Anda di halaman 1dari 28

Peluang Mazhab Baru (Ekonomi Islam) Berkenaan dengan Krisis Keuangan Global

Kamis, 23 Oktober 2008 di STAIN Cirebon

By Abdul Aziz
Dosen Muamalah/Ekonomi Perbankan Islam STAIN Cirebon

Kronologi Krisis Keuangan Global Abad 20


1860-1921 Peningkatan Jumlah Bank di amerika s/d 19 Kali Lipat 1907 Krisis Perbankan Internasional dimulai di New York 1913 US Federal Reserve Sistem (Fedres didirikan) 1914 1918 Perang Dunia I 1920 Depresi Ekonomi di Jepang 1922 23 German mengalami hyper inflasi. Karena takut mata uang menurun nlainya, gaji dibayar sampai dua kali dalam sehari. 1927 Krisis Keuangan di Jepang (37 Bank tutup); akibat krisis yang terjadi pada bank-bank Taiwan1981 1901 Jumlah Bank bertambah 20 kali lipat 1929 30 The Great Crash (di pasar modal NY) & Great Depression (Kegagalan Perbankan); di US, hingga net national product-nya terbangkas lebih dari setengahnya. 1931 Austria mengalami krisis perbankan, akibatnya kejatuhan perbankan di German, yang kemudian mengakibatkan berfluktuasinya mata uang internasional. Hal ini membuat UK meninggalkan standard emas. 1944 66 Prancis mengalami hyper inflasi akibat dari kebijakan yang mulai meliberalkan perekonomiannya. 1944 46 Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis moneter. Ini merupakan krisis terburuk eropa. Note issues Hungaria meningkat dari 12000 million (11 digits) hingga 27 digits.

Kronologi Krisis Keuangan Global Abad 20


1945 48 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang dunia kedua. 1945 55 Krisis Perbankan di NigeriaAkibat pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945 (1950-1972) Periode tidak terjadi krisisLebih kurang akibat Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi disektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) tenang. 1971 Kesepakatan Breton Woods runtuh (collapsed). Pada hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat sistem dengan mekanisme bunganya tak dapat dibendung untuk tetap mempertahankan rezim nilai tukar yang fixed exchange rate. 1971-73 Kesepakatan Smithsonian(1 Ons emas = 38 USD). Dicoba untuk menenangkan kembali sektor keuangan dengan perjanjian baru. Namun hanya bertahan 2-3 tahun saja. 1973 Amerika meninggalkan standar emas. Akibat hukum uang buruk (foreign exchange) menggantikan uang bagus (dollar yang di-back-up dengan emas)-(Gresham Law). 1973 -... mengglobalnya aktifitas spekulasi sebagai dinamika baru di pasar moneter konvensional akibat penerapan floating exchange rate sistem. Periode Spekulasi; di pasar modal, uang, obligasi dan derivative. 1973 74 Krisis Perbankan kedua di Inggris; akibat Bank of England meningkatkan kompetisi pada supply of credit. 1974 Krisis pada Eurodollar Market; akibat west German Bankhaus ID Herstatt gagal mengantisipasi international crisis. 1978-80 Deep recession di negara-negara industri akibat boikot minyak oleh OPEC, yang kemudian membuat melambung tingginya interest rate negara-negara industri. 1980 Krisis Dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya.

Kronologi Krisis Keuangan Global Abad 20


1980 Krisis Hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur. 1982 Krisis Hutang di Mexico; disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis. 1987 The Great Crash (Stock Exchange), 16 Oct 1987 di pasar modal US & UK. Mengakibatkan otoritas moneter dunia meningkatkan money supply. 1994 Krisis di Mexico; kembali akibat kebijakan finansial yang tidak tepat. 1997 Krisis Keuangan di Asia Tenggara; krisis yang dimulai di Thailand, Malaysia kemudian Indonesia, akibat kebijakan utang yang tidak transparan. Krisis Keuangan di Korea; memiliki sebab yang sama dengan Asteng. 1998 Krisis Keuangan di Rusia; jatuhnya nilai Rubel Rusia (akibat spekulasi) 1998 Krisis Keuangan di Brazil 1999 Krisis Keuangan di Argentina (Roy & Glyn Davles, 1996 & Prancisco LR dan LR dan Luis R Batiz, 1985)

