Anda di halaman 1dari 36

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Saat ini kebutuhan masyarakat semakin meningkat, baik kebutuhan sandang, maupun pangan. Kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam ini membuka peluang bagi pengusaha untuk menciptakan suatu produk yang disukai oleh konsumen dengan harga terjangkau, tetapi dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Kebutuhan makanan bagi masyarakat adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik makanan sebagai kebutuhan pokok maupun sebagai pelengkap atau makanan pendamping. Seperti halnya kerupuk selain dijadikan makanan ringan juga sebagai pengganti lauk pauk utamanya bagi masyarakat golongan bawah. Kerupuk adalah suatu jenis makan ringan khas Indonesia terbuat dari tepung terigu atau tapioca, ikan atau udang, garam dan air. Untuk saat ini, permintaan akan jenis kerupuk sangat besar dan berkembang pesat, banyak industri yang bergerak di bidang produksi kerupuk yang memproduksi kerupuk dengan berbagai rasa dan warna. Keberhasilan dalam usaha tergantung pada kwalitas makanan yang diihasilkan mesin pencetak kerupuk, kerupuk dapat diramu sesuai dengan keinginan konsumen dimana bahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk adalah tepung kentang, tepung jagung dan dimana dicampurkan dengan penyedap rasa dan bahan pengawet agar kwalitas kerupuk baik, akan tetapi disisi lain para konsumen ingin bentuk ataupun variasi dari kerupuk yang unik agar tidak menimbulkan kebosanan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk merancang dan membuat sebuah mesin pencetak kerupuk dengan kapasitas 25 Kg/Jam yang dapat dipergunakan oleh pengusaha makanan ringan, terutama untuk kalangan home industry dimana hasil cetakannya terdapat tiga variasi yang berbeda ukuran. Mesin dirancang

sebagai teknologi tepat guna dimana cara penggunaannya tidak sulit dan cara perawatannya sangat mudah. B. Batasan masalah Dalam menyelesaiakan rancangan kegiatan mahasiswa yang berjudul rancang bangun mesin pencetak kerupuk, maka disini penulis memberikan suatu batasan masalah yang akan dibahas yaitu: 1. Prinsip kerja mesin pencetak kerupuk. 2. Perhitungan komponen dan daya mesin pada mesin pencetak kerupuk 3. Pembuatan bahan adonan berdasarkan hasil rancangan 4. Gambar dan detail mesin pencetak kerupuk 5. Sistem perawatan dan perbaikan mesin pencetak kerupuk

C. Tujuan rancangan kegiatan mahasiswa Rancang bangun mesin pencetak kerupuk ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui prinsip kerja mesin pencetak kerupuk 2. Untuki mengetahui perhitungan komponen-komponen yang digunakan pada mesin pencetak kerupuk 3. Untuk mengetahui cara perawatan dan perbaikan mesin pencetak kerupuk

D. Manfaaat Rancangan Kegiatan Mahasiswa Rancang bangunan mesin ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan para masyarakat pada umumnya. Manfaat yang diperoleh antara lain:

1. Tugas rancangan kegiatan mahasiswa ini sebagai referensi untuk membahas topik yang sama 2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang proses merancang dan membangun sebuah mesin 3. Siapa saja yang membaca untuk menambah wawasan tentang rancang bangun mesin pencetak kerupuk

E. Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan penulis dalam penyusunan rancangan kegiatan mahasiswa: 1. 2. 3. Konsultasi dengan orang yang memahami dalam bidang konstruksi mesin Melakukan studi ke perpustakaan Melakukan studi lapangan dengan mengamati proses pembuatan kerupuk

