WUCHERERIA BANCROFTI
GI IL
TA N
S EK
E DZA I NT I
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha EsA, karena berkat
limpahan rahmat
AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur telah penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena
berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Parasitologi ini.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Parasitologi dan dengan harapan pembaca dapat lebih mengerti,
memahami tentang Penyakit Filariasis.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masing dalam ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan senantiasa penulis harapkan dalam
upaya penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
dalam kegiatan belajar mengajar.
Wassalamualaikum Wr. Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan daerah yang termasuk wilayah tropis. Di daerah tropis seperti
Indonesia ini banyak terjadi penyakit-penyakit menular seperti Filariasis. Filariasis atau
biasa dikenal dengan penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing nematoda parasit yaitu Wuchereria Bancrofti. Wuchereria bancrofti atau
disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang
termasuk dalam filum Nemathelminthes. Nematoda Filaria termasuk ke dalam
spirurorida superfamilia filaricae. Mereka mirip spirurorida lainnya dalam beberapa hal,
tetapi sangat berbeda. Cacing ini merupakan cacing yang panjang, tipis dan hidup diluar
alat pencernaan.
Secara umum filarida pada mamalia lebih penting didaerah tropis dibanding daerah
dingin, meskipun demikian terdapat perkecualian yang penting. Di pihak lain, filarida
banyak terdapat pada burung-burung liar didaerah dingin, tapi hanya sedikit yang
diketahui tentang hal ini.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui mengenai cacing Wuchereria Bancrofty
2. Untuk mengetahui hospes Wuchereria Bancrofty sebagai vektor penyakit Filariasis
3. Untuk mengetahui penyakit Filariasis
C. Rumusan masalah
Dari masalah yang ada dapat dirumuskan:
1. Bagaimana daur hidup dan morfologi cacing Wuchereria Bancrofty ?
2. Bagaimana hospes Wuchereria Bancrofty menularkan penyakit Filariasis?
3. Bagaimana penjelasan mengenai penyakit Filariasis secara menyeluruh?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Daur Hidup
Cacing dewasa jantan dan betina hidup disaluran dan kelenjar limfe, bentuknya halus
seperti benang dan berwarna putih susu. Cacing betina berukuran 65-100 mm x 0,25
mm dan yang jantan 40 mm x 0,1 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang
bersarung dengan ukuran 250 – 300 mikron x 7 – 8 mikron. Mikrofilaria hidup didalam
darah dan terdapat dialiran darah tepi pada waktu-waktu tertentu saja, jadi mempunyai
periodisitas. Pada umumnya mikrofilaria Wuchereria Bancrofty bersifat periodisitas
nokturna, artinya mikrifilaria hanya terdapat didalam darah tepi pada waktu malam.
Pada siang hari, mikrofilaria terdapat dikapiler alat dalam (paru, jantung, ginjal, dsb).
Didaerah pasifik, mikrofilaria Wuchereria Bancrofty mempunyai periodisitas sub periodik
diurna. Mikrofilaria terdapat didalam darah siang dan malam, tetapi jumlahnya lebih
banyak pada waktu siang. Di MuangThai terdapat suatu daerah yang mikrofilarianya
bersifat sub periodik nokturna. Faktor-faktor ynag dapat mempengaruhi periodisitas
mikrofilaria adalah kadar zat asam dan zat lemas didalam darah, aktivitas hospes, “irama
sirkadian”, jenis hospes dan jenis parasit, tetapi secara pasti mekanisme periodisitas
mikrofilaria tersebut belum diketahui.
Didaerah perkotaan, parasit ini ditularkan oleh nyamuk Culex Quinque-fasciatus.
Dipedesaan, vektornya adalah nyamuk Anopheles atau nyamuk Aedes. Parasit ini tidak
ditularkan oleh nyamuk mansonia. Daur hisup parasit ini memerlukan waktu sangat
panjang. Masa pertumbuhan parasit didalam nyamuk kurang lebih 2 minggu.