2008 Krisis Keuangan di Amerika Serikat???

Akar Masalah Krisis Global AS


Ekonom dan profesor di University of Texas, James Galbraith meyakini perekonomian AS akan mampu bertahan menghadapi hantaman krisis ini karena posisi mata uang dollar masih cukup kuat. Galbraith mengungkapkan keyakinannya bahwa sistem perekonomian kapitalis akan tetap eksis. Meski demikian, ia menyesalkan para pejabat dan pelaku usaha di AS yang tidak mau belajar dari pengalaman serupa. "Kita harus melihat dan menunggu. Tapi mereka tidak mau belajar dari kesalahan, sudah berapa kali hal seperti ini terjadi?" Menurut Galbraith, pemerintahan Bush lah yang telah merusak sistem ekonomi kapitalis yang dianut AS. Perilaku bank-bank di AS yang kurang berhati-hati, adalah akibat kebijakan-kebijakan Bush yang terlalu memberikan keleluasaan penuh bagi bank-bank untuk melakukan apapun tanpa pengawasan ketat pemerintah. " Ini adalah akibat fungsi sistem keuangan yang tidak dijalankan sesuai aturannya." tukas Galbraith. Ia mengatakan, krisis ini adalah tantangan bagi pemerintahan baru AS nanti. "Pemerintahan baru harus membuat filosofi yang berbeda dan serius berkomitmen untuk membawa perubahan baru bagi rakyatnya," kata Galbraith. Gerald Friedman, ekonom, profesor di University of Massachussets ragu mengatakan bahwa krisis ekonomi AS adalah tanda-tanda berakhirnya sistem ekonomi kapitalis. Meski demikian ia mengakui AS telah mengalami krisis finansial yang sangat serius dan jika salah menanganinya akan menyebabkan resesi yang cukup serius bahkan depresi. " Walau mungkin tidak seburuk depresi yang terjadi di era tahun 1929-1940-an, karena otoritas berwenang di AS mau bersikap kooperatif dengan krisis ini," ujar Friedman. "Dan yang lebih penting lagi, sebuah sistem kapitalis atau sistem sosial apapun hanya bisa dihancurkan oleh sistem yang berlawanan yang didukung oleh munculnya kelas-kelas dalam perekonomian," sambung Friedman. Namun ia mengingatkan, krisis ini akan bertambah buruk jika pemerintah tidak mengubah arah kebijakan. Dalam hal ini, pemerintah harus berusaha menyelamatkan perusahaan-perusahaan besar untuk membantu rakyatnya, paling tidak untuk mengindari ledakan pengangguran.

Akar Masalah Krisis Bukan Sistem Kapitalis


Yang paling yakin bahwa krisis di AS bukan pertanda akan berakhirnya sistem ekonomi kapitalis adalah Mark Weisbrot, salah satu direktur Center for Economic and Policy Research (CEPR). Alasannya, Bank Federal AS masih mampu menyediakan likuiditas sehingga krisis perlahan-lahan akan berakhir. Yang menjadi masalah, kata Weisbrot, adalah situasi ekonomi riil misalnya kondisi pasar uang yang mengalami gangguan akibat persoalan menggelembungnya pembiayaan untuk perumahan dan situasi akan terus berlanjut bahkan jika krisis yang dihadapi perbankan bisa diatasi. Sehingga masih akan terjadi kebangkrutan sejumlah institusi ekonomi yang tidak kuat secara finansial termasuk bangkrutnya sejumlah bank "Selama 40 tahun belakangan ini, telah banyak krisis yang terjadi. Krisis kali ini adalah krisis terburuk setelah depresi yang dialami AS pada era tahun 1930-an. Tapi saya tidak mau membesar-besarkannya," ujar Weisbrot. Weisbrot mengatakan, pemerintah AS harus mengubah kebijakannya dan harus cerdas dalam menerapkan kebijakan keuangan itu. Karena jika krisis berlanjut menjadi resesi, yang akan menjadi korban adalah masyarakat awam yang terancam kehilangan rumah-rumah mereka, kehilangan hak-hak dan tabungan mereka.

