Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang fraksi karbonatnya (aragonit, kalsit, dolomit, magnesit, ankerit dan siderit) lebih besar dari fraksi non karbonat (Pettijohn, 1975). Batugamping batuan sedimen terdiri dari kalsit (CaCO3) 100% atau kalsit dengan kadar Mg tinggi [Ca,Mg (CO3)] dolostone : terdiri dari dolomit { CaMg (CO3)2 } batuan karbonat terdiri dari butiran (framework) & matriks karbonat > 50%
75 MMBO 450 MMBO 765 MMBC 800 MMBO 750 MMBO 250 MMBO ?
Komposisi kimia/mineral batuan karbonat : a. Aragonit CaCO3 (ortorombik) : hasil presipitasi langsung dari air laut secara kimiawi atau berasal dari proses biogenic (ganggang hijau), bentuk serabut, dan tidak stabil. b. Kalsit CaCO3 (heksagonal) : mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang baik/spar, kalsit bila diberi alizarin red menjadi merah c. High-Mg Calcite : kandungan MgCO3 4%, terbentuk pada daerah yang hangat d. Low-Mg Calcite : kandungan MgCO3 <4%, terbentuk pada daerah yang dingin e. Dolomit CaMg(CO3)2 (heksagonal) : berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi dengan alizarin red, kebanyakan hasil dolomitisasi dari kalsit f. Magnesit MgCO3 (heksagonal) : biasanya berasosiasi dengan evaporit g. Siderit FeCO3 (heksagonal) h. Ankerite Ca(Fe,Mg)(CO3)2 (heksagonal)
1. Butiran karbonat (carbonate grain) : butiran skeletal, ooid, pisoid, pelloid/pellet, agregat (lump/grapestone), litoklas (intraklas & ekstraklas) 2. Matrik berupa microcrystalline calcite/micrite atau lumpur karbonat/lime mud : agregat (kumpulan) kalsit/aragonit yang berukuran <4m (sangat halus/lempung). 3. Semen (sparry calcite/sparite) : kristal-kristal kalsit granular yang terekristalisasi dalam rongga-rongga pada endapan karbonat atau batugamping, terutama dalam rongga-rongga antar butir dan dalam rongga fosil.
Butiran karbonat (carbonate grain) : Butiran skeletal : fragmen bagian yang keras dari organisme yang kalkareous dan cangkang yang tidak pecah seperti moluska, echinoid, ostrakoda, coral, algae, foraminifera, brachiopoda, dll.
Butiran karbonat (carbonate grain) : Butiran skeletal : fragmen bagian yang keras dari organisme yang kalkareous dan cangkang yang tidak pecah seperti moluska, echinoid, ostrakoda, coral, algae, foraminifera, brachiopoda, dll.
1. Butiran karbonat (carbonate grain) : Ooid : butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elipsoid, berukuran 0,2-0,5 mm yang mempunyai 1 atau lebih struktur lamina yang konsentris (dari aragonit atau kalsit) dan mengelilingi inti partikel (fragmen cangkang, pelet atau kuarsa). Ooid terbentuk karena agitasi (pengayakan) pada lingkungan laut dangkal (<15 m), arus dasar yang kuat, salinitas tinggi dan jenuh kalsium bikarbonat. Pisoid : butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elipsoid, yang mempunyai struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti partikel (fragmen cangkang, pelet atau kuarsa) seperti ooid, tetapi berukuran >2 mm bahkan beberapa puluh mm. Peloid/pellet : butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau runcing, tersusun oleh micrite tetapi tidak punya struktur dalam, berukuran <0,1-0,5 (lanaupasir halus). Peloid berasal dari : sekresi organisme terutama organisme pemakan lumpur karbonat (deposit feeder) seperti gastropoda atau crustacea, yang disebut faecal pellet; hasil disintegrasi dari ooid atau fragmen cangkang yang bundar oleh organisme pembor terutama endolithic (boring) algae; dan dari proses abrasi intraclast sehingga bagian pinggirnya menjadi tumpul dan cenderung berbentuk bulat. Pellet cenderung berukuran kecil dan seragam, berbentuk teratur (ovalbundar) dan kandungan bahan organiknya tinggi. Pellet banyak dijumpai di lingkungan lagoon atau tidal flat (daerah berenergi rendah dan relatif tenang).
