah soal penyutradaraan. Sepertinya Brian
Levant tak mampu mengarahkan para aktor dan aktris sehingga yang terjadi adalah akting
yang tak memenuhi standar. Dalam kasus Jackie Chan dan Amber Valleta, chemistry di antara
dua orang ini tak bisa muncul. Sepanjang kariernya, Jackie memang tak pernah tampil
romantis dan sang sutradara sepertinya juga tak bisa mengarahkan aktor gaek ini untuk bisa
romantis.
Dari sisi laga, tak ada yang baru di sini. Film-film Jackie Chan sebelumnya sudah bisa
mewakili adegan laga dalam film ini walaupun di titik tertentu sepertinya Jackie sudah mulai
terlalu tua untuk beraksi seperti dulu lagi. Untungnya masih ada beberapa momen yang cukup
mampu memancing tawa meski di akhir kisah tak terbersit keinginan untuk menonton film ini
lagi.
LEGION
Harapan Terakhir Kehidupan di Muka Bumi
Pemain: Paul Bettany, Dennis Quaid, Tyrese Gibson, Charles S. Dutton, Lucas Black
Pemain: Benicio del Toro, Anthony Hopkins, Emily Blunt, Hugo Weaving, Geraldine
Chaplin
Pemain: Matt Damon, Greg Kinnear, Brendan Gleeson, Amy Ryan, Khalid Abdalla, Jason
Isaacs
Pemain: Jay Baruchel, America Ferrera, Jonah Hill, Gerard Butler, Christopher Mintz-Plasse,
Craig Ferguson
Carnegie tahu kalau Eli membawa sebuah buku yang sangat berharga. Barang siapa
menjadi pemilik buku ini maka ia akan bisa menguasai dunia. Pada saat kehancuran dunia tiga
puluh tahun sebelumnya, seluruh Alkitab yang ada di dunia telah dimusnahkan dan Eli adalah
satu-satunya orang yang masih memiliki Alkitab. Tuhan memerintahkan Eli untuk membawa
Alkitab ini ke tempat peradaban akan dibangkitkan lagi.
Eli telah bersumpah untuk melindungi Alkitab terakhir ini sementara Carnegie bertekad
untuk merebutnya dari tangan Eli. Keadaan jadi semakin buruk saat putri Carnegie yang
bernama Solara (Mila Kunis) malah terpikat pada Eli.
Ide yang ditawarkan dua sutradara, Albert Hughes dan Allen Hughes, ini memang bukan
ide baru. Di awal tahun 1980-an lalu ada film berjudul MAD MAX 2 yang kurang lebih juga
mengusung latar belakang yang sama walaupun tak sama persis. THE POSTMAN yang
beredar di tahun 1997 juga menawarkan nuansa yang kurang lebih sama. Dengan
menggabungkan MAD MAX 2 dan THE POSTMAN ditambah dengan sentuhan religius
maka jadilah THE BOOK OF ELI ini.
Untungnya, duo sutradara Hughes ini mampu menyajikan ramuan baru itu dalam sebuah
sajian yang tak membosankan. Hampir sepanjang film penonton diberi suguhan pemandangan
Amerika Serikat yang telah hancur lebur (tentunya dengan bantuan permainan CGI). Untuk
membuatnya lebih realistis, Hughes menuangkannya dalam gambar-gambar berwarna sepia
cenderung ke arah hitam-putih. Hanya pada beberapa bagian saja warna-warna kembali
dimunculkan, mungkin sekedar mengingatkan kalau ini bukan film hitam-putih.
