Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANDRY HILMAN NPM : 2010130216 KELAS : D

BENTUK PERSEKONGKOLAN ANTAR PRODUSEN DAN ANALISANYA


Pada mulanya, Enron Energy, Inc. yang didirikan pada tahun 1985 di negara bagian Texas adalah perusahaan yang bergerak dalam jalur nyata, dikelola secara sungguh-sungguh dan jujur, serta menampilkan kinerja manajerial yang sangat bagus. Sebagai salah satu perusahaan yang menikmati booming industri energi pada dasa warsa 1990, ia berhasil membuktikan kemampuannya untuk mengatasi tantangan dalam memasok energi bagi pangsa pasar yang demikian besar. Hal ini dapat dilakukannya berkat jaringan amat luas yang telah dibangunnya. Seiring dengan berjayanya industri bidang energi pada masa itu, Enron Energy, Inc. mampu menempatkan diri sebagai pedagang besar energy (energy merchants). Ia membeli gas alam dengan harga murah. Kemudian gas alam itu dikonversi menjadi energi listrik dan selanjutnya dijual dengan mengambil keuntungan yang lumayan dari mark-up sale of power atau biasa disebut spark spread. Setelah itu, ia melebarkan skala usahanya dengan membeli beberapa perusahaan air minum di Inggris. Di India, ia berhasil membangun pembangkit listrik swasta. Bahkan, Enron Energy, Inc. berhasil melakukan sinergi atas jalur transmisi energinya untuk dapat digunakan sebagai jalur teknologi informasi. Kondisi ini terbukti berhasil memberikan penguatan padanya ketika ia kemudian merambah bidang usaha jasa teknologi informatika melalui Enron Online pada tahun 1999. Anak perusahaannya ini membangun jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi dan memasarkan bandwith jaringannya secara berhasil seperti halnya gas alam serta listrik yang nota bene produk utamanya. Selain bandwith jaringan, tayangan video kepada para pelanggan (video on demand) juga berhasil dipasarkannya. Melalui Enron Online pula, perusahaan ini semakin mudah dalam membeli gas alam, air minum, dan tenaga listrik untuk kemudian dijual kepada para distributor besar. Apabila ditinjau dari daur hidup usahanya, saat itu ia tengah menikmati keuntungan yang sangat bagus. Pengelolaan usahanya yang visioner dan futuristik membuatnya ia diapresiasi secara amat baik di bursa saham Wall Street. Terbukti, pada tahun 2000 harga sahamnya tiap lembar mencapai US$ 90. Sebagai suatu entitas bisnis, Enron Energy, Inc. pada awalnya adalah pelaku pasar yang baik dan patuh pada peraturan serta etika yang berlaku. Seperti halnya yang telah disampaikan dimuka, godaan untuk memperoleh hasil lebih banyak dalam waktu lebih singkat sekalipun melalui cara yang salah dan merugikan banyak pihak lain membuat para petinggi Enron Energy, Inc. lupa diri. Dengan harapan bahwa jumlah investor yang bersedia membeli sahamnya semakin banyak, jumlah modal usaha yang terhimpun makin besar, dan harga tiap lembar sahamnya meningkat, perusahaan ini selama beberapa tahun berturutturut memberikan laporan keuangan palsu. Di dalamnya, tingkat keuntungan perusahaan dilaporkan jauh lebih besar dari pada yang sebenarnya.

Tindakan curang ini dapat dilakukannya dengan mulus karena ia dibantu oleh Arthur Andersen&Co, salah satu auditor serta konsultan manajemen terkemuka dengan reputasi mendunia selain Boston Consulting Group dan Booz, Allen&Hamilton. Lembaga ini berperan dalam memperbagus hasil audit atas laporan keuangan Enron Energy, Inc. dari pada kondisi sebenarnya. Dalam terminologi manajemen keuangan, apa yang dilakukan oleh Arthur Andersen&Co. ini dinamakan window dressing. Paling tidak, lembaga tersebut telah melakukan pembiaran atau pengabaian fakta atas tindakan buruk yang dilakukan oleh Enron Energy, Inc. semisal pelaporan keuntungan yang jauh lebih tinggi dari pada sebenarnya maupun penghilangan bukti-bukti kerugian. Bagaimanapun pandainya suatu lembaga menyembunyikan kebusukan, akhirnya baunya tercium juga. Pada suatu saat, indikasi terjadinya ketidakberesan pastilah terkuak. Suatu perusahaan yang mengalami kerugian dari kegiatan operasionalnya tentulah tidak mungkin bisa terus menerus menutupi kenyataan bahwa ia sulit membayar hak-hak finansial para karyawannya, membayar hutang kepada para kreditor, atau melunasi pembelian bahan-bahan kepada para pemasok. Pada saat beberapa kenyataan tersebut terkuak, publik mengetahui bahwa terdapat masalah serius pada dirinya serta kemudian mempertanyakan kebenaran hasil audit atas laporan keuangan yang selama ini disampaikan. Selanjutnya, keinginan untuk mengetahui hal yang sebenarnya semakin kuat dan kondisi itu tidak mungkin dapat dilawan oleh Enron Energy, Inc. Ia harus bersedia memenuhinya walaupun sebagai konsekuensinya harga sahamnya tiap lembar merosot drastis hingga tinggal beberapa puluh sen US$. Jumlah kerugian yang ditanggungnya mencapai US$ 586 ditambah beban hutang US$ 2,50 milyar. Tidak berbeda dengan Enron Energy, Inc., Arthur Andersen&Co. juga tidak tahan dari godaan untuk memperoleh hasil lebih besar dalam waktu cepat dengan mengabaikan kewajiban untuk melakukan tindakan yang etis dan normatif. Selaku lembaga auditor, seharusnya ia melakukan pemeriksaan secara sungguh-sungguh dan jujur terhadap kondisi sebenarnya dari Enron Energy, Inc. dan bersedia memberikan informasi yang benar kepada para kreditor serta investor mengingat mereka adalah pengampu kepentingan langsung. Mereka amat berkepentingan dengan keselamatan dana yang telah dipercayakan untuk dikelola oleh Enron Energy, Inc. Sedangkan jika perusahaan ini mengalami kerugian, merekalah yang menanggung kerugian secara langsung selain para karyawan. Reputasi bagus yang telah dibangun dalam jangka waktu lama akhirnya hancur tidak tersisa karena perbuatan lancung yang dilakukan dalam waktu singkat. Arthur Andersen&Co. harus kehilangan semuanya hanya karena menginginkan sesuatu yang lebih (Losing everything because of only wanting the more). Secara filosofis, kerakusan adalah kondisi yang berawal dari rasa kurang dan berakhir pada ketiadaan (starting from less and ending to the zero). Baik Enron Energy, Inc. maupun Arthur Andersen&Co. terpaksa harus menjadi pihak-pihak yang telah membuktikan kebenaran pahit kalimat tersebut. Padahal, sesungguhnya mereka telah merasakan imbalan dan keberhasilan yang pantas dari upaya perjuangan melalui jalur normal yang telah dilakukan sebelumnya. Imbalan dan keberhasilan perjuangan mereka nikmati sendiri. Sedangkan apabila dampak perbuatan buruk terjadi, pihak yang merasakannya tidak hanya mereka sendiri, melainkan banyak pihak lain pula.