1. Butiran karbonat (carbonate grain) : Agregat (lump/grapestone) : kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang tersemen bersama-sama selama sedimentasi (Tucker, 1982). Semennya bisa berupa semen mikrokristalin kalsit/aragonit atau semen zat organik. Agregat terbentuk pada lingkungan laut dangkal dimana energi arus dan gelombang relatif rendah. Litoklas : butiran karbonat yang berupa fragmen batuan karbonat - Intraklas : fragmen batuan karbonat yang terbentuk lebih awal dan berasal dari cekungan yang sama (pada seafloor, tidal flat atau beach rock) - Ekstraklas : fragmen batuan karbonat dari umur yang berbeda atau berasal dari cekungan yang berbeda
Klasifikasi Batuan Karbonat 1. Klasifikasi Grabau (1904) Grabau mengklasifikasikan batugamping berdasarkan ukuran butir menjadi 5 yaitu : Calcirudite : batugamping yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir (>2 mm). Calcarenite : batugamping yang ukuran butirnya sama dengan pasir (1/16 - 2 mm). Calcilutite : batugamping yang ukuran butirnya lebih kecil dari pasir (<1/16 mm). Calcipulverite : batugamping hasil presipitasi kimiawi seperti batugamping kristalin. Batugamping organik : batugamping hasil pertumbuhan organisme secara insitu seperti batugamping terumbu dan stromatolite. 2. Klasifikasi Folk (1962) Berdasarkan perbandingan relatif antara allochem, micrite dan sparite serta jenis allochem yang dominan, Folk mengklasifikasikan batugamping menjadi 4 yaitu (gambar 2.31) : batugamping tipe I allochemical rocks dengan sparry calcite cement, batugamping tipe II allochemical rocks dengan microcrystalline calcite matrix (allochemical >10%), batugamping tipe III orthochemical rocks (allochemical 10%), dan batugamping tipe IV autochthonous reef rocks. Batas ukuran butir yang digunakan Folk untuk membedakan antara allochem dan micrite adalah 4 micron (lempung).
3. Klasifikasi Dunham (1962) Dunham mengklasifikasikan batugamping berdasarkan tekstur pengendapan (yaitu derajat perubahan tekstur pengendapan, komponen asli terikat atau tidak terikat selama proses pengendapan, tingkat kelimpahan antara butiran dan lumpur karbonat) menjadi 5 yaitu : mudstone, wackestone, packstone, grainstone dan boundstone, sedangkan batugamping yang tidak menunjukan tekstur pengendapan disebut crystalline carbonate (Gambar 2.32). Batas ukuran butir yang digunakan Dunham untuk membedakan antara butiran dan lumpur karbonat adalah 20 micron (lanau kasar). Klasifikasi batugamping yang didasarkan pada tekstur pengendapan dapat dihubungkan dengan fasies terumbu dan tingkat energi yang bekerja sehingga dapat untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan.
4. Klasifikasi Embry & Klovan (1971) Embry & Klovan mengklasifikasikan batugamping berdasarkan tekstur pengendapan dan merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham yaitu dengan menambahkan kolom khusus pada kolom boundstone, menghapuskan kolom crystalline carbonate dan membedakan prosentase butiran yang berdiameter 2 mm dari butiran yang berdiameter >2 mm, ukuran butir 0,03-2 mm dan ukuran lumpur karbonat <0,03 mm. Embry & Klovan mengklasifikasikan batugamping menjadi 2 kelompok yaitu batugamping autochthon dan batugamping allochthon (Gambar 2.33). Batugamping autochthon adalah batugamping yang komponen penyusunnya berasal dari organisme yang saling mengikat selama pengendapannya. Batugamping ini dibagi menjadi 3 yaitu bafflestone (tersusun oleh biota berbentuk bercabang), bindstone (tersusun oleh biota berbentuk mengerak atau lempengan) dan framestone (tersusun oleh biota berbentuk kubah). Batugamping allochthon adalah batugamping yang komponen penyusunnya berasal dari fragmentasi mekanik, kemudian tertransport dan diendapkan kembali sebagai partikel padat. Batugamping ini dibagi menjadi 6 yaitu : mudstone, wackestone, packstone, grainstone, floatstone dan rudstone. Klasifikasi Embry & Klovan sangat baik untuk mempelajari fasies terumbu dan tingkat energi pengendapan.