dengan alat sederhana 4. Diskusi dengan dosen pembimbing

BAB II LANDASAN TEORI


A. Gambaran Umum Mesin Pencetak Kerupuk Mekanisme pembuatan kerupuk adalah upaya para pengrajin kerupuk didalam meningkatkan produktifitas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan penghasilan dari pengrajin itu sendiri dalam system perindustrian jenis makanan ringan yang sekarang banyak dilakukan oleh masyarakat, mesin pencetak kerupuk merupakan factor utama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha pembuatan kerupuk. Bahan untuk membuat kerupuk dapat diperoleh dan dijumpai dengan mudah di toko-toko makanan yang ada di pasar. Walaupun di toko tersebut sudah ada yang menjual kerupuk yang langsung dari pabrik, akan tetapi komposisi atau kebutuhan nutrisi dari bahan kerupuk tersebut tidak sesuai dengan variasi dan citarasa yang kita inginkan. Ditinjau dari kebutuhan nutrisi untuk jenis kerupuk yang dibuat oleh masyarakat, kerupuk buatan ini yang keunggulannya dan variasi hasil yang cukup baik. Berikut ini akan disajikan cara-cara pembuatan bahan baku kerupuk dari persiapan bahan baku (adonan) Sampai dengan pembuatan kerupuk.

B.

Cara Pengolahan Bahan Baku (Adonan) Dengan System Manual

1. Persiapan bahan baku (adonan) Pemilihan bahan baku (adonan) merupakan factor yang sangat penting dalam menentukan kwalitas kerupuk yang akan dihasikan bahan bakuataupun variasi untuk setiap jenis kerupuk. Pembuatan adoanan memerlukan lebih banyak bahan baku yang berasal dari bahan nabati dan harus tersedia. kriteria dalam pemilihan bahan baku untuk pembuatan adonan antara lain: a) Kandungan nutrisi

b) Daya cerna c) Ketersediaan d) Kontinuitas e) Harga Beberapa bahan baku yang berasal dari nabati yang dapat digunakan dalam pembuatan adonan antara lain tepung kentang,tepung jagung dan bahan baku yang berasal dari hewan antara lain perisa sapi panggang (penyedap rasa) dan penyedap rasa lainnya. Disamping bahan baku hewani dan nabati, dalam pembuatan kerupuk juga diperlukan minyak. Minyak yang digunakan untuk pembuatan kerupuk adalah minyak nabati yang mana minyak ini banyak mengandung giji yang baik untuk dikonsumsi serta mmbuat cita rasa yang begitu lejat untuk dimakan.

2. Pembuatan adonan Dalam pembuatan kerupuk ini pada dasarnya kebutuhan nutrisinya dan citarasa yang diinginkan harus diketahui dan barulah ditentukan bahan baku kerupuk yang akan digunakan. Prosedur pembuatan kerupuk adalah sebagai berikut: a) Siapkan masing-masing bahan dan dan ditimbang sesuai dengan formulasi yang telah dibuat b) Kemudian campuran dimasukkan kedalam wadah c) Lalu diaduk manual (menggunakan tangan) selama 5-10 menit hingga rata d) Kemudian campurkan penyedap rasa dan minyak secukupnya e) Tambahkan bahan pengawet sesuai dosis apabila diperlukan f) Tambahkan air secukupnya dan aduk kembali agar bahan campuran tersebut berbentuk pasta

g) Maka hasil campuran tersebut siap dicetak di mesin pencetak kerupuk

C.

Prinsip kerja mesin pencetak kerupuk Prinsip kerja mesin pencetak kerupuk yang dirancang adalah dengan

menggunakan prinsip pencetak yang dilakukan oleh cetakan yang berbentuk lingkaran dan perencanaan mesin pencetak kerupuk ini mempunyai variasi setengah lingkaran, bintang, segitiga dan pisau pemotong yang berupa circle cutter. Pada prinsipnya mesin pencetak kerupuk ini memanfaatkan gerak putar (rotasi) dari motor listrik. Daya dan putaran motor listrik ini akan ditransmisikan melalui reducer dengan menghubungkan kedua poros motor dan reducer dengan kopling. Reducer ini berfungsi untuk mendapatkan putaran yang diinginkan yaitu dengan perbandingan putaran. Kemudian putaran poros tersebut berputar berlawanan dari putaran motor sebelumnya untuk memutarkan poros screw conveyor dan poros tempat pisau (pemotongan hasil kerupuk keluar).

D.