Akar Masalah Krisis Bukan Sistem Kapitalis


Yang paling yakin bahwa krisis di AS bukan pertanda akan berakhirnya sistem ekonomi kapitalis adalah Mark Weisbrot, salah satu direktur Center for Economic and Policy Research (CEPR). Alasannya, Bank Federal AS masih mampu menyediakan likuiditas sehingga krisis perlahanlahan akan berakhir. Yang menjadi masalah, kata Weisbrot, adalah situasi ekonomi riil misalnya kondisi pasar uang yang mengalami gangguan akibat persoalan menggelembungnya pembiayaan untuk perumahan dan situasi akan terus berlanjut bahkan jika krisis yang dihadapi perbankan bisa diatasi. Sehingga masih akan terjadi kebangkrutan sejumlah institusi ekonomi yang tidak kuat secara finansial termasuk bangkrutnya sejumlah bank "Selama 40 tahun belakangan ini, telah banyak krisis yang terjadi. Krisis kali ini adalah krisis terburuk setelah depresi yang dialami AS pada era tahun 1930-an. Tapi saya tidak mau membesar-besarkannya," ujar Weisbrot. Weisbrot mengatakan, pemerintah AS harus mengubah kebijakannya dan harus cerdas dalam menerapkan kebijakan keuangan itu. Karena jika krisis berlanjut menjadi resesi, yang akan menjadi korban adalah masyarakat awam yang terancam kehilangan rumah-rumah mereka, kehilangan hak-hak dan tabungan mereka. Seorang pakar di Competitive Enterprise Institute John Berlau termasuk orang yang dengan tegas mengatakan, bahwa sistem kapitalis akan tetap eksis seberat apapun krisis yang dialami AS. Alasannya, sudah sejak lama AS tidak menerapkan sistem kapitalis murni. "Sistem perbankan kita sudah diawasi dengan ketat, tapi kita sudah mengesampingkan aturanaturan untuk bank-bank. Kita harus berani menghapus aturan-aturan itu sehingga bank-bank bisa berkompetisi dengan sehat," kata Berlau. "Saya pikir, sudah saatnya kita memodernisasi regulasi dan memperbaharui aturan-aturan perbankan."

Akar Masalah Krisis Bukan Sistem Kapitalis


Pakar ekonomi lainnya James S. Henry yang juga penulis buku "The Blood Bankers" berpendapat yang terjadi bukan akhir dari sistem kapitalis tapi awal agar lebih berhati-hati dalam menerapkan regulasi di sektor keuangan dan perumahan. Tapi, kata Henry, tidak bisa dipungkiri bahwa krisis yang menimpa AS telah mengubah sifat dasar dari sistem kapitalis. Ironisnya, hal itu terjadi karena campur tangan pemerintah yang didominasi tokoh-tokoh yang ingin menerapkan pendekatan neo-liberal dalam sistem kapitalis. Lebih lanjut Henry mengatakan, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan akan terjadinya kebangkrutan ekonomi AS karena yang terjadi sekarang cuma stagnansi ekonomi.

Akar Masalah Krisis Global di Sisi Lain


Banyak pakar; termasuk Edy Suandi Hamid (Ekonom) dan Munrokhim (Ekonomi Islam) berpendapat bahwa krisis ini dipicu oleh keserakahan para spekulan dalam sistem kapitalismeneoliberalisme yang ingin terus mengeruk untung, namun akhirnya malah buntung. Melimpahnya likuiditas di pasar AS merupakan awal dari krisis ini. Uang yang melimpah ini harus diputar, maka menggelontorlah uang tersebut dalam bentuk kredit mudah dan bunga murah untuk perumahan. Tawaran ini sangat menggiurkan, sehingga para penduduk AS sulit sekali menolaknya. Namun, harga minyak yang meroket dan resesi ekonomi AS membuat para spekulan kesulitan membayar utang mereka. Kredit perumahan macet, selanjutnya mengimbas kepada produk derivatifnya. Kerugian sangat signifikan dialami hampir semua bank dan lembaga keuangan besar lain di AS. Sampai-sampai Lehman Brothers pun ambruk. Krisis keuangan pun mulai..