Klasifikasi batugamping menurut Dunham (1962) dan Embry & Klovan (1971)
Klasifikasi batugamping menurut Dunham (1962) dan Embry & Klovan (1971)
Porositas Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan (dinyatakan dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan cairan (air) ke dalam batuan. Istilah yang dipakai adalah porositas baik (batuan menyerap air), porositas sedang (diantara baikburuk), dan porositas buruk (batuan tidak menyerap air). Macam-macam porositas berdasarkan waktu terbentuknya : Porositas Primer : terbentuk pada saat diendapkan-diagenesis awal, contoh interkristalin, intrakristalin, intergranular, intagranular Porositas Sekunder : terbentuk selama diagenesis lanjut mesogenesistelogenesis, contoh porositas yang terbentuk akibat retakan/fracturing, pengkerutan/shrinkage, dan pelarutan (butiran, semen, matriks) Choquete and Pray (1970) mengklasifikasikan porositas batuan karbonat berdasarkan tiga kelompok yaitu tipe fabric selective, tipe not fabric selective dan tipe fabric selective or not (Gambar 34).
ANALYSES METHODS Rock sample from core, cutted, grinding and prepared become thin section with thickness 0.03 mm. The samples were impregnated with blue dyed epoxy, stained with alizarin red and potassium ferricyanide. Then, thin section already for petrographic analysed using Nikon polarization microscope.
*1 *1 *2 *3 *1 *3 *4 *5 *6 *2 *5 *2 *6 *4
1mm
2cm
*3
*6
*4
2cm
*5
22% = 22%
= 22%
= 22% = 23%
= 23%
= 23%
= 22%
= 22%
= 23%
= 23%
Frequency
Porosity (%)
60
=11% = 10%
= 22%
= 50% = 60%
= 18%
= 24%
= 22%
= 22%
= 22%
= 23%
Frequency
Porosity (%)
60
Clarity Circulation
The platform margin and slope Ramps Rimmed shelves Attached platforms Escrapment margins Detached platform (Isolated Platform)
10 - 1,000 km
Sea Level
Rimmed Shelf
Ramp
10 - 1,000 km
Sea Level
100 - 10,000 km
Sea Level
Isolated Platforms
Epeiric Platform
Rim
Isolated Platform
REEF
Sedimentation environment and carbonate facies standar fasies belt (Wilson, 1975)
REEF
REEF
DIAGENESIS lingkungan near-surface marine, meteoric environment, deep-burial environment proses-proses : sementasi, mikritisasi (oleh organik), neomorfisme, disolusi, kompaksi, dolomitisasi neomorfisme : proses penggantian mineral yang sejenis (polimorf); biasanya lebih kasar mineralogi : aragonit, kalsit, dolomit (karbonat), lain-lain (kuarsa, felspar, mineral lempung, fosfat, oksida besi, sulfida, evaporit) 3 lingkungan diagenesis (utama) : - marine (dibawah lantai samudera/sea floor); shallow- & deep water & zone intertidal - supratidal - near-surface meteoric : terjadi setelah deposisi, atau pada kedaan uplifted setelah burial - lingkungan burial : 10-ratusan meter : rekristalisasi, metamorfosis Sementasi isopachous , gravity (stalactitic) & meniscus, fibrous, syntaxial (semen spar kalsit melingkupi butiran, dan optis kontinu), equent spar drusty mosaic, poikilotopic (seperti syntaxial, tetapi tidak optis kontinu).
