9
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang
melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
9
Karena SMK3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja
tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi
pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita
antara lain :
Manfaat Langsung :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja. 2. Menghindari kerugian material
dan jiwa akibat kecelakaan kerja. 3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena
tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.
Manfaat tidak langsung :
Kekurangan yang paling dasar adalah peraturan pendukung mengenai K3 yang masih terbatas
dibandingkan dengan organisasi internasional. Tapi hal ini masih dapat dimaklumi karena
masalah yang sama juga dirasakan oleh negara-negara di Asia dibandingkan negara Eropa atau
Amerika, karena memang masih dalam tahap awal. Selain itu sertifikasi SMK3 yang hanya dapat
dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja (Pemerintah) dirasakan kurang membantu promosi
terhadap SMK3 dibandingkan dengan sertifikasi ISO series, OHSAS, KOHSA (korea), yang
juga menggunakan badan sertifikasi swasta. Dan yang utama tentunya adalah peran aktif dari
pengusaha Indonesia yang masih belum mengutamakan K3 di Industrinya karena masalah klasik
yaitu cost (biaya).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi
menjadi
G Risiko Operasional
G Risiko Hazard
G Risiko Finansial
G Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring
dan evaluasi.
9
Risiko adalah ketidakpastian tentang kejadian di masa depan. Beberapa definisi tentang risiko,
sebagai berikut:
Konsep lain yang berkaitan dengan risiko adalah 9
, yaitu suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan terjadinya suatu kerugian, dan , yaitu keadaan dan kondisi yang dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril.
1. 9
, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari obyek
yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.
2. ñ
, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap
mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya peril.
3. ñ
, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan dan
menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.
4.
, suatu kondisi pengabaian atas peraturan atau perundang-undangan yang
bertujuan melindungi masyarakat sehinga memperbesar ter-jadinya peril.
Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Sumber
risiko dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung risiko atau ketidak-pastian dapat dibagi
sebagai berikut:
Pengidentifikasian risiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara sistematis dan
berkesinambungan atas risiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan. Karenanya
diperlukan
untuk pendekatan yang sistematik dalam menentukan kerugian potensial.
Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian
hak milik (
), kewajiban mengganti kerugian orang lain (
) dan
kerugian personalia (
).
yang dibangun sebelumnya untuk menemukan
risiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh sesuatu perusahaan.
Perusahaan yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan
metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang dianjurkan adalah;
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan kerja,
kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer risiko dapat mempelajari kemungkinan tentang
. Untuk itu keberhasilannya dalam mengidentifikasi risiko tergantung pada kerjasama
yang erat dengan bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan.
Manajer risiko dapat menggunakan tenaga pihak luar untuk proses meng-identifikasikan risiko,
yaitu agen asuransi, broker, atau konsultan manajemen risiko. Hal ini tentunya punya kelemahan,
dimana mereka membatasi proses hanya pada risiko yang diasuransikan saja. Dalam hal ini
diperlukan strategi manajemen untuk menentukan metode atau kombinasi metode yang cocok
dengan situasi yang dihadapi.
9
Manajemen RISIKO oleh Drs. Herman Darmawi Bumi Aksara 1992, 172 Halaman Manajemen
RISIKODrs. Herman DarmawiBumi Aksara1992