Analisis Akar Masalah Krisis Global


AS panik, dunia juga. Bagaimana tidak?! Lembaga keungan sebesar (bank investasi terbesar keempat di AS) dan setua itu (berusia 158 tahun), dan asetnya sebesar USD 639 milyar saja collapse. Kepanikan ini sampai membuat dedengkot kapitalisme dunia, AS, harus mengambil keputusan yang selama ini ditentangnya: mempersilakan campur tangan pemerintah untuk mengatur keadaan sehingga krisis keuangan tersebut bisa diatasi. Campur tangan itu berupa bailout (dana talangan) sebesar USD 700 milyar Edy dan Munrokhim berpendapat bahwa bailout menunjukkan bahwa sistem kapitalisme-neoliberalisme, meski sudah dipayakan menjadi fundametal dari ekonomi global ternyata tidak setangguh seperti yang dikirakan orang. Kedua pakar sepakat bahwa inilah saatnya dunia menengok system ekonomi lain, misal Ekonomi Pancasila atau Ekonomi Islam yang nilai-nilainya lebih cocok dengan masyarakat universal (Indonesia khususnya). Edy bahkan menambahkan Bisa jadi, salah satu penyebab krisis keuangan di AS itu dipicu oleh gaji para manajer lembagalembaga keuangan di AS yang mencapai angka fantastis: milyar dollar atau trilyun rupiah setahun. Demi mengejar gaji tersebut, mereka melakukan apapun, termasuk spekulasi memperjual belikan paket-paket kredit tersebut di atas.

Analisis dan Usulan Munrokhim


Munrokhim menghimbau masyarakat agar tidak panik berlebihan. Ia percaya bahwa krisis ini hanya krisis keuangan, bukan krisis ekonomi. Karena itu biarkan saja, gak usah panik, karena nanti akan rebound sendiri. Yang diperlukan adalah antisipasi dampak moneternya karena bisa berimbas pada sektor riil, maupun perbankan. Bailout akan menyedot cadangan devisa negara. Tapi sayangnya, hingga kini pemerintah kita belum melakukan tindakan apapun. Padahal nanti jika terjadi krisis betulan, semuanya akan kena. Kaitannya dengan sistem ekonomi alternatif, Munrokhim memberikan contoh bahwa di Korsel ada UU yang mengatur bahwa tiap orang harus mengasuh orangtuanya selama 18 tahun (yaitu lama waktu pengasuhan yang sesuai dengan masa pengasuhan orang tua terhadap masing-masing anaknya). UU tersebut didasarkan pada ajaran Kofusius. Untuk Indonesia, bahkan dunia. menurut Munrokhim, Ekonomi Islam adalah pilihan yang tepat bagi rakyat Indonesia khususnya, karena nilai-nilai yang mendasarinya sangat humanis dan universal yang secara praktis sudah diterima masyarakat (dunia), tinggal menunggu legalisasinya saja. Ia menegskan bahwa Ekonomi Islam adalah kapitalisme dengan spirit sosialisme.

Usulan-usulan
Apa yang harus dilakukan Pemerintah? untuk mencegah agar dampak krisis tidak meluas: hendaknya transaksi dollar Amerika dipajaki secara progresif agar orang yang mau berspekulasi jual/beli dollar berpikir panjang, sebab keuntungan tidak hanya untuk dirinya, akan tetapi akan terdistribusi ke masyarakat. Sayangnya hal itu belum dilakukan pemerintah Indonesia. Di negeri ini, para spekulan dollar dalam sepekan bisa dapat keuntungan lima milyar rupiah, tapi mulus, tidak dikenai pajak. Padahal uang yang terdistribusi dari pajak bisnis jual/beli dollar tadi selanjutnya apat digunakan untuk menggerakkan sektor riil. Efektifitas pajak jual-beli dollar akan lebih meningkat bila pemerintah juga menetapka kebijakan fiskal melalui pengurangan rate pajak supaya ekonomi riil tetap jalan. Ini diperlukan karena pemerintah masih kesulitan mengumpulkan sumber dana akibat harga minyak yang meroket., katanya. Disisi lain krisis ini membawa berkah; kredit subprime dan prime akan mengakibatkan permintaan minyak dunai turun yang selanjutnya akan membuat harga minyak turun. Jadi pemerintah sebenarnya telah diuntungkan oleh situasi ini.

Usulan Agus Harjito (Pakar Keuangan)


Kenapa dan dengan cara apa krisis keuangan di AS bisa berimbas ke perekonomian kita. Menurutnya, pasar modal diseluruh negara di dunia terintegrasi satu dengan lainnya. Sehingga bila terjadi krisis keuangan di suatu negara akan berimbas ke negara lain. Krisis itu masuk ke Indonesia melalui saham-saham blue chip (saham yang sangat diminati karena memberi keuntungan besar) yang jika harganya turun sedikit saja akan diikuti penurunan demand secara signifikan. Misal, jika terjadi penurunan harga di atas 10%, maka pemerintah sampai-sampai perlu men-delay sementara penjualan saham-saham blue chip nya. Kemudian jika harga saham naik kembali, maka pemerintah perlu: a) buyback saham agar demand naik dan harga juga naik, b) mengatur emiten yang akan masuk ke pasar saham, c) short sale yaitu menjual saham yang sedang turun harganya untuk dibeli kembali lain kali ketika harganya lebih rendah, dengan demikian akan ada keuntungan, dan d) menggalakkan UKM/koperasi. Demikianlah cara yang diusulkan Agus kepada pemerintah dalam mengantisipasi/ meengatasi pengaruh krisis keuangan seperti sekarang ini.