Sementasi - zone vadose : semen meniscus, mikrostalaktit (diatas muka air) - zone phreatic : semen circumgranular (fig.4.6;4.7) - zone marin dangkal : fibrous, fibrous bladed, menjarum, botryoida (fig.5.2; 5.3) POROSITAS SEKUNDER Eogenetis stage : periode setelah pengendapan sampai berakhirnya aktifitas air meteorik dan air laut normal (normal marine waters) porositas : dimodifikasi oleh proses-proses disolusi, sementasi, dolomitisasi lingkungan meteoric phreatic, meteoric vadose, shalloe deep marine, evaporite marine Mesogenetic stage fase burial ; burried at depth below the majoe influence of surficial diagenetic processes modifikasi porositas lambat, didominasi oleh proses-proses yang berkaitan dengan kompaksi interval waktu mesogenetic agak panjang (lama) -- mengakibatkan modifikasi porositas cukup intensif; biasanya destruktif Telogenetic stage berasosiasi dengan ketidak selarasan
3 Lingkungan/rejim diagenesis batuan karbonat/sedimen karbonat : 1. The sea-floor and shallow marine subsurface regim mikritisasi akibat boring organisme (algae, bakteri, fungi, moluska, dll) sementasi oleh aragonit & high- magnesian calcite, dolomit (khusus di batugamping modern/resen); macam-macam sementasi : - berbentuk kristal mikrit (jenis magnesian calcite) sekitar butiran - fibrous hingga bladed crystals - fibrous rind & isopachous (identik fibrous rinds apabila ketebalannya sama) - meniscus & pendant/gravitational cement umumnya di beachrock - mesh of needle-like crystals - botryoidal disolusi : terjadi diluar zone I (zone presipitasi & sementasi); akibatnya semua sedimen karbonat pada kondisi air lebih dalam dan latitude tinggi berkomposisi dominan butiran skeletal neomorfisme : kombinasi inversi dan rekristalisasi (Folk,1965) - inversi dari aragonit menjadi kalsit(kalsitisasi) - rekristalisasi : perubahan menghasilkan kristal berukuran lebih kasar; tanpa perubahan mineralogi - terjadi pada kondisi air lebih dalam d.p. zone I
2. Diagenesis pada lingkungan meteorik Sedimen karbonat yang semula diendapkan di rejim marin dapat berinteraksi/dibawa ke lingkungan meteorik melalui beberapa cara a.l. : - pengisian seluruh sedimen secara lengkap dari cekungan karbonat dangkal (shallow carbonate basin) ke/atau diatas muka laut; contoh shoaling upward - turunnya muka laut batuan karbonat tersingkap - late-stage uplift & unroofing of older carbonates proses yang terjadi mencakup : - simple corrosion akibat air hujan, biojenik, - mixing corrosion akibat percampuran air laut - air meteorik - hydrostatic corrosion : akibat meningkatnya tekanan hidrostatis sesuai dengan kedalaman, dibawah water table - presipitasi kalsit low Mg lebih umum d.p. proses disolusi unsur tsb diagenesis di lingkungan zone vadose : - rongga diisi oleh udara dan air - 2 bagian (Longman, 1980) : zone soil atau zone larutan, dan zone presipitasi - disolusi : alterasi kalsit Mg menjadi kalsit, neomorfisme aragonit kalsit sementasi kalsit : jenis meniscus atau pendant, syntaxial,dll.
dilingkungan zone phreatik - terletak dibawah zone vadose; dibawahnya zone campuran (mixing zone) - rongga terisi penuh oleh air - sementasi jenis isopachous dominan; semen syntaxial dilingkungan zone campuran - proses disolusi lebih dominan d.p. presipitasi - kalau terbentuk kalsit, akan terjadi dibagian bawah - semakin kebawah, semen kalsit akan lebih banyak Mg nya diagenesis di lingkungan meteorik telogenetik - disolusi dominan : karst terbentuk apabila cuaca humid menghasilkan porositas jenis vugs, caves, cavern
