Anda di halaman 1dari 6

Draft 12 Desember 2004

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


A. PERMASALAHAN
Masalah perlindungan dan kesejahteraan sosial merupakan permasalahan yang perlu segera diatasi. Permasalahan tersebut, antara lain adalah keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasosialan, bencana alam dan sosial (konflik sosial). Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pasal 28H ayat (1), (2), dan (3) Perubahan Kedua dan Pasal 34 ayat (1) dan (2) Perubahan Keempat UUD 1945. Berdasarkan data Departemen Sosial, pada tahun 2003 jumlah anak terlantar tercatat sekitar 4,12 juta, yang terdiri dari 1,14 juta balita terlantar dan 2,98 juta anak usia 6-18 tahun. Sedangkan jumlah lanjut usia terlantar tercatat sebanyak 2,43 juta jiwa. Dukungan terhadap lanjut usia, baik berasal dari keluarga ataupun masyarakat masih rendah. Selanjutnya, penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) khususnya fakir miskin apabila tidak dilakukan secara tepat akan berakibat pada kesenjangan sosial yang semakin meluas, dan berdampak pada melemahnya ketahanan sosial masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial, terutama bagi kelompok masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan perbatasan. Berdasarkan data Departemen Sosial, pada tahun 2003 jumlah fakir miskin yang ditangani berjumlah sekitar 14,53 juta jiwa. Rendahnya kualitas penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Penyandang cacat masih menghadapi kendala untuk kemandirian, produktivitas dan hak untuk hidup normal yang meliputi antara lain akses ke pelayanan sosial dasar, terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial untuk berbagai jenis kecacatan, dan aksesibilitas terhadap pelayanan umum untuk mempermudah kehidupan mereka. Menurut data Departemen Sosial, pada tahun 2003 jumlah penyandang cacat tercatat 1,66 juta jiwa. Sedangkan masalah ketunasosialan yang terdiri dari gelandangan dan pengemis serta tuna susila, selain disebabkan oleh kemiskinan juga diakibatkan oleh ketidakmampuan individu untuk hidup dan bekerja sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Masalah lainnya adalah rendahnya kualitas manajemen dan profesionalisme pelayanan kesejahteraan sosial dan belum serasinya kebijakan kesejahteraan sosial di tingkat nasional dan daerah. Bagian IV.28 1

Draft 12 Desember 2004 Masih lemahnya penanganan korban bencana alam dan sosial. Peristiwa bencana alam merupakan kejadian yang sulit diperkirakan secara tepat. Permasalahan pokok yang dihadapi adalah masih terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia dan teknologi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya bencana alam. Selain itu, masih adanya sikap mental sebagian warga masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah rawan bencana alam yang menghambat kelancaran penanganan bencana. Penanganan ekskorban kerusuhan sosial (pengungsi) yang terjadi di berbagai daerah sebagai akibat dari kerusuhan dan gejolak sosial berjumlah sangat banyak dan tersebar di berbagai lokasi, perlu terus diupayakan agar terjaga kelangsungan hidupnya. Hal ini dapat menimbulkan masalah lain, seperti penempatan kembali eks-korban kerusuhan sosial di lokasi asal maupun baru, masalah sosial psikologis dan kecemburuan sosial antara pendatang dengan penduduk setempat, dan keterlantaran anak di lokasi pengungsian. Berdasarkan data Departemen Sosial, pada tahun 2003 jumlah korban bencana alam yang harus ditangani sekitar 1,13 juta jiwa, sedangkan eks-korban kerusuhan sosial masih sekitar 654,9 ribu jiwa.

B. SASARAN
Sasaran perlindungan dan kesejahteraan sosial pada tahun 20042009 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial, dan jaminan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS); 2. Meningkatnya mutu manajemen dan profesionalisme pelayanan kesejahteraan sosial; 3. Tersusunnya sistem perlindungan sosial nasional; 4. Meningkatnya keserasian kebijakan kesejahteraan sosial; 5. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan sosial dasar melalui institusi dan lembaga sosial; dan 6. Terjaminnya bantuan sosial bagi korban bencana alam dan sosial;

C. ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan perlindungan dan kesejahteraan sosial adalah untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan sosial melalui: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial; 2. Meningkatkan pemberdayaan fakir miskin, penyandang cacat, dan kelompok rentan sosial lainnya; 3. Mengembangkan sistem perlindungan sosial nasional; Bagian IV.28 2

Draft 12 Desember 2004 4. Meningkatkan kualitas manajemen dan sumberdaya manusia pelayanan kesejahteraan sosial; 5. Mengembangkan dan menyerasikan kebijakan untuk penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan sosial; dan 6. Meningkatkan pelayanan bagi korban bencana alam dan sosial.

