Skenario 3
Skenario 3
SISTEM PENCERNAAN
PENYAKIT
DINIRAHMA FITRIA RIZKI
"Ny. Nn 50 tahun di rawat di RS Mawar dengan keluhan kuning diseluruh tubuh sejak 1
bulan yang lalu, terdapat mual dan muntah, berat badan turun 8 kg sejak 2 bulan. Saat ini
BB:40 kg dengan TB:160 cm. Ny.Nn mengatakan nafsu makan berkurang, dari hasil lab
didapatkan hasil Hb:10, albumi: 2,5, bilitubin indirect:4, direct:6. Berdasarkan hasil
pengkajian Ny. Nn di diagnosa obstruksi Joundis e.c kholedokolitiasis dan rencananya akan
dilakukan pembedahan."
KATA SULIT
Hb : molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport
oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari
jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah.
3. Anti-inflamasi
Ikterus : warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan
bilirubin. Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin
serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila
kadar bilirubin yang tidak dikendalikan.
KATA KUNCI
1. Ny. Nn 50 tahun dirawat di RS dengan keluhan kuning di seluruh tubuh sejak 1 bulan
yang lalu
2. Terdapat mual dan muntah
3. Berat badan turun 8 kg sejak 2 bulan
4. Saat ini berat badan 40 kg denganTB : 160cm
5. Nafsu makan berkurang
6. Hasil Lab di dapatkan hasil HB : 10 ,albumin:2,5 , bilirubin indirect 4 , direct :6
7. Ny Nn di diagnosa Obtruksi joundis e.c kholedojolitiasis
PERTANYAAN PENTING
KLASFIKASI PERTANYAAN
1. Tanda dan gejala
Mengapa tubuh pasien kuning?
Kenapa mual muntah dan nafsu makan menurun?
2. Hasil Pemriksaan
BB ideal,nutrisi dan cairan?
Bilrubin direct dan indirect menurun?
Mengapa albuminnya menurun?
3. Pengobatan
Pembedahan apa yang dilakukan pada pasien?
4. Asuhan Keperawatan
Askep ?
Jawaban
koledokilitiasis
Refluks
Hasil Pemeriksaan
BBI : = (TB-100) x 90%
= 160 cm-100 x 0,9
= 60 x 0,9
= 54 kg
= 10.099,5 kkal
Cairan : 40 kg : 10 kg = 1000 ml
10 kg = 500 ml
koledokilitiasis
Mengendap ke Hepar
Fungsi Hepar
albumin
Pengobatan
pembedahan koledokolilotomi (pengangkatan batu dari duktus koledukus).
Tujuannya : agar semua batu,baik yang di kantung empedu maupun di duktus koledokus
secara total dan bersih.
Asuhan keperawatan
Dx I:
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia dan mual muntah
Intervensi :
Tentukan berat badan ideal pasien
Observasi kemampuan klien untuk makan
Berikan oral higiene sebelum dan sesudah makan
manajemen nutrisi :
o kaji makanan kesukaan klin dan adakah alergi makana •
o nutrisi tentukan-dengan kolaborasi- jumlah kalori dan tipe yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
o sediakan makanan tinggi protein dan karbohidrat, dan rendah lemak.
o timbang berat badan klien dalam interval tertentu fikasi waktu
anjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering dan modifikasi penyajian makanan
kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian makanan sebanyak 10.099,5 kkal dalam
5 kali sehari.
kreteria hasil :
Status nutrisi :
berat badan dalam rentang :
o nomal sesuai dengan usia dan tinggi badan
o mengenali faktor yangberpengaruh pada perubahan berat badannya
o mengidentiikasi kebutuhan nutrisi
o mengkonsumsi nutrisi yang adekuat
Dx II :
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, kerusakan jaringan ( luka operasi)
Intervensi :
anjurkan pasien dan keluarga mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan seperti makan dengan mengunakan sabun
informasikan kepada keluarga tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, tumor,
rubor, kalor dll
ukur tanda-tanda vital ( suhu,nadi, tekanan darah n pernafasan )
monitor tanda infeksi.