3. Diagenesis di lingkungan deep burial environment proses-proses yang terjadi : - kompaksi secara fisik : grainpacking & reorientasi butiran deformasi butiran pressure dissolution (chemical compaction) - hasilnya stylolitic texture flattening grains/pellets butiran hancur, dll - sementasi : - bladed-prismatic cement, - coarse mozaic calcispar - poikilotopic calcite - coarse dolomite - coarse anhydrite - neomorfisme, - aggrading- & deggrading- neomorphism - aggrading neomorpism : perubahan kristal aragonit menjadi mikrit lumpur karbonat mikrospar lumpur karbonat, fosil, dll kristal lebih kasar (pseudospar) 3 macam fabric hasil neomorfisme : - granular - radial-fibrous - syntaxial rims - replacement : penggantian oleh mineral lain : hematit, rijang, dolomit - disolusi
POROSITAS
PERBANDINGAN JUMLAH RONGGA TERHADAP VOLUME TOTAL (%) MACAM-MACAM (BERDASARKAN WAKTU TERBENTUKNYA) POROSITAS PRIMER DAN SEKUNDER POROSITAS PRIMER : TERBENTUK PADA SAAT DIENDAPKAN DIAGENESIS (DIAGENESIS AWAL) POROSITAS SEKUNDER : TERBENTUK SELAMA DIAGENESIS LANJUT MESOGENESIS TELOGENESIS (DEEP BURIAL UPLIFTED)
POROSITAS PRIMER : INTERKRISTALIN, INTRAKRISTALIN, INTERGRANULAR, INTRAGRANULAR POROSITAS SEKUNDER : - akibat retakan/fracturing, - pengkerutan/ shrinkage - pelarutan (dissolution) : butiran, semen, matriks, dll
Batugamping Boundstone, terlihat adanya coral, rekahan dan stylolit Lokasi : Gunung Hawu
Batugamping Boundstone, terlihat adanya branching coral, rekahan dan stylolit Lokasi : Gunung Hawu
Batugamping Boundstone, terlihat adanya masif head coral, dan porositas vuggy Lokasi : Pasir Lampegan
Batugamping Boundstone, terlihat adanya Bindstone coral dengan kenampakan encrusting algae, rekahan dan stylolit Lokasi : Gunung Hawu
Batugamping Boundstone kontak erosional dengan batugamping bioklastik Lokasi : Pasir Lampegan
Batugamping bioklastik dengan butiran kuarsa pada dasar bidang erosional Lokasi : Pasir Lampegan
A
A. Morfologi terjal Batugamping Berlapis B. Perselingan Batugamping Packstone dengan Batulempung karbonatan (napal) C. Batugamping Rudstone Lokasi : Pasir Cikamuning
Perselingan Batugamping Platy Coral Boundstone dengan Batugamping Branching Coral Bafflestone Lokasi : Gunung Pawon
Shelf deposit Didominasi oleh platy, branching dan head corals. Merupakan sekuen pendangkalan. Umur : Miosen Bawah
Profil dan singkapan Batugamping Batuputih yang menunjukan jurus dan kemiringan N30E/80oE Lokasi : BatuputihSamarinda
mikritisasi
d neomorfisme
mikrit
No. Batuan Warna : warna yang representatif Tekstur : Ukuran Butiran, Pemilahan, Kebundaran Butiran, Kemas, Abrasi, Kontak Antar Butiran
Butiran : Jenis (butiran skeletal, ooid, pellets, litoklas, butiran terigen), Matrik : mikrit, Semen : Sparry Calcite; Prosentase Struktur : Struktur Sedimen Fisika dan Biogenik; Perlapisan (Strike-dip, Tebal), Organic Tracks & Trails, Organic Burrow, Stylolite, dll. Porositas : Baik (menyerap air), Sedang (diantara baik-buruk), Buruk (Tidak menyerap air); Jenis Porositas (vuggy, fracture, intercrystalline, mouldic, dll), Prosentase; Kekompakan : getas, kompak, lunak, keras, dll.
Diagenesis : Kompaksi, Dissolution, Dolomitisasi, Replacement, Neomorfisme, dll Nama Batuan: Batugamping Bioklastik, Kalkarenit, Mudstone, Wackestone, Packstone, Grainstone, Boundstone, dll.
Batugamping Bioklastik Numulites (Numulites Packstone), abu-abu-putih kecoklatan, berukuran pasir sedang-sangat kasar (0,3-1,5 mm), terpilah sedang, membundar-menyudut tanggung, kemas terbuka, grain supported, butiran terdiri dari fosil foraminifera besar (numulites), foraminifera plankton, dan kuarsa, butiran tertanam dalam matrik mikrit, semen kalsit, struktur sedimen boring dan stylolit, porositas sedang, jenis porositas vuggy dan fracture, kompak. Batugamping dipotong oleh urat-urat kalsit yang saling berpotongan, lebar urat kalsit 1-3 mm. Foraminifera besar/Numulites (45%), 1-1,5 mm, abuabu, membundar-menyudut tanggung. Foraminifera plankton (5%), 0,3-0,4 mm, putih-abuabu, membundar-membundar tanggung. Kuarsa (5%), 0,6-1 mm, putih, membundar-menyudut tanggung. Matrik (30%), sangat halus, coklat-abu-abu, berupa mikrit. Semen (10%), sangat halus, putih, kristalin, berupa kalsit, mengisi pori-pori batuan dan mengisi rekahan. Porositas (5%) berupa porositas vuggy dan fracture.