Usulan Pakar Fiskal dan Sektor Riil


Jaka Sriyana, pilar sebuah perekonomian adalah fiskal (APBN) dan meneter. Bila ekonomi kita terkena dampak krisis keuangan di AS, itu lebih disebabkan oleh buruknya tata kelola APBN atau ketiadaan kemampuan pemerintah dalam mengendalikan penggunaan uangnya. Nah, sebelum krisis melanda perekonomian kita, maka dalam waktu singkat, pemerintah sebaiknya mempercepat belanja negara. Masalahnya adalah bagaimana dan untuk apa uang itu digunakan. Jaka tidak setuju penutupan surat-surat utang negara. Baginya cara itu tidak mengatasi krisis, karena bagi dia fundamental krisis itu di fiskal atau moneter. Rekomendasinya adalah kurangi pajak untuk menggalakkan sektor riil, namun usahakan agar tidak menimbulkan defisit keuangan. Sebab bila terjadi defisit maka para investor akan terpengaruh. Suharto, ekonomi Indoensai terjerumus pada liberalisasi sistem ekonomi. Dalam eknomi letupan-letupan ekonomi adalah keniscayaan. Cara atasi krisis ekonomi: bangkitkan sektor riil dengan cara mendorong konsumsi masyarakat. Ekonomi Indonesia sekarang adalah bubble economic, yaitu barang dan jasa lebih kecil jumlahnya dibanding dengan jumlah uang yang beredar. Agar Indonesia lebih kebal terhadap pengaruh krisis, Suharto mengusulkan konsep lama namun bagi dia masih cukup mangkus: a) mestinya ekonomi Indonesia itu inward looking (domestik), b) ekspor harus diubah dari bahan mentah menjd produk jadi industri yang bernilai tinggi, dan c) harus dikembangkan sistem ekonomi yang bertumpu pada sektor riil.

Usulan Agustianto (Pakar Ekonomi Islam)


Sementara itu, menurut pakar ekonomi Islam, penyebab utama krisis adalah kepincangan sektor moneter (keuangan) dan sektor riel yang dalam Islam dikategorikan dengan riba. Sektor keuangan berkembang cepat melepaskan dan meninggalkan jauh sektor riel. Bahkan ekonomi kapitalis, tidak mengaitkan sama sekali antara sektor keuangan dengan sektor riel. Tercerabutnya sektor moneter dari sektor riel terlihat dengan nyata dalam bisnis transaksi maya (virtual transaction) melalui transaksi derivatif yang penuh ribawi. Tegasnya, Transaksi maya sangat dominan ketimbang transaksi riil. Transaksi maya mencapai lebih dari 95 persen dari seluruh transaksi dunia. Sementara transaksi di sektor riel berupa perdagngan barang dan jasa hanya sekitar lima persen saja.

Menurut analisis lain, perbandingan tersebut semakin tajam, tidak lagi 95 % : 5 %, melainkan 99 % : 1 %. Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation and derivative market) dunia berjumlah US$ 1,5 trillion hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi pada perdagangan dunia di sektor riil hanya US$ 6 trillion setiap tahunnya (Rasio 500 : 6 ), Jadi sekitar 1-an %. Celakanya lagi, hanya 45 persen dari transaksi di pasar, yang spot, selebihnya adalah forward, futures,dan options. Islam sangat mencela transaksi dirivatif ribawi dan menghalalkan transaksi riel. Hal ini dengan tegas difirmankan Allah dalam Surah Al-Baqarah : 275 : Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Sebagaimana disebut di atas, perkembangan dan pertumbuhan finansial di dunia saat ini, sangat tak seimbang dengan pertumbuhan sektor riel. Realitas ketidakseimbangan arus moneter dan arus barang/jasa tersebut, mencemaskan dan mengancam ekonomi berbagai negara.