C. Penyakit Filariasis
1. Pengertian
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika
seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok cacing nematoda
parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. Filariasis biasanya dikelompokkan
menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat
bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan (bawah jaringan kulit), dan filariasis
rongga serosa (serous cavity). Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia
malayi, dan Brugia timori[1]. bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang
tungkai dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing
mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus
medinensis Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya)
sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui jarang
menyerang (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di bawah lapisan
kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella perstans dan Mansonella
ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau
lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus, oleh kopepoda (Crustacea).
B. Pencegahan
Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi
kontak dengan vektor) misalnya menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup
ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk, mengoleskan kulit dengan
obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak memakai
pakaian berwarna gelap karena dapat menarik nyamuk, dan memberikan obat anti-
filariasis (DEC dan Albendazol) secara berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di
daerah endemis. Dari semua cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja
dengan memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara 3M.
Filariasis hanya dapat tersebar melalui vektor yang terinfeksi larva infektif. Pencegahan
untuk mengurangi kontak antara manusia dan vektor serta menurunkan jumlah infeksi
dengan mengadakan pencegahan pada hospes (manusia).
C. Rehabilitasi
Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun,
kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Artinya, beberapa bagian tubuh
yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi tubuh yang
membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. W.bancrofti merupakan parasit manusia dan menyebabkan filariasis bankrofti atau
wukereriaisis bankrofti. Penyakit ini tergolong dalam filariasislimfatik, bersamaan
dengan penyakit yang disebabkan oleh Brugia malayi dan Brugia timori W.bancrofti tidak
terdapat secara alami pada hewan.
2. Cacing Wuchereria Bancrofty menyebabkan penyakit filariasis dengan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
3. Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika
seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok cacing nematoda
parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea.
B. SARAN
Sebaiknya untuk masyarakat yang berada didaerah endemis Filariasis lebih menjaga dan
memelihara lingkungannya agar meminimalisir terjadinya KLB Filariasis. Tindakan
pencegahan sangat penting dilakukan seperti menggunakan kelambu sewaktu tidur,
menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk, mengoleskan kulit
dengan obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak
memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik nyamuk, dan memberikan obat
anti-filariasis (DEC dan Albendazol) secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
makalah parasitology
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di daerah iklim
tropis, kemungkinan terjadinya penyakit filariasis atau kaki gajah lebih besar
daripada didaerah yang beriklim sedang maupun dingin. Filariasis merupakan
jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada,
kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Filariasis (penyakit kaki gajah)
atau juga dikenal dengan elephantiasi yaitu penyakit menular dan menahun yang
disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan berbagai
spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga saat ini telah
diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes
dan Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran
kaki, tangan, dan organ kelamin
Filariasis merupakan kelompok penyakit pada manusia maupun hewan yang
disebabkan oleh infeksi parasit Nematoda, ordo filaridae yang biasa disebut
filariae. Penyakit ini baru menimbulkan gejala setelah terpapar selama beberapa
tahun, oleh sebab itu pada anak-anak jarang mengalami filariasis klinis yang
bermakna.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit filariasis
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit filariasis
3. Untuk mengetahui morfologi penyakit filariasis
4. Untuk mengetahui gejala dari penyakit filariasis
5. Untuk mengetahui diagnosa penyakit filariasis
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit filariasis
BAB II
ISI
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar tubuh suatu
organisme hidup. Berikut ini adalah morfologi penyakit filariasis.
• Larva stadium 1 panjangnya kurang lebih 147 mikron, bentuknya seperti sosis,
ekornya panjang dan lancip.
• Larva stadium 2 panjangnya kurang lebih 450 mikron, bentuknya lebih gemuk
dan lebih panjang daripada bentuk stadium 1, ekornya pendek seperti kerucut.
• Larva stadium 3 panjangnya kurang lebih 1200 mikron, bentuknya langsing,
pada ekornya terdapat 3 buah papil.
• Mikrofilaria panjangnya kurang lebih 250 mikron, besarung pucat (pewarnaan
hematoxilin), lekuk badan halus, panjang ruang kepala sama dengan lebarnya, inti
halus dan teratur, tidak ada inti tambahan.
• Cacing dewasa (mikrofilaria) halus seperti benang, warna putih kekuningan.