Fosil Numulites
Matriks
10 cm
15 cm
Porositas vuggy
Gambar batuan
Deskripsi mikroskopis : Tekstur : - klastik, terpilah baik/sedang/buruk, kemas terbuka/tertutup Butiran : ........ % ; terdiri dari fragmen fosil berupa foraminifera, alga, koral, dll; berbentuk utuh/pecah-pecah; dan butiran detritus berupa kuarsa/plagioklas/hornblende/dll/fragmen batuan (andesit,basalt,batulempung,sekis/dll, berukuran pasir halus/sedang/kasar/kerikil (0,3 1,3 mm), berbentuk menyudut,membundar,dll Matrik : ........ %, berupa lumpur karbonat, mulai terekristalisasi menjadi mikrokristalin kalsit (mikrit)Semen :%, spari kalsit/mikrospar kalsitPorositas :..%, interpartikel/intrapartikel/moldic,dll FORAMINIFERA (......%) berupa foraminifera besar/kecil, berbentuk utuh/pecah-pecah; kamarnya mulai terisi oleh semen kalsit ALGA (......%) berbentuk memanjang utuh/pecah-pecah, dll KUARSA (.....%) sebagai butiran detritus (.......%) : segar / agak lapuk /lapuk ; hadir sebagai kuarsa monokristalin/polikristalin, berukuran ..... - ..... mm ; menyudut/ membundar; pemadaman bergelombang PLAG (.....%) sebagai butiran deritus (.......%) : segar / agak lapuk /lapuk ; kembar - berukuran ..... - ..... mm ; menyudut/ membundar; zonasi ; - komposisi ...............................; terubah menjadi FRAG BATUAN (.....%) hadir sebagai fragmen andesit/basalt/batulempung/sekis/batusabak/tuf (.......%) : - berukuran ..... - ..... mm ; menyudut/ membundar, segar / agak lapuk /lapuk ; MATRIK LUMPUR KARBONAT (.%) hadir mengikat butiran/fragmen, berwarna coklat keruh, terkristalisasi menjadi mikrokristalin kalsit. SEMEN (.%) semen kalsit, mengisi ruang antar butiran/fragmen, bentuk kristal anhedral/subhedral/dll
Packestone Lepidocyclina disusun oleh butiran (28%) yang berukuran 0,128,75 mm, terdiri dari foraminifera besar, foraminifera kecil, koral, alga merah, alga hijau, brachiopoda, echinoderma yang tertanam dalam matriks (22%) berupa mikrit dan semen (44%) berupa sparry calcite, dan pirit, tekstur grain supported, terpilah buruk, kontak antar butiran mengambang, terdapat struktur stilolit yang diisi oleh mineral lempung. Porositas sebesar 6% berupa porositas vuggy, dan fracture. Foraminifera besar (9%) terdiri dari Lepidocyclina, Heterostegina, Spiroclepeus, berbentuk utuh dan pecahan, berukuran 0,45-4 mm, cangkangnya mengalami mikritisasi dan sebagian berupa fibrous calcite, dan kamarnya terisi oleh sparry calcite dan pirit. Koral (6%) berbentuk pecahan, berukuran 1,25-8,75, di antara koral diisi oleh mikrit, tubuh koral mengalami pelarutan, kemudian diisi oleh sparry calcite. Alga merah dan hijau (5%) berbentuk utuh dan pecahan, berukuran 0,23-2,125 mm, pada bagian cangkangnya mengalami mikritisasi. Foraminifera kecil (3%) berbentuk utuh dan pecahan, berukuran 0,14-0,43 mm, pada bagian cangkangnya berupa fibrous calcite dan mengalami mikritisasi, kamarnya terisi oleh sparry calcite dan pirit. Brachiopoda (3%) berbentuk utuh dan pecahan, berukuran 0,12-2 mm, memperlihatkan struktur fibrous calcite, dan pada bagian cangkangnya mengalami mikritisasi. Echinoderma (2%) berbentuk utuh, berukuran 0,65 mm, mengalami sementasi berupa syntaxial rim cement. Matriks mikrit (22%) hadir mengikat butiran, berwarna coklat keruh, sebagian besar mengalami neomorfisme menjadi microspar. Semen (44%) berupa sparry calcite, dan pirit, yang mengisi ruang antar butir dan kamar-kamar fosil. Tipe semen terdiri dari micritic, fibrous, syntaxial, sparry dan equant. Tahap diagenesis yang dapat diamati dalam sayatan tipis : Diagenesis pertama terjadi dalam lingkungan marine phreatic, yang ditandai oleh mikritisasi dan sementasi fibrous calcite. Diagenesis kedua terjadi dalam lingkungan burial, yang ditandai oleh neomorfisme mikrit menjadi microspar, dan kompaksi yang ditandai pembentukan stilolit dan fracture yang membentuk porositas fracture. Diagenesis ketiga terjadi dalam lingkungan fresh water phreatic, yang ditandai oleh pelarutan pada tubuh koral, kemudian ruang hasil pelarutan ini diisi oleh sparry calcite dan sementasi syntaxial overgrowth calcite pada echinoderma. Diagenesis keempat terjadi dalam lingkungan vodose zone, yang ditandai oleh pelarutan yang membentuk porositas vuggy.
