Anda di halaman 1dari 3

c ENDY M.

Bayuni sibuk menjawab pertanyaan banyak orang belakangan ini: "Habis sakit,
ya?" Gara-garanya, berat badan Pemimpin Redaksi Harian The Jakarta Post itu turun drastis.
Dalam sekitar lima bulan, tubuhnya melangsing dari 99 kilogram menjadi 73 kilogram.
Pemicunya adalah ketika laki-laki 57 tahun ini menjalani cek kesehatan rutin perusahaan
pada Maret lalu. "Setiap tahun pemeriksaan rutin, dokter selalu bilang obesitas dan harus
nurunin berat badan," kata Endy.

Agar tak penasaran, Endy bertanya kepada dokter. Disebutkan berat badan idealnya 63
kilogram. Artinya, ayah dua anak yang memiliki tinggi badan 168 sentimeter itu harus
mengurangi berat badannya 36 kilogram. "Saya lempar joke kepada dokter: dengan berat
badan segitu, tinggi ideal saya harus berapa? Ketimbang nurunin berat badan, mendingan
ninggiin badan. Ha-ha... pasti enggak bisalah," ujar alumnus Fakultas Ekonomi Kingston
University, Inggris, itu.

Sepekan setelah pemeriksaan kesehatan, adik iparnya meninggal akibat stroke. Usianya
hanya setahun lebih muda. "Saat itu saya berpikir, usia saya ini rawan stroke. Harus diet, nih,
sesuai anjuran dokter," kata Endy.

Lewat Internet, Endy mencari-cari metode yang tepat untuk dirinya. Sebelumnya, berbagai
macam cara menurunkan berat badan dicoba, seperti banyak olahraga, berhenti makan nasi,
tidak makan malam, dan cuma makan buah-buahan. "Memang sempat turun sebentar, tapi
naik lagi," katanya. Beruntung, "dokter Google" menunjukkan jalan ke program diet dokter
Robert Atkins. "Saya baca metodenya, kayaknya paling gampang. Karena paling gampang,
saya ragukan efektivitasnya, tapi saya coba juga," ujarnya.

Endy juga membeli buku karangan dokter asal Amerika Serikat itu, Dr Atkins' Diet
Revolution. "Saya bener-bener ikutin kurikulumnya sesuai tahapan," ujarnya. Fase pertama,
menurut Endy, tahap terpenting, karena harus benar-benar mengurangi jumlah karbohidrat.
"Saya mulai enggak makan nasi sama sekali, roti, mi, kue yang bergula, juga buah-buahan,
kecuali stroberi dan semangka," katanya. Namun Endy tetap makan sayur-sayuran, ayam,
ikan, daging, dan telur.

Ajaib. Baru dua minggu mengikuti program itu, beratnya turun 10 kilogram. Dalam sebulan,
Endy mengurus hingga 15 kilogram. Dalam literatur dikatakan: turunkan karbohidrat yang
Anda makan sampai 10 gram per hari, karena 10 gram per hari karbohidrat sudah terpenuhi
dari sayur-mayur. "Sayur seperti bayam itu karbohidratnya rendah tapi tinggi dalam protein,"
katanya.

Kini timbangan beratnya 73 kilogram. "Memang turun terus, tapi enggak drastis," ujarnya.
Sekarang anak diplomat itu sudah mulai makan nasi, jagung, dan buah-buahan lain. "Berat
badan saya kini turun satu sampai dua kilogram seminggu. Namun saya enggak punya target
seperti yang disarankan dokter hingga 63 kilogram," katanya.

Berat badan ideal memang menjadi dambaan banyak orang, sehingga tak jarang orang nekat
menempuh pengaturan pola makan superketat, yang sering disebut diet ekstrem. Selain pola
diet Atkins, ada South Beach diet, yang hampir serupa dengan metode Atkins, diet makanan
mentah, diet tak mengkonsumsi gula, dan hanya makan sup sayuran. Masing-masing
"perguruan" diet itu punya pengikut.
Di Indonesia, Endy jelas tak sendirian. Di kalangan selebritas, banyak artis terkenal cukup
berhasil menurunkan berat badan secara drastis. Artis cilik berbadan gempal Agustina
Hermanto, yang terkenal dengan nama Tina Toon, turun 18 kilogram, dari 66 kilogram ke 48
kilogram.

Batas terakhir Agustina makan adalah pukul 17.00. Porsi makannya pun dikurangi hingga
separuhnya. Tiramisu favoritnya tak lagi disentuh. Tina memang cantik di usia remajanya
kini. "Awal mulanya diet susah banget. Kalau melihat orang makan, jadi ngiler. Aku harus
banyak berolahraga dan mengurangi makan. Selama empat bulan beratku turun 18 kilo,"
ujarnya.