Tanpa harus meremehkan peran Jennifer Beals dan Mila Kunis, film ini notabene adalah
filmnya duo Denzel Washington dan Gary Oldman. Dua-duanya bermain meyakinkan sebagai
karakter mereka meski kalau mau jujur tak ada yang terlalu 'wah' dari akting kedua bintang
kawakan ini
IRON MAN 2
Baju Besi Yang Jadi Rebutan
Pemain: Robert Downey Jr, Gwyneth Paltrow, Don Cheadle, Scarlett Johansson, Sam
Rockwell, Mickey Rourke, Samuel L Jackson
Pemain: Russell Crowe, Cate Blanchett, Mark Strong, William Hurt, Matthew MacFadyen,
Danny Huston
Pemain: Mike Myers, Eddie Murphy, Cameron Diaz, Antonio Banderas, Walt Dohrn, Julie
Andrews, Eric Idle, Justin Timberlake
Pemain: Jake Gyllenhaal, Gemma Arterton, Gisli Orn Gardarsson, Ben Kingsley, Alfred
Molina
Han meyakinkan Dre bahwa satu-satunya cara untuk menghindar dari teror ini bukanlah
dengan cara melarikan diri tetapi dengan menghadapinya. Dengan bantuan Han, Dre mulai
mempelajari ilmu bela diri untuk melindungi dirinya dari ancaman para berandal yang tak
pernah membiarkan Dre hidup tenang.
Mungkin seharusnya film ini mengambil judul THE KUNG FU KID. Judul itu akan
terasa lebih relevan karena ilmu bela diri kung fu memang yang jadi 'masalah' dalam film ini.
Sayangnya judul tak akan 'menarik' karena film ini memang dibuat sebagai remake dari film
berjudul sama yang sempat populer di tahun 1980-an. Sepertinya itulah dilema yang dihadapi
film ini. Terlepas dari dilema judul ini, THE KARATE KID sebenarnya adalah tontonan yang
cukup menarik.
Tiga pemeran inti dalam film ini memang sudah punya cukup reputasi. Jackie Chan,
semua orang jelas sudah tahu siapa dia, sementara Taraji P Henson sempat mendapat
nominasi Oscar tahun 2008 lalu. Lalu ada nama Jaden Smith yang mungkin masih belum
punya track record terlalu panjang, tapi jangan keburu underestimate karena Jaden adalah
putra pasangan Will Smith dan Jada Pinket Smith yang sepertinya mewarisi bakat kedua
orang tuanya.
Keputusan mengusung seluruh kru dan pemeran ke negeri China pun layak diacungi
jempol karena pemandangan di luar Hollywood jelas membuat suasana jadi 'lebih segar'
setelah kita dijejali lokasi yang melulu di daratan Amerika. Ditambah dengan kepiawaian
sang juru kamera, lengkap sudah keindahan alam negeri China tersaji di depan mata.
Sebagai sebuah film yang 'berdiri sendiri', THE KARATE KID sudah pantas disebut
film yang bagus namun bila membandingkannya dengan versi pertamanya, maka ada
beberapa hal yang terasa sedikit mengganjal. Jaden Smith memang berakting dengan baik
namun tak ada kesan 'rentan' seperti yang ditunjukkan Ralph Macchio di versi pertamanya.
Masalah kedua adalah Jackie Chan, secara fisik, memang terlihat menguasai bela diri kung fu.
Berbeda dengan Pat Morita yang awalnya terlihat seperti orang lemah meski sebenarnya
menguasai bela diri karate. Jadi, lebih baik lupakan saja versi pertamanya dan nikmati film ini
sebagai film yang berdiri sendiri.(kpl/roc)
THE TWILIGHT SAGA: ECLIPSE
Ketika Pilihan Harus Dibuat
Pemain: Tom Cruise, Cameron Diaz, Maggie Grace, Paul Dano, Marc Blucas, Viola Davis,
Olivier Martinez
Pemain: Adrien Brody, Topher Grace, Alice Braga, Laurence Fishburne, Danny Trejo,
Walton Goggins, Oleg Taktarov, Mahershalalhashbaz Ali, Louis Ozawa Changchien
SPLICE
Ambisi Imuwan yang Kelewatan
1,5 star
Keserakahan membuat Bangsa Api tak ingin hidup
berdampingan dalam damai bersama bangsa-bangsa lain.
Satu-satunya cara untuk memastikan Bangsa Api bisa
berkuasa adalah dengan membunuh Avatar yang menjadi
penyeimbang dari semua kekuatan yang ada di bumi.
Karena itu pula Bangsa Api lantas berusaha mencari
reinkarnasi Avatar yang konon akan terlahir dari Bangsa
Udara.