Komponen-Komponen Utama Mesin Pencetak Kerupuk Mesin pencetak kerupuk ini adalah gabungan dari beberapa elemen-

elemen mesin hingga terbentuk sebuah mesin yang dapat difungsikan sesuai dengan fungsi yang telah direncanakan. Adapun bagian-bagian utama dari mesin pencetak kerupuk adalah :

1. Kerangka Mesin Kerangka merupakan bagian dari mesin yang berfungsi untuk menumpu atau pendukung komponen-komponen mesin yang lain. Dalam hal ini bentuk ukuran dan kekuatan dari rangka harus diperhatikan karena disamping sebagai penumpu, rangka yang sesuai dengan kebutuhan mesin akan menambah nilai jual dari mesin tersebut.

Pada mesin pencetak kerupuk ini digunakan baja profil U dan plat siku untuk kaki dengan ukuran 450 x 410 x 410 (mm) untuk menumpu beban dari mesin pencetak kerupuk.

Gambar 1.Rangka 2. Motor Listrik Motor listrik merupakan sumber tenaga penggerak awal dari rancang bangun mesin pencetak kerupuk ini. Pada dasarnya pemakaian motor ini digunakan untuk memutarkan poros dengan perantaraan kopling dan diteruskan ke reducer untuk mengubah daya putaran dan untuk memutarkan poros screw conveyor, disc cetakan dan pisau pemotong.

Gambar 2. Motor Listrik

3. Screw Conveyor Screw Conveyor biasanya terdiri dari poros yang terpasang screw yang berputar dalam trough dan unit penggerak. Pada saat screw berputar, material dimasukkan melalui feeding hopper ke screw yang bergerak maju akibat daya dorong (thrust) screw. Poros dan screw berputar sepanjang rumah (casing) lintasan berbentuk U (U-shaped). Material yang dipindahkan dimasukkang kedalam trough oleh satu atau lebih cawan pengisi (feed hopper). Bahan dikeluarkan pada ujung trough atau bukaan bawah trough.

Gambar 3. Poros Screw Conveyor

4. Gear Box/ Reducer Reducer speed adalah kontak transmisi rodagigi yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran dari motor listrik dengan perbandingan reduksi sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 4. Reducer

5. Coupling/Kopling Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya

Gambar 5. Kopling Flens

6. Pulley Pully, disebut juga kerek atau katrol, adalah cakra (disk) yang dilengkapi dengan tali (rope) atau belt, merupakan suatu keping bundar yang terbuat dari logam maupun bukan logam, misalnya besi tuang, kayu, atau plastic. Pinggiran cakra diberi alur (groove) yang berguna untuk laluan tali atau belt. Pulley ada dua macam, yaitu pulley tetap (fixed pulley) dan pulley bergerak (moveable Pulley), pulley tetap terdiri dari sebuah cakra dan sebuah tali yang dilingkarkan pada alur di bagian atasnya dan pada ujungnya digantungi beban.

Gambar 6. Pulley

7. V-Belt Belt yang berpenampang trapesium, terbuat dari tenunan dan serat-serat yang dibenamkan pada karet kemudian dibungkus dengan anyaman dan karet; digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda.

Gambar 7. V-Belt

8. Corong Masukan ( Hopper )

Komponen mesin yang berfungsi untuk pemasukan adonan kedalam mesin, dimana adonan tesebut akan dipress dan dibawa oleh screw conveyor menuju disc cetakan hingga berbentuk kerupuk

Tampak Atas

Tampak Samping Gambar 8. Corong Masukan

9. Cetakan

Dalam komponen pembuatan mesin ini diperlukan yang namanya cetakan untuk menghasilkan bentuk kerupuk yang berukuran kecil, bentuk disc cetakan ini berbentuk piring pembagi

Gambar 9. Cetakan 10. Pisau Dalam pembuatan mesin ini pisau yang digunakan adalah pisau yang berputar seiring puntir poros (dinamis) berjumlah tiga buah. Dimana pisau pemotong ini hanya ternuat dari plat baja yang telah ditajamkan. Plat pisau pemotong ini dilas sebagai penahan pada ujung poros.