Kriteria hasil :
Dx II :
Intervensi :
kriteria hasil :
Dx IV :
Intervensi :
pantau tanda-tanda vital pasien setiap 4 jam
monitor kondisi kardiovaskuler dan pernafasan
kaji HR pasien setiap 2 hari sekali
kolaboransi dengan tim gizi dalam pemberian makanan yang kaya akan zat besi
kriteria hasil :
Dx V :
Intervensi :
kriteria hasil :
kholedokolitiasis
Masuk ke Mengendap
peredaran darah di hati
Metabolism lemak
terganggu
- Maks. 17 µmol/L (1
Lambung terisi mg/dl)
makanan yang baru
- > 30µmol/L =
sclera menguning Bilirubin indirect berikatan Bilirubin indirect
- Semakin meningkat dengan albumin tidak berikatan
Perut terasa penuh = ikterus/ jaundice
(tubuh menguning)
refluks
Kandung empedu merupakan kantong berbentuk seperti buah alpukat yang terletak tepat
dibawah lobus kanan hepar. Pada orang dewasa panjangnya sekitar 7-10 cm, yang berfungsi
untuk menyimpan empedu dengan kapasitas ± 45 ml. Empedu yang disekresi secara terus
menerus oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil di dalam hepar. Saluran empedu yang
kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari
permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri, yang akan bersatu
membentuk duktus hepatikus komunis.
Duktus hepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus.
Pada banyak orang, duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus membentuk
ampulla Vateri (bagian duktus yang melebar pada tempat menyatu) sebelum bermuara ke
duodenum. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampla dikelilingi oleh serabut otot
sirkular, dikenal sebagai sfingter Oddi.
Sisem bilier ekstrahepatik berisi bifurkasi dari duktus hepatik kiri dan kanan, duktus hepatik
kommunis dan duktus bilier, duktus sistikus dan kantung empedu. Duktus hepatik kiri
dibentuk oleh drainase duktus segmen II, III dan IV dari hepar. Berjalan horizontal sepanjang
basis segmen IV dengan panjang 2 cm atau lebih. Duktus hepatik kanan dibentuk oleh bagian
posterior kanan duktus hepatik (segmen VI dan VII) dan anterior kanan (segmen V dan VIII)
dan merupakan bagian ekstrahepatik yang terpendek. Duktus hepatik kommunis terletak di
sebelah anterior dari ligamentum ekstrahepatik dan gabungan duktus sistikus.
FISIOLOGI
Fungsi utama kandung empedu adalah menyimpan dan memekatkan empedu. Kandung
empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml empedu yang dihasilkan hati. Empedu yang
dihasilkan hati setiap hari sekitar 500 – 1000 ml, tidak langsung masuk ke duodenum, akan
tetapi setelah melewati duktus hepatikus, empedu masuk ke duktus sistikus dan disimpan di
kandung empedu. Pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorbsi air dan garam-garam
anorganik dalam kandung empedu sehingga cairan empedu dalam kandung empedu akan
lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati.
Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan isinya ke dalam duodenum melalui
kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi. Rangsang normal kontraksi
dan pengosongan kandung empedu adalah masuknya kimus asam dalam duodenum.
Pengosongan tersebut dipengaruhi oleh faktor neural, humoral dan rangsang kimiawi.
Rangsang vagal meningkatkan sekresi empadu, sedangkan saraf splennikus menurunkan
sekresi empedu. Hormon kolesistikinin (CCK) juga memperantarai kontraksi, hormon ini
disekresi oleh mukosa usus halus akibat pengaruh makanan berlemak atau produksi lipolitik
dapat merangsang nervus vagus. Asam hidroklorik, sebagai digesti protein dan asam lemak
yang ada di duodenum merangsang peningkatan sekresi empedu.
Substansi terbanyak yang disekresi pada empedu adalah garam-garam empedu, yang
merupakan setengah dari total solut empedu, juga disekresi dan diekskresi dalam konsentrasi
besar adalah bilirubin, kolesterol, lesitin dan elektrolit plasma.
Fungsi empedu yang lain adalah membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil
pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu proses pencernaan dan
penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak
dan vitamin larut lemak, sehingga membantu penyerapan dari usus. Hemoglobin yang berasal
dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu)
dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam
fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.
Fungsi hati
2. Fungsi metabolik
Patogenesis dari batu empedu kolesterol adalah seperti cairan kental yang
kekurangan air. Komposisi organik adalah bilirubin, garam empedu, fosfolipid
dan kolesterol. Secara umum, dibedakan dua jenis batu empedu, yakni kolesterol
dan pigmen meskipun ada tipe campuran. Tipe pigmen sendiri ada yang coklat
dan hitam.
Batu pigmen mengandung kolesterol kurang dari 20% dan berwarna gelap
karena mengandung kalsium bilirubinat. Batu hitam terjadi karena supersaturasi
dari kalsium bilirubinat, karbonat dan fosfat. Seringkali disebabkan gangguan
hemolitik seperti sferitosis dan sickle cell disease.