Aang (Noah Ringer) adalah seorang bocah kecil
yang terlahir dari bangsa Udara. Tanpa disadari Aang
adalah reinkarnasi Avatar dan karena itu ia bakal memikul
tanggung jawab menjadi penyeimbang alam semesta.
Untuk itu, Aang tak boleh hidup seperti layaknya manusia
lain. Aang tak boleh memiliki ikatan duniawi seperti orang-
orang lain dan karena itu pula Aang melarikan diri dari
kuil.
Karena kecelakaan Aang terjebak dalam es dan tak sadar kalau waktu telah bergulir
sementara ia membeku. Seratus tahun kemudian seorang Waterbender bernama Katara
(Nicola Peltz) secara tak sengaja membangkitkan Aang dari tidur panjangnya. Di saat yang
sama, kebangkitan Aang ternyata diketahui Prince Zuko (Dev Patel) yang diusir dari kerajaan
sampai ia berhasil pulang membawa sang Avatar untuk Bangsa Api.
Sadar bahwa dirinya adalah Avatar, Aang tak punya pilihan lain selain memerangi
Bangsa Api yang telah menindas bangsa-bangsa lain. Sayangnya, Aang hanyalah seorang
Airbender. Ia tak mampu memanipulasi unsur alam yang lain seperti Api, Tanah, dan Air,
padahal itulah yang dibutuhkan seorang Avatar untuk menjalankan tugas sucinya.
Agaknya, THE LAST AIRBENDER ini dimaksudkan sebagai langkah yang bakal
menyelamatkan reputasi M Night Shyamalan yang belakangan makin merosot saja. Di atas
kertas, THE LAST AIRBENDER ini memang menjanjikan. Bagaimana tidak, film ini
diangkat dari film animasi Nickelodeon yang sudah sangat populer. Selain itu, sang sutradara
juga memasang nama-nama besar seperti Jackson Rathbone dan Dev Patel dalam daftar
pemerannya. Sayangnya itu semua sepertinya masih belum cukup untuk mengembalikan
pamor M Night Shyamalan.
Kesalahan pertama barangkali adalah soal casting. Semua karakter utama dalam film
ini diperankan oleh aktor dan aktris kulit putih padahal dalam versi animasinya, karakter ini
jelas-jelas orang Asia. Kedua, naskah yang dibuat oleh M Night Shyamalan sepertinya tidak
memberi cukup ruang untuk para aktor/ aktris ini untuk mengembangkan karakter mereka,
atau bisa jadi malah sang sutradara yang gagal mengarahkan mereka untuk mencapai standar
tertentu.
Dialog antar karakter terasa kaku dan dibuat-buat sementara proses pembentukan
karakter juga seolah dipaksakan dan tak berjalan mulus seperti pada kasus INCEPTION
misalnya. Selain itu, CGI yang digunakan juga terasa kurang menggigit. Tak heran jika
sampai saat ini film ini baru menghasilkan sekitar US$167 juta saja padahal modal yang
sudah dikucurkan tak kurang dari US$150 juta. Seandainya film ini tidak dibuat dalam versi
live-action dan tetap dipertahankan dalam format animasi, mungkin film ini lebih punya
peluang.(kpl/roc)
Resident Evil : Afterlife(September 10)
Alfa and Omega (September 17)
Buried (September 24)
Legend of the Guardians (Sept. 24)
Let Me In (October 1)
The Social Network (October 1)
Jackass 3D (Oktober 15)
Paranormal Activity 2 (October 22)
Saw VII (October 22)
My Soul to Take (October 29)
Megamind (November 5)
Tangled (November 12)
Harry Potter and the Deathly Hallows
(November 19)
Red Dawn (November 26)
Bruce Lee (November 27)
The Chronicles of Narnia : The
Voyage of the Dawn Treader (December
10)
Tron Legacy (December 17)
Gulliver’s Travel (December 22)
COMING SOON :
Harry Potter 7 Part 2 (July 2011)
Thor (2011)
Transformers 3 (July 2011)
Spiderman : Reboot : 2012