E.

Tinjauan Pustaka Kinerja dari suatu mesin sangat tergantung dari elemen-elemen mesin

tersebut. Setiap mesin pasti terdiri dari beberapa elemen-elemen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya seperti reducer, poros , kopling pasak dan lainnya. Elemen-elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling menunjang. Untuk dapat menghasilkan suatu mesin dengan kinerja yang baik maka diperlukan perencanaan dan pemilihan dari elemen-elemen mesin. Adapun yang menjadi dasar-dasar dalam perencanaan dan pemilihan elemen-elemen mesin pada mesin pencetak kerupuk adalah:

1. Motor Listrik Dalam menentukan daya motor, kita harus terlebih dahulu mengetahui daya P yang dibebani oleh system. Jika P adalah daya rata-rata yang diperlukan maka harus dibagi dengan efisiensi mekanis, dari system transmisi untuk

mendapatkan daya penggerak mula yang diperlukan. Daya yang benar mungkin beban yang besar terus bekerja setelah start. Dengan demikian seringkali diperlukan factor koreksi pada perencanaan. Jika P adalah nominal output dari motor penggerak, maka berbagai macam factor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan sehingga koreksi pertama dapat diambil kecil. Jika factor koreksi adalah fc maka daya rencana,Pd (Kw) sebagai patokan adalah: Pd=fc x P (Kw) (sularso, 7)(i)

Daya yang akan ditransmisikan Daya rata-rata yang diperlukan Daya maksimum yang diperlukan

fc 1,2-2,0 0,8-1,2

Daya normal 1,0-1,5 Table 1.faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan,fc.

Jika daya yang diberikan dalam daya kuda (PS) maka harus 0,735 untuk mendapatkan daya dalam Kw .. (sularso, 7)

2. Gearbox/Reducer Gear reducer merupakan sekumpulan roda gigi yang terdiri dari roda gigi cacing dan roda gigi lurus yang berfungsi untuk menurunkan putaran dengan perbandingan roda gigi.

3. Kopling Tetap Kopling tetap adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada suatu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Kopling tetap mencakup kopling kaku yang tidak mengijinkan ketidaklurusan kedua sumbu poros , kopling luwes (fleksibel) yang mengijinkan sedikit ketidak lurusan sumbu poros, dan kopling universal yang dipergunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar. Kopling kaku terdiri dari 3 (tiga) jenis, yakni kopling bus, kopling flens kaku, dan kopling flens tempa. Sedangkan kopling flens kaku terdiri atas naf dengan flens yang terbuat dari besi cor atau baja cor, dan dipasang pada ujung poros dengan diberi pasak serta diikat dengan baut pada flensnya. Jika jumlah baut efektif yang menanggung beban dinyatakan dengan ne maka besarnya tegangan geser pada baut, berikut. (sularso, 34).(ii) Dimana; (Kg/ mm2) dapat dihitung sebagai

Tb = Kekuatan Tarik T = Momen Rencana B = Diameter Pusat Baut Ne = Jumlah Baut Efektif

Tegangan geser ijin, (sularso, 34).(iii) Agar baut aman terhadap tegangan geser maka Dimana: =kekuatan tarik baut(KG/mm2) fb Kb =Faktor Keamanan(bernilai 6) =Faktor koreksi(dipilih antara 1,5 Sampai 3)

Tegangan geser

(kg/m2) pada flens adalah:

..(sularso, 34).(iv) Tegangan geser yang diijinkan pada flens adalah: (sularso, 35).(v)

Agar baut aman terhadap tegangan geser maka Dimana: =kekuatan tarik baut(KG/mm2) fb Kb =Faktor Keamanan(bernilai 6) =Faktor koreksi(dipilih antara 1,5 Sampai 3)