CLASSIFICATION
Dolomitized Wackestone
Dolomitized Wackestone consist of carbonate grain 6-30%, mud supported, poorly sorted, floating contact, angular-rounded in grain shape. The grains are bounded by matrix 4-10% and cement 48-79%. Rock porosity of vug, fracture and intercystal type is 5-20%. Carbonate grain consist of red algae, larger foraminifera, quartz, benthonic foraminifera, echinoderms, corals, molluscs, planktonic foraminifera, and indeterminate bioclasts. Sample B#36 content red algae 15% (Dolomitized Red Algae Wackestone). Matrix consist of micrite. Carbonate cement consist of calcite, dolomite and hydrocarbon. Type of cement consist syntaxial, poikilotopic, micritic, sparry and equant.
Dolomitized Wackestone
Corals Wacke-Packstone
Corals Wacke-Packstone consist of carbonate grain 31-58%, mud-grain supported, poorly sorted, floating, point and long contact, angular-rounded in grain shape. The grains are bounded by matrix 7-15% and cement 20-51%. Rock porosity of vug, mouldic, fracture and intercystal type is 4-16%. Carbonate grain consist of corals, benthonic foraminifera, molluscs, quartz, red algae, planktonic foraminifera, larger foraminifera, echinoderms, and indeterminate bioclasts. Matrix consist of micrite. Carbonate cement consist of calcite, dolomite, and hydrocarbon. Type of cement consist of micritic, sparry, syntaxial, acicular, pendant, and equant.
Corals Wacke-Packstone
Echinoderms Packstone
Echinoderms Packstone consist of carbonate grain 37-44%, mud-grain supported, poorly sorted, point and long contact, angular-rounded in grain shape. The grains are bounded by matrix 8-10% and cement 25-33%. Rock porosity of vug, moldic, fracture and intercrystal type is 20-23%. Carbonate grain consist of echinoderms, red algae, larger foraminifera, benthonic foraminifera, molluscs, planktonic foraminifera, quartz. Matrix consist of micrite. Carbonate cement consist of calcite, dolomite, and hydrocarbon. Type of cement consist of micritic, syntaxial, pendant, and equant.
Calcareous Subarkose
Calcareous Subarkose composed of grain 48%, grains consist of monocrystalline quartz, polycrystalline quartz, feldspar, lithic fragment (chert), mica, fossil (planktonic foraminifera, benthonic foraminifera and indeterminate bioclasts), grain size is from fine silt to very coarse sand grained (0.01-1.55), with its mode of 0.08 mm, moderately sorted, point and long grain contacts, angular-subrounded in grain shape. The grains are bounded by matrix 20% and cement 22%. Matrix consist of detrital clay and carbonate ooze. Cement consists of calcite, clay minerals and hydrocarbon filling the pore spaces of the rock. Rock porosity of dissolution and fracture type is 10%.
The diagenetic process which can be analyzed in siliciclastic rocks : Compaction which was identified by point and long grain contacts. Cementation of clay minerals, calcite, and hydrocarbon. Recrystallization of clay matrix. Replacement of grains by calcite. Dissolution of grains, matrix and cement. Secondary porosity due to dissolution and fracture.