• Cacing jantan panjangnya kurang lebih 40 mm ekornya melingkar, mempunyai 2
spikula.
• Cacing betina panjangnya 65 - 100 mm, ekor lurus berujung tumpul.
Dosis dewasa: 6 mg / kg / hari dalam dosis terbagi, setelah makan, selama > 12
hari, sering dalam 3 minggu. Dosis rendah ( kurang lebih 2-3 mg / kg / hari )
biasanya dianjurkan untuk 3 hari pertama pengobatan untuk menurunkan resiko
efek samping. Pada anak usia < 2 tahun tidak diberikan, tapi untuk usia lebih dari
2 tahun, dosis sama dengan orang dewasa. Kontra indikasi bila terjadi reaksi
hipersensitivitas. Individu yang lebih muda dengan limfangitis akut harus
diberikan DEC 50 mg pada hari I, 2 x 50 mg pada hari II, 3 x 50 mg pada hari 3
dan 10 mg / kg BB pada hari ke 4-21. Pada pengobatan masal, pemberian DEC
dosis standar tidak dianjurkan mengingat efek samping yang dapat ditimbulkan.
Untuk itu DEC diberikan dengan dosis rendah dengan jangka waktu pemberian
lebih lama untuk mencapai dosis total yang sama. Jika terjadi demam, nyeri
kepala atau pembengkakan sendi maka pengobatan harus dihentikan dan diberikan
kortikosteroid. Ivermectin (Mectizan, 22, 23- dihidroavermectin) merupakan
derivat macrocyclic lactone dari Avermectin yang mempunyai aktivitas luas
terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh mikrofilaria. Dosis
dewasa adalah 150-200 µg / kg p.o.,dosis tunggal, diberikan kurang lebih 2-3
bulan sekali. Pada anak dengan usia < 5 tahun atau berat badan < 15 kg tidak
dianjurkan sedangkan anak usia 5 tahun atau berat badan > 15 kg, dosis
pemberian seperti dosis dewasa. Kontraindikasi untuk penderita dengan
hipersensitivitas dan penyakit berat lain yang terjadi bersamaan, ibu hamil dan
menyusui. Efek samping yang ditimbulkan lebih ringan daripada DEC.
2. Pencegahan
Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk
(mengurangi kontak dengan vektor) misalnya menggunakan kelambu sewaktu
tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk,
mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang yang
menutupi kulit, tidak memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik
nyamuk, dan memberikan obat anti-filariasis (DEC dan Albendazol) secara
berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah endemis. Dari semua
cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas
nyamuk itu sendiri dengan cara 3M.
Filariasis hanya dapat tersebar melalui vektor yang terinfeksi larva infektif.
Pencegahan untuk mengurangi kontak antara manusia dan vektor serta
menurunkan jumlah infeksi dengan mengadakan pencegahan pada hospes
(manusia).
3. Rehabilitasi
Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun,
kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Artinya, beberapa bagian
tubuh yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi
tubuh yang membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya
yaitu:
1. Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah
tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok
cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea.
2. Penyakit kaki gajah (filariasis) ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan
mikroskopis darah.
3. lariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi
kontak dengan vektor)
4. Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis
dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC dapat
membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang.
B. Saran
Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis
karena penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga
akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan penanganan kasus
filariasis ini pula, diharapkan Indonesia mampu mewujudkan program Indonesia
Sehat Tahun 2010.
Diposkan oleh chayyooooooo....!! di Rabu, Maret 23, 2011 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Berbagi ke Google Buzz
Label: tugas quw
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di daerah iklim
tropis, kemungkinan terjadinya penyakit filariasis atau kaki gajah lebih besar
daripada didaerah yang beriklim sedang maupun dingin. Filariasis merupakan
jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada,
kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Filariasis (penyakit kaki gajah)
atau juga dikenal dengan elephantiasi yaitu penyakit menular dan menahun yang
disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan berbagai
spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga saat ini telah
diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes
dan Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran
kaki, tangan, dan organ kelamin.