Penyanyi perempuan Project Pop, Tika Panggabean, lain lagi caranya. Dengan tidak makan
roti, berbagai kue, dan mi instan, beratnya bisa susut 16 kilogram. "Perbanyak makan sayur
dan buah," ujarnya. Pembawa acara dan penggiat pembinaan anak, Dewi Hughes, lebih hebat
lagi. Dia menurunkan berat badan 26 kilogram. "Mengganti minum kopi pagi hari dengan
minum jus buah dan makan terakhir pukul enam sore," ujarnya singkat.

Tapi, turun bobot ekstrem, sehatkah? Menurut dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan
gastronomi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Ari Fahrial Syam, prinsipnya diet
bisa merusak tubuh jika tidak dilakukan dengan memperhitungkan asupan seimbang terhadap
tubuh. "Konsep yang dianut di kalangan medis adalah komposisi zat yang masuk tubuh
seimbang," ujarnya.

Sebaiknya, dalam mengkonsumsi makanan, faktor nutrisi atau gizi dari makanan tersebut
harus diperhatikan. "Konsep diet yang lengkap, prinsipnya jumlah yang seimbang,
disesuaikan dengan kebutuhan, juga diperhitungkan dengan berat dan tinggi badan
seseorang," katanya. Juga faktor-faktor lain, misalnya penyakit kronis yang diderita. "Konsep
yang komplet dan seimbang, nutrisi harus memenuhi unsur karbohidrat sebagai sumber
kalori, lemak, dan protein. Juga harus diperhatikan unsur mineral dan vitamin," ujarnya.

Jadi, menurut dokter Ari, diet tak boleh terlalu ekstrem, seperti stop asupan karbohidrat sama
sekali. "Karena nantinya ketidakseimbangan asupan makanan akan mempengaruhi
keseimbangan metabolisme, sistem enzim, dan sistem hormon di dalam tubuh," katanya.

Diet yang ideal, menurut Ari, adalah turun berat 5-10 persen dari berat badan semula dalam
sebulan. Jadi, untuk Endy, seharusnya berat maksimal turun tidak sampai 10 kilogram dalam
bulan pertama. "Bukan jumlahnya, tapi persentase dari berat badan sebelumnya. Cepat
menurunkan berat badan tidak baik karena tubuh perlu penyesuaian," ujarnya.

Tak jauh berbeda dengan pendapat dokter Ari, konsultan gizi dan dokter naturopatik-spesialis
pada asupan makanan-Riani Susanto menyebutkan diet yang bagus adalah mengatur pola
makan yang baik, seimbang, dan sehat. Kuncinya, kadar asam dan basa seimbang. "Sekitar
70 persen makanan basa, yaitu buah dan sayuran, dan 30 persen yang asam, seperti daging
ikan dan gorengan" katanya.

Menurut ahli detoksifikasi ini, jika sering muncul gejala sakit seperti flu, batuk, pilek, badan
sakit-sakit, dan sakit kepala, itu berarti makanan lebih banyak mengandung asam. Kadar
asam makanan yang enak di lidah memang tinggi. Yang perlu perjuangan dikunyah, seperti
buah dan sayuran, berkadar basa tinggi dan lebih sehat. Pilihannya tergantung Anda.
4 

Î 
    

Organ tubuh butuh penyesuaian. Setiap perubahan drastis, secara medis, selalu berdampak
buruk pada organ tubuh.

c Diet yang hanya mengkonsumsi sup dan menjauhi semua produk gula, susu, dan makanan
yang digoreng mengakibatkan lemas dan tak bergairah. Jika berlangsung lama, akibatnya
mual, pusing, gout (serangan asam urat), konstipasi (susah buang air besar), osteoporosis
(pengeroposan tulang) dini, dan gangguan gigi.
c Kekurangan konsumsi sayur dan buah berakibat berkurangnya zat antioksidan yang
berkhasiat melawan kanker dan penyakit jantung.
c Konsumsi serat terlalu rendah dalam jangka panjang mengakibatkan kerusakan usus.
c Lemak tinggi memperburuk fungsi lever atau hati.
c Diet ekstrem juga berakibat terjadinya kemandulan dan kehilangan siklus menstruasi.
c Ginjal, sebagai organ pemroses pembuangan, sensitif terhadap asupan protein berlebihan.
Asupan protein berlebih ini biasanya dilakukan oleh pelaku diet antikarbohidrat. Akibat lebih
jauh asupan protein berlebih adalah hipertensi dan diabetes.

Anda mungkin juga menyukai