Paper Sistem Manajemen Perwatan
Paper Sistem Manajemen Perwatan
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2011
Sistem Manajemen Perawatan
Pengertian
Perawatan adalah segala macam jenis aktifitas yang bertujuan untuk tetap
menjaga performansi dari suatu objek agar tetap stabil, terjaga kualitas dan
aktifitas rawat tersebut. Sehingga apabila suatu objek yaitu mesin dirawat dengan
produksi di suatu pabrik. Sedangkan sebaliknya, apabila suatu mesin tidak dirawat
dengan baik, makan akan mengganggu kestabilan produksi suatu pabrik, baik kecil
terjaga.
Sejarah Perkembangan
Pada awal masa Revolusi Industri yaitu di akhir abad ke – 18 dan awal abad
ke 19, penggunaan mesin pada semu jenis produksi sangatlah meningkat. Mulai dari
samapai industry yang tergolong rumit dan memerlukan banyak proses pengerjaan,
seperti industry tekstil. Pada masa itu banyak tenaga – tenaga manusia yang awalnya
bertenaga uap. Hal ini terjadi karena mesin dianggap oleh para pemodal pada waktu
2
Sistem Manajemen Perawatan
itu memiliki kinerja yang tinggi, standar mutu yang tetap dan jarang berubah – ubah
dan yang lebih penting mesin bias bekerja untuk jam kerja yang lebih lama dari
manusia. Tentunya hal ini juga meminimalisasi biaya produksi, yang misalnya untuk
melakukan suatu proses produksi memerlukan sepuluh tenaga pria dewasa, akan
tetapi hanya diperlukan satu sampai dua mesin saja untuk menggantikan kesepuluh
orang tersebut hanya dengan imbalan bahan bakar yang cukup selama proses
produksi. Akan tetapi salah satu kelemahan dari setiap mesin adalah memerlukan
perawatan berkala yang bilamana direncanakan dengan tepat, maka tidak akan
kebalikannya adalah apabila tidak direncanakan dan dilakukan dengan baik dan
benar, maka kegiatan perawatan terhadap mesin ini akan sangat menggangu jalannya
proses produksi mesin tersebut. Pada awal masa revolusi industry perawatan mesin
masih diartikan sebagai salah satu tindakan yang tidak perlu dilakukan, dan
perawatan mesin masih di sama artikan dengan memperbaiki mesin bilamana terjadi
kegagalan ataupun kerusakan saat mesin ini bekerja. Hal tersebut bias terjadi
karena pada dasarnya harga spare part mesin masih tergolong mahal dan jumlah
barangnya masih dikatakan sangat jarang ataupun langka dan memerlukan waktu
yang cukup lama untuk mendatangkan spare part yang dibutuhkan. Selain itu,
Jadi intinya, mesin akan terus – menerus dioperasikan sampai tidak bisa
menurut masalah yang terjadi. Jenis ini biasa disebut Breakdown maintenance, yaitu
mesin akan diperbaiki saat mesin benar – benar tidak bisa beroperasi ( Breakdown ).
Hingga akhirnya para pekerja pemeliharaan tidak punya waktu untuk memberikan
3
Sistem Manajemen Perawatan
adalah untuk mendapatkan penghematan waktu dan biaya dan perbaikan dilakukan
pada keadaan yang benar-benar perlu. Pada metode ini, para pekerja pemeliharaan
hanya akan bekerja setelah terjadi kerusakan pada mesin atau pabrik. Jika kita
memakai metode ini, kerusakan mesin akan terjadi berkali – kali dengan frekuensi
kerusakan yang hampir sama saja setiap tahunnya. Artinya beberapa mesin pada
pabrik tersebut ada yang sering diperbaiki. Pada pabrik yang beroperasi secara
bagi mesin-mesin yang perannya vital. Sifat-sifat lain dari metode pemeliharaan ini
adalah sistem data dan file informasi. Data dan file informasi untuk perbaikan
mesin ini harus dijaga oleh seorang insinyur yang bertanggung jawab terhadap data
- data tersebut. Metode yang sudah ketinggalan jaman ini merupakan metode
Sampai pada awal tahun 1950-an, dimana ilmu Teknik Keandalan sangat
perawatan pada mesin yang inti dari tujuannya adalah mencegah ( preventive )
kegagalan – kegagalan pada mesin saat beroperasi. Bisa juga disebut Dailly
Maintenance, karena bersifat dilakukan berkala biasanya setiap pagi hari atau
biasanya seperti pembersihan sisa – sisa raw material yang diproduksi, pemberian
pelumas pada tempat yang sering bergesekan, pengencangan kembali baut – baut
dan mur – mur yang bias kendor, dan masih banyak lagi macam – macamnya. Metode
4
Sistem Manajemen Perawatan
kerja, suku cadang, bahan untuk perbaikan dan faktor-faktor lainnya. Keuntungan
melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara periodik dan pada saat yang tepat
pada semua mesin / peralatan adalah dapat di ramalkannya total perbaikan pada
seluruh mesin / peralatan pabrik oleh para pekerja pemeliharaan. Selanjutnya, bila
kesalahan atau kerusakan mesin / peralatan dapat diramalkan lebih awal dengan
suara, dan lain-lain. Dalam hal ini perbaikan dilakukan secepat mungkin sebelum
terjadi kerusakan yang lebih fatal. Biaya perbaikan dan lamanya mesin / perlatan
sama tetapi dilakukan setelah mesin itu rusak total. Salah satu hal yang terpenting
tersebut. Walaupun terkesan mudah, murah dan sederhana, kegiatan perawatan ini
terbukti bisa menambah umur dari mesin. Contohnya saja pembersihan sisa – sisa
bahan pada mesin bubut, apabila keadaan mesin kotor, makan akan menghambat
kerja mesin, sehingga diperlukan tenaga lebih untuk melakukan suatu pekerjaan.
