Krisis Global
Krisis Global
By Abdul Aziz
Dosen Muamalah/Ekonomi Perbankan Islam STAIN Cirebon
Usulan-usulan
Apa yang harus dilakukan Pemerintah? untuk mencegah agar dampak krisis tidak meluas: hendaknya transaksi dollar Amerika dipajaki secara progresif agar orang yang mau berspekulasi jual/beli dollar berpikir panjang, sebab keuntungan tidak hanya untuk dirinya, akan tetapi akan terdistribusi ke masyarakat. Sayangnya hal itu belum dilakukan pemerintah Indonesia. Di negeri ini, para spekulan dollar dalam sepekan bisa dapat keuntungan lima milyar rupiah, tapi mulus, tidak dikenai pajak. Padahal uang yang terdistribusi dari pajak bisnis jual/beli dollar tadi selanjutnya apat digunakan untuk menggerakkan sektor riil. Efektifitas pajak jual-beli dollar akan lebih meningkat bila pemerintah juga menetapka kebijakan fiskal melalui pengurangan rate pajak supaya ekonomi riil tetap jalan. Ini diperlukan karena pemerintah masih kesulitan mengumpulkan sumber dana akibat harga minyak yang meroket., katanya. Disisi lain krisis ini membawa berkah; kredit subprime dan prime akan mengakibatkan permintaan minyak dunai turun yang selanjutnya akan membuat harga minyak turun. Jadi pemerintah sebenarnya telah diuntungkan oleh situasi ini.
Menurut analisis lain, perbandingan tersebut semakin tajam, tidak lagi 95 % : 5 %, melainkan 99 % : 1 %. Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation and derivative market) dunia berjumlah US$ 1,5 trillion hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi pada perdagangan dunia di sektor riil hanya US$ 6 trillion setiap tahunnya (Rasio 500 : 6 ), Jadi sekitar 1-an %. Celakanya lagi, hanya 45 persen dari transaksi di pasar, yang spot, selebihnya adalah forward, futures,dan options. Islam sangat mencela transaksi dirivatif ribawi dan menghalalkan transaksi riel. Hal ini dengan tegas difirmankan Allah dalam Surah Al-Baqarah : 275 : Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Sebagaimana disebut di atas, perkembangan dan pertumbuhan finansial di dunia saat ini, sangat tak seimbang dengan pertumbuhan sektor riel. Realitas ketidakseimbangan arus moneter dan arus barang/jasa tersebut, mencemaskan dan mengancam ekonomi berbagai negara.
Analisis Peter Drucker ttg Krisis Keuangan Global Pakar manajamen tingkat dunia, Peter Drucker, menyebut gejala ketidakseimbangan antara arus moneter dan arus barang/jasa sebagai adanya decopling, yakni fenomena keterputusan antara maraknya arus uang (moneter) dengan arus barang dan jasa. Fenomena ketidakseimbangan itu dipicu oleh maraknya bisnis spekulasi (terutama di dunia pasar modal, pasar valas dan proverti), sehingga potret ekonomi dunia seperti balon saja (bubble economy).
Upaya Pemerintah
Pemerintah berencana membeli kembali saham (share buy back) sebagian BUMN dengan dana lebih dari Rp 10 triliun.
Usulan KADIN
Bank Indonesia perlu merelaksasi (mengendurkan) kebijakan uang ketat melalui perubahan kebijakan terkait likuiditas. Seperti penurunan tingkat giro wajib minimum yang dikaitkan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR), perluasan repo Surat Utang Negara (SUN) untuk jangka waktu yang lebih panjang. Kedua, pemerintah perlu mempercepat pembelanjaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara agar mengembalikan likuiditas di sektor keuangan yang sebelumnya ditarik melalui SUN. Ketiga, Bank Indonesia dan pemerintah perlu memperkuat protokol implementasi jaring pengaman finansial dan peran sebagai lender of the last resort. Keempat, meningkatkan kepercayaan pada sektor keuangan nasional dengan meningkatkan jumlah dana yang ditanggung Lembaga Penjamin Simpanan Kelima , pemerintah perlu mendorong penempatan dana valuta asing di perbankan besar. Keenam, perlu dibentuknya finansial pol secara khusus guna membiayai proyek-proyek yang bersifat prioritas seperti infrastruktur. Ketujuh, Bank Indonesia diharapkan dapat berkoordinasi dengan Bank Sentral negara Asean lainnya untuk memperoleh cadangan devisa tambahan.
Penutup
Ekonomi Kapitalis beresiko tinggi Ekonomi yang lebih mementingkan pasar modal mengabaikan sektor riil (barang dan jasa/perdagangan) sangat beresiko tinggi, dan rentan terhadap ketidak seimbangan dan memunculkan krisis ekonomi. Ekonomi yang banyak memuat spekulasi (mayshir), gharar dan ribawi (maghrib) membuat gap antara si kaya dan si miskin. Ekonomi Islam berpeluang sebagai Mazhab Baru yang akan mengisi sistem perekonomian global. Wa Allah Alam
Terimak kasih