Untuk menangani kasus filariasis, WHO telah membuat Kesepakatan Global (The
Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by
The Year 2020) yaitu program pengeliminasian filariasis secara masal. Upaya
pemberantasan filariasis tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata. Masyarakat
juga harus ikut memberantas penyakit ini secara aktif. Dengan mengetahui
mekanisme penyebaran filariasis dan upaya pencegahan, pengobatan serta
rehabilitasinya, diharapkan program Indonesia Sehat Tahun 2010 dapat terwujud
salah satunya adalah terbebas dari endemi filariasis.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit filariasis
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit filariasis
3. Untuk mengetahui morfologi penyakit filariasis
4. Untuk mengetahui gejala dari penyakit filariasis
5. Untuk mengetahui diagnosa penyakit filariasis
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit filariasis
BAB II
ISI
2. Pencegahan
3. Rehabilitasi
Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun,
kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Artinya, beberapa bagian
tubuh yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi
tubuh yang membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya
yaitu:
1. Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah
tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok
cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea.
2. Penyakit kaki gajah (filariasis) ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan
mikroskopis darah.
3. lariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi
kontak dengan vektor)
4. Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis
dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC dapat
membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang.
B. Saran
Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis
karena penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga
akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan penanganan kasus
filariasis ini pula, diharapkan Indonesia mampu mewujudkan program Indonesia
Sehat Tahun 2010.
Diposkan oleh chayyooooooo....!! di Rabu, Maret 02, 2011 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Berbagi ke Google Buzz
Label: tugas quw
makalah parasitologi
PARASIT
Parasit adalah organisme yang hidup permanen atau sementara dalam tubuh host
dengan tujuan mengambil sumber makanan dan mendapatkan perlindungan dari
host.Host adalah organisme yang menampung parasit tersebut.Hubungan parasit
dan host yang berguna untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut
parasitisme.
Klasifikasi Parasit:
1. Parasit Obligat
Parasit obligat tidak dapat hidup tanpa host atau sangat bergantung pada kehadiran
host.Parasit jenis ini hidup permanen dalam tubuh host.
2. Parasit Fakultatif (Parasit Opportunis)
Organisme yang dibawah kondisi menguntungkan dapat hidup bebas atau sebagai
parasit ,misalnya amoeba yang hidup bebas (naegleria dan acanthamoeba)
3. Parasit temporer atau intermitten
Parasit yang sebagian masa hidupnya,hidup bebas,sewaktu-waktu akan menjadi
parasit contohnya strongyloides stercoralis
4. Coprozoic (Parasit Palsu)
Merupakan spesies asing yang telah melewati saluran makanan tanpa menginfeksi
host atau tidak menyebabkan efek tertentu.
5. Parasit insidentil
Apabila parasit kebetulan bersarang pada hospes yang biasanya tidak
dihinggapinya.
6. Pseudoparasit
Merupakan artefak yang mirip parasit,seringkali disangka sebagai parasit.
Menurut tempat hidupnya :
1. Ectoparasit
Parasit yang hidup di luar tubuh host,yakni dengan menempel pada kulit atau
untuk sementara menyerang bagian superfisial jaringan dari tubuh host.Cara
menginvansinya disebut infestasi.contoh parasitnya adalah scabies,kutu yang ada
pada kulit.
2. Endoparasit
Hidup dalam tubuh host dan cara menginvansinya disebut infeksi.contohnya
adalah tripanosoma vaginalis.
HOST
Klasifikasi Host:
1. Definitive Host
Host dimana parasit mencapai kematangan seksual dan bentuk dewasa dari parasit
hidup atau dimana tahap reproduksi seksual terjadi.
2. Intermediate Host
Host dimana bentuk belum dewasa atau larva dari parasit bertempat tinggal atau
host dimana parasit mengalami tahap reproduksi aseksual.
3. Paratenic Host
Host tempat berlindung parasit saat berada dalam tahap istirahat dari
perkembangannya tapi parasit masih memiliki kemampuan untuk melanjutkan
siklusnya pada host berikutnya yang sesuai.
4. Vector
Host yang mampu menyebarkan penyakit ke manusia.Ada dua jenis vektor ,yaitu
vektor mekanis(phoretik) dan vektor biologis.Vektor biologis adalah vektor
dimana sebagian siklus hidup parasit tersebut terjadi pada tubuh vektor tersebut.