4. Screw Conveyor Screw Conveyor merupakan bagian mesin untuk memindahkan bahan sesuai dengan kebutuhannya. Screw conveyor mudah dalam perencanaan, perbaikan, dimensi kecil, dan dapat mengeluarkan material pada beberapa titik dikehendaki. Screw biasanya dibuat dari lembaran baja 4 sampai 8 mm. setiap bagian dilas ke poros dan dilas atau dikelilingi satu sama lain. Screw kadang juga di-cor, menyatu dengan poros. Poros screw conveyor kadang pejal (solid) atau berlubang (hollow). Poros berlubang sering digunakan karena ringan, kuat, disamping lebih mudah penyambungannya. Kapasitas screw conveyor tergantung pada diameter screw D meter, screw pitch S meter, kecepatan n rpm, dan efisiensi pembebanan (loading efficiency) screw . Kapasitas per jam screw conveyor adalah: .. (Muhib 2010:103). (vi) Dengan Q = Kapasitas Screw Conveyor Yang direncanakan V = kapasitas, m3/jam = berat curah bahan, ton/m3 C = factor koreksi karena inklinasi konveyor

= 00 c=1

50 0,9

100 0,8

150 0,7

200 0,65

D = diameter screw, m S = screw pitch, untuk aliran lambat, material brasif S= 0,8D = loading efficiency : 0,125 untuk aliran lambat, material abrasive : 0,25 untuk aliran lambat, material sedikit abrasive : 0,32 untuk aliran bebas mengalir, material sedikit abrasive : 0,4 untuk aliran bebas mengalir, material tidak abrasive

Kecepatan putar screw tergantung pada kapasitas yang diperlukan, diameter screw, dan karakterstik material yang akan dipindahkan. Hambatan total terhadap terak screw conveyor terdiri dari: gesekan material terhadap permukaan screw, gesekan pada bearing dan axial thurst bearing, dan gesekan screw terhadap partikel-partikel yang bercampur Daya yang diperlukan oleh poros screw adalah: (muhib 2010:103)..(vii) Dimana; No = daya yang dipelukan poros screw Q = Kapasitas Screw yang direncanakan L = panjang conveyor Untuk material antrasit, batu bara, coklat kering, nut coal, garam batu, dan sebagainya, nilai rata-rata w0 adalah 2,5; untuk gypsum, lumpy atau fine dry clay,

calcium carbonate, foundry sand, sulphur, semen, abu, lime, pasir butir kecil dan besar, cetakan pasir, nilai rata-rata wo= adalah 4,0 Torsi untuk poros yang berputar pada n rpm adalah: .. (muhib 2010:104)(vii) Gaya longitudinal maksimum yang bekerja pada screw adalah: . (muhib 2010:104)..(ix) Dengan ; r = jari-jari di mana gaya P bekerja, m; r (0,7 0,8)D/2; = , factor koreksi karena sudut gesek material terhadap permukaan screw = sudut (helix) screw pada jari-jari r

BAB III PERHITUNGAN ELEMEN UTAMA MESIN


A. Gambar Mesin Dan Nama-Nama Komponen.

7 6

5 4 3 2 1

8 9 1 1 0 1

Nama nama bagian: 1. Motor 2. Poros motor 3. Gearbox/reducer 4. V-Belt 5. Pulley 6. Poros Screw Conveyor 7. Corong Masukan/Inlet 8. Disc Cetakan 9. Pisau Pemotong 10. Corong Keluaran 11. Kerangka Mesin plat siku

B. Perhitungan Kapasitas Mesin

Kapasitas masukan adonan Kapasitas masukan adonan diperoleh dari kapasitas yang direncanakan, yaitu 25 kg/jam, sehingga kapasitas untuk setiap detiknya adalah : 0,0069 kg/s

= C. Analisa Perhitungan Komponen Mesin


1. Volume Silinder (Chasing) Yang Direncanakan

V= Dimana: V = Volume chasing yang digunakan r = jari-jari chasing yang direncanakan t = Panjang chasing yang direncanakan sehingga: V = 3,14 . 602 . 350

V = 3956400 mm3 = 3956,4 m3 2. Gearbox/Reducer Putaran pada motor diubah dengan menggunakan gearbox dengan rumus:

Dimana: n1= Putaran pada motor listrik n2 =Purtaran keluaran gearbox ratio (perbandingan putaran dari gearbox) Maka:

n2

= 23,66 [rpm]

3. Perhitungan Screw Conveyor ukuran cetakan = 30 mm x 2 mm massa tiap potongan kerupuk = 0,97 gr massa jenis dipeoleh =
m 0.97 gr = v 0,785 x30 2 x 2mm

= 6,8585 x 10 4 gr / mm 3 Massa jenis Q = 25 kg/jam N = 23,66 rpm = 685,85 kg/ m 3

L = 0,35 m = 00 (mendatar) maka (c = 1) parameter utama konveyor. Material yang diangkut adalah abrasive. Aliran lambat, sehingga (loading efficiency) = 0,125; S (screw pitch) = 0,7D dari persamaan (vi) diperoleh :

(diameter poros) Daya motor yang diperlukan. Hambatan terhadap factor gerak adonan wo = 4, maka dari persamaan (vii) diperoleh

Torsi Torsi yang ditransmisikan motor listrik ke poros screw didapat dari persamaan (viii)

Laju sembur Screw pitch (S) = 0,7 D = 0,7 x 120 = 84 mm

Berat material tiap satuan panjang screw conveyor

Gaya aksia screw (P)

4. Kopling Kopling flens kaku digunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu segaris, kopling ini dipakai pada mesin dan transmisi dipabrikpabrik. Kopling flens kaku terdiri atas naf dengan flens yang terbuat dari besi cor atau baja cor, dan dipasang pada ujung poros dengan diberi pasak serta diikat dengan baut pada flensnya. Dalam beberapa hal naf dipasang pada poros dengan sambungan pres atau kerut. Kopling ini tidak mengizinkan sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Pada waktu pemasangan, sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan tepat sebelum baut-baut flens dikencangkan.
a. Kopling pada Keluaran Gearbox

kopling yag digunakan dalam rancangan bangun ini yaitu besi cor kelabu (JIS G 5501) dengan FC 35 yang mempunyai kekuatan tarik: = 35 (kg/mm2) = Faktor keamanan = 6,0 yang dikarenakan pengaruh massa

= factor keamanan = 1,2 -3 karena pengaruh konsentrasi tegangan yang diambil 2 Maka tegangan yang diizinkan ;

Dimana: = Kekuatan tarikpada bahan poros yaitu sebesar 35 (kg/mm2)

2,917 [kg/mm2] Diameter luar naf: D = 2.dp

Dimana: D = Diameter luar naf dp = Diameter poros pada kopling = 2.48 = 96[mm] Tebal flens: Tf = 0,5 . dp = 0,5. 48 = 24[mm]

Maka torsi yang terjadi pada keluaran gear box adalah: T=

= Dimana : Pm = Daya motor listrik rencana = HP = 373 (Watt) = 0,37 (Kw) n = Putaran pada gear box = 23,66

Maka :T = = 0,014 [N.m] = 14[N.mm]

Gaya tangensial: T = Ft.r Keterangan: Ft = Gaya tangensial pada kopling r = jari-jari kopling Gaya tangensial pada kopling : Ft =

= = 0,35[N] Jarak baut [jari-jari antar baut] r=

= 1,69[mm] Perancangan kopling : T=

Dimana : T = Torsi pada kopling D = Diameter poros pada kopling tf = Tebal flens = tegangan geser naf Maka tegangan geser naf:

= = 0,00016[kg/mm2] Maka

2,6515 > 0,00016,baik Perencanaan pada baut kopling adalah: D = 31 [mm] diameter maximum lubang 35,5 [mm]

Dari table 2,1 hal.31 buku sulasro dalam buku dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin hal.31, maka didapat data: A =140[mm], B = 100[mm], C = 63[mm] I = 50 [mm], a = 10 [mm], n = 4 buah

Nilai Efektif baut:

Jumlah efektif baut : N buah

Tegangan geser baut yang diizinkan:

=
Dimana :

Sularso, 40)