Batugamping batuan sedimen terdiri dari kalsit (CaCO3) 100% atau kalsit dengan kadar Mg tinggi [Ca,Mg (CO3)] dolostone : terdiri dari dolomit { CaMg (CO3)2 } batuan karbonat terdiri dari butiran (framework) & matriks karbonat > 50% Terdiri dari material karbonat berukuran pasir dan lumpur Material organik lebih banyak Terdapat berupa terumbu, mound atau bank
TERDIRI DARI 6 KOMPONEN UTAMA b Butiran b Lumpur karbonat & mikrit/mikrospar mikrit/ b Komponen terigen b Semen kalsit spar b Mineral autijenik (dolomit, mineral non karbonat) dolomit, karbonat) b Rongga Butiran (the allochemical component) non skeletal : ooids (< 2mm), pisoids, coated grains (inti : fosil), pisoids, (inti fosil), intraclasts, intraclasts, extraclasts skeletal components : fosil Lumpur karbonat - matriks diantara butiran; material alogenik (lumpur karbonat) butiran; karbonat) maupun autigenik (mikrokristalin) mikrokristalin) - mikrit (mikrokristalin ukuran < 5 m); mikrospar (5-15 m) (5Komponen terigen : non karbonat (kuarsa, felspar, dll) kuarsa, felspar, dll) Semen kalsit spar : mengisi antara butiran / rongga; lebih kasar dari mikrit rongga;
KLASIFIKASI - berdasarkan ukuran butir : kalsirudit (> 2mm), kalkarenit (62 m 2 mm), kalsilutit (< 62 m) Klasifikasi R.I. Folk : - berdasarkan komposisi : alochem, matriks dan semen - Bio (butiran skeletal), oo (ooid), pel (peloid), intra (intraklas) - macam-macam : Biosparit (komponen bioklas, dominan kalsit spar); pelsparit, oosparit, intrasparit, biolithit (berasal dari terumbu)
Grainstone : butiran tanpa matriks Mudstone : matriks, butiran sedikit Wackestone : matriks > butiran; butiran mengambang di dalam matriks Packstone : butiran > matriks; butiran saling bersinggungan, hadir matriks Klasifikasi A.F. Embry & J.E. Klovan :
Floatstone: (seperti packstone) - terdiri dari > /mencapai 10% butiran berukuran > 2mm - butiran tertanam dalam matriks lumpur .
Rudstone: (seperti grainstone) - 10% atau lebih ; spar dijumpai pada ruang antar butiran - butiran berukuran > 2mm Boundstone: - terdiri dari kerangka( korals dan stromatolite) Embry and Klovan (1971) membagi boundstone menjadi 3 kelompok : (sekarang lebih dikenal sebagai modifikasi dari Dunham.sbb.: Bafflestone: organisms acted as baffles" Bindstone: "organisms encrusting and binding" Framestone "organisms building a rigid framework"
Klasifikasi menurut Folk - berdasarkan % kehadiran (1) allochems, (2) calcite cement / 'spar", dan (3) matriks kalsit berukuran kriptokristalin (micrite) mikrokristalin. - allochem : intraklas, ooids, pellets, bioklas. intraklas, ooids, bioklas. - intraklas : intra-formational rock fragments terdiri dari kalsit kriptokristalin - mikrokristalin atau terdiri dari bioklas berukuran halus (ostrakoda) bentuk lebih membundar; ukuran umumnya > 2mm hingga kurang dari beberapa cm. - Ooids : butiran karbonat berukuran < 1 mm; bentuk membundar (spherical);konsentris; utk ooid berukuran lebih kasar (> beb. mm) disebut pisolit.
- Pellets : Butiran terdiri dari kalsit / aragonit berukuran kriptokristalin mikrokristalin ukuran maksimum < 2mm, memanjang (elips) - Bioklas : cangkang organisme berkomposisi kalsit/aragonit
DIAGENESIS lingkungan near-surface marine, meteoric environment, deep-burial environment proses-proses : sementasi, mikritisasi (oleh organik), neomorfisme, disolusi, kompaksi, dolomitisasi neomorfisme : proses penggantian mineral yang sejenis (polimorf); biasanya lebih kasar mineralogi : aragonit, kalsit, dolomit (karbonat), lain-lain (kuarsa, felspar, mineral lempung, fosfat, oksida besi, sulfida, evaporit) 3 lingkungan diagenesis (utama) : - marine (dibawah lantai samudera/sea floor); shallow- & deep water & zone intertidal - supratidal - near-surface meteoric : terjadi setelah deposisi, atau pada kedaan uplifted setelah burial - lingkungan burial : 10-ratusan meter : rekristalisasi, metamorfosis
FeCO3
Kalsit dan aragonit dijumpai dalam bentuk : butiran,lumpur,spar butiran : pecahan karbonat, oolit,peloid,partikel skeleton, partikel komposit (termasuk fragment batuan)
Aphanocrystalline
Under 0.0039 mm
0.0039 to 0.0156 mm
Finely crystalline
0.0156 to 0.0625 mm
Medium crystalline
0.0625 to 0.25 mm
Coarsely crystalline
0.25 to 1.00 mm
1.00 to 4.00 mm
Over 4.00 mm