Banyak parasit yang memiliki daur hidup yang sederhana dan langsung,yaitu
stadium infektif (kista spora atau larva motil) yang dilepaskan oleh hospes dan
diambil hospes lain,kemudian parasit tumbuh dan berkembang.Spesies parasit lain
dapat memiliki siklus hidup yang rumit dan tidak langsung,seringkali
membutuhkan satu atau lebih host sementara.
Morfologi Parasit
Parasit dapat terdiri dari satu sel disebut protozoa atau banyak sel disebut
metazoa yaitu helminth dan arthropoda.
Morfologi protozoa mirip morfologi sel secara umum,yaitu terdapat dinding
sel,protoplasma ,inti serta bagian lainnya.
padaTidak terdapat organ yang memiliki fungsi-fungsi tertentu seperti binatang
yang lebih tinggi tingkatannya,misalnya sistem pencernaan makanan dan aliran
darah.
Morfologi parasit akan sesuai dengan lingkungannya.misalnya stadium kista dari
protozoa yang memiliki dinding kuat,sehingga dapat bertahan dalam waktu yang
lama.
Epidemiology dan Distribusi Geografik
Epidemiology adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor frekuensi serta
distribusi dari suatu penyakit.
Distribusi Geografi dari parasit:
1. Cosmopolitan : Parasit ada di hampir seluruh dunia
2. Regional :Parasit tersebar di beberapa daerah saja
3. Local : Parasit tersebar hanya pada satu daerah
Epidemiology Parasit bergantung pada:
1. Sumber Infeksi (penderita ataupun host)
2. Kondisi lingkungan(iklim,curah hujan,suhu,sinar matahari,kelembapan)
3. Ketersediaan vektor penyebar (untuk infeksi yang membutuhkan vektor)
4. Kondisi Populasi ( kepadatan,Cultural habit dan tingkat pendidikan)
Pengobatan
Pengobatannya dapat berupa pengobatan masal atau perorangan.Pada pengobatan
penyakit harus diperhatikan:
- Obat-obat berupa obat kemoterapi dengan efek letal terhadap parasit dan efek
minimal pada host.
- Kadang-kadang diperlukan tindakan bedah
- Memperbaiki keadaan umum daya tahan penderita
- Disertai dengan perbaikan sanitasi limgkungan.
ZOOPARASITE
1. Protozoa
- Merupakan organisme uniseluler eukariot,berukuran kecil dan tidak terlihat
tanpa mikroskop.Termasuk dalam parasit saluran pencernaan,parasit darah dan
parasit jaringan
- Semua siklus hidupnya ada diluar tubuh manusia dan hampir semuanya dapat
bermultiplikasi pada manusia.
- Infeksinya dapat melalui proses menelan makanan,penghirupan udara atau
melalui gigitan serangga
- Tidak ditemukan eosinophilia pada infeksi protozoa.
- Semuanya memiliki fase trophozoite yang rentan atau rapuh dan bentuk kista
yang lebih resistan.
- Pengambilan makanan melaui cara difusi dan terdapat tiga cara makan lain
yaitu :fagositosis,pinositosis dan cara makan lewat sitostoma
- Respirasi dilakukan baik secara aerobik (misalnya :plasmodium) maupun secara
anaerobik (misalnya entamoeba histolytica).Parasit lebih banyak melakukan
fermentasi aerobik dan anaerobik daripada oksidasi sempurna.
- Reproduksi protozoa terdiri dari Pembelahan biner sederhana,Pembelahan
multipel berganda (skizogoni) atau reproduksi integrasi seksual dan aseksual yang
rumit.