Kesimpulan
Dari pemaparan mengenai perilaku curang Enron Energy, Inc. dan Arthur Andersen&Co. diatas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. Diantaranya adalah 1) Pembiaran atau pengabaian fakta atas tindakan buruk yang dilakukan oleh Enron Energy, Inc. telah dilakukan oleh Arthur Andersen&Co. Bahkan, keduanya telah melakukan persekongkolan jahat. 2) Perasaan rakus terhadap keuntungan yang makin besar serta lebih cepat perolehannya mampu membawa suatu lembaga mengalami kehancuran. Demikian pula, integritas seseorang bisa musnah karenanya. 3) Ketaatan kepada prinsip-prinsip normatif dan menjunjung tinggi kejujuran dalam bidang usaha adalah kewajiban bagi setiap pihak yang terlibat di dalamnya. 4) Pada dasarnya, masyarakat luas makin membutuhkan informasi yang tepat dan jujur terkait dengan bidang kegiatan bisnis, terutama kegiatan bisnis yang melibatkan banyak pihak. 5) Dampak buruk perbuatan curang yang dilakukan oleh sejumlah kecil pelaku sering kali menimbulkan kerugian pada sejumlah besar anggota masyarakat.

Saran
Apabila dikaitkan dengan konteks keIndonesiaan, kita semua pastilah tidak menginginkan kejadian buruk ini terulang disini. Untuk itulah, beberapa hal yang dapat dikemukakan sebagai saran adalah 1) Pemerintah selaku regulator haruslah melakukan proses belajar secara berkelanjutan untuk mengetahui perkembangan praktek-praktek usaha menyimpang serta menemukan cara guna mengatasinya. Kemudian, pemerintah harus menderivasikannya dalam berbagai peraturan yang jelas dan tidak mengandung penafsiran yang kabur. 2) Dalam peraturan itu, sanksi yang diberlakukan harus bisa memberikan efek penggentar (deterrent effect) bagi siapa saja yang ingin melakukan kecurangan sebagaimana yang telah dilakukan oleh Enron Energy, Inc. dan Arthur Andersen&Co. Bukan tidak mungkin, dalam tampilan yang lain kasus semacam ini terulang disini. 3) Pemerintah dan masyarakat perlu memberikan insentif, imbalan, atau minimal apresiasi kepada lembaga yang telah terbukti menjalankan kegiatan dengan penuh kejujuran guna mendorong pihak lainnya untuk melakukan hal yang serupa. 4) Kalangan media massa harus menyumbangkan peran dalam memberikan edukasi kepada anggota masyarakat termasuk pula pelaku usaha agar menjunjung tinggi kejujuran. Terhadap pihak yang telah terbukti menampilkan integritas tinggi, media massa hendaknya mengangkatnya dalam pemberitaan sebagai wujud sosialisasi. Selain itu, media massa juga harus mempertajam sensitivitasnya terhadap berbagai kemungkinan penyimpangan yang merugikan masyarakat luas. Kemampuan melakukan jurnalisme investigatif harus terus menerus diasah oleh kalangan media dengan tetap menjalin koordinasi dengan para penegak hukum. 5) Secara organisatoris, penghormatan dan kepatuhan kepada prinsip-prinsip normatif serta etis yang berlaku harus ditanamkan semakin kuat kepada para anggotanya oleh organisasi profesi yang menghimpun para auditor. Sanksi yang bisa memberikan efek penggentar dan imbalan atau setidaknya apresiasi bagi anggota yang memegang teguh prinsip hendaknya diberlakukan semakin kuat di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai