Anda di halaman 1dari 13

MANAGEMENT DISASTER PADA KORBAN GEMPA BUMI

I. LATAR BELAKANG Saat ini negara tercinta Indonesia sedang mengalami berbagai bencana, beberapa tahun yang lalu mengalami bencana tsunami dan sekarang kita ketahui bersama bencana gempa di Tasikmalaya, Jawa Barat dan Padang Pariaman, Sumatera barat. Dalam bencana tersebut banyak sekali saudarasaudara kita yang kehilangan nyawa, rumah-rumah yang hancur, harta benda hancur dan hilang, selamat tapi kehilangan sanak saudaranya, anak-anak kehilangan orang tuanya dan kehilangan lingkungan untuk bermain dan sekolah untuk belajar. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis korban. Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi. Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal (Anonim, 2010, 1). Menurut Wikipedia (1992-2010) Data Gempa yang terjadi di Indonesia Tempat Skala Richter Flores, Indonesia 7,9 Aceh & Sumut 9,0 DIY & Jateng 6,2

No. Waktu 1. 12 Des 1992 2. 26 Des 2004 3. 27 Mei 2006

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

6 Maret 2007 12 Sept 2007 3 Jan 2009 2 Sept 2009 30 Sept 2009 7 April 2010 15 Juni 2010

Sumbar Bengkulu Papua Tasikmalaya, Jkt, Bali Padang-Pariaman, Sumbar Sinabang, Aceh Bandung

Gmp tektonik 7,9 7,6 7,3 7,6 7,2 7,1

Korban jiwa 2.500 >6.000 (tewas) & >300.000 (khilangan tmpt tinggal) 79 1.100 tewas & ribuan (tperangkap dlm bangunan) -

(Sumber : Anonim, 2010, 5) 1

II. KONSEP GEMPA 1. Pengertian Gempa Bumi Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan (Anonim, 2010, 1). Gempa bumi adalah suatu fenomena pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan yang mengejut di permukaan bumi yang berbatu. Gempa bumi berlaku apabila tenaga yang tersimpan dalam bumi, biasanya di dalam bentuk geseran batu, tiba tiba terlepas. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dipanggil Skala Richter (Gunadarma, 2009, 1). 2. Penyebab Gempa Gempa bumi terjadi karena gesekan antar lempeng-lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Pergesekan ini mengeluarkan energi yang luar biasa besar dan menimbulkan goncangan di permukaan. Indonesia sangat rawan gempa karena secara geografis berada dekat dengan lempenglempeng yang aktif dan saling berhubungan satu sama lain, serta karena adanya gunung gunung berapi yang aktif (Yayasan Idep, 2007, 12).
3. Macam dan Tipe Gempa Bumi (Anonim, 2010, 2)

Macam macam Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. a. Menurut proses terjadinya, antara lain :
1) Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api )

Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya 2

semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. 2) Gempa bumi tektonik Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.
b. Menurut tipenya, ada 3 jenis gempa bumi yaitu :

1) Gempa bumi tumbukan Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.

2) Gempa bumi runtuhan Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. 3) Gempa bumi buatan Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi. 4. Dampak Gempa Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan sarana seperti bangunan, jembatan dan jalan-jalan yang besar dan luas. Korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa bagian-bagian bangunan roboh atau obyek berat lain dan orang sering terperangkap dalam bangunan runtuh. Gempa bumi sering diikuti oleh gempa susulan dalam beberapa menit, jam, hari atau bahkan minggu setelah gempa yang pertama, walaupun sering tidak sekuat yang pertama. Ancaman gempa susulan adalah runtuhnya bangunan yang telah goyah dan rusak akibat gempa pertama (Yayasan Idep, 12, 2007). Di bawah ini adalah salah satu gambar korban gempa di Padang (Arif,2010).

5. Peran Perawat (Anonim, 2010, 4)

Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana adalah membantu dalam tindakan emergency perawat juga memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat korban bencana yang mengungsi. Tugas dan tanggung jawab tersebut yaitu: 4

a. b. c. d. e. f.

Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga

kesehatan sehari-hari

memerlukan penanganan kesehatan di RS

khusus bayi, peralatan kesehatan penyakit g.

membahayakan diri dan lingkungannya Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot) h. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain. i. j. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai psikolog dan psikiater pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi
6. Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi Saat Gempa Bumi ( Anonim, ,

2010, 6) Pada umumnya masalah kesehatan pasca gempa dapat dibagi dalam 3 fase: a. Penyakit atau cedera akibat gempa seperti cedera kepala dan patah tulang.

b. Penyakit setelah beberapa hari pasca gempa seperti infeksi saluran pernafasan akut, diare, dan penyakit kulit menular.
c. Post Traumatic Stress Disorders (PSTD = masalah kesehatan mental)

akibat gempa merupakan dampak psikologis bagi para korban, terutama pada anak-anak. Gejalanya adalah anak sering menangis, mudah marah dan terkadang berteriak, sulit tidur, tidak nafsu makan, dan tidak mau bersosialisasi.
III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA

1. Pengertian Cedera Kepala Cidera kepala yaitu adanya gangguan traumatis dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak (Tarwoto, 2007, hlm.125). Di bawah ini gambar korban gempa korban gempa dirawat di bangsal darurat rumah sakit di Padang (Arif, 2010).

2. Etiologi (Tarwoto, 2007, hlm.125)

a. Akselerasi Terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam. b. Deselerasi Terjadi jika kepala membentuk objek yang diam. c. Kompresi atau penekanan
3. Tanda dan Gejala (Tarwoto, 2007, hlm.128)

Tanda dan gejala trauma kepala digunakan untuk menentukan berat tidaknya trauma tersebut dan dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu : 6

a. Trauma kepala berat 1) Tidak sadar lebih dari 30 detik. 2) Mengantuk dan tidak berespon terhadap suara anda. 3) Lebar pupil tidak sama 4) Kelemahan lengan dan kaki 5) Ada sesuatu yang tersangkut di kepala 6) Mengalami kejang kedua selain kejang singkat yang pertama ketika trauma terjadi. b. Trauma kepala sedang 1) Tidak sadar selama kurang dari 30 detik. 2) Sadar dan berespon terhadap suara anda. 3) Muntah 2x atau lebih 4) Sakit kepala 5) Kejang singkat 1x dapat terjadi langsung setelah trauma 6) Bisa mengalami luka lecet, benjol, atau robek di kepala. c. Trauma kepala ringan 1) Tidak kehilangan kesadaran atau tidak pingsan 2) Sadar atau dapat berinteraksi dengan anda 3) Mungkin muntah, namun hanya sekali 4) Bisa terdapat luka lecet atau sobek di kepalanya.
4. Klasifikasi (Tarwoto, 2007, hlm.128)

Berdasarkan beratnya menurut The Traumatic Coma Data Bank, yaitu: a. Ringan 1) GCS 13-15 2) Dapat terjadi kiehilangan kesadaran atau amnesia (< 30 menit) 3) Tidak ada fraktur tengkorak 4) Tidak ada kontusio serebral dan hematoma. b. Sedang 1) GCS 9-12 7

2) Kehilangan kesadaran atau amnesia (> 30 menit tapi k< 24 jam) 3) Dapat mengalami fraktur tengkorak. c. Berat 1) GCS 3-8 2) Kehilangan kesadaran atau amnesia (> 24 jam) 3) Adanya kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intracranial.
5. Penatalaksanaan (Tarwoto, 2007, hlm.130)

a. Farmakologi 1) Diuretik Misalnya 2) Antikonvulsan Misalnya 3) Kortikostreoid edema. Misalnya 4) Antagonis histamine Misalnya 5) Antibiotik b. Bedah
1) Intrakranial

: Untuk mengfurangi edema serebral. : Manitol 20 %, Furosemid. : Untuk menghilangkan kejang. : Dilantin, Tegretol, Valium. : Untuk menghambat pembentukan : Dexsametason. : Mencegah iritasi lambung karena : Cemetidin, Ranitidin. : Jika terjadi luka besar.

hipereksi efek trauma kepala.

: Evakuasi bedah saraf segera pada hematom : Terapi bedah segera dengan debridement luka

yang mendesak ruang.


2) Ekstrakranial

dan menaikkan fragmen tulang untuk mencegah infeksi lanjut pada meningen dan otak.

6. Asuhan Keperawatan pada Pasien Cedera Kepala (Doenges, 2000;

Tarwoto, 2007, hlm.132) a. Pengkajian 1) Survey Primer a) Airway Terdapat benda asing, sputum / cairan yang menutup jalan napas (lidah jatuh, fraktur mandibula / maksila / laring / trakea mungkin terjadi). b) Breathing Pernapasan Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi c) Circulation Akral dingin, sianosis, turgor kulit buruk, mata cekung, perdarahan dalam otak, nyeri kepala akibat PTIK, mual muntah, peningkatan suhu, bradikardi, penurunan HR d) Disability Keadaan latergi, strupor, sampai koma, dan pengkajian GCS. 2) Survey Sekunder a) Eksposure Pemeriksaan head to toe, adanya luka dikepala, kelemahan ekstremitas, warna kulit, suhu, sianosis pada kuku, telinga, hidung, bibir dan membran mukosa. : Bradikardi : Batuk, sesak, otot bantu napas, RR lebih, apnea, hipoksia : Krepitasi apabila disertai trauma thorak : Fremitus menurun apabila disertai trauma thorak : Suara napas tambahan seperti stridor, ronkhi

b) Fole chateter Terpasang ginjal dan kateter, penurunan jumlah urine dengan sistem peningkatan retensi cairan akibat menurunnya perfusi pada ketidakmampuan untuk menggangu perkemihan karena kerusakan kontrol motorik dan postural. c) Gastric tube Adanya kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah karena hipersekresi asam lambung. b. Diagnosa Keperawatan 1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing, sputum, cairan lidah jatuh, fraktur mandibula / maksila / laring / trakea. 2) Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah oleh hematoma, edema serebral, penurunan tekanan darah. 3) Resiko injury berhubungan dengan PTIK, iritasi korteks serebral, kelemahan umum, vertigo. c. Intervensi Keperawatan
1) Dx : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

benda asing, sputum, cairan lidah jatuh, fraktur mandibula / maksila / laring / trakea. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 5 menit mungkin pasien terbebas dari hambatan jalan napas. Kriteria hasil : Pasien dapat menunjukan pola nafas yang efektif : frekuensi < 30x/menit, irama dan kedalaman normal Tindakan : a) Periksa jalan napas R/ untuk mengetahi ada tidaknya sumbatan jalan nafas. 10

b) Lakukan finger swap dan cross finger R/ mengeluarkan benda asing yang menyumbat saluran parnafasan c) Buka jalan napas ( jaw trust dan chin lift) R/ untuk membuka jalan nafas. d) Memasang oropharing / nasopharing R/ sebagai alat bantu nafas.
2) DX : Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

penghentian aliran darah oleh hematoma, edema serebral, penurunan tekanan darah. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x60 menit perfusi jaringan serebral dapat diperhatikan. Kriteria hasil : 1) Tingkat kesadaran compos mentis 2) TTV stabil Tindakan : a) Pantau TTV R/ mengkaji keadekuatan curah jantung/perfusi jantung. b) Pertahankan kepala / leher pada posisi tengah / posisi netral R/ kepala yang miring menghambat aliran darah vena, menyebabkan PTIK. c) Meninggikan kepala 15 30 derajat sesuai indikasi R/ meningkatkan aliran balik vena, mengurangi terjadinya PTIK. d) Berikan oksigen sesuai indikasi R/ menurunkan hipoksemia.
3) DX : Resiko injury berhubungan dengan PTIK, iritasi korteks

serebral, kelemahan umum, vertigo.

11

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 60 menit selama perawatan tidak terjadi injury. Kriteria hasil : tidak mengalami injury. Tindakan : a) Beri posisi aman, beri penghalang tempat tidur R/ Memberikan keamanan. b) Pantau adanya kejang R/ Membantu melokalisasi daerah otak yang terkena c) Kolaborasi pemberian obat, misal : fentoin, diazepam R/ meningkatkan ambang kejang dengan menstabilkan membran sel saraf yang menurunkan eksitasi neuron atau melalui aktivitas langsung pada sistem limbik. d. Evaluasi 1) Pola nafas efektik dengan frekuensi < 30 x/menit 2) TTV stabil dan pasien sadar (compos mentis) 3) Selama perawatan tidak mengalami injury

12

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). PNC dan bencana alam. http://cupu.web.id/pnc-dan-bencanaalam/November 10 , 2009 at 9:15 pm Anonim. (2010). Pengertian gempa dan letak indonesia. http://friends.smansakra.sch.id/blogs/entry/PENGERTIAN-GEMPA-danletak-indonesia, diperoleh tanggal 19 agustus 2010 Anonim. (2010). Pengertian dan macam macam gempa bumi. http://www.gexcess.com/id/pengertian-dan-macam-macam-pada-gempa-bumi.html diperoleh tanggal 19 September 2010 Anonim. (2010). Gempa bumi di indonesia. http://keperawatan .byethost.17.com diperoleh tanggal 19 September 2010 Arif. (2010). Sumbangan darah untuk korban gempa. http://nasional.vivanews.com/news/read/94640bali_sumbang_darah_untuk_k orban_gempa diperoleh tanggal 20 September 2010 bumi.

Gunadarma. (2009). Pengertian gempa http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-gempa-bumi diperoleh tanggal 19 September 2010

Tarwoto, 2007. Keperawatan medikal bedah gangguan sistem persarafan. Jakarta : Sagung Seto Yayasan Idep. (2007). Gempa bumi. http:// www. Idefoundation.org/pbbmdiperoleh tanggal 20 September 2010

13

Anda mungkin juga menyukai