= Tegangan geser baut yang diizinkan = Tegangan baut = Faktor keamanan = 6 Kb = Tegangan geser baut: T= Dimana: ne = jumlah efektif baut pada kopling T = Momen rencana B = Ketetapan pada tabel, 1 buku sularso dalam buku dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin hal.31 = tegangan geser baut .(Sularso, 34) = Faktor koreksi = 3

= 0,95 > 2,77 > 0,95 baik

5. Perhitungan Pulley Pulley pada poros motor menggunakan pulley dengan diameter 7,6 cm (3in), pulley pada poros reducer mempunyai diameter yang sama pada pulley di motor ( 7,6cm ). Putaran poros perantara dicari dengan rumus berikut:

Nm Np dm dp

= putaran motor = 1420 rpm = Putaran poros reducer = diameter pulley motor = 7,6 cm = diameter poros perantara = 7,6 cm

karena diameter pulley pada motor sama dengan diameter pulley pada poros reducer maka putaran poros reducer sama yaitu 1420 rpm.

6. Perhitungan Dan perencanaan V-Belt Pada mekanisme mesin pemotong kerupuk menggunakan v-belt karena sabuk ini bagus sekali dalam mentransmisikan daya serta banyak dijumpai di pasaran. Jenis yang dipilih adalah tipe A dan jumlah yang diperlukan cukup 1 karena daya yang ditransmisikan kecil dm nm = diameter pulley motor (7,6 cm) = putaran motor 1420 rpm

c1 d1 np

= jarak pusat poros motor dan poros reducer l = 33 cm = diameter pulley besar poros reducer = (7,6 cm) = putaran poros reducer = 1420 rpm

memilih tipe belt putaran yang direncanakan = 1420 rpm dari data daya dan putaran maka dengan memakai diagaram pemilihan sabuk, tipe sabuk yang dipilih adalah tipe A kecepatan keliling (v)

Panjang Belt

7. Perhitungan Daya Mesin

Untuk menentukan perhitungan daya mesin yang direncanakan adalah : daya rencana adalah: Pd = P . fcfc = 0,8 .(Sularso, 17) Dimana ; Pd = Daya rencana P = Daya Motor yang direncanakan [Hp]

Fc = Faktor koreksi daya yang ditransmisikan Maka, Pd = P.fc Pd = 0,58 . 0,8 Pd = 0,465 [HP] = [HP]

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PERAWATAN MESIN A. Proses Pembuatan


Proses pembuatan adalah proses yang dilakukan setelah proses perancangan diselesaikan. Proses pembutan ini merupakan gambaran singkat pembuatan komponen-komponen yang dibuat adalah: 1. Kerangka Mesin Kerangka mesin terbuat dari profil U dan plat siku kerangka ini dibentuk dengan pengelasan. Pengelasan yang dilakukan adalah dengan menggunakan las listrik. Kerangka ini dibentuk dengan sedemikian rupa untuk dapat menahan keseluruhan berat dan beban mesin. Kerangka mesin ini memiliki ukuran 450 x 410 x 410 (mm).

2. Corong Masukan

Corong ini dibentuk dengan menggunakan peralatan pemotong pelat. Pelat yang digunakan adalah pelat dengan tebal 2 mm corong ini dibentuk dengan sedemikian rupa dengan bagian bawah yang mengecil guna memperoleh tekanan pemasukan bahan.

3. Piringan Cetakan Disc Cetakan ini terbuat dari pelat dengan ketebalan 6 (mm). yang memiliki 3 variasi yaitu variasi setengah lingkaran, variasi segitiga, variasi bintang. Bentuk dics cetakan ini menyerupai piring pembagi.

4. Mata Pisau Dalam pembuatan mesin ini pisau yang digunakan adalah pisau yang berputar seiring puntir poros (dinamis) berjumlah 3 buah. Dimana pisau pemotong ini hanya terbuat dari plat baja yang telah di gerinda sampai tajam. Pelat pisau pemotong ini di las sebagai penahan pada ujung poros.