Analisis Peter Drucker ttg Krisis Keuangan Global Pakar manajamen tingkat dunia, Peter Drucker, menyebut gejala ketidakseimbangan antara arus moneter dan arus barang/jasa sebagai adanya decopling, yakni fenomena keterputusan antara maraknya arus uang (moneter) dengan arus barang dan jasa. Fenomena ketidakseimbangan itu dipicu oleh maraknya bisnis spekulasi (terutama di dunia pasar modal, pasar valas dan proverti), sehingga potret ekonomi dunia seperti balon saja (bubble economy).

Apa sih sebenarnya Ekonomi Kapitalis????


Teori Klasik Adam Smit (Prinsip Dasar Masyarakat Kapitalis), terdiri dari: 1. Milik pribadi (private property), 2. Motif mencari laba (the profit motive), 3. Persaingan bebas (free competition) Kapitalis Modern (Light, Keller dan Colhum) 1. Pemupukan modal (capital accumulation), 2. Penciptaan kekayaan (the creation of wealth), 3. Ekspansionisme. Hal ini adalah pengembangan dari kapitalisme klasik yang bersifat hedonistic-personality atau individualisme. Kapitalis Neo Modern 1. Kapitalisme keluarga (family capitalism), 2. Managerial capitalism, dan 3. Institutional capitalism.

Ciri-ciri Utama Kapitalisme


ia menganggap ekspansi kekayaan yang dipercepat, produksi maksimum dan pemuasan keinginan sesuai dengan preferensi individu sebagai sesuatu yang sangat penting untuk kesejahteraan manusia; ia menganggap kebebasan individu tanpa batas untuk mencari kekayaan pribadi dan untuk memiliki dan mengatur kepemilikan pribadi (private property) sebagai sebuah keharusan bagi inisiatif individu; ia mengasumsikan inisiatif individu bersama dengan pengambilan keputusan yang terdesentralisasi dalam operasi pasar bebas sebagai syarat yang mencukupi untuk mewujudkan efisiensi optimum pengalokasian sumber daya; ia tidak mengakui perlunya peranan penting pemerintah atau pertimbangan-pertimbangan nilai kolektif baik dalam efisiensi alokasi maupun keadilan distribusi; dan ia mengklaim bahwa pemenuhan kepentingan pribadi oleh semua individu juga akan secara otomatis memenuhi kepentingan social bersama. (Umar Chapra)

Upaya Pemerintah
Pemerintah berencana membeli kembali saham (share buy back) sebagian BUMN dengan dana lebih dari Rp 10 triliun.

Usulan KADIN
Bank Indonesia perlu merelaksasi (mengendurkan) kebijakan uang ketat melalui perubahan kebijakan terkait likuiditas. Seperti penurunan tingkat giro wajib minimum yang dikaitkan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR), perluasan repo Surat Utang Negara (SUN) untuk jangka waktu yang lebih panjang. Kedua, pemerintah perlu mempercepat pembelanjaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara agar mengembalikan likuiditas di sektor keuangan yang sebelumnya ditarik melalui SUN. Ketiga, Bank Indonesia dan pemerintah perlu memperkuat protokol implementasi jaring pengaman finansial dan peran sebagai lender of the last resort. Keempat, meningkatkan kepercayaan pada sektor keuangan nasional dengan meningkatkan jumlah dana yang ditanggung Lembaga Penjamin Simpanan Kelima , pemerintah perlu mendorong penempatan dana valuta asing di perbankan besar. Keenam, perlu dibentuknya finansial pol secara khusus guna membiayai proyek-proyek yang bersifat prioritas seperti infrastruktur. Ketujuh, Bank Indonesia diharapkan dapat berkoordinasi dengan Bank Sentral negara Asean lainnya untuk memperoleh cadangan devisa tambahan.

Peluang Mazhab Baru dalam Ekonomi


Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd mengatakan bahwa global economic crisis ini merupakan hasil dari comprehensive failure of extreme capitalism. Rudd mengungkapkan bahwa keserakahan dan ketakutan (greed and fear) sebagai twin evils yang menjadi akar penyebab dari kehancuran sector keuangan dunia. Tatakelola korporasi yang lebih mengedepankan keserakahan daripada integritas menjadi salah satu penyebab kehancuran system keuangan ini. Dalam laporan tentang pertemuan pemimpin Eropa di Brussel oleh Economist.com, Presiden Sarkozy dari Prancis mengungkapkan bahwa Masyarakat Ekonomi Eropa meminta diselenggarakannya Global Summit yang membahas tentang pembuatan a new form of capitalism based on moral values, and the effective regulation and supervision of all corners of the financial world. Ide global summit ini akan disampaikan oleh Jose Manuel Barroso, Presiden komisi Eropa, di Camp David pada Sabtu (18 Okt 2008) nanti. Pertemuan ini merupakan pertemuan yang akan menawarkan Britton Woods baru. Sebelumnya Gordon Brown perdana menteri Inggris sudah juga mengatakan bahwa sudah saatnya dunia mencari Bretton Woods baru.