D.PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
1. PROGRAM PELAYANAN DAN REHABILITASI KESEJAHTERAAN SOSIAL Tujuan program ini untuk memulihkan fungsi sosial, memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para PMKS, termasuk anak terlantar, untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya. Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi: 1. Menyusun kebijakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi PMKS; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS; 3. Meningkatkan pembinaan, pelayanan dan perlindungan sosial dan hukum bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, anak nakal, korban kekerasan, dan eksploitasi; 4. Melakukan pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal; 5. Memberikan pelayanan psikososial dan membentuk pusat informasi bagi PMKS di Trauma Center; dan 6. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi, mengenai anti eksploitasi, kekerasan, perdagangan perempuan dan anak, reintegrasi eks-PMKS, dan pencegahan penyalahgunaan napza. 2. PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN, KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT), DAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL LAINNYA Tujuan program ini untuk meningkatkan kemampuan dan keberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya. Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi: 1. Melakukan pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin;

Bagian IV.28 3

Draft 12 Desember 2004 2. Membangun kerjasama kemitraan antara pengusaha dengan kelompok usaha fakir miskin; 3. Melaksanakan pemberdayaan KAT secara bertahap, mengembangkan Geography Information System (GIS) bagi pemetaan dan pemberdayaan KAT; dan 4. Melakukan peningkatan kemampuan (capacity building) bagi petugas dan pendamping pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, KAT, dan PMKS lainnya. 3. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL Tujuan program ini untuk penataan sistem dan mekanisme kelembagaan, serta pengembangan kebijakan perlindungan sosial di tingkat nasional dan daerah, termasuk pengkajian strategi pendanaan perlindungan sosial, terutama bagi penduduk miskin dan rentan. Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi: 1. Menyerasikan peraturan perundang-undangan dan kebijakan tentang penyelenggaraan pelayanan perlindungan sosial; 2. Mengembangkan kebijakan dan strategi pelayanan perlindungan sosial, termasuk sistem pendanaan; 3. Menyempurnakan kebijakan yang berkaitan dengan bantuan sosial bagi penduduk miskin dan rentan; dan 4. Mengembangkan model pelembagaan bentuk-bentuk kearifan lokal perlindungan sosial. 4. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Tujuan program ini untuk meningkatkan kualitas manajemen dan profesionalisme pelayanan kesejahteraan sosial. Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi: 1. Melakukan pengkajian, penelitian, pelatihan dan pendidikan manajemen pelayanan kesejahteraan sosial; 2. Mengkaji dan meneliti upaya peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial termasuk manajemen, sarana dan prasarana; 3. Menyusun, menetapkan standardisasi dan akreditasi pelayanan kesejahteraan sosial dan melakukan penataan sistem dan mekanisme kelembagaan; 4. Mengembangkan sistem informasi, data dan publikasi pelayanan kesejahteraan sosial; dan 5. Meningkatkan pembinaan hukum dan perundangan yang mendukung pelayanan kesejahteraan sosial. 5. PROGRAM PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Bagian IV.28 4

Draft 12 Desember 2004 Tujuan program ini untuk meningkatkan kemampuan, kepedulian, pelestarian dan pendayagunaan nilai dasar kesejahteraan sosial, dan ketahanan sosial masyarakat, khususnya organisasi sosial (Orsos), tenaga kesejahteraan sosial masyarakat (TKSM)/relawan sosial, dan dunia usaha. Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi: 1. Meningkatkan kualitas SDM kesejahteraan sosial dan masyarakat (TKSM/relawan sosial, Karang Taruna, organisasi sosial termasuk kelembagaan sosial di tingkat lokal); 2. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam mendukung upaya-upaya penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS; 3. Membentuk jejaring kerjasama pelaku-pelaku UKS masyarakat termasuk organisasi sosial tingkat lokal; dan 4. Meningkatkan pelestarian nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan. 6. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PENYULUHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Tujuan program ini untuk meningkatkan profesionalisme pelayanan kesejahteraan. kualitas dan

Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi: 1. Meningkatkan penyuluhan kesejahteraan sosial, khususnya di daerah kumuh, perbatasan, terpencil, rawan konflik dan gugus pulau; 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan sosial melalui media massa cetak dan elektronik; dan 3. Meningkatkan kualitas penyuluhan kesejahteraan sosial melalui pelatihan teknik komunikasi. 7. PROGRAM PENGEMBANGAN
DAN

KESERASIAN KEBIJAKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Tujuan program ini untuk mengembangkan dan menyerasikan kebijakan kesejahteraan rakyat dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia; penanggulangan kemiskinan; dan normalisasi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi: 1. Melakukan sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan upayaupaya penanggulangan kemiskinan; 2. Menyerasikan penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut kesejahteraan rakyat antara lain pengungsi dan korban bencana alam dan konflik sosial;

Bagian IV.28 5

Draft 12 Desember 2004 3. Menyelaraskan kebijakan bidang kesehatan, termasuk penanggulangan HIV/AIDS, bidang lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan, pendidikan, budaya, pemuda, olah raga, aparatur negara, pariwisata dan agama; dan 4. Mengembangkan jaringan informasi serta partisipasi aktif dalam kerjasama internasional. 8. PROGRAM BANTUAN
DAN

JAMINAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Tujuan program ini untuk memberikan bantuan dasar kesejahteraan sosial bagi korban bencana alam dan sosial, dan memberikan jaminan kesejahteraan sosial bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi: 1. Menyusun berbagai peraturan perundangan yang berkaitan dengan bantuan dan jaminan kesejahteraan sosial; 2. Menyediakan bantuan dasar pangan, sandang, papan dan fasilitas bantuan tanggap darurat dan bantuan pemulangan/terminasi, serta stimulan bahan bangunan rumah bagi korban bencana alam, bencana sosial dan PMKS lainnya; 3. Memberikan bantuan bagi daerah penerima eks-korban kerusuhan dan pekerja migran bermasalah; 4. Memberikan bantuan bagi korban tindak kekerasan melalui usaha ekonomi produktif (UEP); dan 5. Menyelenggarakan bantuan dan jaminan bagi fakir miskin, penduduk daerah kumuh, dan PMKS lainnya.

Bagian IV.28 6

Anda mungkin juga menyukai