B. Pengertian Dan Tujuan Utama Perawatan


Dalam mencapai tujuan produksi yang optimal maka dibutuhkan suatu mesin(peralatan) yang mampu bekerja optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu sistem dan tindakan pemeliharaan. Tindakan pemeliharaan ini semestinya dilakukan semenjak dini hari agar kondisi mesin terjaga dari kerusakan. Perawatan merupakan tindakan yang dilakukan guna mempertahankan dan mengoptimalakan kondisi dari suatu mesin( peralatan). Tujuan utama dari tindakan perawatan adalah:

1) Agar mesin peralatan dapat digunakan secara optimal 2) Untuk memperpanjang jangka waktu pemakaian umur dari mesin(peralatan) 3) Untuk menjamin keselamatan operator dalam menjalankan suatu mesin (peralatan) 4) Agar dapat mengindentifikasi kerusakan-kerusakan yang terjadi sedini mungkin

C.Perawatan Bagian-Bagian Utama Mesin


Pada mesin pencetak kerupuk ini terdapat bagian-bagian utama yang perlu mendapatkan suatu tindakan perawatan.bagian utama adalah: 1) Kopling Menginspeksi bagian dalam kopling seperti karet kopling dan pasak yang terdapat pada kopling sebelum menjalankan mesin 2) Gear box/ Reducer roda gigi adalah suatu bagian elemen yang penting untuk menghasilkan putaran yang diinginkan. Oleh karena itu gear yang ada di dalam gear box/reducer sering bergesekan dengan gear yang lain, maka oleh sebab itu dibutuhkan pelumasan pada gear box dengan menggunakan grease dengan cara mengoleskan 3) Screw conveyor Screw Conveyor dirawat dengan cara membersihkannya setelah pemakaian mesin. Perawatan ini dilakukan untuk membuang minyak pelumas saja. Sehinggga menghindari proses korosi yang cepat dan apabila sudah rusak harus diganti. 4) Poros

Poros ini sebagai tempat dudukan dari reducer dan penerus putaran conveyor, sedangkan perawatan hanya memberikan minyak pelumas saja. Sehingga menghindari proses korosi yang cepat dan apabila sudah rusak harus diganti. 5) Motor listrik Motor listrik merupakan sumber tenaga pengerak awal, maka perawatan dilakuakan adalah menghindari motor dari air agar tidak terjadi konslet pada komponen motor dan apabila rusak harus diganti. 6) Perawatan bagian-bagian lain Perawatan bagian-bagian lainnya dilakukan dengan cara pembersihan setelah pemakaian mesin agar tidak timbul karat dalam waktu yang singkat.

BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan pertimbangan maka dapat disimpulkan bahwa mesin pencetak kerupuk dengan bahan baku tepung tapioka ini mampu mencetak kerupuk dengan tiga variasi bentuk dengan kapasitas 10 kg adonan/jam Untuk mencapai kapasitas yang diinginkan maka dilakukan pemilihan komponen-komponen mesin sesuai dengan perhitungan dan pertimbangan yang dilakukan antara lain motor listrik sebagai penggerak dengan daya HP = 373 (watt), Putaran :1420 (Rpm), Tegangan : 110/220 (Volt), gigi reducer tipe 50 dengan perbandingan roda gigi 1:60. Menggunakan 1 buah kopling flens, pulley dan sabuk.

B. Saran Di dalam membuat rancangan konstruksi mesin harus lah memahami dengan baik mata kuliah elemen mesin dan mekanika teknik, sehingga dengan mudah dan tepat menuangkan konsep-konsep berpikir pada rancangan konstruksi mesin yang akan di rancang.

DAFTAR PUSTAKA

Kiyokatsu, Suga dan Sularso. 2004. Dasar Prencangan dan Pemeliharaan Elemen Mesin. Cetakan ke-11. Jakarta: Paradnya Paramita Zainuri Muhib. 2010. Mesin Pemindah Bahan material Handling Equipment. Yogyakarta: Andi Creamer Roberth. 1984. Machine Design. USA: Addison-Wesley Series Sheet Presentation of mechanical engineering department carlos III university Screw Conveyor

Anda mungkin juga menyukai