KLASIFIKASI
Protozoa dibagi kedalam 7 phyla,4 yang penting yaitu:
a. Sarcomastigophora
Protozoa dengan inti tipe tunggal ,reproduksi seksual,organel untuk gerak berupa
flagella pseudopodia atau keduanya.
b. Apicomplexa
Apikal kompleks (tampak dengan mikroskop elektron )umumnya memiliki cincin
polar ,roptris ,mikroneme,konoid dan memiliki subpelikular mikrotube pada
beberapa stadium,reproduksi seksual dengan singami.
c. Microspora
Parasit intraselular dengan ukuran kecil dengan spora berasal dari sel
tunggal,dalam suatu kapsul yang tidak terbagi berisi sebuah ameboid.
d. Ciliophora
Silia sederhana atau suatu organel silier yang khas dan kompleks,biasanya dengan
dua tipe inti,pembelahan biner transversal dan ditemukan vakuola kontraktil yang
khas.
Menurut Habitat
• Protozoa usus dan rongga tubuh: entamoeba,balantidium coli,giardia
lamblia,trichomonas sp.
• Protozoa darah dan jaringan:Leishmania,trypanosoma,toxoplasma,plasmodium.
• Ameba jaringan otak primer : Naeglaria dan Acanthamoeba.
2. Metazoa
- Merupakan parasit multiseluler dengan struktur sel eukariot,berukuran besar dan
terlihat walaupun tanpa mikroskop.Termasuk dalam Nematoda (round
worms),Trematoda (flukes),cestoda (tepeworm) dan arthropoda.
- Semua siklus hidupnya diluar tubuh manusia dan kebanyakan tidak bisa
bermultiplikasi dalam tubuh manusia.
- Infeksinya dapat melalui proses menelan makanan ,penetrasi melalui kulit atau
gigitan serangga.
- Ditemukan eosinophilia pada infeksi oleh semua helminth.
- Helminth adalah salah satu kelas yang penting pada metazoa
NEMATODA
• Merupakan spesies dengan jumlah terbanyak,hidup bebas di air tawar,laut serta
lumpur dan perkebunan
• Cara memperoleh makanan ,diantaranya :(1) menggigit mukosa usus serta
mencerna darah (2) menusuk dan mencerna jaringan lisis hospes (3) Memakan
sari makanan lumen usus (4) Memakan sari makanan dari cairan tubuh hospes.
TREMATODA
Nama lain cacing daun
Karakteristik :
a. metazoa ( multiseluler)
b. berbentuk seperti daun
c. terdiri dari 3 lapisan
d. tidak memiliki rongga badan (acelomate) dan tidak memiliki sirkulasi darah
e. memiliki sisstem eksresi dan berakhir pada flame cell
f. umumnya bersifat hermaprodit
CESTOIDEA
Cestoda merupakan subklas dari klas Cestoidea. Disebut juga tapeworm (cacing
pita) masuk ke dalam phylum Plathyhelminthes (cacing pipih)
Karakteristik umum:
a. pipih dorsovebtral, seperti pita sehingga terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. kepala(scolex) delengkapi alat melekat/sucker pada ujung anterior kadang-
kadang dilengkapi dengan rostellum yang berkait ataupun tidak berkait
2. leher (neck) merupakan bagian sempit diantara kepala dan badan yg terus-
menerus berploriferasi untuk membentuk proglotid baru
3. badan disebut stobila. Bagian yang terdiri dari segmen-segmen (proglotid) ada
3 macam: * immature yg langsung melekat pada leher
* matur ( matang) memiliki alat kelamin lengkap
* gravid (hamil) berisi telur
b. bersifat hermaprodit
c. memiliki saluran saraf dan alat ekresi walaupun sederhana
d. acelomata, tidak memiliki sistem aliran darah dan saluran pencernaan makanan.
Makanan diarsorbsi melalui body wall tampak seperti vili pada usus manusia
diberi nama mocrothrix
Klasifikasi
Dibagi dala 2 ordo :
a. Ordo Pseudophyllidea
Kepala memilikii lekuk atau cealh yang disebut Bothrium
Contoh : Diphyllobothrium latum
b. Ordo Cyclophillidea
Kepala seperti mangkok dan memili batil isap
Contoh :
Taenia saginata
tidak punya cisticeroris, hospes definitif manusia, hospes perantara sapi, tahap
infectif cisticerus bovis, tahap diagnostik elur d tinja
Taenia solium
Punya cisticerosis hospes defenitif manusia, hospes perantara babi, tahap infectif
cisticerus cellulise,tahap diagnostok pada tinja