Contoh lainnya adalah pemberian pelumas pada bagian – bagian yang sering
bergesekan, hal ini bertujuan disamping menghindari dan mengurangi panas yang
terjadi saat saling bergesekan, tujuan lainnya adalah agar memperlancar kerja si
mesin tersebut. Salah satu contohnya adalah memberi pelumas pada rantai sepeda
motor.
Periodic Maintenance atau biasa juga disebut Time Based Maintenance ( TBM ) dan
5
Sistem Manajemen Perawatan
Tujuan utama dari maintenance adalah untuk menghindari atau mengurangi resiko
dari kegagalan. Hal ini mungkin terjadi dengan cara mencegah kejadian tersebut
sebelum benar - benar terjadi yang dimana Time Base Maintenance dan Condition
atau complete overhauls pada periode tertentu, penggantian oli serta pelumas dan
jenis perawatan yang perlu dilakukan di setiap mesin dan bisa juga mencatat
penurunan kinerja dari alat – alat atau part yang ada, sehingga setelah mendapatkan
part bisa dilakukan secepat mungkin, sehingga tidak mengganggu jalannya proses
metode perawatan mesin yang berdsarkan waktu – waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya pencucian mesin mobil setiap satu bulan sekali. Sedangkan
Misalnya adalah penggantian kampas rem motor setiap 6 bulan sekali, walaupun
masih bias dipakai, menurut penggunanya 6 bulan adalah waktu satu pasang kampas
rem bekerja maksimal setelahnya akan mengalami penurunan kinerja, oleh karena itu
kampas rem diganti. Penggantian ini bukan berdasar waktu pemakaian, namun lebih
6
Sistem Manajemen Perawatan
yaitu kelanjutan dari Preventive Maintenance itu sendiri, jadi setelah melakukan
kegiatan – kegiatan perawatan rutin yang sifatnya lebih ke Time Based Maintenance
dan Conditioned Based Maintenance, metode ini meneruskan kedua metode tersebut
dengan cara rekaman data Preventive Maintenance yang sudah terkumpul, akan
diteliti ulang oleh para pekerja – pekerja bagian pemeliharaan, yang diteliti ulang
adalah hal – hal yang sangat berpengaruh terhadap perawatan suatu mesin seperti
biaya perawatan, lama pengerjaan pemeliharaan, jenis kegagalan yang sering terjadi,
part – part apa saja yang sering gagal dan sering diganti dan hal – hal lainnya.
Setelah itu, diberikan suatu solusi yang sifatnya pengembangan dari solusi
sebelumnya, dengan tujuan saat akan dilakukan perawatan, para pekerja bagian
pemeliharaan bisa lebih memprioritaskan mesin atau peralatan mana yang paling
vital fungsinya dan paling perlu memerlukan usaha paling besar dalam pengerjaan
perawatannnya, hal ini diurutkan sampai peralatan yang paling minim efek
pemeliharaan bisa merencanakan juga pengadaan barang atau spare part yang
pemeliharaan akan dilakukan, spare part yang diperlukan sudah tersedia di gudang
pabrik dan tidak harus menunggu barang datang dari supplier spare part. Disamping
itu, perencanaan ini juga bisa menghemat biaya produksi di pabrik, hal ini
dikarenkan biaya – biaya perawatan dari spare part saat masih belum digunakan dan
masih berada di gudang bisa diminimalkan atau bahkan bisa dihilangkan sama sekali.