Peluang Ekonomi Islam


Ekonomi Islam adalah pilihan yang tepat bagi rakyat Indonesia khususnya, karena nilai-nilai yang mendasarinya sangat humanis dan universal yang secara praktis sudah diterima masyarakat (dunia), tinggal menunggu legalisasinya saja. Karena, Ekonomi Islam adalah kapitalisme dengan spirit sosialisme.(Munrokhim)

Peluang Ekonomi Islam


Sekarang tergantung kepada para akademisi dan praktisi ekonomi syariah untuk menyuguhkan konstruksi ekonomi syariah yang benar-benar adil, maslahah, dan dapat mewujudkan kesejahteraan umat manusia, tanpa krisis finansial, (stabilitas ekonomi), tapa penindasan, kezaliman dan penghisapan, baik antar individu dan perusahaan, negara terhadap perusahaan, maupun negara kaya terhadap negara miskin.

LKS Jadi Solusi Krisis Keuangan Global


Krisis ini merupakan titik balik bagi sistem pinjaman konservatif yang sudah usang. Kondisi pasar global sekarang ini memberikan kesempatan yang besar bagi lembaga keuangan Islami untuk menunjukkan apa yang bisa dilakukannya-untuk mengisi gap likuiditas yang terjadi, kata David Testa, Eksekutif Gatehouse Bank yang memulai operasinya sebagai bank Islam kelima di Inggris, bulan April kemarin. Asian Development Bank (ADB) mempekirakan, asset-asset lembaga keuangan islami secara global mencapai 1 triliun dollar dengan angka pertumbuhan per tahun sebesar 10 sampai 15 persen. Perkiraan ini bisa lebih tinggi, karena perkembangan pesat industri keuangan Islami telah menarik minat perusahaanperusahaan dari luar Timur Tengah. Para analis keuangan sudah banyak yang mengakui bahwa industri keuangan Islami menerapkan sistem yang berbeda yang membuat resikonya relatif kecil. Meski ada juga sejumlah analis yang meragukan keamanan sistem keuangan berbasis syariah. Mereka mengatakan, para komentator terlalu bersemangat dalam mempromosikan keunggulan-keunggulan sistem keuangan Islami sebagai produk yang aman.

LKS Jadi Solusi Krisis Keuangan Global


Sistem keuangan Islami tidak kebal terhadap resiko, kata Mohamad Damak dari Standard & Poors. Ia mengkritik maraknya pembiayaan real estate di kawasan Teluk selama tiga tahun belakangan ini-terutama pembiayaan yang dilakukan lembagalembaga keuangan syariah-di tengah membubungnya harga-harga properti. Koreksi di sektor real estate akan menimbulkan dampak bagi bankbank Islami yang terlibat dalam bisnis ini. Sistem keuangan Islami tidak kebal terhadap krisis. Sementara sejumlah analis masih memperdebatkan soal keamanan sistem keuangan Islami, banyak pula yang mengakui bahwa industri keuangan Islami kini mulai dilirik banyak orang yang sudah kehilangan kepercayaan dengan sistem keuangan kapitalis. Jika bank-bank Islami menunjukkan langkah maju, maka sistem keuangan Islami akan menjadi daya tarik, kata Testa.

Penutup
Ekonomi Kapitalis beresiko tinggi Ekonomi yang lebih mementingkan pasar modal mengabaikan sektor riil (barang dan jasa/perdagangan) sangat beresiko tinggi, dan rentan terhadap ketidak seimbangan dan memunculkan krisis ekonomi. Ekonomi yang banyak memuat spekulasi (mayshir), gharar dan ribawi (maghrib) membuat gap antara si kaya dan si miskin. Ekonomi Islam berpeluang sebagai Mazhab Baru yang akan mengisi sistem perekonomian global. Wa Allah Alam

Terimak kasih

Anda mungkin juga menyukai