dekat hubungan diantara bagian perencanaan, bagian inspeksi dan para pekerja
7
Sistem Manajemen Perawatan
seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia, dan lain - lain. Disini masalah yang muncul
dilapangan dapat diatasi berkat adanya kerjasama dari seluruh bagian-bagaian yang
ada dipabrik. Meminimalkan frekuensi kerusakan pabrik setiap bulan dapat dilakukan
dengan cara menjaga kualitas bahan, memodifikasi rancangan mesin, proses dan lain-
lain. Tugas dari seorang insinyur bagian pemeliharaan tidak hanya sebatas merawat
mesin dan peralatan - peralatan yang ada saja. Tugasnya adalah memaximumkan
keuntungan pabrik dengan mengurangi jumlah kerusakan mesin dan juga mengurangi
yang terbaru.
Salah satu hal yang penting untuk ketahanan dari part – part di dalam suatu
mesin adalah spesifikasi si alat tersebut. Tentunya part – part yang terbuat dari
bahan yang kuat akan memiliki umur pakai yang lebih lama apabila dibandingkan
dengan part – part sejenis namun terbuat dari bahan yang biasa – biasa saja. Akan
tetapi tentunya part yang lebih kuat ketahannannya terhadap segala macam kondisi
pemakainya, seperti harga yang terkadang jauh lebih mahal, lama pembuatan part
yang lebih panjang dan lainnya. Tentunya hal – hal seperti ini yang menjadi salah
memaksimalkan umur pakai part atau mesin di suatu fasilitas pabrik, mereka juga
dituntut agar bisa melakukan kegiatan – kegiatan perwawatan dengan biaya yang se-
efisien mungkin. Oleh karena hal tersebut, maka pada tahun 1960 berkembanglah
suatu metode perawatan, yaitu Maintenance Prevention. Metode ini lebih bersifat
segala macam tindakan yang bertujuan untuk memperpanjang waktu pakai suatu part
atau alat sebelum mencapai kegagalannya. Metode ini lebih kepada improvement
terhadap spesifikasi part – part tau alat – alat yang mudah rusak namun perannya
8
Sistem Manajemen Perawatan
produksi. Biasanya ini lebih ke pensiasatan bahan pembuat dari part tersebut, atau
contoh lainnya adalah mendesain ulang sistem produksinya agar umur pakai dari part
atau alat tersebut menjadi lebih lama walaupun tetap menggunakan part atau alat
Setelah penjelasan yang panjang diatas, sebenarnya masih ada satu metode
perawatan yang telah lebih dahulu berkembang di Jepang pada tahun 1950 – an,
namun metode ini masih jarang dipakai di fasilitas produksi di berbagai negara
sampai sekarang ini. Metode ini sekarang lebih dikenal dengan nama Total
Productive Maintenance ( TPM ). Di dalam metode TPM, setiap operator pada setiap
mesin diharuskan untuk melakukan aktifitas perawatan yang sifatnya ringan seperti
kelemahan pada mesin yang membuat kinerjanya menurun. Salah satu cara panadang
yang dituntut oleh metode ini adalah preventive deterioration. Maksudnya adalah
dalam hal ini dianggap pasti akan muncul secara alami apabila suatu part, alat
ataupun mesin tidak terwat dengan baik. Motto TPM sendiri adalah "zero error,
meminimalisir sisa atau waste yang dihasilkan. Tujuan dari Total Productive
operasional yang ada dalam system produksi dengan cara meningkatkan kewaspadaan
9
Sistem Manajemen Perawatan
dan rasa tanggung jawab setiap pekerja terhadap pekerjaannya masing - masing.
Utamanya, aplikasi dari TPM adalah untuk dunia perindustrian, walaupun pada
kenyataannya bisa di aplikasikan di dunia kerja apapun. Salah satu contoh nyatanya
adalah saat Toyota menggunakan TPM untuk memperbaiki posisinya di dunia secara
TPM ini pada tempat kerjanya. Hal ini disebabkan karena 2 hal penting, yang
kesulitan dalam mengerti konsep dasar dari TPM ini. Hal ini dikarenakan kebanyakan
buku – buku yang membahas tentang TPM, lebih banyak membahas secara toritis
saja akan tetapi hanya sedikit membahas contoh aplikasinya. Alasan yang kedua
adalah perusahaan – perusahaan ini tidak sabar meilhat hasil langsung dari
pengaplikasian metode ini. Padahal pada umumnya diperlukan tiga sampai lima tahun
untuk suatu perusahaan melihat hasilnya apabila menerapkan metode TPM ini. Hal ini
desebabkan karena TPM memerlukan semua elemen pekerja yang berkaitan, baik
3. idling
4. minor losses
10
Sistem Manajemen Perawatan
Dan biasanya ketujuh macam waste tersebut akan diminimalisir dengan menerapkan
metode Kaizen. Disamping itu juga, TPM memiliki delapan pilar pokok yang tujuannya
3. planned maintenance
5. early-phase management
7. office TPM
Lalu dasar sebenarnya dari TPM adalah 5S ( Seiri, Seiton, Seiso, Shiketsu dan
Shitsuke ) atau dalam bahasa Indonesianya adalah 5R ( Rapi, Resik, Ringkas, Rawat
dan Rajin ). Selain itu juga konsep JIT ( Just In Time ) dan Lean Manufacturing
11
Sistem Manajemen Perawatan
Kesimpulan
Perawatan adalah segala macam jenis aktifitas yang bertujuan untuk tetap menjaga
performansi dari suatu objek agar tetap stabil, terjaga kualitas dan kuantitas produksinya
serta memperpanjang umur pakai objek yang terkena aktifitas rawat tersebut. Dalam
perkembangannya, ilmu manajeman perawatan pada awalnya dianggap tidak perlu, karena
disamping menelan biaya yang besar ( cost center ), kebanyakan orang menganggap
perawatan dalah kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah ( added value ). Disamping itu
juga pada awal masa revolusi industry, perawatan mesin dianggap sama dengan perbaikan
mesin, jadi intinya kalau mesin tidak rusak, untuk apa dilakukan tindakan perawatan.
Sampai pada awal tahun 1950-an, dimana ilmu Teknik Keandalan sangat
perawatan pada mesin yang inti dari tujuannya adalah mencegah ( preventive )
Maintenance dibagi menjadi dua macam, yaitu Periodic Maintenance atau biasa juga
disebut Time Based Maintenance ( TBM ) dan yang lainnya adalah Predictive
yaitu kelanjutan dari Preventive Maintenance itu sendiri, jadi setelah melakukan
kegiatan – kegiatan perawatan rutin yang sifatnya lebih ke Time Based Maintenance
dan Conditioned Based Maintenance, metode ini meneruskan kedua metode tersebut
dengan cara rekaman data Preventive Maintenance yang sudah terkumpul, akan
diteliti ulang oleh para pekerja – pekerja bagian pemeliharaan, yang diteliti ulang
adalah hal – hal yang sangat berpengaruh terhadap perawatan suatu mesin seperti
biaya perawatan, lama pengerjaan pemeliharaan, jenis kegagalan yang sering terjadi,
12
Sistem Manajemen Perawatan
part – part apa saja yang sering gagal dan sering diganti dan hal – hal lainnya.
Setelah itu, diberikan suatu solusi yang sifatnya pengembangan dari solusi
sebelumnya, dengan tujuan saat akan dilakukan perawatan, para pekerja bagian
pemeliharaan bisa lebih memprioritaskan mesin atau peralatan mana yang paling
vital fungsinya dan paling perlu memerlukan usaha paling besar dalam pengerjaan
perawatannnya, hal ini diurutkan sampai peralatan yang paling minim efek
effisien dan dekat hubungan diantara bagian perencanaan, bagian inspeksi dan para
pekerja seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia, dan lain – lain.
improvement dan JIT. Di dalam metode TPM, setiap operator pada setiap mesin
diharuskan untuk melakukan aktifitas perawatan yang sifatnya ringan. Motto TPM
sendiri adalah "zero error, zero work-related accident, and zero loss". TPM sendir
3. idling
4. minor losses
13
Sistem Manajemen Perawatan
TPM memiliki delapan pilar pokok yang tujuannya adalah mencapai target zero
3. planned maintenance
5. early-phase management
7. office TPM
Lalu dasar sebenarnya dari TPM adalah 5S ( Seiri, Seiton, Seiso, Shiketsu dan
Shitsuke ) atau dalam bahasa Indonesianya adalah 5R ( Rapi, Resik, Ringkas, Rawat
dan Rajin ). Selain itu juga konsep JIT ( Just In Time ) dan Lean Manufacturing
14
Sistem Manajemen Perawatan
Daftar Pustaka
2011 ], URL :
http://www.tpmonline.com/articles_on_total_productive_maintenance/tpm/tpmpro
cess/maintenanceinhistory.htm
http://www.tpmonline.com/TPM-001.htm
URL : http://en.wikipedia.org/wiki/Preventive_maintenance
15